Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"The aim of the study was to compare ex vivo the toxic effects of six root canal sealers immediately after mixing or setting on human periodontal ligament fibroblasts (HPdLF). Freshly mixed (I group) or set (allowed to dry for 24 h) (II group) specimens of AH Plus Jet (AH), Apexit Plus (AP), MTA Fillapex (FL), GuttaFlow (GF), MetaSEAL Soft (META), and Tubli-Seal (TS) were prepared. HPdLF were exposed for 24 h to the specimens. 3-(4,5-dimethylthiazolo-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide assay was used to examine the effect of the root canal sealers on mitochondrial metabolic activity. Fluorescein isothiocyanate (FITC)-annexin V (AnV) and propidium iodide staining followed by flow cytometry was used to identify the effects of the materials on cell apoptosis/necrosis. Statistical analyses were performed by one-way ANOVA followed by post hoc tests, and significance was determined at P < 0.05. Most materials from the two groups reduced the viability of the cultured cells compared with the control group (P < 0.05). Statistical analysis showed significant differences in HPdLF viability between the individual materials in each group (P < 0.001). AH and AP induced a significant increase in the percentage of apoptotic cells, while TS, FL, and META elevated the proportion of necrotic cells compared with other materials and the controls (p < 0.05). The cytotoxic effects of the tested root canal sealers (both fresh and set) on HPdLF varied. Both forms of sealers were able to cause toxic effects by inducing apoptosis and necrosis in HPdLF. The cytotoxicity of FL, META, TS was mainly associated with necrosis, while AH and AP with apoptosis."

"Telah dilakukan uji pemanfaatan getah pisang ambon (Musa paradisiaca var sapientum Lamb) dalam penyembuhan luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus novergicus). Penyembuhan luka bakar dievaluasi dengan menghitung jumlah leukosit PMN dan jumlah fibroblas pada hari ke 7, 14, dan 21 setelah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan jumlah leukosit PMN pada subjek yang diobati dengan getah pisang ambon relatif lebih signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif dan positif (Bioplacenton ®). Sebaliknya, peningkatan jumlah fibroblas secara signifikan ditunjukkan pada hari ke-14 dan ke-21 setelah perawatan. Kesimpulannya, pengobatan dengan getah pisang Ambon pada luka bakar memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kedua kontrol positif dan negatif.

---

A study of ambonese plantain banana (Musa paradisiaca var sapientum Lamb) treatment in burn wound healing on the skin of white rats (Rattus novergicus) has been conducted. The wound healing of burn injuries was evaluated by counting the number of PMN leukocytes and fibroblasts at the 7th, 14th, and 21st days following the treatment. The study showed that the decrease in number of PMN leukocytes of subjects treated with ambonese plantain banana was relatively more significant compared to both negative and positive control (Bioplacenton®). In contrast, an increasing number of fibroblasts was significantly demonstrated at the 14th and 21st days after treatment. In conclusion, ambonese plantain banana treatment in burn injuries will provide bett er results compared to both positive and negative controls."

"Pendahuluan: Cancer-associated fibroblasts (CAFs) merupakan populasi sel yang heterogen dan memiliki hubungan timbal balik dengan sel tumor. Bagaimana mekanisme molekuler yang mendasari pengaruh CAFs terhadap prognosis karsinoma kolorektal (KKR) masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sekretom CAFs terhadap transisi epitel-mesenkim (TEM), invasi dan kepuncaan sel KKR melalui jalur pensinyalan hepatocyte growth factor (HGF)/c-mesenchymal-transition receptor (c-Met)Metode: Dilakukan pemeriksaan histopatologi pada tiga puluh dua blok paraffin KKR untuk menilai tipe CAFs dan stroma, imunoekspresi α-SMA dan HGF, tumor budding, kedalaman invasi dan metastasis kelenjar limfe. Pemeriksaan in vitro berupa suplementasi sekretom fibroblast primer dari area tumor (CAFs) dan area non tumor dari tiga pasien KKR kepada sel lestari KKR (HT-29) untuk menilai pengaruhnya terhadap TEM, invasi dan kepuncaan sel KKR. Analisis statistik menggunakan uji beda proporsi, uji beda rerata berpasangan serta uji korelasi. Nilai p<0,05 dianggap bermakna secara statistik.Hasil: Tipe CAFs dan metastasis kelenjar limfe berhubungan bermakna dengan derajat tumor budding. Sedangkan variabel lain pada pemeriksaan histopatologi tidak memperlihatkan hubungan yang bermakna. CAFs yang diisolasi dari pasien KKR memperlihatkan ekspresi mRNA α-SMA yang lebih tinggi, sedangkan ekspresi mRNA dan protein HGF memperlihatkan pola yang berbeda diantara ketiga pasang fibroblast. Suplementasi sekretom CAFs kepada sel HT-29 meningkatkan ekspresi mRNA c-Met sebagai reseptor HGF, meningkatkan ekspresi mRNA dan protein vimentin dan E-cadherin sebagai marka TEM, meningkatkan ekspresi mRNA MMP-2 sebagai marka invasi dan meningkatkan ekspresi mRNA CD44 dan CD133 sebagai marka kepuncaan. Terdapat korelasi positif bermakna antara c-Met dengan TEM dan kepuncaan serta korelasi positif kuat dan bermakna antara TEM dan kepuncaan sel KKR.Kesimpulan: Sekretom CAFs menginduksi TEM, invasi dan kepuncaan sel KKR melalui pensinyalan HGF/c-Met. Mekanisme molekuler ini mendasari hubungan yang bermakna antara tipe CAFs dengan tumor budding."

"Latar Belakang: Mukositis oral adalah peradangan di rongga mulut yang terjadi sebagai efek samping dari tindakan kemoterapi pada pasien kanker. Pada penelitian ini, sel Human Gingival Fibroblasts (HGF) diberikan paparan agen kemoterapi 5-Fluorouracil yang kemudian diberikan perlakuan probiotik Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 dan supernatan dari probiotik tersebut yang diharapkan mampu mempercepat proses penyembuhan luka. Kemampuan penyembuhan luka probiotik dan supernatan Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 akan diuji melalui uji gores (scratch) untuk mengukur efektivitas probiotik Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 dalam mempercepat penyembuhan luka. Tujuan: Menganalisis kemampuan penyembuhan luka pada sel Human Gingival Fibroblasts (HGF) yang dipaparkan 5-Fluorouracil dan diberikan perlakuan probiotik dan supernatan Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05. Metode: Sel Human Gingival Fibroblasts (HGF) dipaparkan 5-Fluorouracil kemudian diberikan perlakuan probiotik dan supernatan dari Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05. Selanjutnya analisis kemampuan penyembuhan luka melalui uji gores (scratch). Hasil: Perlakuan dengan paparan 5-Fluorouracil dan probiotik Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 konsentrasi rendah menunjukan hasil terbaik dan signifikan dalam mempercepat penyembuhan luka (p<0,05). Sedangkan, perlakuan lain tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Kesimpulan: Terdapat pengaruh kemampuan penyembuhan luka pada kultur sel Human Gingival Fibroblast (HGF) yang dipaparkan 5-FU dan diberikan probiotik Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 berdasarkan uji gores (scratch).

---

Background: Oral mucositis is an inflammation of the oral cavity that occurs as a side effect of chemotherapy in cancer patients. In this study, Human Gingival Fibroblasts (HGF) cells were exposed to the chemotherapy agent 5-Fluorouracil which was then treated with the probiotic Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 and the supernatant of the probiotic which is expected to accelerate the wound healing process. The wound healing ability of the probiotic and the supernatant of Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 will be evaluated through a scratch assay to measure the effectiveness of the probiotic Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 in accelerating wound healing. Objective: To analyze the wound healing ability of Human Gingival Fibroblasts (HGF) cells exposed to 5-Fluorouracil and treated with probiotic and supernatant of Lactococcus lactis subspecies. lactis strain Y-PDH05. Method: Human Gingival Fibroblasts (HGF) cells were exposed to 5-Fluorouracil and then treated with probiotics and supernatant from Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05. Furthermore, analysis of wound healing ability through scratch assay. Results: Treatment with exposure to 5-Fluorouracil and probiotic Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 at low concentrations showed the best and significant results in accelerating wound healing (p<0.05). Meanwhile, other treatments did not show significant difference. Conclusion: There is an effect of wound healing ability on Human Gingival Fibroblast (HGF) cell culture exposed to 5-FU and given probiotic Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 based on scratch assay."

"Latar Belakang: Mukositis oral adalah peradangan di rongga mulut yang terjadi sebagai efek samping dari tindakan kemoterapi pada pasien kanker. Pada penelitian ini, sel Human Gingival Fibroblasts (HGF) diberikan paparan agen kemoterapi 5-Fluorouracil yang kemudian diberikan perlakuan probiotik Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 dan supernatan dari probiotik tersebut yang diharapkan mampu mempercepat proses penyembuhan luka. Kemampuan penyembuhan luka probiotik dan supernatan Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 akan diuji melalui uji gores (scratch) untuk mengukur efektivitas probiotik Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 dalam mempercepat penyembuhan luka. Tujuan: Menganalisis kemampuan penyembuhan luka pada sel Human Gingival Fibroblasts (HGF) yang dipaparkan 5-Fluorouracil dan diberikan perlakuan probiotik dan supernatan Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05. Metode: Sel Human Gingival Fibroblasts (HGF) dipaparkan 5-Fluorouracil kemudian diberikan perlakuan probiotik dan supernatan dari Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05. Selanjutnya analisis kemampuan penyembuhan luka melalui uji gores (scratch). Hasil: Perlakuan dengan paparan 5-Fluorouracil dan probiotik Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 konsentrasi rendah menunjukan hasil terbaik dan signifikan dalam mempercepat penyembuhan luka (p<0,05). Sedangkan, perlakuan lain tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Kesimpulan: Terdapat pengaruh kemampuan penyembuhan luka pada kultur sel Human Gingival Fibroblast (HGF) yang dipaparkan 5-FU dan diberikan probiotik Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 berdasarkan uji gores (scratch).

---

Background: Oral mucositis is an inflammation of the oral cavity that occurs as a side effect of chemotherapy in cancer patients. In this study, Human Gingival Fibroblasts (HGF) cells were exposed to the chemotherapy agent 5-Fluorouracil which was then treated with the probiotic Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 and the supernatant of the probiotic which is expected to accelerate the wound healing process. The wound healing ability of the probiotic and the supernatant of Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 will be evaluated through a scratch assay to measure the effectiveness of the probiotic Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 in accelerating wound healing. Objective: To analyze the wound healing ability of Human Gingival Fibroblasts (HGF) cells exposed to 5-Fluorouracil and treated with probiotic and supernatant of Lactococcus lactis subspecies. lactis strain Y-PDH05. Method: Human Gingival Fibroblasts (HGF) cells were exposed to 5-Fluorouracil and then treated with probiotics and supernatant from Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05. Furthermore, analysis of wound healing ability through scratch assay. Results: Treatment with exposure to 5-Fluorouracil and probiotic Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 at low concentrations showed the best and significant results in accelerating wound healing (p<0.05). Meanwhile, other treatments did not show significant difference. Conclusion: There is an effect of wound healing ability on Human Gingival Fibroblast (HGF) cell culture exposed to 5-FU and given probiotic Lactococcus lactis subspecies lactis strain Y-PDH05 based on scratch assay."