Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Violent Andary
"Pembiayaan puskesmas yang berasal dari pemerintah (dana publik) harus dipastikan telah digunakan secara efektif, efisien dan transparan dengan menggunakan sistem Public Financial Management. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan dana puskesmas untuk meningkatkan cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) di Puskesmas Kota Bogor. Data dikumpulkan melalui tinjauan dokumen kualitatif dan kuantitatif serta melalui wawancara mendalam semi-terstruktur dengan 12 informan terpilih. Tren realisasi dana untuk KN1 dianalisis secara deskriptif. Data kualitatif dianalisis dalam bentuk matriks dan divalidasi melalui triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa realisasi dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan dana kapitasi puskesmas pada tahun 2016-2018 mengalami peningkatan yang signifikan. Untuk implementasi KN1, tidak ada anggaran khusus yang ditetapkan dalam penyusunan anggaran. Namun dalam pelaksanaan anggaran, dana yang digunakan oleh puskesmas untuk mendukung peningkatan cakupan KN1 terdiri dari pembelian vitamin K, salep mata, klem tali pusat, pelaksanaan kelas ibu hamil, dan lain-lain. Dana yang digunakan berasal dari BOK dan Kapitasi. Pemantauan anggaran dilakukan secara berkala baik oleh internal (puskesmas dan dinas kesehatan) maupun eksternal (inspektorat). Penelitian ini mengidentifikasi bahwa ketepatan waktu penetapan pagu anggaran untuk puskesmas dan integrasi perencanaan antara dinas kesehatan dan puskesmas memainkan peran penting dalam perumusan anggaran. Transaksi tunai merupakan mekanisme paling tepat untuk kegiatan yang melibatkan masyarakat/kader/lintas sektor. Bendahara dengan latar belakang pendidikan keuangan akan meningkatkan kualitas laporan keuangan Puskesmas.

Puskesmas funding from the government (public funds) must be ensured that it has been used effectively, efficiently and transparently by using a public financial management system. This study aims to analyze the utilization of puskesmas funds to increase the coverage of the first neonatal visit (KN1) in Bogor City. Data were collected through qualitative and quantitative document review and semi-structured in-depth interview with 12 purposively selected informants. Funds for KN1 trend were analyzed descriptively. Qualitative data were analyzed in the form of a matrix and validated through the triangulation. The results showed that the realization of puskesmas funds from Health Operational Assistance (BOK) and capitation funds in 2016-2018 experienced a significant increase. For the implementation of KN1, there is no special budget set in the budget formulation. However, in the budget execution funds used by puskesmas to support the increase in KN1 coverage consisted of purchasing vitamin K, eye ointments, umbilical cord clamps, implementing classes for pregnant women, and others. The funds used are from BOK and capitation. Budget monitoring is carried out periodically both by internal (puskesmas and district health office) and external (inspectorate). This study identified that the timeliness of setting the budget ceiling for puskesmas and the integration of planning between district health office and puskesmas played an important role in the budget formulation. A cash transaction is needed for activities involving the community/cadres/cross-sectors. An economist treasure will improve the quality of the Puskesmas financial report."
Depok: Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victorino
"ABSTRAK
Realisasi dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk Puskesmas di Kota
Depok dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 meningkat sebesar 25,56%.
Tingginya serapan dana tersebut seharusnya diimbangi dengan peningkatan
cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1). Hasil capaian KN1 di tahun 2013
mengalami penurunan sebesar 6,11%, sehingga perlu dievaluasi. Penelitian
dilakukan di Dinas Kesehatan dan 4 Puskesmas, yaitu Puskesmas Cipayung,
Puskesmas Cinere, Puskesmas Cilodong dan Puskesmas Tapos dengan metoda
kualitatif dan mempertimbangkan variabel dana serta cakupan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak semua Puskesmas kekurangan sumber daya manusia
dan sarana prasarana dalam mengelola BOK dan program kesehatan anak. Namun,
ketersediaan dana operasional rutin (BOP) untuk melakukan kunjungan luar
gedung relatif terbatas, sehingga Puskesmas mengutamakan dana BOK. Sebelum
pelaksanaan kegiatan, tiap Puskesmas menetapkan rencana pelaksanaan
berdasarkan capaian program tahun sebelumnya dengan melibatkan lintas program
di Puskesmas. Dana BOK dimanfaatkan untuk kunjungan neonatus resiko tinggi,
penyuluhan dan pendataan sasaran oleh kader kesehatan

ABSTRACT
The Health Operational Fund (BOK) to support programs in 2013 in Depok has
increased 25,56% as compared to 2012. This should be followed by an increase in
coverage of the first neonatal visit (KN1). Performance of KN1 in the year 2013
decreased by 6,11%, so it is needed to evaluate the use of BOK. The study was
conducted at the District Health Office level and covering 4 health centers, namely
Cipayung, Cinere, Cilodong and Tapos using qualitative approach and considered
cost and coverage variables. The results showed that there was no shortage on
human resources and facility to manage the Puskesmas Operational funds (BOK)
and neonatal health programs. The availability of routine operational funds (BOP)
is limited so that the health center has been relying on BOK fund to support
outreach programs. Each health center set up Plan of Action based on previous
programs achievement involving various relevant programs. The fund was used for
high risk neonatal visit, counseling and mapping the target by cadres."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triseu Setianingsih
"ABSTRAK
Di Indonesia Angka kematian neonatus masih belum mengalami penurunan dari
tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 yaitu 19/1000 KH (SDKI,2012).Sebagian besar
kematian neonatal yang terjadi setelah 6-48 jam pasca kelahiran dapat dicegah dengan
perawatan bayi baru lahir yang tepat dan dimulai segera setelah melahirkan melalui
Kunjungan neonatal pertama (KN1) yang adekuat dan sesuai standar (WHO,2012). Namun
kualitas pelayanan KN1 masih belum sesuai dengan target yang diharapkan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis secara multivel faktor-faktor yang mempengaruhi
Kunjungan neonatal pertama dari berbagai level.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan didukung oleh penelitian
kualitatif. Sampel yang digunakan untuk masing-masing level adalah 1014 ibu bayi untuk
level 1, 95 orang pengelola desa untuk level desa, 51 pengelola Program kesehatan anak
Puskesmas untuk level 3 dan 13 pengelola Program kesehatan anak kabupaten untuk level
4 yang ada di 8 Propinsi di Indonesia. Analisis data dilakukan melalui analisis univariat,
bivariat, multivariat dengan Regresi Logistik dan permodelan Multilevel dengan
menggunakan analysis multilevel regression logistic random intercept model dengan
menggunakan Program Stata 14.0. Metode triangulasi digunakan dalam studi kualitatif
untuk menjaga validitas data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa capaian KN1 askes sebesar 47.5% lebih tinggi
dibanding KN1 berkualitas yaitu 29.3 %. Hasil pemodelan multilevel menunjukkan bahwa
variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap KN1 Akses dan kualitas adalah Penolong
persalinan dengan PValue.0.000 dan OR=3.359 untuk KN1 akses dan PValue 0.04 dan OR
= 3.035 untuk KN1 kualitas. Pada permodelan akhir, secara bersama-sama kontribusi
semua level pada KN1 akses sebesar 57.27 % sedangkan untuk KN1 kualitas sebesar
87.76%. Berdasarkan penerapan manajemen mutu total sebagian besar 52.6 % Puskesmas
berada pada fase 2 dan Level 2 yaitu masih berorientase ke Proses belum mengarah ke
penerapan Total manajemen mutu (TQM). Penelitian ini menunjukkan kesesuaian pola
hubungan antara enabler dan result sesuai pola dalam EFQM model.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan kabupaten dan Kementerian Kesehatan, untuk
mengupayakan dan menjamin keberadaan dan pendistribusian bidan di setiap desa dan
mengoptimalkan perencanaan tenaga kesehatan (bidan) sesuai PMK N0.33 Tahun 2015.
Disarankan kepada Puskesmas untuk mengupayakan kontak antara petugas kesehatan
dengan ibu bayi sebelum kelahiran bayi untuk meningkatkan akses pada periode berikutnya
yaitu KN1. Perlu adanya kerjasama dan kemitraan yang baik antara puskesmas dengan
pengelola desa untuk menguatkan keberdayaan desa dalam bidang kesehatan sehingga
pada level individu ibu menjadi lebih berdaya dan memiliki peluang yang besar untuk
membawa anaknya dalam pelaksanaan KN1 , selain itu untuk meningkatkan kualitas
manajemen Puskesmas perlu adanya supervisi dan penerapan SMM (Sistem Manajemen
Mutu) Puskesmas misalnya melalui penerapan ISO untuk menjamin Pelayanan Prima dan
pengelolaan Puskesmas yang berkualitas.

ABSTRACT
Neonatal mortality rate in Indonesia is still experiencing a decrease from 2007 up
to 2012, namely 19/1000 KH (IDHS, 2012) .Most of neonatal deaths that occur after 6-48
hours after birth can be prevented with newborn care is appropriate and started soon after
birth through the first neonatal visit (KN1) adequate and appropriate standards (wHO,
2012). However KN1 service quality still does not meet the expected target. This study
aims to analyze multivel factors affecting neonatal visit was the first of a variety of levels.
This research is a quantitative research was supported by qualitative research. The
sample used for each level is 1014 mothers of infants to level 1, 95 managers of the village
to the village level, 51 managers of health programs Child Health Center for level 3 and 13
managers Program child health districts to level 4 in 8 Provinces in Indonesia , The data
analysis was done through univariate, bivariate, and multivariate logistic regression
modeling Multilevel analysis using multilevel logistic regression models with random
intercept using the program Stata 14.0. Triangulation method used in a qualitative study to
maintain the validity of the data.
The results showed that the achievement KN1 askes by 47.5% higher than the
quality KN1 ie 29.3%. Multilevel modeling results indicate that the variables that most
influence on KN1 Access and quality are labor Helper with PValue.0.000 and OR = 3.359
for KN1 access and pvalue 0:04 and OR = 3,035 for KN1 quality. At the end of the
modeling, jointly contribute to the KN1 access all levels of 57.27% while for KN1 quality
of 87.76%. Based on the application of total quality management largely PHC 52.6% are
in Phase 2 and Level 2 is still berorientase to process not yet led to the implementation of
total quality management (TQM). This study demonstrated the suitability of the pattern of
relationships between enablers and the result according to the pattern in the model EFQM.
Suggested to the District Health Office and the Ministry of Health, to seek and
ensure the presence and distribution of midwives in every village and optimize the planning
of health professionals (midwives) in accordance PMK N0.33 Year 2015. It is suggested
to contact the health center to seek health care workers with the baby's mother before birth
baby to improve access in the next period that is KN1. The need for cooperation and
partnership between local health centers with managers of the village to strengthen the
empowerment of villagers in the health sector so that at the level of individual mothers
become more empowered and have a great opportunity to bring his son in the
implementation KN1, in addition to improving the quality of management of PHC need for
supervision and implementation of QMS (quality Management System) health centers for
example through the implementation of ISO to guarantee the quality Service and quality
management of the health center."
2016
D2194
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library