Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Banche, M.
Paris: L'Expansion Scientifique Francaise, 1972
615.5 BAN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Monty P. Satiadarma
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000
612.044 MON d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Page, R.L.
Oxford : Pergamon Press, 1975
612.044 PAG m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pargman, David
New Jersey: Prentice-Hall, 1998
612.044 PAR u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Ellis Horwood , 1992
572.51 MET
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiansyah
Abstrak :
Latar belakang: Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab gagal jantung. Terapi yang selama ini dilakukan belum sepenuhnya mampu memperbaiki kerusakan otot jantung yang telah terjadi. Terapi sel punca baik injeksi maupun patch juga masih belum memperlihatkan hasil yang memuaskan. Penggunaan patch jantung dihadapkan pada masalah seperti rendahnya viabilitas sel yang dihasilkan. Hipotermia pada suhu 4°C yang digunakan untuk isolasi kardiomiosit selama ini dikaitkan dengan gangguan aktivitas sel yang menyebabkan penurunan jumlah sel viabel yang dihasilkan. Suhu 37°C yang merupakan suhu fisiologis tubuh dinilai mampu menghasilkan viabilitas sel lebih baik. Metode: Studi ekperimental in vitro dilakukan di Pelayanan Jantung Terpadu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (PJT-RSCM) dan Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam periode Desember 2019 hingga November 2020 dengan mengikutsertakan subjek pasien yang menjalani operasi total koreksi tetralogy of Fallot. Jaringan reseksi otot infundibulum jantung diambil kemudian dilakukan isolasi untuk menilai viabilitas sel dan ekspresi genetik. Hasil: Delapan subjek ((n = 4) ± 95% C.I) kelompok suhu 37°C secara signifikan menghasilkan jumlah sel viabel yang lebih banyak (mean: 2675sel/mg) dibandingkan suhu 4°C (mean: 970 sel/mg) dengan (p <0,05). Ekspresi gen yang mengekspresikan sel kardiomiosit secara flowsitometer terlihat kelompok medium transpor 37°C secara bermakna lebih tinggi dibandingkan dengan suhu 4°C. Simpulan: Isolasi kardiomiosit menggunakan medium transpor suhu fisiologis (37⁰C) menghasilkan jumlah sel viable yang lebih banyak dibandingkan medium konvensional (4⁰C). ......Background: Coronary heart disease is one of the main causes of death in developing countries, including Indonesia. This disease is one of the causes of heart failure. The therapy that has been implemented has not able to repair the damage of the heart muscles that have occurred. Stem cell therapy, either injection or patch, has not succeeded satisfactorily. The use of the cardiac patch is exposed to many problems such as low viability of the cells produced. Hypothermia at 4°C, which is used for isolation of cardiomyocytes related with activity disturbance which causes a decrease in the number of viable cells produced. The temperature 37°C which is the body's physiological temperature considered can produce better cell viability. Methods: An experimental invitro study was conducted in the Pelayanan Jantung Terpadu Cipto Mangunkusumo (PJT-RSCM) and the Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Faculty of Medicine, University of Indonesia from December 2019 to November 2020 by recruiting patient subjects who underwent total correction of tetralogy of Fallot. The resection of the cardiac infundibulum was taken and then isolated to assess cell viability and gene expression. Results: A total of eight subjects ((n = 4) ± 95% CI) the 37°C group produced significantly more viable cells (mean: 2675 cells/mg) than at 4°C (mean: 970 cells/mg).)) with (p <0.05). The expression of genes expressing cardiomyocytes by flowcitometer showed that the physiological group (37°C) was significantly higher than the conventional group (4°C). Conclusion: Isolation of cardiomyocytes using a physiological temperature transport medium (37⁰C) resulted in a higher number of cells than conventional medium (4⁰C).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Wirahadikusumah
Abstrak :
Introduksi: Pengukuran dimensi vertikal fisiologis yang akurat merupakan tahap penting pada perawatan gigi tiruan lepas agar gigi tiruan lepas dapat digunakan dan memberi kenyamanan bagi pemakainya. Pengukuran dimensi vertikal fisiologis dapat dilakukan secara langsung (pengukuran wajah, penelanan, fonetik, biting forces, taktil dan rumus Hayakawa) dan secara tidak langsung (foto wajah, pencatatan sebelum pencabutan). Foto dapat berupa foto sefalo, foto wajah lama atau foto digital wajah. Gomes, dkk menemukan bahwa pengukuran secara tidak langsung pada foto digital wajah dan dianalisis dengan program HL Image ++97 dapat digunakan untuk memprediksi dimensi vertikal fisiologis. Tujuan: Mengetahui pengukuran secara tidak langsung pada foto digital wajah dapat digunakan untuk menetapkan dimensi vertikal fisiologis sebenarnya dan mengetahui korelasi pengukuran dimensi vertikal fisiologis secara langsung pada wajah dan secara tidak langsung pada foto digital wajah. Material dan Metode: Data pengukuran secara langsung pada wajah dan secara tidak langsung pada foto digital wajah ( 64 mahasiswa ). Pengukuran pada foto digital dianalisis dengan program Adobe Photoshop. Hasil: Uji One way Anova menghasilkan bahwa pengukuran jarak sudut mata ? sudut bibir dan jarak dasar hidung - ujung dagu secara langsung pada wajah (p=0,448; p>0,05) dan secara tidak langsung pada foto digital wajah (p=0,28; p>0,05), didapatkan bahwa jarak pada kedua pengukuran adalah sama satu sama lain. Uji Korelasi Pearson menghasilkan p=0,000 dan r=0,425, berarti terdapat korelasi yang bermakna dengan kekuatan korelasi sedang. Kesimpulan: Pengukuran dimensi vertikal fisiologis secara tidak langsung pada foto digital wajah dapat digunakan untuk menetapkan dimensi vertikal fisiologis sebenarnya dan terdapat korelasi antara pengukuran dimensi vertikal fisiologis secara langsung pada wajah dan secara tidak langsung pada foto digital wajah dengan kekuatan korelasi sedang. ......Introduction: A correct physiological vertical dimension measurement at the early stage of treatment has an important role to the success of treatment with denture, which result in comfort for the patient. This measurement can be done either direct such as facial measurement, swallowing, phonetic, biting force tactile sense and Hayakawa formula. It also can be done indirectly like by photographs of the patient?s face, or by pre extraction record. Photographic methods include cephalometric radiograph, patient?s old photographs, or digital photographs of patient's face. Gomes et al found that indirect measurement of the face using digital photographs and analyzed by Image HL ++97 can be used to predict the physiological vertical dimension. Purpose: To find out if the indirect measurement of the face by digital photograph can be use to determine the physiological vertical dimension, and to find out any correlation between the direct method and indirect method by digital photograph to determine the physiological vertical dimension. Material and method: Data of the direct facial measurement and indirect method by digital photograph was done, including 64 students. Measurement on digital photographs was analyzed by Adobe Photoshop software. Result: One way Anova test result for measurement of the distance between the outer canthus of the eye to the commisure of the lip and the distance between the base of the nose to the lower border of the chin for direct measurement (p=0,448; p>0,05) and for indirect measurement on photograph produced by digital photographic (p=0,28; p>0,05), which concluded no significant differences distance on both measurement. Pearson Correlation test result p=0,000 and r=0,425, which concluded a significant correlation with moderate correlation power. Conclusion: Indirect measurements method of the face by digital photograph can be use to determine the physiological vertical dimension.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T31947
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zsa Zsa Syarifatun Nissa
Abstrak :
Resorpsi fisiologis akar gigi sulung terjadi pada gigi yang sehat atau yang mengalami karies tanpa melibatkan pulpa,sedangkan resorpsi patologis gigi sulung terjadi pada gigi yang mengalami karies mencapai pulpa. Pengetahuan mengenai efek dari resorpsi akar gigi sulung pada tumbuh kembang gigi tetap dapat membantu dokter gigi untuk memilih rencana perawatan yang tepat. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tahapan tumbuh kembang gigi tetap antara gigi sulung yang mengalami resorpsi fisiologis dengan patologis pada anak perempuan usia 6-8 tahun. Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan desain potong lintang berupa 72 gigi molar sulung bawah yang dilihat menggunakan radiograf panoramik usia 6-8 tahun yang berjumlah 30 lembar. Hasil : didapat perbedaan yang bermakna (p<0.05) pada tahapan tumbuh kembang gigi tetap antara gigi sulung yang mengalami resoprsi fisiologis dan patologis.
Primary teeth undergo physiological root resorption in normal circumstances or slight caries without pulp involvement, while pathological root resorption of primary teeth happen in severe caries with pulp involvement. Knowledge on the effect of primary teeth root resorption to development stage of permanent teeth will help the dentist to decide the proper treatment planning. Aim: The aim of this research was to determine about the different stage of development permanent teeth between physiological and pathological primary root resorption in girls aged 6-8 years old. Method: The method of this research was descriptive with cross sectional design. The subjects were 72 mandibular primary molars that was seen using 30 sheets panoramic radiograph in girls aged 6-8 years old Result : Result showed that there was significant difference (p<0.05) on permanent teeth development stage among physiological and pathological root resorption of primary teeth.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Salsabilla
Abstrak :
Penelitian mengenai pengaruh NP Ag terhadap tumbuhan telah dilakukan dengan beragam jenis tumbuhan serta konsentrasi NP Ag. Hasil penelitian yang dilakukan yaitu berupa efek positif dan negatif dari pemberian NP Ag pada tumbuhan yang dapat dilihat dari pertumbuhan dan fisiologisnya. Penelitian ini menggunakan tanaman sorgum sebagai tanaman ujinya, tanaman sorgum merupakan tanaman yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibandingkan tanaman serealia lainnya. Penelitian ini menggunakan sistem hidroponik, selain NP Ag yang lebih mudah diserap tanaman, pemantauan tanaman dengan sistem hidroponik juga lebih mudah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian NP Ag terhadap pertumbuhan dan kondisi fisiologis tanaman sorgum (Sorghum bicolor L.) pada sistem hidroponik. Terdapat 5 perlakuan dalam penelitian ini, yaitu kontrol; NP Ag absorbansi 2 a.u; dan campuran larutan AB Mix dengan NP Ag dengan absorbansi 1 a.u, 2 a.u, dan 3 a.u. Pemberian NP Ag dilakukan dengan sistem hidroponik teknik deep water culture (DWC) selama 21 hari. Pengaruh pemberian NP Ag terhadap tumbuhan diketahui dengan melakukan uji terhadap beberapa parameter. Parameter tersebut antara lain karakter visual tanaman; kemudian parameter pertumbuhan yang meliputi jumlah daun; warna daun; panjang tunas dan akar serta berat segar dan berat kering tunas dan akar; serta parameter fisiologisnya meliputi kadar hidrogen peroksida (H2O2) dan klorofil. Parameter lingkungan yang diukur, yaitu suhu lingkungan, kelembapan, dan intensitas cahaya. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan NP Ag diduga memiliki efek toksik bagi tanaman sorgum berupa visual tanaman yang tidak sebaik kontrol, penurunan panjang tunas dan akar; berat segar dan berat kering tunas serta akar; dan jumlah daun jika dibandingkan dengan kontrol. Seluruh tanaman yang diberikan perlakuan NP Ag memiliki kandungan klorofil yang lebih rendah jika dibandingkan kontrol, sedangkan kandungan H2O2 yang dimiliki tanaman lebih tinggi jika dibandingkan kontrol, hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman sorgum dengan perlakuan NP Ag memberi respons stres oksidatif, akan tetapi perlakuan NP Ag dengan komposisi NP Ag 1 a.u dengan Ab Mix cenderung memiliki hasil yang sama dengan kontrol. ......Research on the effect of Ag NPs on plants has been carried out with various types of plants and Ag NP concentrations. The results of the research conducted were in the form of positive and negative effects of giving Ag NPs to plants which can be seen from their growth and physiology. This study used sorghum as a test crop. Sorghum is a plant that is more resistant to pests and diseases than other cereal crops. This study used a hydroponic system, apart from Ag NP which is more easily absorbed by plants, monitoring plants with a hydroponic system is also easier to do. This research was conducted to determine the effect of Ag NPs on the growth and physiological conditions of sorghum (Sorghum bicolor L.) plants in a hydroponic system. There are 5 treatments in this study, namely control; NP Ag absorbance 2 a.u; and a mixture of AB Mix solution with NP Ag with an absorbance of 1 a.u, 2 a.u, and 3 a.u. Administration of Ag NPs was carried out using a deep water culture (DWC) hydroponic system for 21 days. The effect of giving Ag NPs to plants is known by testing several parameters. These parameters include the visual character of plants; then the growth parameters which include the number of leaves; leaf color; shoot and root length and fresh and dry weight of shoots and roots; as well as physiological parameters including levels of hydrogen peroxide (H2O2) and chlorophyll. The environmental parameters measured were ambient temperature, humidity, and light intensity. The results showed that the Ag NP treatment tended to have a toxic effect on sorghum plants in the form of plant visuals that were not as good as controls, decreased shoot and root length; fresh weight and dry weight of shoots and roots; and the number of leaves when compared to the control. All plants treated with NP Ag had lower chlorophyll content when compared to the control, while the H2O2 content of the plants was higher than the control. This indicated that sorghum plants treated with NP Ag gave an oxidative stress response, but the NP Ag treatment with the composition of NP Ag 1 a.u with Ab Mix tends to have the same results as the control.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Darmawan
Abstrak :
Skripsi ini tentang adaptasi pengemudi ojek konvensional pada masa pandemi Covid-19 sebagai upaya dalam memenuhi kebutuhan fisiologisnya yang dibahas dari disiplin ilmu kesejahteraan sosial. Adanya pandemi Covid-19 membuat jumlah penumpang ojek konvensional menurun. Kondisi ini berpengaruh terhadap pendapatan pengemudi ojek konvensional dan mempengaruhi kesejahteraan mereka. Adaptasi menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pengemudi ojek konvensional agar tetap dapat bertahan dan memenuhi kesejahterannya pada masa pandemi Covid-19. Urgensi dilakukannya penelitian ini adalah melihat adaptasi yang dilakukan oleh pengemudi ojek konvensional pada masa pandemi Covid-19 sebagai upaya dalam memenuhi kebutuhan fisiologisnya sekaligus sebagai upaya untuk mempertahankan kesejahteraannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2022 sampai bulan Juni 2022 melalui teknik wawancara mendalam pada informan yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Informan utama dalam penelitian ini adalah pengemudi ojek konvensional dan informan pendukungnya adalah istri pengemudi ojek konvensional. Hasil penelitian menemukan bahwa adaptasi yang dilakukan oleh pengemudi ojek konvensional adalah melakukan pengurangan pengeluaran, melakukan pekerjaan sampingan, dan membangun relasi sosial. Pengurangan pengeluaran yang dilakukan oleh pengemudi ojek konvensional adalah pengurangan uang belanja, pengurangan pembelian, pengurangan uang jajan anak, dan penghematan listrik. Pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh pengemudi ojek konvensional adalah tukang parkir, ojek panggilan, dan tukang bangunan. Relasi atau bantuan yang diterima oleh pengemudi ojek konvensional adalah bantuan dari pemerintah, bantuan dari tetangga, dan bantuan dari saudara. Tujuan pengemudi ojek konvensional melakukan adaptasi adalah untuk mendapatkan tambahan pendapatan dan memenuhi kebutuhan. Menjaga integrasi antar sesama pengemudi ojek dilakukan dengan saling menghormati, saling bekerjasama, dan saling pengertian. Cara pengemudi ojek konvensional menjaga hubungan dengan penumpang adalah bersikap sopan, bersikap ramah, dan berhati-hati dalam berkendara. Pada penelitian ini, ditemukan juga perbedaan pemenuhan kebutuhan fisiologis antara sebelum dan pada masa pandemi Covid-19. Adanya perbedaan pemenuhan kebutuhan ini menandakan terdapat perubahan tingkat kesejahteraan pengemudi ojek konvensional pada masa pandemi Covid-19. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan ilmu kesejahteraan sosial, terutama pada mata kuliah teori sosiologi terkait dengan konsep AGIL (Adaptation-Goal Attainment-Integration-Latent Pattern Maintenance) dan mata kuliah pengantar psikologi Kesejahteraan Sosial terkait dengan kebutuhan fisiologis. ......This is about adaptation of conventional motorcycle taxi drivers during the Covid-19 pandemic as an effort to meet their physiological needs discussed from social welfare disciplines. The Covid-19 pandemic has reduced the number of conventional motorcycle taxi passengers. This condition affects the income of conventional motorcycle taxi drivers and affects their welfare. Adaptation is one of the ways conventional motorcycle taxi drivers can survive and fulfill their welfare during the Covid-19 pandemic. The urgency of this study is that the adaptations made by conventional motorcycle taxi drivers during the Covid-19 pandemic are efforts to maintain their welfare. This is a qualitative and descriptive research. Data collected from May 2022 to June 2022 through in-depth interviews with informants selected through purposive sampling technique. The main informants in this research were conventional motorcycle taxi drivers and the supporting informants were the wives of conventional motorcycle taxi drivers. Results of the research revealed three adaptations made by conventional motorcycle taxi drivers namely reducing expenses, doing side jobs, and building social relationships. Reductions in expenses made by conventional ojek drivers include spending money, reducing purchases, reducing children's pocket money, and saving electricity. Side jobs carried out by conventional motorcycle taxi drivers are parking attendants, on call motorcycle taxis, and construction workers. The relations or assistance received by conventional ojek drivers are assistance from the government, assistance from neighbors, and assistance from relatives. The purpose of conventional ojek drivers to adapt is to get additional income and meet needs. Maintaining integration among motorcycle taxi drivers is carried out with mutual respect, cooperation, and mutual understanding. The way conventional motorcycle taxi drivers maintain relationships with passengers is to be polite, be friendly, and be careful when driving. This study found differences in the fulfillment of physiological needs between before and during the Covid-19 pandemic due to changes of the welfare level of conventional motorcycle taxi drivers during the pandemic. This study expected to contribute to the development of social welfare science, especially in sociology theory courses related to the AGIL (Adaptation-Goal Attainment-Integration-Latent Pattern Maintenance) concept and introductory psychology courses related to physiological needs
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>