Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rijal Hasan
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini penggunaan agregat halus untuk Campuran mortar semen digantikan dengan bahan limbah berupa abu sekam padi (ASP) dan Precious Slag Ball (PSB). kuat tarik langsung sebanyak 40 benda uji sesuai standar ASTM C 307-03, kuat tarik lentur sebanyak 70 benda uji sesuai standar ASTM C 580-02, susut sebanyak 10 benda uji sesuai standar ASTM C-490-04, density sebanyak 20 benda uji sesuai standar ASTM C 905-01. Dengan menggunakan semen PCC dari 2 industri berbeda dan dengan komposisi Campuran 30% PCC 70% PSB (Campuran 1) dan 30% PCC 15% ASP 55% PSB (Campuran 2) diperoleh kuat tarik langsung pada umur 28 hari sebesar 3.103 MPa dan 2.867 MPa untuk Campuran 1; serta 0,935 MPa dan 0.875 MPa untuk Campuran 2. Kuat tarik lentur umur 28 hari sebesar 12.87 MPa dan 13.99 MPa untuk Campuran1 serta 3.136 MPa dan 3.131 MPa untuk Campuran 2. Regangan susut untuk Campuran 1 sebesar 0,00607, 0,00607 dan Campuran 2 sebesar 0,00713, 0,00667. Nilai density Campuran 1 sebesar 2,652 gram/m3 dan 2,65793 gram/m3 serta untuk Campuran 2 sebesar, 1,67044 gram/m3 dan 1,69017 gram/m. Campuran mortar dapat digunakam sebagai plesteran dengan syarat shrinkage < 0.1% ( ASTM C-531); tarik langsung > 0.5 MPa (BS 4551:1980)

ABSTRACT
In this study the use of fine aggregate for cement mortar was replaced with waste material called rice husk ash (RHA) and Precious Slag Ball (PSB). Mechanical properties tested in the laboratory were tensile strength using 40 samples according to ASTM C 307-03, flexural strength using 70 samples acording to ASTM C 580-02, shrinkage using 10 samples acording to ASTM C 490-04, density using 20 samples according to ASTM C 905-01. The composition of mortar using cement PCC taken from 2 different industries with composition of mixture 30% PCC 70% PSB (Mixture 1) and 30% PCC 15% ASP 55% PSB (Mixture 2). The tensile strength of 28 days mixture 1 and mixture 2 are 3.103 MPa and 2.867 MPa, 0,935 MPa and 0.875 MPa; The flexural strength of 28 days mixture 1 and mixture 2 are 12.87 MPa and 13.99 MPa, 3.136 MPa and 3.131 MPa; The shrinkage mixture 1 and mixture 2 are 0,00607 and 0,00607, 0,00713 and 0,00667; Density of mixture 1 and mixture 2 are 2,652 gram/m3 and 2,65793 gram/m3, 1,67044 gram/m3 and 1,69017 3 gram/m. In my research, this mortar mixture can be used for plaster with the condition of shrinkage is below than 0.1% ( ASTM C-531); and tensile strangth above than 0.5 MPa (BS 4551:1980) "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S953
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
H. Ilham Sipala
"Penelitian ini bertujuan mempelajari karakteristik kuat tarik belah dan kuat tarik lentur dari beton yang menggunakan semen putih (sebagai bahan baku utama) akibat pengaruh nilai faktor air semen (FAS). Variasi FAS yang digunakan pada campuran beton adalah 0,4; 0,45; 0,5; dan 0,55. Selanjutnya, penelitian ini akan membandingan nilai kuat tarik belah dan kuat tarik lentur antara beton yang menggunakan semen portland putih (WPC) dengan beton yang menggunakan semen PCC di masing-masing nilai faktor air semen (FAS). Metode dan prosedur pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada standar ASTM dan dilakukan di Laboratorium Bahan dan Struktur Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa beton WPC memiliki kuat tarik belah dan kuat tarik lentur yang lebih tinggi dibanding dengan beton PCC di masing-masing variasi FAS. Semakin besar kenaikan FAS, maka kuat tarik belah dan kuat tarik lentur yang dihasilkan akan semakin kecil, baik pada beton WPC maupun beton PCC. Perbedaan nilai terbesar pada kuat tarik belah yang terjadi antara beton PCC dengan beton WPC adalah pada variasi FAS 0,55 yaitu sebesar 17,83 %. Sedangkan untuk perbedaan nilai terbesar kuat tarik lentur antara beton PCC dengan beton WPC adalah pada variasi FAS 0,4 yaitu sebesar 35,28 %.

This research aims to study the characteristics of the splitting tensile strength and flexural tensile strength of concrete using white cement (as the main raw material) due to the influence of water-cement ratio (W/C). Variations in water-cement ratio that are used in the concrete mixture are 0.4, 0.45, 0.5 and 0.55. Furthermore, this study will compare the value of splitting tensile strength and flexural tensile strength of concrete using white Portland cement (WPC) with the use of concrete using PCC in each of the water-cement ratio (W/C). The method and procedure of this study was conducted with reference to ASTM standards and conducted in Materials and Structures Laboratory Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Indonesia. From the research results obtained that the WPC concrete had splitting tensile strength and flexural tensile strength is higher than with ordinary cement concrete in each variation of W/C. The greater increase of W/C, the splitting tensile strength and flexural tensile strength produced would be smaller, both WPC concrete and PCC concrete. Differences of greatest value in splitting tensile strength between PCC concrete with WPC concrete is the variation of W/C of 0.55 for 17.83%. As for the biggest value differences flexural tensile strength of PCC concrete with WPC concrete is the variation of water cement ratio of 0.4 for 35.28%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50491
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Muhid
"Skripsi ini membahas tentang penggunaan Abu Sekam Padi (RHA) sebagai bahan subtitusi perekat semen dan penggunaan Limbah Adukan Beton (CSW) sebagai agregat halus untuk mengurangi penggunaan jumlah pasir pada beton. Penelitian dilakukan dengan membuat mix design dari beton normal fc? 35 MPa dan dikembangkan pada lima variasi campuran dengan jumlah CSW 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dengan penggunaan RHA tetap yaitu 8% dari total pemakaian semen. Sifat mekanis beton yang diuji meliputi: kuat tarik lentur, kuat tarik belah, kuat geser dan susut.
Pengujian dilakukan pada umur 28, 56 dan 90 hari terhadap lima benda uji pada setiap umur pengujian. Pada pengujian kuat tarik lentur, kuat tarik belah dan kuat geser nilai optimum terjadi pada campuran dengan jumlah CSW 30%, sedangkan prosentase susut terbesar terjadi pada beton dengan campuran CSW 70%. Dari penelitian ini diharapkan beton dengan campuran RHA dan CSW dapat diaplikasikan untuk perkerasan jalan.

The focus of the study is observing the use of Rice Husk Ash (RHA) as a subtitute of portland cement and Concrete Sludge Waste (CSW) to reduce of sand in concrete. Refers to the mix design of normal concrete fc? 35 MPa the mechanical properties tested in five variations with a percentage of CSW 30%, 40%, 50%, 60%, 70% and using fixed number 8% of RHA.
The concrete were tested in flexural tensile strength, split tensile strength, shear strength and shrinkage at the age of 28,56 and 90 days for five specimens at each age of test. From the testing of flexural tensile strength, split tensile strength and shear strength obtained an optimum number of CSW 30%. And the largest percentage of shrinkage occurred in CSW 70%. From the result has been obtained, the concrete with RHA and CSW could be applied to the road pavement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43333
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library