Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riza Rahmat
Abstrak :
Seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya kebutuhan umat manusia serta diikuti dengan terus menipisnya cadangan sumber daya fosil yang selama ini menjadi sumber energi di seluruh dunia telah melahirkan banyak teknologi pengkonversi sumber daya alam terbarukan sebagai upaya penekanan pemakaian bahan bakar fosil. Salah satu teknologi tersebut adalah Fluidized Bed Combustor (FBC). Fluidized Bed Combustor berfungsi mengubah energi biomassa menjadi energi panas yang dapat dimanfaatkan. Alat ini bekerja dengan memanfaatkan hamparan pasir silika yang difluidisasikan menggunakan udara bertekanan. Hamparan pasir silika yang terfluidisasi ini berfungsi sebagai sarana penyimpan dan pendistribusi panas yang baik. Temperatur pengoperasian fluidized bed combustor berada pada saat bed 750-800ᵒC sehingga bahan bakar dapat terbakar dengan baik sehingga terjadi self sustained combustion. Agar terjadi proses pembakaran yang baik dari pemanasan awal hingga kondisi self sustained combustion diperlukan suplai udara bertekanan yang dihasilkan dari putaran blower. Dalam pengujian ini dilakukan dua kali pengujian dengan suplai udara 0,093 m3/s dan 0,085 m3/s, dengan variasi feeding yang berbeda. Hasil yang terbaik adalah dengan suplai udara 0,093 m3/s.
Along with the time changing and the increasing needs of mankind and followed by continuing depletion of fossil resources which has been a source of energy worldwide has spawned many technologies converting renewable natural resources as an effort to emphasis the use of fossil fuels. One such technology is the Fluidized bed combustor (FBC). Fluidized Bed combustor serves convert biomass energy into heat energy that can be utilized. It works by exploiting silica sand which fluidized using pressurized air. Fluidized silica sand that serves as a means of storage and good heat distributor. Operation temperature of fluidized bed combustor to be in 750-800 Celcius degree bed, so that fuel can be burned and resulting in self-sustained combustion. In order to develop good combustion process from the beginning to the heating stage, it is necessary to provide self-sustained combustion air supply resulted by a blower. This test was done twice with testing air supply at 0.093 m3/kg and 0.085m3/kg, with different variations of feeding. Best result is to supply air at 0.093 m3/kg.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S54465
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Prayitno
Abstrak :
Keseragaman temperatur pada Fluidized Bed Combustion adalah hal yang penting untuk menjaga kestabilan pembakaran. Dengan mengunakan wood pellets distribusi temperatur dapat lebih seragam tetapi terjadi aglomerasi. Aglomerasi menyebabkan terjadinya defluidisasi sehingga mengakibatkan FBC tidak dapat berkerja secara optimal. Untuk memperoleh distribusi temperatur yang merata dan tidak terjadi aglomerasi dalam penelitian ini diteliti dengan menambahkan campuran sekam padi pada wood pellets. Metode yang dilakukan adalah melakukan studi ekperimental pembakaran dari variasi campuran wood pellets dengan sekam padi dengan variasi sekam padi 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Hanya dengan menambahkan sekam padi 10%, Aglomerasi sudah tidak terjadi. Burning rate dengan campuran sekam yang terjadi dalam proses pembakaran lebih cepat dibanding tanpa menggunakan sekam padi. Sehingga didapat campuran bahan bakar yang optimum dengan distribusi temperatur yang lebih merata dan stabil pada bed, splash zone, dan freeboard dengan mengunakan campuran 90% wood pellets dan 10% sekam padi
Temperature uniformity on Fluidized Bed Combustion is important to maintain the stability of combustion. By using wood pellets is more uniform temperature distribution can but happen agglomeration. Agglomeration causes defluidisasi resulting FBC can not work optimally. To obtain uniform temperature distribution and agglomeration does not occur in this study researched by adding a mixture of rice husk on wood pellets. The method used is to study experimental combustion of wood pellets variation mix with rice husk rice husk with a variation of 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, and 50%. Just by adding a 10% rice husks, agglomeration is not occur. Burning rate with a mixture of chaff that occur in the combustion process faster than without the use of rice husk. In order to get optimum fuel mixture with the uniform temperature distribution more uniform and stable in bed, splash zone and freeboard by using a blend of 90% wood pellets and 10% rice husks.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Paber Parluhutan
Abstrak :
Beberapa penelitian yang telah dilakukan pada unit fluidized bed combustor Universitas Indonesia adalah eksperimen pembakaran biomassa seperti cangkang kelapa, cangkang kelapa sawit, sekam padi, ranting pohon dan daun kering. Dari penelitian tersebut terlihat bahwa distribusi temperatur yang yang dihasilkan sangat berfluktuasi. Hal ini disebabkan bentuk dan ukuran bahan bakar yang digunakan tidak homogen. Pada penelitian kali ini dilakukan dengan menggunakan bahan bakar dari biomassa dengan bentuk dan ukuran yang lebih homogen yaitu wood pellets, namun pembakaran 100% wood pellets menyebabkan aglomerasi pada material bed.Metode yang dilakukan adalah melakukan studi ekperimental pembakaran dari campuran wood pellets dengan tempurung kelapa dengan beberapa variasi komposisi. Selama pengujian tersebut dilakukan pengukuran temperatur pada beberapa titik yaitu dibawah bed, di tengah-tengah bed, di atas bed dan di free board area. Dari hasil eksperimen ini diketahui penambahan tempurung kelapa sampai 20% masih menimbulkan aglomerasi, untuk 30% atau lebih tidak terjadi aglomerasi. Distribusi temperatur yang paling stabil terjadi pada penambahan 40% tempurung kelapa
Several studies have been conducted on a fluidized bed combustor unit of the University of Indonesia is an experiment in combusting biomass such as coconut shells, palm shells, rice husks, tree branches and dried leaves. From these studies it appears that the resulting temperature distribution is very fluctuating. This is due to the shape and size of the fuel is not homogeneous. In the present study conducted using fuels from biomass with a shape and size that is more homogeneous wood pellets, but the burning of 100% wood pellets cause agglomeration of the bed material. The method used is to study experimental combustion of wood pellets with a mixture of coconut shell with some variations in composition. During the test the temperature measurement is carried out at some point that is below the bed, in the middle of the bed, above the bed and in the free board area. From the results of this experiment in mind the addition of coconut shell up to 20% is still causing agglomeration, 30% or more does not occur agglomeration. Most stable temperature distribution occurs in the addition of 40% coconut shell.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prayudi Satriavi
Abstrak :
Begitu besar potensi energi non fosil yang ada di Indonesia, salah satunya adalah energi biomassa. Sumber energi inilah yang digunakan pada system Fluidized Bed Combustor (FBC) di Universitas Indonesia. Tetapi pada system ini masih memiliki kekurangan yaitu temperature keluar yang masih begitu tinggi dan belum dimanfaatkan. Seperti yang kita ketahui bahwa semakin tinggi temperature keluar dari suatu system pembakaran maka efisiensi semakin rendah. System FBC UI selama ini memiliki temperature keluar sekitar 400 oC – 500 oC. Oleh karena itu energi panas yang masih besar tersebut ingin dimanfaatkan untuk pengeringan biomassa. Desain pengering ini menggunakan data saat kondisi self sustained combustion selama 1 jam dengan memasukkan bahan bakar daun kering yang laju pengumpanannya sebesar 30 kg per jam. Kapasitas pengeringan yang didapatkan adalah sekitar 18 kg daun per haru. Dengan desain pengering tersebut diharapkan terjadinya system yang kontinyu pada FBC UI dan system tersebut lebih ramah lingkungan dan efisien. ...... Indonesia have so much potential energy from non-fossil energy, biomass energy is one of them. Fluidized Bed Combustor system in Universitas Indonesia uses this kind of energy source. But this system has several shortcomings, one of them out temperature is so high and not be used yet. As we know that higher out temperature from a combustion system shows lower efficiency. So far UI’s FBC system gas out temperature of about 400 oC – 500 oC. Therefore, the heat energy which still big wants to be used for biomass drying. This dryer design uses the data of self sustained combustion condition for 1 hours with dry leaves as fuel and with feeding rate is about 30 kg per hour. Obtained drying capacitiy approximately 18 kg leaves per day. With the design of dryer expected that the system is continuous in UI’s FBC and the system is more environmentally friendly and efficient.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akramu Zikri
Abstrak :
Fluidized bed combustor merupakan sebuah alat pembakaran yang menggunakan fluidisasi padatan dalam proses pembakarannya. Fluidisasi adalah proses pemberian gaya luar yang dilakukan untuk mengubah suatu material padatan agar memiliki sifat seperti fluida. Udara dengan kecepatan tertentu dialirkan ke sebuah hamparan pasir dalam ruang bakar agar udara dapat mengalir di antara partikel pasir sehingga partikel-partikel dapat terangkat. Aliran yang merata akan membuat proses fluidisasi lebih baik dan pembakaran lebih efisien.Distribution plate merupakan bagian dari fluidized bed combustor yang berfungsi untuk mengalirkan udara agar merata dalam ruang bakar untuk keperluan fluidisasi. Pada skripsi ini dilakukan modifikasi desain orifis dari distribution plate agar aliran udara yang melewati distribution plate dapat terfluidisasi dengan baik dan mengaruh pasir yang menumpuk pada feeding zone. Feeding zone merupakan sisi distribution plate yang menjadi sisi jatuhnya bahan bakar.Distribusi udara yang baik akan ditunjukkan dengan nilai hilang tekan melintas distributor. Dilakukan perhitungan secara matematis dan juga menggunakan manometer untuk menentukan nilai hilang tekan melintas distributor. Dalam pengujian, dilakukan 3 variasi flow rate dan 3 variasi ketinggian pasir pada feeding zone untuk mengamati kinerja dari feeding zone yang telah dimodifikasi.Hasil percobaan didapat mengindikasikan bahwa modifikasi desain orifis pada feeding zone berhasil membuat tumpukan material pada feeding zone tersebar. ......Fluidized bed combustor is a combustion reactor which uses fluidization of solid granular particle in order to proceed. Fluidization is a process in which granular material is converted from its static solid state to a dynamic fluid state. Wind with certain speed is blown into combustion chamber in which bed material was placed so that the wind could pushes through its particle bond and producing drag force underneath bed material. Prevalent wind distribution will ease fluidization process and affect in combustion efficiency. Distribution plate is a component which is used to distribute wind prevalently into combustion chamber.. In this thesis, a modification of orifice design is meant to deagglomerate substance in feeding zone. Feeding zone was given a slightly tilted drilling hole by the degrees of 30 based on the Y axis clock wise. A good wind distribution is represented by the value of pressure drop crossing the distributor. Mathematical calculation and manometer application is used in order to determine its value. Under examination process, 3 flow rate variations and 3 bed height variations is done in order to observe what can this modified distribution plate can give to fluidization. The results shows that slightly tilted drilling hole successfully produced a better mixing flow from the distributed wind while steadily maintaining its prevalent distribution. This condition drives the wind to deagglomerate bed material and fuel
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azmi Muntaqo
Abstrak :
Potensi energi biomassa cukup besar di Indonesia karena sebagian besar wilayahnya terdiri dari hutan dan pesisir pantai. Salah satu pemanfaatan energi biomassa saat ini yang cukup popular yaitu Fluidized Bed Combustor, Alat pengkonversi energi biomassa menjadi energi panas yang dapat dimanfaatkan lagi. Biomassa yang digunakan berupa tempurung kelapa dengan ukuran 1x1 cm dan 1.5 x1.5 cm. Fluidized Bed Combustor bekerja memanfaatkan hamparan pasir yang difluidisasikan menggunakan udara bertekanan. Temperatur kerja rata- rata. Fluidized Bed Combustor berada pada 600-900°C. Hamparan pasir yang digunakan ialah pasir silika dengan ukuran mesh 20-40 􀟤m. Pasir memiliki peranan penting dalam pengoperasian Fluidized Bed Combustor. Maka dilakukan pengujian terhadap hamparan pasir mesh 20-40 􀟤m. Dengan pembanding menggunakan hamparan pasir mesh 20-30 􀟤m, hasilnya hamparan pasir mesh 20-40 􀟤m lebih baik dari mesh 20-30 􀟤m karena, hasil fluidaisasinya lebih stabil dengan rata-rata temperatur T2 738 ℃ - 863 ℃ . dan temperature pada free board area T4 mencapai 823.3709℃
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43621
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muammar
Abstrak :
Dalam proses pembakaran pada alat Fluidized Bed Combustor, pasir bed merupakan salah satu komponen yang paling penting. Ukuran pasir bed berpengaruh pada fenomena fluidisasi yang berdampak pada proses perpindahan panas yang terjadi pada bed material. Dengan menggunakan bahan bakar pellet kayu, terdapat kemungkinan fenomena fluidisasi yang terjadi menjadi kurang baik karena terbentuknya aglomerasi pasir. Hal tersebut dibuktikan pada proses pemanasan awal dan seterusnya yang dilakukan menggunakan bahan bakar pellet kayu 100% bed materialnya sulit mencapai kestabilan temperatur sekitar 500-700 oC, dimana temperatur ini harus tercapai untuk menghasilkan kondisi self-sustain. Oleh karena itu, hal ini dicoba ditanggulangi secara tindakan operasional dengan mencampurnya dengan bahan bakar lain, yaitu tempurung kelapa dan sekam. Pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui terjaid aglomerasi adalah dengan mengukur temperatur pada tiga titik vertikal. Dua titik diantaranya berada pada reactor dengan ketinggian 3,5 cm dan 24,5 cm dari piringan distributor udara. Karena dalam reactor FBC perbedaan temperatur harus dibawah 1000C. Hasilnya menunjukkan kedua campuran bahan bakar mampu mengurangi dan menghilangkan aglomerasi. Pada campuran tempurung, hasil paling baik didapat pada campuran sebanyak 40%. Sedangkan pada campuran sekam, hasil paling baik didapat pada campuran sebanyak 10%. Hasil ini juga menunjukan apabila sekam padi mempunyai pengaruh yang lebih baik dalam mencegah aglomerasi.
In the combustion process of fluidized bed combustor (FBC), the sand is the most important part. Size of the sand particle affect on fluidization phenomenon which has an impact on the heat transfer process that occur in the bed material. By using wood pellet as fuel, there is a possibility of fluidization phenomenon that happens to be unfavorable because of the formation of sand agglomeration. And it is proved in an experiment which at start-up and so on are done using wood pellet fuel 100%, the bed is difficult to achieve stability in temperatures of about 500-700oC, where this range temperature is criteria that must be achieved in FBC to generate a self-sustain condition. Therefore to counter the agglomeration, it uses the easiest method by operational measurements by mixing with other fuels. This method is called co-combustion or co-feeding. In this experiment use coconut shells or rice husk as co-combustion fuel. To observe the agglomeration, the temperature is measured in three point, where two of them are located above the distributor plate with height of 3,5 cm and 24,5 cm. Because inside the FBC reactor, temperature difference must be below 1000C. The result show that both of the fuel mixture is able to reduce and eliminate the agglomeration. In a mixture of coconut shells, the best results obtained in the mixture of 40%. While on a mixture of rice husk, the best results obtained in a mixture of 10%. That also show that rice husk has better influence on preventing agglomeration.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Kahvi
Abstrak :
Kebanyakan sumber energi berasal dari sumber energi fosil yang tidak terbaharukan dan seiring berjalannya waktu maka sumber energi tersebut akan habis. Dan juga dengan penggunaan bahan bakar fosil tersebut mengakibatkan dampak pemanasan global di dunia saat ini. Oleh karena itu dibutuhkan energi alternatif yang dapat menjawab permasalahanpermasalahan yang ada. Salah satu energi alternatif yang bisa digunakan tersebut adalah energi biomassa. Indonesia memiliki potensi biomassa yang cukup besar. Limbah organik padat seperti cangkang, ranting pohon, daun, dll dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif. Fluidized Bed Combustor merupakan alat yang dapat digunakan untuk memanfaatkan energi biomassa menjadi energi panas. Fluidized Bed Combustor yang terdapat di Universitas Indonesia masih memiliki berbagai kendala dalam pengoperasiannya. Dan juga dalam hal ini kita perlu mengetahui kesetimbangan panas yang ada agar kita mengetahui efisiensi alat ini serta bisa memanfatkan energi tersebut. Modifikasi dilakukan dalam rangka perbaikan sistem kerja Fluidized Bed Combustor yaitu ditambahkan cooling feeder untuk mengatasi kendala tidak bekerjanya sistem feeder. Selain itu dibuat sistem pendistribusian bahan bakar yang baru dalam bentuk sekat engsel. Dilakukan juga perhitungan heat balance dari Fluidized Bed Combustor UI. Hasil perhitungan yang ada bahwa nilai energi yang dihasilkan cukup besar dengan nilai maksimal yang dihasilkan dapat mencapai 100 MJ/s atau setara dengan 100 MW. Dengan asupan bahan bakar yang lebih banyak maka dapat dihasilkan energi yang lebih besar lagi. Proyek ini akans sangat baik untuk mengatasi wilayah yang masih kurang akan sumber daya listrik.
Most sources of energy derived from fossil energy sources are not renewable and over time it will run out of energy sources. And also with the use of fossil fuels cause global warming impact in the world today. Therefore, it needs alternative energy that can answer the problems that exist. One of the alternative energy that can be used is biomass energy. Indonesia has a large biomass potential. Solid organic wastes such as shells, twigs, leaves, etc. can be utilized as an alternative energy. Fluidized bed combustor is a device that can be used to utilize biomass energy into heat energy. Fluidized Bed combustor located at the University of Indonesia still has many obstacles in its operation. And also in this case we need to know that there is a hot equilibrium so that we know the efficiency of this tool and can take advantage of energy. Modifications carried out in order to improve the work system Fluidized Bed combustor is added to the feeder for cooling does not overcome the workings of the feeder system. Besides the fuel distribution system created a new bulkhead in the form of hinges. Heat balance calculations are also done from Fluidized Bed combustor UI. The results of existing calculations that the value of energy produced large enough to produce maximum value can reach 100 MJ/s or equal to 100 MW. With a fuel intake more energy then can be generated even greater. This project will be very good to deal with areas that still lack electricity resources.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50970
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alwin Nurman
Abstrak :
Seiring dengan terus menipisnya cadangan minyak bumi yang selama ini menjadi sumber daya energi di seluruh dunia telah melahirkan banyak teknologi pengkonversi sumber daya alam terbarukan sebagai upaya penekanan pemakaian minyak bumi. Salah satu teknologi tersebut adalah Fluidized Bed Combustor (FBC). Alat ini berfungsi mengubah energi biomassa menjadi energi panas yang dapat dimanfaatkan. Alat ini bekerja memanfaatkan hamparan pasir yang difluidisasikan menggunakan udara bertekanan. Hamparan pasir yang terfluidisasi ini berfungsi sebagai saran penyimpan dan pendistribusi panas yang baik. Temperatur pengoperasian fluidized bed combustor berada pada 600-900ᵒC sehingga bahan bakar dapat terbakar menjadi abu dan rendah polusi. Pasir memegang pernanan penting dalam pengoperasian FBC. Untuk itu dilakukan pengujian pada FBC UI menggunakan hamparan pasir mesh 40-50 dengan variasi massa feeding tempurung kelapa 1 kg, 1,25 kg, 2 kg pada kondisi kerja. Didapat hasil feeding terbaik adalah 2 kg dengan temperatur bed rata-rata sebesar 656,71ᵒC. ......The depletion of the fossil energy reserves, which has been our main energy source for many years, has led to the emerge of many new technologies that converts renewable energy into heat which can be used in power plant in order to suppress the fossil energy usage. One of those technologies is called Fluidized Bed Combustor (FBC). This technology is used to convert biomass energy into heat energy. FBC uses a bed of sand which is fluidized by an upward-flowing pressurized air. The fluid-like bed can store and distribute heat well. The operating temperature of an FBC is around 600-900ᵒC, so it can burn fuels into ash and has low pollution. Sand plays an important role in FBC operation. A test was conducted using a bed of 40-50 mesh rate sand with variations of coconut shell feeding, 1 kg, 1,25 kg and 2 kg at operating state. The best feeding obtained at 2 kg, with average bed temperature is 656,71ᵒC.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S701
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Nurlatif
Abstrak :
Indonesia memiliki potensi energi biomassa yang besar. Akan tetapi, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Dari 49,81 GW hanya 0,3 GW saja yang sudah dimanfaatkan atau sekitar 0.6% dari seluruh potensi yang ada. Fluidized bed combustor merupakan salah satu alat pengkonversi energi biomassa menjadi energi panas. Teknologi ini dapat membakar limbah partikel atau padatan dalam jumlah yang relatif besar secara cepat. Emisi yang dihasilkan pembakaran juga relatif kecil sehingga menekan polusi udara yang mungkin timbul akibat pembakaran yang kurang sempurna. Fluidized bed combustor (FBC) di Universitas Indonesia merupakan unit pemanfaatan limbah yang masih dalam pengembangan. Tinjauan ulang setiap perubahan yang terjadi dari perkembangan dan modifikasi pada alat FBC UI menjadi aspek yang harus diperhatikan sehingga dapat mengetahui masalah yang terjadi pada beberapa sistem dan mengetahui kekurangan dari beberapa perkembangan dan modifikasi hingga sekarang .Pada pengujian terakhir dengan perkembangan modifikasi yang ada sekarang pada FBC UI, membutuhkan waktu 93 menit untuk pemanasan awal dengan suhu 466°C dan untuk mencapai kondisi kerja dan terjadi fluidisasi dibutuhkan 8,5 kg cangkang kelapa dalam waktu 149 menit dan pada suhu 590°C.
Indonesia have great potential of biomass energy. However, this potential has not been optimally used. From 49,81 GW only 0.3 GW are already used or about 0.6% of all the potential that exists. Fluidized bed combustor is one of the energy converter tools that converts biomass into heat energy. This technology can combust waste or solid particles in relatively large quantities in quick time. The resulting combustion emissions are also relatively small so the use of this technology willdecrease the air pollution that may arise due to imperfect combustion. Fluidized bed combustor (FBC) in University of Indonesia is waste utilization unit still devepment. Review at each happened changing of FBC UI development and modification must be attention, with result that can knows happened problems for many system and know lacking of many development and modificatin until now. The present experiment of FBC UI Development and modification is know to need 93 minute for preheating process at temperature 466°C and attain to working condition and good fluidization is nedded 8,5 kg coconut shell with 149 minute at temperature 590°C.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S1031
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>