Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hans Vohra
Abstrak :
ABSTRACT
Bengkulu is a province located in southwest coast of Sumatera, Indonesia. Bengkulu is quite underdeveloped when compared to other provinces in the country. The electrification ratio is as low as 51 in the region. The geographical condition of the region which includes mountains and hilly areas has contributed more to the difficulty in expanding the national grid. The lack of infrastructure such as roads have made the problem worse. As a result, the cost of expanding the national grid becomes high. Due to this condition, the only option left is to build off grid systems. Fortunately, there are many water sources in Bengkulu and the energy potential is high. With all these information, it can be concluded that a pico hydro system is the right one to be developed. Selecting the right turbine for the right environmental conditions is therefore important as this will have a huge impact on the power output. Many studies have proved that the propeller type open flume turbine is the best choice for remote areas in Indonesia. The area that is focused on has a head of 2.7 m and flow rate of 0.041 m3 s. The right blade configuration is required to produce turbine with the best efficiency. This study compares turbine having different blade numbers i.e. 5 and 6 bladed turbines. In the design stage the blade number is kept as the free variable while the others are kept fixed. This ensures that the blade number is the only factor that influences the differences in the results that are obtained. Analysis was done with simulation using CFD. The turbulent model taken is STD k . CFD simulation results showed that the greatest efficiency is generated by the 6bladed turbineand thus it is the right choice.
ABSTRACT
Bengkulu merupakan sebuah provinsi yang terletak di Sumatera, Indonesia. Dibandingkan provinsi tetangga, Bengkulu bisa dikatakan tidak terlalu baik perkembangannya. Rasio elektrifikasi Bengkulu menyentuh angka 51 . Kondisi geografis Bengkulu mencakup pegunungan, yang membuat PLN menjadi kesusahan untuk melakukan ekspansi jaringan listrik. Oleh karena itu, membuat sistem off grid merupakan solusi yang bisa dikatakan baik. Untungya, terdapat banyak mata air di daerah Bengkulu. Potensi air ini bisa dimanfaatkan dengan membangkun sistem Piko-Hidro. Sistem piko-hidro menggunakan turbin untuk mengubah potensi air menjadi listrik. Oleh karena itu, memilih jenis turbin yang tepat merupakan hal yang wajib dilakukan. Banyak studi yang mengatakan bahwa turbin open flume merupakan pilihan yang cocok untuk kondisi mata air di Indonesia yang cenderung memiliki tinggi jatuh air serta debit aliran yang rendah. Dalam merancang turbin ini, tinggi jatuh air dan debit aliran ditetapkan berdasarkan kondisi Danau Salam Ui, yakni sebesar 2.7 m dan 0.041 m3/s. Pemilihan jumlah sudu merupakan parameter desain dasar dalam merancang turbin open flume. Sampai saat ini, belum ada jawaban yang tetap mengenai pengaruh jumlah blade terhadap performa turbin. Tugas akhir ini difokuskan untuk mencari tahu pengaruh performa turbin dengan 5 dan 6 sudu. Untuk mencari tau hasil, dilakukan simulasi menggunakan ANSYS CFD dengan model turbulen STD k- . Hasil yang didapat menunjukkan bahwa turbin yang memiliki 6 sudu berhasil menghasilkan efisiensi poros yang lebih tinggi yaitu diangka 60.5 pada putaran 1500 rpm. Oleh karena itu, turbin dengan 6 sudu dianggap merupakan konfigurasi yang lebih baik dibanding turbin dengan 5 sudu.
2017
S67530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Seto Waseso Utomo
Abstrak :
Kejadian aliran debris yang terjadi di puncak Gunung Merapi sangat sulit diamati, maka perlu dilakukan simulasi skala laboratorium untuk mengetahui kapan terjadinya aliran debris akibat intensitas hujan dan kemiringan lereng Gunung Merapi. Penelitian ini mengkaji korelasi antara kemiringan lereng dan potensi terjadinya aliran debris pada intensitas hujan 25 mm/jam. Hal ini akan bermanfaat sebagai acuan peringatan dini bencana longsor di Gunung Merapi. Penelitian menggunakan alat berupa flume berukuran panjang, lebar , dan tinggi (3 x 1,5 x0,15 m)sebagai model kemiringan lereng yang ada di lereng Gunung Merapi, dan artificial rainfall aparatus sebagai simulator hujan. Simulasi dilakukan menggunakan intensitas hujan kala ulang 5 tahun yaitu 25 mm/jam dengan variasi kemiringan lereng 15, 20, 25, 30, dan 35 derajat dimana bahan sedimen yang digunakan berupa pasir yang berasal dari hulu Sungai Gendol dengan ukuran lolos saringan 4,75 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar kemiringan lereng, semakin cepat hujan menyebabkan terjadinya aliran debris. Penelitian dapat dilanjutkan dengan mengubah variasi intensitas hujan untuk lebih mengetahui perilaku aliran debris.
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020
551 JSDA 16:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jaffar Gibrani
Abstrak :
Current meter merupakan alat ukur kecepatan air yang paling sering digunakan, namun, alat tersebut membutuhkan baterai maupun listrik untuk bisa digunakan, hal tersebut akan menyulitkan penggunanya untuk melakukan pengukuran di tempat-tempat terpencil terutama yang jauh dari listrik, karena itulah penulis menyarankan alternatif berupa alat ukur kecepatan air pendulum. Untuk membuktikan bahwa alat ukur kecepatan air pendulum benar dapat mengukur kecepatan air, dilakukanlah tiga buah percobaan. Ketiga percobaan tersebut dilakukan pada apparatus Hydraulic Flume di Laboratorium Hidrolika, Hidrologi, dan Sungai FTUI. Percobaan pertama dilakukan untuk membuktikan bahwa sudut pada pendulum dapat mewakili kecepatan alirannya, dengan cara menurunkan ketinggian aliran mulai dari 12.5 cm hinga 5 cm dimana setiap ketinggian aliran dilakukan pengukuran dengan pembacaan sudut dan dengan current meter sebagai benchmark. Lalu percobaan kedua dilakukan untuk mengetahui panjang tali berapa yang paling efektif dengan memvariasikan panjang tali menjadi 43 cm, 53 cm, dan 63 cm. Percobaan terakhir dilakukan untuk mengetahui lubang tali mana yang paling efektif dengan memvariasikan lubang tali pengikat 1, 2, dan 3. ......Current meter is the most commonly used water velocity measurement tool, however, the device requires batteries and electricity to be used, it will make it difficult for users to take measurements in remote places, especially those far from electricity, thats why the authors suggest alternatives in the form of pendulum as a water measurement tools. To prove that the pendulum water velocity meter can correctly measure water velocity, three experiments were carried out. All three experiments were carried out on the Hydraulic Flume apparatus at the Hydraulics, Hydrology, and River Laboratory FTUI. The first experiment was carried out to prove that the angle in the pendulum could represent the flow velocity, by reducing the height of the flow starting from 12.5 cm to 5 cm where each height was measured by reading the angle and with the current meter as a benchmark. Then the second experiment was carried out to find out which rope length was the most effective by varying the length of the rope to 43 cm, 53 cm and 63 cm. The last experiment was carried out to find out which rope holes were most effective by varying the 1, 2 and 3 strap ties.

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindio Prabu Harsarapama
Abstrak :
Daerah terpencil merupakan daerah yang terisolir secara geografis sehingga tingkat aksesibilitasnya sangat rendah. Sebagian besar daerah ini berpenduduk sedikit dan belum terlistriki karena aksesnya yang jauh dari jaringan listrik terkoneksi nasional. Untuk itu dibutuhkan suatu pembangkit listrik mandiri berskala mikro yang dapat memenuhi kebutuhan listrik lokal. Turbin open flume merupakan suatu jenis turbin air berskala mikro yang cocok digunakan pada daerah terpencil dengan karakteristik geografi bergunung-gunung karena pembuatannya yang sederhana dan perawatannya yang mudah. Tinggi jatuh air yang dapat digunakan turbin ini berkisar antara 2 - 10 m sehingga memiliki cakupan daerah penggunaan yang luas. Berdasarkan proses perancangan secara analitis dihasilkan suatu turbin open flume berkapasitas 1 kW dengan diameter 0,3 m, diameter hub 0,12 m, jumlah sudu jalan 6, dan efisiensi total 50 %. ......Remote area is an area which is isolated by geographic, so it has very poor accessibility. Most of this area is low human population and has not got electricity due to their far location from national gridline. For that reason a standalone power plant that can fulfill local electricity demand is needed. Propeller open flume turbine is a micro scale water turbine system which is suitable to be applied on remote area that has mountainous characteristics due to its simple production process and ease of maintenance. Head that can be used by this turbine is around 2 - 10 m, so it has a wide range of user. Based on analytical design process, resulted an open flume turbine which has 1 kW capacity with total diameter 0.3 m, hub diameter 0.12 m, number of runner blade 6, and total efficiency 50%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43356
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library