Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Desta Suci Fitriani
"Interpretasi patahan merupakan tahapan penting dalam memodelkan kondisi geologi suatu daerah. Wilayah lepas pantai Kepulauan Tanimbar terletak pada zona fold thrust belt (FTB) yang terbentuk akibat tumbukan antara Lempeng Sunda dan Australia. Karena kondisi geologi yang kompleks ini, interpretasi patahan secara manual akan bersifat subjektif dan membutuhkan waktu yang lama. Saat ini, interpretasi patahan dapat dibantu dengan penggunaan atribut seismik. Penelitian ini membandingkan atribut variance dan fault likelihood dalam menggambarkan patahan penyusun zona FTB di Kepulauan Tanimbar. Penggunaan structural oriented filters juga diterapkan untuk memaksimalkan hasil atribut. Fault Enhancement Filter merupakan filter terbaik yang mampu menghaluskan reflektor dan meningkatkan diskontinuitas pada data seismik. FEF ini akan dijadikan input untuk atribut variance dan fault likelihood. Atribut variance tidak menunjukkan hasil yang kontras antara zona patahan dan bukan patahan. Namun, fault likelihood mampu membedakan zona patahan dan bukan patahan dengan kontras yang signifkan. Oleh sebab itu, fault likelihood adalah atribut yang terbaik dalam menggambarkan patahan penyusun zona FTB di Kepulauan Tanimbar
Fault interpretation is an important step in modeling the geological conditions of an area. The offshore area of the Tanimbar Islands is located in the fold thrust belt (FTB) zone which was formed due to the collision between the Sunda and Australia plate. Due to this complex geological condition, manual fault interpretation will be subjective and takes a long time. Currently, fault interpretation can be assisted by using seismic attributes. This study compares the variance and fault likelihood attributes in describing the faults that construct the FTB zone in the Tanimbar Islands. The use of structural oriented filters is also applied to maximize attribute results. Fault Enhancement Filter is the best filter for smoothing reflectors and increasing discontinuities in seismic data. This FEF will be used as input for the variance and fault likelihood attributes. The variance result does not show a contrast between fault and non-fault zones. However, the fault likelihood was able to distinguish fault and non-fault zones with significant contrast. Therefore, fault likelihood is the best attribute in describing the faults that construct the FTB zone in the Tanimbar Islands"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Oktyasti Ganda Prihatiwi
"Eksplorasi prospek wilayah hidrokarbon di Indonesia, masih terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi. Salah satu wilayah yang menarik untuk dilakukan eksplorasi awal terkait pencarian hidrokarbon adalah wilayah Kepulauan Tanimbar. Berdasarkan sistem petroleum dan posisi tektoniknya, wilayah Kepulauan Tanimbar memiliki zona – zona yang menarik untuk menghasilkan hidrokarbon, sehingga eksplorasi awal terkait kondisi serta struktur geologi bawah permukaan di wilayah Kepulauan Tanimbar perlu dilakukan. Namun, data lapangan di wilayah Kepulauan Tanimbar, khususnya di wilayah Pulau Selaru, masih sangat terbatas dan belum ada data seismik di wilayah daratan Pulau Selaru. Keterbatasan data tersebut dapat diatasi dengan mengintegrasikan metode seismik dan metode gayaberat. Berdasarkan hasil integrasi kedua metode tersebut, diindikasikan terdapat struktur three-way dip closure yang terletak di wilayah daratan Pulau Selaru, yang mana struktur tersebut dapat menjadi jebakan hidrokarbon. Struktur three-way dip closure terlihat pada time structure map di horison Jurassic dan Cretaceous. Selain itu, nilai anomali Bouguer di wilayah daratan Pulau Selaru memiliki anomali yang relatif rendah sehingga berpotensi memiliki sedimen tebal dan dapat berperan sebagai reservoir hidrokarbon. Kemudian, hasil pemodelan gayaberat serta hasil interpretasi seismik menggambarkan adanya zona fold thrust belt di wilayah tersebut yang dapat menjadi jalur migrasi hidrokarbon. Pemodelan gayaberat pada penelitian ini dilakukan dengan metode pemodelan kedepan (forward modeling) dengan mengacu kepada hasil interpretasi seismik. Hasil pemodelan tersebut memiliki nilai error <10%, sehingga hasil integrasi metode seismik dengan metode gayaberat dianggap representatif dan metode gayaberat dapat membantu dalam memodelkan bawah permukaan untuk wilayah yang belum memiliki data seismik.
Exploration of the prospect of hydrocarbon areas in Indonesia is still being carried out to meet energy needs. One of the interesting areas for initial hydrocarbon exploration is the Tanimbar Islands region. Based on its tectonic position and petroleum system, the Tanimbar Islands region has interesting zones to produce hydrocarbon, so that initial exploration of the conditions and subsurface geological structures in the Tanimbar Islands region needs to be carried out. However, field data in the Tanimbar Islands region, especially in the Selaru Island area, is still very limited and there is no seismic data available in the mainland Selaru Island. These data limitations can be overcome by integrating seismic and gravity methods. The results of the integration between seismic and gravity methods, it is indicated that there is a three-way dip closure structure located in the mainland area of Selaru Island, where the structure can be a hydrocarbon trap. The three-way dip closure structure can be seen in the time structure map of Jurassic and Cretaceous horizons. In addition, the Bouguer anomaly value in the mainland area of Selaru Island has relatively low anomaly so that it has the potential to have relatively thick sediment and can be a hydrocarbon reservoir. Then, the results of gravity modeling and seismic interpretation describe the existence of a fold thrust belt zone in the mainland area of Selaru Island which can be a hydrocarbon migration path. Gravity modeling in this study was carried out using the forward modeling method with reference to the results of seismic interpretation. The modeling results have an error value of <10%, so the results of the integration of the seismic method with the gravity method are considered representative and the gravity method can assist in modeling the subsurface for areas that do not have seismic data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nanda Aminy Ilahi Bisgar
"Zona tumbukan, khususnya pada zona fold thrust belt (FTB), menjadi salah satu target penting eksplorasi migas di dunia. Di Indonesia sendiri, terdapat FTB yang berkembang di wilayah Kepulauan Tanimbar yang merupakan hasil dari tumbukan Lempeng Australia dengan Lempeng Sunda. Struktur ini menjadi perhatian dalam studi eksplorasi migas di Kawasan Indonesia Timur (KIT). Namun, dengan keterbatasan data geofisika yang ada, maka diperlukan integrasi beberapa metode geofisika untuk mempelajari karakteristik struktur tersebut. Dengan memanfaatkan integrasi metode seismik dan magnetik, dapat diperoleh interpretasi dan pemodelan struktur bawah permukaan di wilayah ini. Interpretasi seismik dilakukan untuk mengetahui batas masing-masing horizon dan struktur geologi yang terdapat di Pulau Selaru, Kepulauan Tanimbar. Sedangkan pengolahan data magnetik dilakukan untuk mendapatkan profil anomali magnet dan model bawah permukaannya. Interpretasi seismik menunjukkan 5 horizon yang terdiri atas Neogen, Paleogen, Kapur, Jura, dan Trias serta keberadaan struktur FTB. Selain itu, hasil time structure map menunjukkan pola struktur yang memiliki tren dengan orientasi barat daya – timur laut. Pengolahan dan pemodelan data magnetik menghasilkan 4 peta anomali dan 4 model bawah permukaan. Variasi nilai anomali magnet total berkisar dari -102.9 nT sampai dengan 73.8 nT. Nilai ini dipengaruhi oleh suseptibilitas magnetik batuan dan struktur geologi bawah permukaan di wilayah Pulau Selaru.
The collision zone, especially in the fold thrust belt (FTB) zone, is one of the most important targets for oil and gas exploration in the world. In Indonesia, FTB which developed in the Tanimbar Islands is the result of the collision between Australian Plate and Sunda Plate. This structure is a concern in oil and gas exploration study in the Eastern Indonesia Region. However, due to the limitations of the existing geophysical data, it is necessary to integrate several geophysical methods to study the characteristics of the structure. By utilizing the integration of seismic and magnetic methods, interpretation and modeling of subsurface structures in this region can be obtained. Seismic interpretation is carried out to determine the boundaries of each horizon and the geological structure found on Selaru Island, Tanimbar Islands. Meanwhile, magnetic data processing is carried out to obtain magnetic anomaly profiles and subsurface models. Seismic interpretation shows 5 horizons consisting of Neogene, Paleogene, Cretaceous, Jurassic, and Triassic as well as the presence of the FTB structure. In addition, the results of the time structure map show a structural pattern that has a trend with a SW - NE orientation. Magnetic data processing and modeling resulted in 4 anomaly maps and 4 subsurface models. Variations in total magnetic anomaly ranged from -102.9 nT to 73.8 nT. This value is influenced by the magnetic susceptibility of rocks and subsurface geological structures in the Selaru Island region."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library