Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erda Fitriani
Abstrak :
Judul halaman, Pernyataan Orisinalitas, Lembar Tanda Persetujuan Pembimbing, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Gambar, Daftar Tabel, Bab I: Pendahuluan, Bab II: Orang Minangkabau Lanjut Usia: Pasien Hipertensi Rumah Saldt Cipto Mangunkusumo (RSCM), Bab III: Pola Kebiasaan Makan Lansia Hipertensi Minangkabau, Bab IV: Gaya Hidup Lansia Minangkabau Hipertensi, Bab V: Faktor-Faktor Sosial Budaya Yang Mempenganihi Kebiasaan Makan, Bab VI: Penutup, xi + 109 halaman, Bibliografi: 37 buku, 15 artikel, 2 disertasi, 1 skripsi, 4 artikel majalah, 2 website, 5 referensi. 1 makalah, Lampiran. Tesis ini mengenai pola kebiasaan makan orang lanjut usia penderita penyakit hipertensi suku bangsa Minangkabau yang menetap di Jakarta. Orang Minangkabau termasuk kelompok usia lanjut memiliki kebiasaan makan yang suka mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan protein tinggi, sehingga beresiko terkena penyakit hipertensi. Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya orang Minangkabau penderita penyakit hipertensi jika dibandingkan dengan suku bangsa lainnya. Bahkan menurut Kompas Cyber Media (27/10/2000) orang Sumatera Barat merupakan penderita penyakit hipertensi terbesar di Indonesia dan di dunia. Orang lanjut usia Minangkabau yang seharusnya sudah mengatur cara makannya ketika memasuki fase degeneratif, ternyata tidak melakukannya sehingga mengalami resiko terkena penyakit hipertensi. Pertanyaannya adalah; (1) mengapa kebiasaan makan usia lanjut dipertahankan sehingga mengalami resiko terkena penyakit hipertensi, (2) bagaimana pengetahuan, kepercayaan dan kebiasaan makan kelompok usia lanjut, (3) Bagaimana pengetahuan, kepercayaan dan kebiasaan makan kelompok lanjut usia tersebut mempengaruhi kesehatan. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kebiasaan makan informan sebelum sakit dan sesudah sakit dan kebiasaan makan keluarga pagi, Siang dan malam, dan pada waktu upacara. Wawancara dilakukan dengan bahasa Minangkabau dan bahasa Indonesia. Setelah dilakukan penelitian terhadap lansia Minangkabau penderita penyakit hipertensi yang pernah di rawat di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, ditemukan bahwa adanya gaya kebiasaan makan tertentu dari Para lansia Minangkabau penderita penyakit hipertensi. Sebelum sakit kebiasaan makan lansia yaitu tiga kali sehari. Makan pokok mereka terutama adalah nasi. Mereka sering mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak seperti daging, dan santan. Cara pengolahan makanan yang sering mereka lakukan adalah gulai dan goreng. Setelah sakit hipertensi kebiasaan makan mereka tidak banyak mengalami perubahan. Berbagai faktor yang menjadi penyebab kebiasaan makan lansia yaitu; Faktor budaya makan orang lansia, makna simbolik makanan, kesukaan makanan atau selera, faktor keinginan untuk mendapat status yang tinggi dan makanan yang memiliki nilai tinggi dan gengsi. Terdapat juga faktor ekonomi yang cukup dan ketersediaan bahan makanan. Faktor gaya hidup lansia dapat mempengaruhi kesehatan. Faktor gaya hidup seperti kurang beraktivitas karena telah lanjut usia dan tidak bekerja lagi, kebiasaan merokok terutama lansia laki-laki, kebiasaan minum kopi, dan stress, merupakan faktor resiko munculnya penyakit hipertensi pada lansia. Dari hasil penelitian diketahui bagi sebahagian besar lansia menyatakan sulit mengubah kebiasaan mereka yang lama. Namun peran keluarga sangat penting dalam mendorong lansia untuk mampu mengubah kebiasaan mereka yang lama.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Priyo Nugroho
Abstrak :
In this study we estimated empirically the impact of U.S.D.A funded school feeding program on household food expenditures and food behavior in the case of Indonesia. The focus was on children associated food expenditures an aspect of food behavior which is particularly relevant for households' day-to-day decisions affecting their food expenses and consumption. The basic data indicated a positive correlation (p=.65) between household whose children receiving milk at school and household food expenditure: participating households have higher child-related food expenditures, more milk consumption at home, and more percentage of food expenditures to income.

We used a reduced-form model of household pattern of expenditure, which controls for relevant household and location characteristics, to estimate the impact of program components to household food expenditure and food behavior. The underlying structural equations treat school feeding program's outputs (milk ration and advocacy) as an input, together with relevant household characteristics, in the household's decision-making process of food consumption. The effects of milk consumption by the children operate through (at least) three mechanisms: sharing of information in peer group, influencing household meals provider with their preference, and broadened household food preference. The magnitude of the children food preference effect was found to be similar to that of program directed to the parents.

Differences between two groups of sample are found for most household expenditures, but to be quite the same for most nominal characteristics such as education, location of living, and magnitude of information. With few exceptions, there is no difference in non-food expenditure between these groups.

The increasing demand for milk, both in experimental group and control group, suggest the potential of a large Indonesian market for dairy products in the future. But it may leave behind domestic supplier (dairy farmers) in the competition because of free market policy, intensive and integrated marketing efforts by foreign supplier whose efforts are integrated in the program. Consistent and integrated policies on agricultural products are the conditions needed.

The differences in consumption patterns between these two groups, and among areas groups imply that development in aggregate consumption patterns in Indonesia will be affected not only by aggregate income growth but also by changes in the distribution and channeling system of information. Using children as channel of promoting behavior change in food pattern is promising.
2002
T5217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library