Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Nusyirwan
"ABSTRAK
Pangsa pasar sepatu olahraga dirasakan makin kompetitif saja oleh para pemegang lisensi karena banyaknya pemain di kelas ini dalam memperebutkan pasar yang mendominasi penjualan sepatu olahraga di pasar lokal karena pada pasar sepatu oiahraga konsumen sangat se!ektif pada sepatu olahraga yang akan mereka beli. Mereka akan membandingkan produk dari sepatu olahraga yang akan mereka beli dengan atributatribut yang mereka inginkan pada sepasang sepatu olahraga.
Mengantisipasi hal ini, upaya yang dapat dilakukan perusahaan yang memproduksi sepatu olahraga jenis olahraga bola basket dapat memasuki pasar dan dikenal oleh konsumen adalah melalui komunikasi yang dilakukan oleh endorser. Upaya ini bertujuan untuk mempengaruhi persepsi mereka terhadap produk yang ditawarkan perusahaan agar terdorong untuk melakukan pembelian.
Tujuan penelitiari ini adalah untuk mengevaluasi efektifitas komunikasi yang dilakukan oleh endorser yang dijalankan perusahaan dalam upaya mempengaruhi persepsi konsumen yang sudah memiliki sepatu olahraga yang umumnya jenis running. Evaluasi ini didasarkan pada bagaimana persepsi mereka setelah melihat komunikasi yang dilakukan perusahaan. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi konsumen pemilik sepatu olahraga terhadap dampak komunikasi yang dilakukan oleh endorser Adidas.
Melihat dari tujuan penelitian ini, riset yang dilakukan adalah sebagai masukan bagi pengembanagan komunikasi khususnya bagi komunikasi yang menggunakan endorser, dengan menggunakan rtiset kuantitaif. Pada penelitian ini lebih ditekankan pada rcsponden yang telah memiiiki sepatu o!ahraga dan merupakan segmen kelas menengah keatas.
Komunikasi yang efektif akan mendorong awareness dari konsumen sampai dengan melakukan pembelian. Akan tetapi komunikasi belum tentu efektif karena masih adanya faktor-faktor yang mempengaruhi dampak yang diberikan endorser kepada konsumen.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata responden yang merupakan konsumen pemilik sepatu olahraga dan termasuk kelas menengah keatas tahu akan keberadaan endorser dan komunikasi yang dilakukan oleh Adidas, mereka juga merasa tertarik dengan komunikasi tersebut. Akan tetapi setelah melihat komunikasi tersebut, sikap yang ditimbulkan oleh mereka hanya sebatas senang menontonnya dan tidak mempunyai sikap untuk memiliki sepatu olahraga Adidas. Hal ini disebabkan, bagi mereka komunikasi yang dilakukan oleh endorser hanya memberikan dampak yang biasa saja dalam memberikan pengaruh kepada mereka untuk membeli sepatu olahraga Adidas dan juga adanya faktor-fakor Jainnya yang mempengaruhi mereka dalam mengambil keputusan untuk membeli sepatu olahraga Adidas.
Hasil dari keseluruhan penelitian adalah, komunikasi yang telah dilakukan oleh endorser Adidas dianggap masih terdapat kekurangan dalam upaya merubah persepsi konsumen pemilik sepatu olahraga.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Yonatan Kriswidiyanto
"Industri alas kaki sangat penling karena bersifat labor intensive dan mampu menarik investasi luar negeri. Selain ilu, Indonesia juga dikenal secara baik sebagai negara produsen alas kaki di pasar global, selain itu jaringan pemasarannya alan distribusi pasamya juga tersebar di beberapa negara. Di basar dunia, kinerja ekspor alas kaki Indonesia berfluktuatif sepanjang tahun 2003 sampai 2007. Walaupmm, ekspor alas kaki pemah turun di tahun 2002, tetapi lrend dari ekspor alas kaki Indonesia tersebut menunjukkan peningkatan untuk beberapa tahun belakangan ini.
Tujuan dari penelifjan ini adaiah untuk menilai kinelja ekspor alas kaki Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini akan menilai daya saing ekspor alas kaki Indonesia di negaxa-negara mitra serta menilai dampak dari GDP riil dari negara mitra, harga relatif dan nilai tukar nominal terhadap pennintaan ekspor alas kaki Indonesia. Di dalam penelitian ini, studi kasus pasar yang akan diteliti adalah pasar Amerika Serilcat., Jarman, Belgia, Inggris, Belanda dan Italia.
Metode analisa daya saing yang akan digunakan adalah Revealed Comparative Advantage (RCA), Exporz Specialrbalion Index (ESI), dan Cansganz Market Share Anabfsis (CMSA). Sementam itu, model ekonometrika digunakan untuk menganalisa dampak dari GDP riil dari negara mitra, harga rclatif dan nilai tukar nominal terhadap permintaan ekspor alas kaki Indonesia.
Indeks RCA menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai keunggulan komparatif di pasar dunia selama pedode 2003-2006. Demikian halnya dengan metode ESI yang juga menunjuklcan bahwa Indonesia mempunyai keunggulan komparatif di enam pasar selama periode 2003-2006. Seiain itu, trend dari nilai indeks ES menunjukkan trend kenaikan nilai keunggulan komparatif di pasar Jerman, Belgia., Inggris, Belanda,dan Italia, kecuali di pasar Amerika Serilcat.
Selama periode 2003-2006, pertumbuhan ekspor alas kaki Indonesia positif di enam pasar tersebut, kecuali di pasar Amerika Serikat. Efek daya saing dari produk alas kaki Indonesia untuk kategori HS 64 adalah posimif di negara Jennan, Inggris, Belanda, dan Italia., kecuali di Amerika dan Belgia. Efek distribusi pamr dari alas kaki Indonesia untuk I-IS 64 menunjukkan angka positif di negara Belgia dan Belanda, kecuali untuk pasar Amerika Serikat, Jennan, Inggris, dan Italia. Efek komposisi komoditas dari alas kaki Indonesia menunjukkan angka negatii Ha] ini berarti komposisi dari produk Indonesia yang dieskspor untuk produk ini lebih kccil daripada produk ekspor yang lain.
Permintaan ekspor untuk keselumhan kategori alas kaki secara signiiikan dipenganlhi oleh variabel GDP riil dari ncgara mitra, variabel nilai tukar nominal, dan variabel harga rclatifl Sementara itu, variabel nilai tukar dikategorikan sebagai clastis. Hal ini berarti bahwa pcnnintaan ekspor untuk kategori ini sensitif terhadap perubahan nilai tukar. Permintaan ekspor Indonesia untuk kategori sepatu olah raga secara signifikan dipengaruhi oleh variabel GDP riil dari negara mitra dan vaiiabcl nilai tukar nominal. Kedua variabel teisebut dikategorikan tidak elastis. Hai ini berarti bahwa permintaan ekspor tidak sensitif terhadap naik atau turunnya kedua variabel tersebut. Permintaan ekspor alas kaki Indonesia untuk kategori sepatu non olahraga secara signifikan dipengaruhi oleh variabcl nilai tukar nominal dan variabel harga relatifi Sementara itu, variabcl nilai tukar nominal dikategorikan elastis. Hal ini berarti bahwa permintaan ekspor sensitif terhadap pembahan nilai tukar
The footwear industry is very important because this industry is labor intensive and it can attract some foreign direct investment. In addition, Indonesia is well-known as a footwear producer in the global market and its networking or market distribution is also spread across several countries. In the world market, export performance of Indonesia?s fluctuated during 2000 - 2007. Although, exports of footwear declined in 2002, the exports of footwear have been increasing recently.
The objective of this research is to asses the performance of Indonesian footwear exports to partner countries. Therefore, this research will assess competitiveness of Indonesia?s footwear to partner countries, and also assess the impact of real GDP of partner country, relative price, and nominal exchange rate on demand for Indonesia?s footwear exports. In this research, the markets that will be analyzed are the US, Germany, Belgium, UK, Netherlands, and Italian markets.
The methods of competitiveness analysis that will be used in this research are Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Specialiution Index (ESI), and Constant Market Share Analysis (CMSA). Meanwhile, the econometric model will be used to analyze the impact of real GDP of partner country, relative price, and nominal exchange rate on demand for Indonesia?s footwear exports, The RCA index shows that Indonesia had comparative advantage in the world market dining 2003-2006. In addition, the ES index also shows that Indonesia had comparative advantage in the sixth markets during 2003-2006. Trend in ES index of Indonesia?s footwear was increasing in the sixth markets, except ill the US market.
Dining 2003-2006, export growth of Indonesia?s footwear was positive in the sixth markets, except in the US market. The competitiveness effect of Indonesia?s footwear (HS 64) was positive in the Germany, UK, Netherlands, and Italy except in the US and Belgium. The market distribution effect of Indonesia?s footwear (I-IS 64) was positive in the Belgium, and Netherlands except in the US, Germany, UK and Italian markets. The commodity composition effect of Indonesia footwear was negative. This means that the composition of Indonesia for this product was lesser than other products.
Exports demand for the whole of the footwear category is significantly influenced by variable of real GDP of partner country, variable of nominal exchange rate and variable of relative price. Meanwhile, variable of nominal exchange rate is categorized as elastic. This means that exports demands for Indonesia?s footwear is sensitive on fluctuation of exchange rate. Exports demand for Indonesia?s sport shoes category is significantly influenced by variable of real GDP of partner country and variable of nominal B th variables are categorized as inelastic. This means that exports exchange rate. o demand is not sensitive on increasing/ decreasing the variables. Exports demand for Indonesia?s non sport shoes category is significantly influenced by variable of nominal exchange rate and variable of relative price. The variable of nominal exchange rate is categorized as elastic. This means that exports demand is sensitive on fluctuation of exchange rate.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Karim
"Sektor Usaha Unit Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Alas kaki merupakan salah satu sektor penting di dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Namun sangat disayangkan, Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja belum dirasakan oleh pekerja UMKM alas kaki. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran aspek K3 apa saja yang telah diimplementasikan di UMKM alas kaki berserta faktor pendorong dan faktor penghambat di implementasikanya K3 di sector UMKM alas kaki. Penelitian ini adalah studi Kualitatif dengan mengambil data dan informasi melalui wawancara dan observasi di 7 UMKM alas kaki ciomas dan 6 UMKM alas kaki Cikupa dengan total 39 responden yang berasal dari pemilik dan pekerja. Hasil penelitian ini adalah beberapa responden pengrajin sepatu telah mengetahui bahaya dan risiko pekerjaan, belum tersedia Komitmen K3, pelaksanaan Housekeeping masih dibawah standard, APD tidak disediakan, Tidak ada SOP, minimnya Fasilitas , belum ada upaya pencegahan kebakaran, Tidak tersedia training dan orientasi, tidak tersedia kesiapan tanggap darurat, postur Kerja dan workstation tidak ergonomis. Pelatihan K3, Pemberian bantuan Pihak K3 / konsultan untuk Menjalankan K3, Pemberian Pedoman K3 dari Pemerintah menjadi faktor pendorong Dimplementasikannya K3 dan Pengetahuan dan Pemahaman yang minim terkait K3, Biaya untuk Implementasi K3, Informasi dan pemahaman Tidak adanya kewajiban dari Pemerintah menjadi faktor penghambat diimplementasikanya K3 di 7 UMKM alas kaki Ciomas dan 6 UMKM alas kaki Cikupa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Implementasi K3 masih minim hampir disemua aspek K3 sehingga diperlukan penguatan aturan dan regulasi untuk mendukung implementasi K3 di sector UMKM alas kaki.

Footwear micro, small and medium enterprises (MSMEs) is one of important sectors in the Indonesian economy. However, various types of safety and health hazards are identified in their activities. The purpose of this study was to describe the implementation of safety & health aspects in footwear MSMEs, as well as investigating the driving factors and inhibiting factors in their implementation. This study was qualitative in nature through interviews and observations conducted at ciomas and Cikupa District, each 7 and 6 footwear workshops consecutively. Total respondent was 39 people, acting as owners and workers. It was found that there were no written safety & health commitments, even though the implementationof OSH at limited extend were observed. For instance, some MSMEs have improved ventilation systems, used cutting machines, manual handling aids, and isolation of dusty and noisy processes. Other aspects such as housekeeping, PPE, SOP, fire prevention facilities, training and orientation, ergonomic workstations need to be improved. Leadership directives, safety & health training, assistance from third party or OSH consultant, guidelines from the Government are driving factors for safety & health implementation in observed MSMEs; while the lack of knowledge on OSH and owner support as well as costs implication are found as inhibiting factors in OSH implementation."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T51790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridcho Andrian Am
"ABSTRAK
ISPA merupakan masalah kesehatan pertama pada sepuluh penyakit terbanyak di Program Kesehatan Kerja Puskesmas UPT Ciomas. Hal tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan pekerja terhadap ISPA dan kondisi bengkel yang tidak baik berpengaruh terhadap aktivitas dan kesehatan pekerja. Disain studi yang digunakan adalah cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkungan fisik bangunan bengkel dan karakteristik pekerja informal terhadap kejadian ISPA dengan sampel sebanyak 85 pekerja yang berada di tujuh bengkel sepatu di Desa Pagelaran. Jumlah pekerja yang positif ISPA sebanyak 34 (40%) orang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kelembaban (P = 0,046) dan pencahayaan (P = 0,046) terhadap kejadian ISPA.

ABSTRACT
ARI ranks first among the ten largest diseases, caused by a lack of knowledge of the ARI and the condition of the building is not conform standardized environmental health. Cross sectional method is used in this study to know the relationship between physical environment and worker characteristics on the incidence of ARI. The research sample of whole population of workers at seven footwear factory in Desa Pagelaran. There were 34 (40%) workers who suffered from ARI. The study showed there was a relationship between humidity (P = 0,046), illumination (P = 0,046), and ARI incidences."
2014
S55987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Setiawan
"Tingginya prevalensi gangguan muskuloskeletal pada pekerja sektor informal yang salah satu faktor utamanya adalah postur kerja tidak baik. Belum pernah dilakukan analisis postur kerja dengan metode OWAS pada pekerja pembuat alas kaki di Indonesia. Tujuan penilitian ini ialah untuk menganalisis postur kerja pada pekerja UMKM pembuatan alas kaki dengan menggunakan metode OWAS.Metode: Penelitian potong lintang dengan observasi dan dokumentasi postur kerja pekerja pembuat alas kaki di sentra UMKM Ciomas Bogor yang kemudian dianalisis dengan metode OWAS. Data yang dikumpulkan adalah usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, masa kerja dan jenis tugas. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi Square.Hasil: Dari 72 data subyek yang dikumpulkan, sebanyak 68 orang memenuhi kriteria. Berdasarkan analisis dengan metode OWAS, 95,6 subyek memiliki postur kerja dengan skor OAC 2, dimana postur ini perlu perbaikan di masa yang akan datang. Hanya dua dari 68 reponden yang mempunyai postur kerja tidak baik dengan skor OAC 4, keduanya bekerja di bagian pola. Uji kemaknaan hubungan antara postur kerja dengan usia p=0,493 , jenis kelamin p=0,075 , Indeks Massa Tubuh p=0,505 , dan masa kerja p=1,000 menunjukkan tidak ada yang signifikan.Simpulan: Sebagian besar pekerja UMKM pembuatan alas kaki mempunyai postur kerja OAC 2 yang perlu tindakan perbaikan di masa yang akan datang, hanya pada bagian pola yang ditemukan postur kerja tidak baik.
Background The high prevalence of musculoskeletal disorders in informal sector workers which one of the main factors is poor work posture. No work posture analysis has been done using OWAS method in footwear workers in Indonesia. The purpose of this research is to analyze the work posture of footwear workers in small medium enterprise SME using OWAS method.Methods Cross sectional study with observation and documentation of footwear workers in SME Ciomas Bogor which then analyzed using OWAS method. The data collected were age, sex, weight, height, work period and type of task. Bivariate analysis was done by Chi Square test.Results Of 72 respondent data collected, 68 people meet the criteria. Based on the analysis with OWAS method, 95.6 of respondents had work posture with OWAS Action Category OAC 2, which most of the work position was sitting on the bench. This condition need improvement in the future. Only two of 68 respondents had poor work postures with an OAC 4, both working in the drawing section. The significance test of the relation between work posture with age p 0,493 , gender p 0,075 , Body Mass Index p 0,505 , and work period p 1,000 showed no significant.Conclusion Most SME footwear workers had OAC 2 work postures which need improvement in the future, poor work postures were found only in the drawing section."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Purnamasari
"Penggunaan lem dalam produksi sepatu yang mengandung bahan berbahaya (benzena) dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi pekerja bengkel sepatu. Sebagai senyawa yang volatil, benzena merupakan agen karsinogenik untuk manusia (Golongan 1). Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi tingkat risiko kesehatan akibat pajanan benzena pekerja bengkel sepatu di Desa Sukajaya yang dilakukan pada bulan April-Mei tahun 2018 dengan data sekunder dan menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Penelitian ini dilakukan di 10 bengkel dengan 13 titik pengambilan sampel udara dan 80 responden pekerja yang pilih melalui stratified random sampling. Hasil penelitian ini menujukkan Rata-rata tingkat risiko non karsinogenik pada pekerja bengkel sepatu dalam penelitian ini adalah 0,35 untuk pajanan real time dan 1,17 untuk pajanan life span. Selanjutnnya untuk rata-rata tingkat risiko karsinogenik sebesar 8,2521E-06 untuk ECR minimal dan 2,92476E-05 untuk ECR maksimal. Dengan persentase sebagai berikut, RQ real time >1 (11,3%), RQ life span >1 (36,3%), ECR min > 10-4 (0%) dan ECR max > 10-4 (8,8%). Risiko Kesehatan yang ditimbulkan dalam penelitian ini masih rendah dan masih masuk ke dalam kategori aman atau dapat diterima (acceptable).

Adhesive glue containing hazardous compound (benzene) utilization in shoes production can cause health risk to shoe footware workers. As a volatile compound, benzene is classified as carcinogenic agent to humans (Group 1). The objective of this study was to estimate the health risks of benzene exposure among shoe workers in Sukajaya Village conducted in April-May 2018 with secondary data and using the Environmental Health Risk Analysis (EHRA) . The study was conducted in 10 workshops with 13 air sampling points and 80 respondents selected by stratified random sampling. The results of this study showed that the average non-carcinogenic risk level in shoe workers was 0.35 for real time exposure and 1.17 for life span exposure. Furthermore, the average carcinogenic risk level is 8.2521E-06 for ECR minimum and 2,92476E-05 for ECR maximum. Percentages of Health Risk Levels are RQ real time> 1 (11.3%), RQ life span> 1 (36.3%), ECR min> 10-4 (0%), and ECR max> 10-4 (8.8%). Health risks exposure in this study results are still in low level and considered as safe or acceptable."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wattimena, Priandra Aditya
"Besarnya peran industri alas kaki dalam meningkatkan nilai ekspor Indonesia telah menjadi perhatian akhir-akhir ini. Tiap tahunnya nilai ekspor industri alas kaki terus meningkat dan telah menjadi rancangan strategis bagi perekonomian negara. Indonesia memiliki peluang untuk terus mengembangkan pangsa pasar industri alas kaki di pasar global. Namun seiring permintaan pasar global akan produk alas kaki, jumlah kompetitor yang bersaing pada pasar tersebut juga terus bertambah dengan Tiongkok sebagai pemain yang paling dominan. Agar dapat terus bersaing pelaku industri alas kaki harus meningkatkan daya saingnya. Penelitian ini berfokus pada pengelolaan risiko yang mungkin timbul pada proses pengembangan produk baru pada industri alas kaki dengan menggunakan studi kasus PT Brodo Ganesha Indonesia agar dapat meningkatkan daya saing produk alas kaki buatan Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode baru yaitu House of Risk sebuah metode yang dikembangakan dari metode Failure Mode Effect Analysis dan House of Quality. Metode ini tidak hanya memberikan gambaran risiko yang terdapat pada proses pengembangan produk baru namun juga menjelaskan strategi untuk memitigasi risiko tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukan risiko-risiko yang terdapat pada proses pengembangan produk baru pada industri alas kaki beserta strategi untuk memitigasi risiko-risiko tersebut. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri alas kaki dalam melakukan manajemen risiko pada proses pengembangan produk barunya.

The growing footwear industry has been one of the strategic industry that the Indonesian government put focus on in order to enhance the nation economy. Each year the footwear industry economic value is escalating and significantly contribute to the national non-mineral export. Due to the robust growth of global market demand, Indonesia have a vast opportunity to further enhance it's footwear global market share. However the number of competitors in the footwear global industry are also increasing with China as the market leader. Hence, to compete in the global footwear industry, business owner have to increase its competitiveness. This study is focused on the risk management during the new product development process in the footwear industry as to increase their competitive advantage using PT BGI as a study case.
The method for this research is house of risk(HOR), a new method adopted from the well-know failure mode effect analysis and house of quality.The method is focused on giving a proactive strategy to mitigate the identified risk. The outcome of this research are list of risk that found in the new product development process and the strategy to mitigate those risk involve. This research is design for footwear industry business owner as a benchmark to used in their product development process with the aim of more efficient new product development.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rieka Evy Mulyanti
"Studi ini dilakukan untuk menentukan manfaat keterlibatan Indonesia dalam jaringan industri alas kaki global yang dapat diubah menjadi pekerjaan yang layak. Salah satu indikator pekerjaan yang layak adalah perlakuan ketenagakerjaan yang adil untuk mengukur kesetaraan kesempatan dalam pekerjaan. Indikator perlakuan yang adil yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemisahan pekerjaan menurut jenis kelamin dan pembagian kerja perempuan dalam pekerjaan manajerial dan administratif.
Penelitian ini menggunakan data panel perusahaan dari industri alas kaki Indonesia selama 2001-2015. Hasilnya menunjukkan bahwa spesialisasi vertikal sebagai proxy untuk jaringan produksi global merupakan faktor penting yang mengarah pada peningkatan perlakuan pekerjaan yang adil, terutama pekerja perempuan di industri alas kaki.

This study was conducted to determine the benefits of Indonesia's involvement in a global footwear industry network that can be transformed into decent work. One of the indicators of decent work is fair employment treatment to measure equality of opportunity in employment. The fair treatment indicator used in this study is the segregation of occupations by sex and women's share of employment in managerial and administrative work.
This study uses firms panel data from Indonesian footwear industry during 2001-2015. The results show that vertical specialization as a proxy for global production network is an important factor leading to improved fair employment treatment, especially women workers in the footwear industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inneke Magdalena
"LATAR BELAKANG : Para pekerja perempuan yang bekerja dalam pabrik sepatu sangat rawan terhadap pajanan uap pelarut organik, dalam hal ini Methyl Ethyl Ketone (MEK) yang masuk melalui jalur inhalasi. Cleh sebab itu perlu diteliti pengaruhnya terhadap fungsi paru.
METODE : Desain penelitian adalah crass sectional. Data yang dipakai adalah data sekunder hasil pemeriksaan kesehatan pekerja tahun 2002. Sampel diambil dari pekerja perempuan dari departemen yang paling banyak terpajan uap pelarut MEK, dengan data-data lengkap sesuai dengan faktor yang akan diteliti. Kemudian dibandingkan antara pekerja dari dua departemen untuk melihat pengaruh uap pelarut organik berdasarkan kadar uap pelarut di udara tempat kerja.
HASIL DAN KESIMPULAN : Data yang diolah sebanyak 88 kasus. Faktor risiko yang diteliti berkaitan dengan umur, masa kerja dan status gizi. Didapatkan hasil yang tidak bermakna untuk semua faktor risiko lersebut (p.0,05). Hasil penelitian juga tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dari pengaruh pajanan uap MEK terhadap fungsi paru.

Influence Of Gas Of Methyl Ethyl Ketone Toward Lung Function Of Female Labor Of Footwear Factory X In Tangerang, 2002BACKGROUND : Female labour, who work at footwear factory, are very fragile toward gas of organic solvent exposure that absorbs through inhalation. This study is performed to analize the influence of gas of Methyl Ethyl Ketone toward lung function.
METHOD : The research uses cross sectional study design with secondary data which is result of labour medical examination in 2002. Samples are female labour from department that mostly expose to gas of MEK whom have complete data. Comparison is also made between two department to analize the influence of gas of organic solvent based on the concentration in working environment air.
RESULT AND CONCLUSION : Total sample are 88 cases. Study is made upon risk
factors as age, working time and nutritional status. Results show there are no relationship between those factors to lung function disorder (p>0,05). There are also no relationship between influence of gas of MEK toward lung function.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T13650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah Sofia
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang karakteristik risiko pajanan benzen dan toluen
terhadap pekerja bengkel sepatu informal di Kecamatan Ciomas, Bogor dengan
menggunakan metode karakterisasi risiko model IPCS Harmonization Project dengan
sampel sebanyak 29 pekerja di 11 bengkel sepatu yang merupakan Homogenous
Exposure Group dan memiliki tingkat pajanan tertinggi karena menggunakan lem
dengan kandungan benzen sebanyak 32,01%. Alat pengumpul data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner, timbangan berat badan, perangkat sampling
personal dan preliminary survey form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Sebanyak 96,6% pekerja bengkel sepatu informal berisiko terkena efek
nonkarsinogenik toluen, 75,9% berisiko terkena efek nonkarsinogenik benzen, dan
58,6% pekerja berisiko terkena efek karsinogenik benzen untuk kondisi pajanan
realtime dan semakin lama masa kerja maka risiko akan semakin meningkat. Oleh
karena itu, diperlukan manajemen risiko yaitu dengan menurunkan nilai ambang batas
benzene menjadi 0,31 mg/m3 dan toluen 51,57 mg/m3, membatasi masa kerja menjadi
1,3 tahun untuk mencegah efek karsinogenik dan nonkarsinogenik benzen dan 1 tahun
untuk mencegah efek nonkarsinogenik toluen.

ABSTRACT
This research analyzes risk characteristics of benzene and toluene
exposure of footwear informal sector workers in Ciomas Bogor using the method
of risk characterization model by IPCS Harmonization Project with sample size of
29 workers in 11 informal footwear factories which is a homogenouse exposure
group and maximum risk level for using glue containing benzene (32,01%). Data
collection tool used in this study is a questionnaire, weight scales, personal
sampling device and preliminary survey form. The results showed that 96.6% of
total informal footwear workers at risk of noncarsinogenic effects of toluene,
75.9% informal shoe repair shop workers at risk of noncarsinogenic effects of
benzene, and 58.6% of workers at risk of carcinogenic effects of benzene
exposure for realtime and growing conditions length of work duration, then the
risk will increase. Therefore, the necessary risk management is to lower the
threshold value for benzene to be 0.31 mg/m3 and 51.57 mg/m3 toluene, limit the
period of employment to 1.3 years to prevent the carcinogenic and
noncarcinogenic effects of benzene and and 1 year to prevent noncarsinogenic
effects of toluene."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>