Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Toy, Sidney
Barnsley, South Yorkshire: Pen & Sword Military Classics, 2006
728.81 TOY h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
The strategic significance of the Dariali Gorge, the main pass across the central Caucasus, has long been recognised. It forms a border today as it has done for much of the past 2000 years. But how was an effective military force sustained in an isolated Alpine environment? Excavations, osteoarchaeology and landscape survey have revealed that the Early Middle Ages saw as much investment in controlling this key route as there was in Antiquity. Guarded by the same Muslim-led garrison for at least a quarter of a millennium, its survival in a harsh environment was made possible through military effort and long-distance food supplies.
300 ANT 89 (346) 2015
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Emilianus Yakob Sese Tolo
Abstrak :
Abstract. The implementation of decentralization in Indonesia brings two-fold effects. On the one hand, it has given more autonomy for regions to organize and manage their governmental affairs. However, on the other hand, regional autonomy causes problems in society, such as increased corruption, money politics, and environmental damage. By using descriptive-qualitative approach, the author evaluated the implementation of forestry decentralization in Indonesia with research focus in Manggarai and Central Maluku districts. This study found that the implementation of forestry decentralization ignored community involvement thus brought negative consequences such as the increasing damage to forest ecosystems and the declining public welfare. Therefore, in order to bring benefits for forest conservation and welfare of the community, forestry decentralization needs to fortify community involvement.

Abstrak. Penyelenggaraan desentralisasi di Indonesia telah membawa dampak yang mendua. Pada satu sisi, desentralisi telah memberi otonomi yang lebih luas kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus berbagai urusan pemerintahan yang dimilikinya. Namun, di pihak lain, otonomi daerah justru telah menimbulkan masalah di dalam masyarakat, seperti meningkatnya korupsi, politik uang, dan kerusakan lingkungan. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif, penulis mengevaluasi penyelenggaraan desentralisasi kehutanan di Indonesia dengan lokus penelitian di Indonesia Bagian Timur, khususnya kabupaten Manggarai dan Maluku Tengah. Penelitian ini menemukan bahwa penyelenggaraan desentralisasi kehutanan mengabaikan keterlibatan masyarakat sehingga membawa akibat negatif berupa meningkatnya kerusakan eksosistem hutan dan menurunnya kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, agar penyelenggaraan desentralisasi kehutanan membawa manfaat bagi kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat, perlu diupayakan fortifikasi peran masyarakat dalam desentralisasi kehutanan.
2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Buang Abdullah
Abstrak :
ABSTRAK
Biortifikasi adalah paradigma baru di duni pertanian dan merupakan salah satu pendekatan dalam meningkatkan gizi masyarakat. Beras yang merupakan makanan pokok di Indonesia dapat ditingkatkan kangdungan gizinya melalui program pemuliaan tanaman guna menghasilkan varietas padi yang berasnya mengandung vitamin, mineral, dan/ atau senyawa lain seperti antosianin yang bermanfaat bagi kesehatan. Antosianin dapat dihasilkan oleh tanaman secara alami. Biofortifikasi beras yang mengandung antosianin tinggi telah dilakukan melaluiprogram perakitan varietas padi beras merah dan beras hitam denfab ptosedur pemulihan konvensiona. Dua varietas unggul padi fungsional yang mengandung antosianin tinggi telah dilepas yaitu Inpari-24 Gabusan sebagai varietas unggul padi beras merah dengan kandungan antosianin 8 ug/100g dan Inpari-25 Opak Jaya sebagai varietas ketan merah dengan kandungan antosianin 11 ug/100g. varietas unggul padi beras merah hasil biofortifikasi telah berkembang luas di beberapa daerah karena disukai konsumen dan menguntungkan petani. Beberapa galur harapan padi beras merah dan beras hitam yang mengandung antosianin lebih tinggi masih dalam tahap pengujian daya hasil dan multilokasi. Beberapa di antara galur tersebut diharapkan dapat dilepas sebgai varietas unggul padi beras merah dan beras hitam yang lebih baik dari varietas yang sudah ada. untuk mengatasi penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes, dan hipertensi, dengan mengonsumsi pangan fungsional hasil biofortifikasi lebih efektif dibandingkan dengan pangan hasil fortifikasi karena senyawa pentig yang ditambahkan melalui biofortifikasi bersifat diwariskan dan langgeng.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2017
630 JPPP 30:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nurwulan
Abstrak :
Kacang kedelai sangat sering digunakan sebagai bahan pangan di Indonesia karena harganya yang murah dan mengandung zat gizi tinggi seperti protein. Namun, kedelai mempunyai zat anti gizi seperti polifenol dan fitat yang dapat mengganggu penyerapan zat besi di dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ketersediaan fortifikasi zat besi secara in vitro pada pangan berbasis kedelai seperti, tempe, tahu dan susu kedelai. Proses in vitro dilakukan dengan enzim pepsin, pankreatin dan ekstrak bile. Fortifikan yang digunakan yaitu NaFeEDTA dan ferrous succinate. NaFeEDTA disintesis dari Na2H2EDTA.2H2O dan NaOH serta FeCl3, sedangkan ferrous succinate dari NaOH, asam suksinat, FeSO4.7H2O dan BaCl2.2H2O. NaFeEDTA dan ferrous succinate hasil sintesis dikarakterisasi dengan FTIR yang menunjukan adanya ikatan Fe-N (dari EDTA) pada 390 cm-1 dan pada 620 cm-1 dari ikatan Fe-O pada ferrous succinate. Pada penelitian ini diukur kadar Fe non polifenol dengan menggunakan AAS. Hasil pengukuran kadar Fe dengan AAS menunjukkan efektifitas tertinggi pada penambahan NaFeEDTA untuk tempe 18,81 mg, tahu 37,61 mg, dan susu kedelai 18,81 mg. Sedangkan ferrous succinate untuk tempe 7,69 mg, tahu 7,69 mg, dan susu kedelai 7,69 mg. Sesuai dengan teori, NaFeEDTA lebih efektif sebagai fortifikan. ...... Soybean are very often used as food in Indonesia because the price is cheap and contain high nutrients such as protein. However, soybean have anti-nutrients substances such as polyphenol and phytate that can inhibit iron absorption in the body. The purpose of this study was to determine availability of iron fortification in vitro in soy-based food such as tempeh, tofu and soy milk. In vitro process using pepsin, pancreatin and bile extract enzyms. Fortificant which are used are NaFeEDTA and ferrous succinate. NaFeEDTA is produced by synthesis of Na2H2EDTA.2H2O, NaOH and FeCl3 while ferrous succinate by NaOH, succinate acid, FeSO4.7H2O and BaCl2.2H2O. Product of synthesis NaFeEDTA and ferrous succinate characterized with FTIR and the result show that the presence of Fe-N bond (of EDTA) 390 cm-1 and 620 cm-1 from Fe-O bonding of ferrous succinate.In this study we were analysed Fe non polyphenol by Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). The results showed the highest effectivity by using NaFeEDTA as fortificant are 18,81 mg for tempeh, 37,61 mg for tofu, and 18,81 mg for soy milk. Whereas by using ferrous succinate are 7,69 mg for tempeh, 7,69 mg for tofu, and 7,69 mg for soy milk. Based on theory, NaFeEDTA more effective as fortificant.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afif
Abstrak :
Perubahan iklim merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi dewasa ini. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim adalah turunnya daya tahan tubuh. Turunnya daya tahan tubuh disebabkan karena abnormalitas pada sel darah putih yang menandakan adanya respons infeksi dan perubahan pola infeksi penyakit. Propolis merupakan salah satu senyawa resin yang dikumpulkan dari tanaman oleh lebah dan memiliki berbagai manfaat. Salah satu pengaruhnya adalah propolis memiliki efek imunomodulator terhadap tubuh. Dalam pemanfaatannya, propolis memiliki rasa dan bau yang kuat. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyamarkan sifat fisik propolis adalah dengan mengubahnya menjadi mikrokapsul dengan spray drying. Pemanfaatan mikrokapsul ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah pemanfaatan dengan cara fortifikasi pangan. Salah satu sediaan pangan yang telah difortifikasi dengan produk turunan lebah adalah biskuit. Pada penelitian ini, akan diketahui kadar senyawa bioaktif dari propolis, mengetahui senyawa penanda aktivitas imunomodulator, toksisitas dan pengaruh mikrokapsul propolis terhadap daya tahan tubuh in vivo, membuat sediaan pangan berupa biskuit yang difortifikasi propolis dan nilai gizinya, serta memodelkan scale up produksi biskuit dan mengetahui parameter ekonominya. Penelitian ini diawali dengan pengukuran senyawa fenol, flavonoid, dan antioksidan dari propolis mikrokapsul. Selanjutnya dilakukan pengujian toksisitas dan imunomodulator secara in vivo. Selain itu akan dilakukan pembacaan senyawa dengan alat LC/MS-MS. Setelah didapatkan dosis optimal, maka akan dilakukan produksi biskuit yang difortifikasi dengan propolis mikrokapsul dan dilakukan pengujian nilai gizinya. Tahapan terakhir adalah simulasi scale up produksi biskuit dan mengetahui parameter keekonomiannya dengan SuperPro Designer. Hasil dari penelitian ini adalah kandungan senyawa bioaktif propolis mikrokapsul fenol sebesar 3137,1±40,964 mg/kg, flavonoid sebesar 2714,103±38,728 mg/kg, dan antioksidan memiliki nilai IC50 sebesar 1209,89 ±20,2985 mg/kg. Berikutnya, terdapat empat senyawa pembacaan LC/MS-MS yang menjadi potensi penanda imunomodulator. Hasil berikutnya adalah propolis mikrokapsul mampu mempertahankan parameter hematologi dan differensial leukosit dan tidak ada pengaruh terhadap jumlah sel darah yang ada. Dalam scale up produksi didapatkan nilai modal adalah USD297.000,000/year, NPV memiliki nilai USD96.000, IRR adalah 17,89%, dam waktu payback selama 6,04 tahun.
ABSTRACT
Climate change is one of the problems faced today. One of the impacts arising from climate change is a decrease in endurance. The decreased immune system caused by abnormalities in white blood cells that indicate an infection response and changes in the pattern of infectious disease. Propolis is one of the resin compounds collected from plants by bees and has various benefits. One effect is propolis has an immunomodulatory effect on the body. In its use, propolis has a strong taste and smell. One method that can be used to disguise the physical properties of propolis is to convert it into microcapsules by spray drying. Utilization of microcapsules can be done in various ways, one of which is utilization by food fortification. One of the food preparations that have been fortified with bee-derived products is biscuits. In this study, it will be known levels of bioactive compounds from propolis, knowing the markers of immunomodulatory activity, toxicity and the effect of propolis microcapsules on immunity in vivo, making food preparations in the form of biscuits fortified with propolis and its nutritional value, and modelling the scale-up of biscuit production and knowing economic parameters. This research begins with the measurement of phenol compounds, flavonoids, and antioxidants from propolis microcapsules. Furthermore, in vivo toxicity and immunomodulatory testing is performed. Also, the compound will be read by utilizing of LC / MS-MS. After obtaining the optimal dose, biscuits fortified with propolis microcapsules will be produced and the nutritional value tested. The final stage is simulating the scale-up of biscuit production and knowing the economic parameters with SuperPro Designer. The results of this study are the content of the phenol microcapsules propolis bioactive compound amounted to 3,137.1 ± 40.964 mg/kg, flavonoids amounted to 2,714.103 ± 38.728 mg/kg, and antioxidants had an IC50 value of 1,209.89 ± 20.2985 mg/kg. Next, there are four LC / MS-MS reading compounds that are potential markers for immunomodulators. The next result is that the microcapsule propolis can maintain the haematological and differential parameters of leukocytes and there is no effect on the number of existing blood cells. In the scale-up of production, the capital value is USD297,000,000 / year, NPV has a value of USD96,000, IRR is 17.89%, and the payback time is 6.04 years.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library