Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
YS. SS. Rahayuningsih HP
"ABSTRAK
Berdasar analisis pada bab terdahulu, dapat disimpulkan bahwa cukup banyak istilah sistem religi yang terdapat dalam kamus lndonesien-Francais. Yang menjadi entri utama saja sebanyak 255 istilah, namun yang diteliti ha_nya 242 istilah. Berdasar pengolongan istilah dalam religi yang terdapat di Indonesia, persentasi terbesar diduduki bidang agama Islam sebanyak 164 entri (67,76%), disusul kemudian bidang agama Kristen sebanyak 30 entri (12,40%), agama Hindu sebanyak 12 entri (4,96%), agama Budha 4 entri (1,65%), bidang Kepercayaan sebanyak 8 entri (3,30%) dan istilah yang terdapat dalam semua religi sebanyak 24 entri (9,92n. Hal ini kiranya cukup sesuai dengan kenyataan bahwa Islam merupakan r clizi yang jumlah pengikutrrya paling banyak di Indonesia, sehingga kosakatanya pun paling sering digunakan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis menunjukkan bahwa:1. Bentuk penyajian definisi menurut penyusun kamus ada empat jenis, yaitu:

"
1985
S14545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aini
"Penelitian ini membahas bagaimana relasi kuasa ditampilkan dalam puisi "Speak White", karya Michelle Lalonde. Isu relasi kuasa ini dilihat dari analisis makna puisi, pilihan kata, dan komunikasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data adalah puisi "Speak White", karya Michelle Lalonde 1974. Penelitian ini berkesimpulan bahwa relasi kuasa dalam puisi ini digambarkan melalui kekontrasan keadaan yang terjadi di antara Canadiens anglais dan Canadiens français.

This study discuss how power relation shown from a poem entitled "Speak White" by Michelle Lalonde. The power relation is analized from the meaning, diction and communication of this poem. This study uses qualitative methods where the data source is "Speak White" by Michelle Lalonde in the 1974. The conclusions of this study shows that power relation is formed by different situation between Canadiens anglais and Canadiens français.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Happy Herawati
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan memerikan penggunaan verba da_lam buku ajar bahasa Prancis Archipeel 1 yang tidak terda_pat dalam Le Francais Fondamental ler Degre.
Penelitian dilakukan melalui pustaka, dengan cara me_milih verba di Archipel 1 yang tidak terdapat dalam Le Francais Fondamental ler Degre.
Teori yang digunakan sebagai dasar analisis adalah teori leksikologi, semantik dan sosiolinguistik.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa Archipel 1 lebih banyak menampilkan verba yang tidak terdapat dalam Le Francais Fondamental ler Degre daripada verba yang terda_pat dalam Le Francais Fondamental ler Degre.
Lebih dari separuh jumlah seluruh verba tampil satu kali. Hal ini dapat dimengerti jika diingat ketakterdapatan verba tersebut dalam Le Francais Fondamental ler Degre, dan terdapatnya lima buah verba yang muncul lebih dari se_puluh kali disebabkan oleh kebutuhan tema teks.
Dilihat dari sudut pandang bentuk, janis dan makna tidak banyak variasi yang ditampilkan.
Selain itu, Archipel 1 menampilkan verba yang berasal dari ragnm akrab. Hal ini menunjang. pengajaran bahasa Prancis yang mengutamakan kemampuan berbahasa Prancis.

"
1990
S14350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Retty Kriswardhani
"Dalam kamus dwibahasa Indonesia-Prancis Dictionnaire General Indonesien-Francais disingkat DIF) di mana BSU-nya adalah bahasa Indonesia dan BSa -nya bahasa Prancis terdapat banyak masalah karena bahasa Indonesia memiliki sifat yang khas. Bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur daerah dan unsur unsur asing. Karena adanya unsur bahasa daerah dalam bahasa Indonesia maka penulis ingin melihat padanannya dalam DIF. Unsur bahasa daerah yang penulis pilih adalah bahasa Jawa. Adapun hal yang diteliti dalam skripsi ini, yang berjudul Kosakata nomina konkret bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Jawa dalam Dictionnaire General Indonesien-Francais karya Pierre Labrousse. Sejauh mana ketepatan padanan kosakata nomina konkret bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Jawa yang diberikan dalam DIF. Untuk menganalisis ketepatan padanan kosakata nomina konkret bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Jawa digunakan analisis komponen makna dari Wida dan Taber. Juga digunakan syarat ketepatan padanan dari Zgusta bahwa makna leksikal kedua satuan leksikal identik dalam semua komponen, seperti penyebutan (designation), konotasi (connotation) dan ruang lingkup penggunaan (range of application). Selain itu ketepatan padanan juga dapat dilihat dari tipe padanan yang diberikan. Misalnya tipe terjemahan, tipe terjemahan (+penjelasan) dan tipe penjelasan (dari Zgusta dan Al Kasimi) . Setelah mengadakan analisis data terlihat bahwa dilihat dari komponen makna,padanan yang tepat menurut tipe padanan yaitu : padanan yang tepat menurut tipe padanan terjemahan berjumlah 68 entri dari 250 entri. (27,20%); menurut tipe padanan terjemahan (+penjelasan) berjumlah 22 entri (8,80%) dan menurut tipe padanan penjelasan berjumlah 37 entri (14,80%). padanan yang kurang tepat menurut tipe padanan terjemahan berjumlah 77 entri (30,00%); menurut tipe padanan terjemahan (penje1asan) berjumlah 20 entri (11,20%) dan menurut tipe padanan penjelasan berjumlah 10 entri (7,20%). dilihat dari gambar sebagai penunjang informasi, ternyata ada 9 entri (3,60%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyusun kamus DIF telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelaraskan satuan-satuan 1esika1 BSu ke dalam BSa. Adanya gambar tersebut menunjukkan bahwa kamus ini lebih ditujukan pada masyarakat BSa."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reany Nur Komaria
"Salah satu tujuan dari pengajaran bahasa asing adalah menanamkan kemampuan berkomunikasi. Dalam rangka memilih kata-kata yang penting untuk diajarkan, telah dilakukan penelitian yang menghasilkan daftar kata yang lazim disebut Le Francais Fondamen_tal Ier dan 2eme Degre (1959). Sampai dewasa ini, daftar itu digunakan sebagai sumber materi untuk menyusun buku pelajaran Bahasa Prancis bagi orang asing.
Archipel (1982) yang terdiri dari 3 jilid adalah satu di antara buku-buku yang menitikberatkan pada kemampuan berkomunika_si. Buku itu sebenarnya disusun tidak berdasarkan FF, tetapi ber_dasarkan daftar lain yang lebih mengutamakan fungsi-fungsi komu_nikasi, yaitu Un Niveau-Seuil (1979). Meskipun demikian, setelah diamati ternyata Un Niveau-Seuil banyak memuat kosakata yang sama dengan yang ada dalam FF. Melihat kenyataan itu, menarik untuk diteliti hubungan antara FFI dan Al, khususnya mengenai verba.
Hasil penelitian, menunjukkan bahwa Al menampilkan verba cu_kup bervariasi, baik dari segi bentuk, jenis, dan makna. Selain itu, lebih dari separuh verba FF1 digunakan dalam A1, dan jumlah verba yang muncul secara memadai sebanding dengan yang muncul secara kurang/tidak memadai. Tampaknya semua itu demi menunjang pengajaran kemampuan berkomunikasi."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S14489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Emma L. M.
"Makian, sebagai salah satu perwujudan perasaan manusia, dapat di katakan bersi fat universal karena setiap manusia yang normal dapat dipastikan pernah marah atau pernah merasa jengkel. Bagaimanapun kuatnya seorang manusia berusaha mengendalikan diri, pada suatu saat ketika emosi memuncak, ia akan mengeluarkan 1uapan marahnya atau rasa jengkelnya dengan makian, secara sadar ataupun tidak sadar. Karena sifatnya yang universal ini, maka dapat dikatakan bahwa di dalam setiap bahasa terdapat kata-kata yang dipilih para penuturnya untuk memaki. Tentu saja pilihan kata yang digunakan untuk memaki dalam setiap bahasa berbeda-beda dan bersifat khas sesuai dengan dengan latar belakang kebudayaan bahasa itu masing-masing. Karena sifatnya yang universal sekaligus khas ini maka penulis ingin melihat padanan makian di dalam sebuah kamus dwi bahasa Indonesia-Francis (Dictionnaire General Indonesien-Francais atau DIF) mengingat bahwa sebuah kamus dwibahasa merupakan jembatan yang nenghubungkan dua masyarakat bahasa yang berbeda. Atau dengan kata lain, objek utama dalam kamus dwi bahasa adalah menerjemahkan pesan-pesan suatu masyarakat bahasa yang berhubungan dengan masyarakat bahasa lain secara memuaskan.Adapun hal-hal yang diteliti dalam skripsi ini, yang berjudul Makian dalam Kamus _Dictionnaire General Indonesien-Francais karya Pierre Labrousse_ adalah: 1. Apakah makna makian Bahasa Sumber (dalam hal ini Bahasa Indonesia) setara dengan makna padanannya dalam Bahasa Sasaran (dalam hal ini Bahasa Francis). 2. Bagaimanakah bentuk padanan makian Indonesia yang diberikan, apakah berbentuk makian juga atau berbentuk penjelasan. Untuk menganalisis ketepatan makna padanan makian digunakan analisis komponen makna dan untuk menganalisis bentuk padanan makian dilakukan dengan bantuan kamus Nouveau Dictionnaire des Injures (DI). Bila padanan makian itu terdapat dalam DI maka bentuknya makian juga; jika tidak terdapat dalam DI maka bentuknya bukan makian. Setelah mengadakan analisis data dapat terlihat bahwa: 1. Dari segi bentuk padanan, penyusun kamus DIF telah berusaha sedapat-dapatnya menyelaraskan bentuk (makian SI diberikan padanan dalam bentuk makian juga) karena 55 dari 75 data yang di teliti berbantuk makian. 2. Dilihat dari segi semantik maka padanan makian dapat di katakan masih cukup rnemadai karena 46 dari 75 data yang diteliti memiliki komponen makna yang relatif tetap. Tetapi harus disayangkan adanya 24 data yang maknanya kurang tepat dan bahkan terdapat 5 data yang maknanya tidak tepat. Sementara itu dari 29 padanan makian yang kurang memadai maknanya, 19 di antaranya dalam bentuk makian juga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, penyusun kamus DIF ini lebih mementingkan segi bentuk daripada segi makna karena jumlah padanan yang berbentuk makian lebih besar (73,33X) daripada padanan yang bermakna relatif tepat (61,33%). Hal ini patut di sayangkan karena dalam kamus dwibahasa yang terpenting adalah makna agar pesan-pesan masyarakat bahasa asing tersampaikan dengan baik. Kekurangtepatan atau ketidaktepatan informasi makna makian dapat menyesatkan atau merugikan bahkan membahayakan para pemakai kamus karena menyangkut bahasa kasar yang peng_gunaannya tidak sembarang waktu atau sembarang kesempatan. Oleh karena itu tanpa mengurangi penghargaan yang tinggi atas jerih payah penyusun kamus DIF, maka penulis ingin menyarankan, jika mungkin, dilakukan pemeriksaan kembali khususnya yang rnanyangkut makian. Akhirnya, dengan segala kekurangannya, penulis meng_harapkan panelitian ini bermanfaat, sekeci1 apapun, sebagai pembuka jalan bagi penelitian yang selanjutnya yang lebih mandalam terutama mengenai makian BI yang sepanjang pengetahuan penulis masih luput dari perhatian para ahli BI."
1987
S14274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library