Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nieniek Ritianingsih
"ABSTRAK
PPOK merupakan penyakit yang mengarah kepada adanya beberapa gangguan yang
mempengaruhi keluar masuknya udara paru-paru. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia
terutama kebutuhan oksigen dapat terganggu dengan adanya PPOK, sehingga untuk
mengoptimalkan kesehatan pasien kembali diperlukan tindakan keperawatan yang tepat.
Salah satu tindakan mandiri keperawatan guna mempertahankan fungsi ventilasi paru
adalah mengatur posisi pasien PPOK. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
perbedaan pengaruh posisi duduk high fowler dan orthopneic terhadap fungsi ventilasi
paru pada asuhan keperawatan pasien PPOK di RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo
Bogor. Desain penelitian menggunakan metoda kuasi eksperimental dengan pendekatan
pre test post test group design. Sampel berjumlah 36 orang yang diambil secara
purposive sampling. Pasien diberikan tindakan pengaturan posisi high fowler dan
orthopneic. Hasil penelitian menunjukkan posisi high fowler dan orthopneic dapat
meningkatakan fungsi ventilasi paru (p=0,0005), tetapi posisi orthopneic dapat
meningkatkan fungsi ventilasi paru lebih baik dibandingkan high fowler (p=0,0005).
Usia berhubungan terhadap peningkatan fungsi ventilasi paru pasien PPOK baik pada
posisi high fowler (p=0,0048) maupun pada orthopneic (p=0,0005). Tinggi badan
(p=0,453 dan p=0,456), berat badan (p=0,385 dan p=0,411), dan jenis kelamin (p=0,240
dan 0,164) tidak mempengaruhi peningkatan fungsi ventilasi paru baik pada posisi high
fowler maupun orthopneic. Rekomendasi hasil penelitian adalah perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pasien PPOK dengan dispnea sebaiknya memberikan
posisi orthopneic sehingga fungsi ventilasi paru pasien dapat ditingkatkan

ABSTRACT
Fungsi ventilasi paru dapat terganggu dengan adanya penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK). Salah satu tindakan mandiri keperawatan guna mempertahankan fungsi
ventilasi paru adalah mengatur posisi pasien PPOK. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan perbedaan pengaruh posisi duduk high fowler dan orthopneic terhadap
fungsi ventilasi paru pada asuhan keperawatan pasien PPOK di RS Paru Dr. M.
Goenawan Partowidigdo Bogor. Desain penelitian menggunakan metoda kuasi
eksperimental dengan pendekatan pre test post test group design. Sampel berjumlah 36
orang yang diambil secara purposive sampling. Pasien diberikan pengaturan posisi high
fowler dan orthopneic. Hasil penelitian frekuensi nafas memiliki nilai yang sama. Posisi
high fowler dan orthopneic dapat meningkatkan nilai APE (p=0,0005), tetapi posisi
orthopneic dapat meningkatkan nilai APE lebih baik dibandingkan high fowler
(p=0,0005). Usia berhubungan terhadap peningkatan nilai APE pasien PPOK baik pada
posisi high fowler (p=0,0048) maupun pada orthopneic (p=0,0005). Tinggi badan, berat
badan, dan jenis kelamin tidak mempengaruhi fungsi ventilasi paru baik pada posisi high
fowler maupun orthopneic. Rekomendasi hasil penelitian adalah perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pasien PPOK dengan dispnea sebaiknya memberikan
posisi orthopneic sehingga fungsi ventilasi paru pasien dapat ditingkatkan
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T24772
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Subiyanto
"Pengaturan cairan modifikasi cara Lemone dan Burke (2008) membagi pemberian cairan berdasarkan proporsi jumlah cairan pada setiap shiftnya. Pada rentang shift pagi sebanyak 50% dari kebutuhan total cairan dalam 24 jam, 30% pada rentang shift siang dan sisanya pada' shift malam. Pengaturan proporsi ini berdasarkan kebutuhan cairan secara fisiologis sesuai irama sirkardian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran “perbedaan dampak pengaturan cairan modifikasi Lemone dan Burke dengan cara konvensional terhadap tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan dan keluran urin”. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan post test only with control group. Hipotesis yang telah dibuktikan dalam penelitian ini adalah perbedaan dampak pengaturan cairan modifikasi cara Lemone dan Burke (2008) terhadap rata-rata tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas dan keluaran urin antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol di Rumah Sakit Denkesyah Bandar Lampung. Sampel penelitian adalah responden yang dirawat di ruang ICU RS Denkesyah Bandar lampung dan memenuhi kriteria inklusi. Jumlah 7 responden pada kelompok perlakuan dan 8 responden pada kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukan perbedaan bermakna pada rata-rata frekuensi nadi antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol(p=0,007, a=0,05) dan ada perbedaan rata-rata tekanan darah, frekuensi nafas, dan keluaran urin antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan dampak pengaturan cairan cara Lemone dan Burke (2008) dengan cara konvensional terhadap tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas dan keluaran urin. Rekomendasi penelitian ini adalah pengaturan cairan intravena menggunakan modifikasi Lemone dan Burke dapat diterapkan pada pasien yang mendapatkan terapi cairan intravena.

The modification of fluid regulation is using Lemone and Burke’s formula (2008) to give fluid in shift. This modification is similar with physiology f normal human fluid regulation: 50% of total fluid was given in the moming shift, 30% in the aftemoon shift and 20% in the night shift in 24 hours. The study was to described the differences of the effect fluid regulation between conventional and Lemone and Burke’s modification to influence blood pressure, pulse, respiratory rate and urine output. This study was quasy experiment design used post test only with control group. The study hypothesis was that there was the differences mean of fluid regulation’s between convensional and LeMone & Burke’s modification (2008) to influence blood pressure, pulse, respiratory rate and urine output in the Hospital. The samples were 15 patients in ICU room, 7 patients were in intervention group and the remaining were control group. The results shown that there was a significant difference the mean of pulses between control and intervention group (p=0,007, a=0,05) and difference mean of blood pressure and output of urine between intervention and control group. The conclusion was that there was a significant difference of blood pressure, pulse rate, urine output after using Lemone & Burke Method in comparing with standar fluid regulation. The study is recommended fluid regulation Lemone and Burke’s modification to applied of patient with intravenous therapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26588
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Indriarini
"Pemberian cairan secara konstan akan mempengaruhi irama sirkadian dan mempengaruhi fisiologi sistem kardiovascular, endokrin dan Ginjal. Tesis ini bertujuan menganalisis Perbedaan dampak pengaturan dan jenis cairan antara modifikasi Lemone & Burke (2008) dan cara biasa (konvensional) terhadap tanda-tanda vital dan keluaran urine?. Dengan desain Quasi Experimental dan rancangan Two-Way Repeated Measures Design, serta tehnik sampling Purposive sampling didapatkan 2 responden kelompok perlakuan, dan 9 responden kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan tekanan darah sistole, diastole, frekuensi nadi, frekuensi nafas dan keluaran urin baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol berdasarkan waktu. Ada perbedaan signifikan frekuensi nadi pada satu orang responden kelompok perlakuan (p = 0.024 ). Hasil penelitian menyarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jenis penyakit yang lebih homogen dan jumlah sampel yang lebih banyak.

Providing a constant fluid will affect the circadian rhythm and influence the physiology of cardiovascular system, endocrine and kidney. This thesis aims to analyze the "difference in the effects of fluid regulation and type of fluid between the modification Lemone & Burke (2008) and in the normal way (conventional) of vital signs and urine output." With Quasi- Experimental design and the design of Two-Way repeated Measures Design, and purposive sampling technique, was found two treatment groups of respondents, and 9 respondents in control group. The results showed no difference in blood pressure, systole, diastole, pulse rate, respiratory rate and urine output in both treatment and control groups based on time. There are significant differences in pulse rate on a single treatment group respondents (p = 0.024). The results suggest further research must be done with a more homogeneous disease type and number of samples to more."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29414
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Subiyanto
"Pengaturan cairan modifikasi cara Lemone dan Burke (2008) membagi pemberian cairan berdasarkan proporsi jumlah cairan pada setiap shiftnya. Pada rentang shift pagi sebanyak 50% dari kebutuhan total cairan dalam 24 jam, 30% pada rentang shift siang dan sisanya pada shift malam. Pengaturan proporsi ini berdasarkan kebutuhan cairan secara fisiologis sesuai irama sirkardian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran "perbedaan dampak pengaturan cairan modifikasi Lemone dan Burke dengan cara konvensional terhadap tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan dan keluran urin". Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan post test only with control group. Hipotesis yang telah dibuktikan dalam penelitian ini adalah perbedaan dampak pengaturan cairan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library