Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Hidayat
"Semakin bertambahnya keberadaan stasiun radio FM di Indonesia membuat spasi kanal frekuensi radio di Indonesia semakin menipis. Hal ini dikarenakan pada radio analog FM, setiap satu spasi kanal frekuensi FM hanya dapat dipakai oleh satu stasiun radio FM saja. Oleh karena itu pengalihan teknologi radio analog menjadi radio digital dapat menjadi solusi yang baik untuk keterbatasan lebar kanal frekuensi ini. Teknologi tersebut terkenal dengan sebutan sebagai teknologi T-DAB (Terrestial-Digital Audio Broadcasting).
Perancangan distribusi frekuensi T-DAB merupakan langkah awal dari penerapan T-DAB pada suatu wilayah. Hanya Propinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat sajalah yang dipilih sebagai wilayah perancangan distribusi frekuensi T-DAB pada perancangan ini. Ketiga Propinsi tersebut memiliki 14 wilayah layanan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia dan menjadi obyek dalam perancangan distribusi ini.
Perancangan distribusi frekuensi T-DAB tidak hanya terbatas pada penentuan sebuah saluran kanal saja tetapi terkait juga dengan penempatan stasiun pemancar pada suatu lokasi dan penetapan ERP agar protection ratio yang didapatkan sesuai dengan acuan secara internasional sehingga didapatkan perancangan yang baik dan efisien. Selain itu evaluasi akan adanya daerah blank spot dari layanan T-DAB dan adanya intereferensi sinyal T-DAB terhadap sinyal eksisting (sinyal televisi) menjadi hal perlu dipertimbangkan dalam perancangan ini.
Dengan menggunakan Software Chirplus BC, perancangan distribusi frekuensi T-DAB ini menghasilkan pengalokasian kanal yang efisien pada band III VHF dengan cakupan wilayah yang optimal pada ke-14 wilayah layanan tersebut. Spesifikasi tinggi dan ERP tiap pemancar T-DAB pada perancangan ini pun telah memenuhi standard dari Final Acts of the CEPT T-DAB tentang protection ratio DAB-DAB dan T-DABV sehinga permasalahan tentang adanya interferensi dari sinyal lain baik sesama sinyal T-DAB maupun sinyal televise dapat diatasi dengan baik.

As the increasing number of FM radio station in Indonesia, the frequency channel space in Indonesia grew narrow continually. It is mainly due to in analog radio, each frequency channel space only used by one FM radio station. Therefore, the technology conversion from analog radio to digital radio would be the most promising solution to the limitation of frequency channel space. The technology is well known as T-DAB (Terrestrial-Digital Audio Broadcasting) technology.
The design of T-DAB frequency distribution is a first step of the implementation of T-DAB in an area. This paper selected DKI Jakarta, Banten and West Java as the areas for T-DAB frequency distribution design. These three provinces had 14 service area that is assigned by authorities and would be the main object on this project.
Frequency distribution of T-DAB was not only limited on channel allotment but also related to the most suitable placement of transmitter and ERP adjustment so that the proper protection ratio can be obtained to acquire the most efficient model. And also evaluation of blank spot among the service areas and T-DAB interference due to existing signal became a necessary variable that need to be considered in this design.
By using Software Chirplus BC, this design result an efficient channel allocation in band III of VHF with optimal coverage area at those 14 service areas mentioned above. And also, high specifications and ERP of each T-DAB transmitter have meet the criteria of Final Acts of the CEPT T-DAB about DAB-DAB and T-DABV protection ratio, therefore the possibility of occurring interference among T-DAB transmitter or between T-DAB and television signal could be handled well.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40559
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luly Anggraini
"Anomali gigi merupakan gangguan tumbuh kembang yang umum dialami oleh penyandang sindroma Down, terdiri dari anomali jumlah, ukuran, bentuk dan struktur.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi anomali gigi pada penyandang sindroma Down di Jakarta.
Metode: Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional pada 174 penyandang sindroma Down usia 14 tahun ke atas yang dipilih dengan teknik purposive sampling.
Hasil: Anomali jumlah hipodonsia 80.90 , supernumerari 6.74 dan kombinasi hipodonsia dan supernumerari 12.36 . Anomali ukuran mikrodonsia 98.81 dan makrodonsia 1.19 . Anomali bentuk fusi 66.675 dan talon cusp 33.33 . Anomali struktur hipoplasia enamel 70.83 , hipokalsifikasi enamel 12.50 , kombinasi hipoplasia dan hipokalsifikasi enamel 4.17 dan diskolorasi gigi 12.50.
Kesimpulan: Penyandang sindroma Down di SLB C Jakarta menampilkan prevalensi anomali gigi yang cukup tinggi dengan hipodonsia dan mikrodonsia sebagai anomali paling sering terjadi serta menunjukkan kecenderungan pada laki-laki.

Dental anomaly is a common developmental disorder experienced by people with Down syndrome consisting of number, size, shape and structure anomalies.
Aim: This research aims to describe the frequency distribution of number, size, shape and dental anomalies structure in people with Down syndrome aged 14 years and above in Jakarta.
Method: The method of this research is descriptive with cross sectional design done on 174 people with Down syndrome aged 14 years and above chosen with purposive sampling technique.
Result: Anomalies of number hypodontia 80.90, supernumerary 12.36 and combination of hypodontia and supernumerary 12.36. Anomalies of size microdontia 98.81 and macrodontia 1.19. Anomalies of shape fusion 66.67 and talon's cusp 33.33 Anomalies of structure enamel hypoplasia 70.83 , enamel hypocalcification 4.17, combination of enamel hypoplasia and hypocalcification 12.50 and tooth discoloration 12.50.
Conclusion: People with Down syndrome in SLB C Jakarta showed a high prevalence of dental anomalies with hypodontia and microdontia as the most common anomalies that have a tendency in boys.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Alimin
"Tingginya permintaan pasar terhadap ikan cakalang mengakibatkan aktivitas penangkapannya dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun sehingga dapat mengancam kelestariannya. Tujuan penelitian yaitu mengetahui distribusi frekuensi panjang ikan cakalang secara temporal dan menganalisis tingkat selektivitas alat tangkap purse seine pelagis besar di fishing ground Samudera Hindia bagian timur. Data yang digunakan adalah data panjang cagak ikan cakalang selama Januari s/d Desember 2016 yang didaratkan di PPS Nizam Zachman Jakarta. Analisis data frekuensi panjang dilakukan dengan membandingkan sebaran individu ikan dalam bentuk histogram, dan analisis selektivitas dengan metode skoring berdasarkan komposisi hasil tangkapan, persentase hasil tangkapan layak tangkap dan membandingkan nilai Lc dan Lm.
Hasil penelitian menunjukkan pada bulan juli sampai oktober distribusi frekuensi panjang cagak cakalang terbanyak pada rentang kelas 40-45 cm dengan panjang rata-rata 43 cm atau diatas nilai Lm (42,9 cmFL). Sedangkan pada bulan november sampai juni distribusi frekuensi panjang cagak cakalang berada pada nilai dibawah nilai Lm. Panjang ikan cakalang pertama kali tertangkap (Lc) diperoleh nilai 40,83 cmFL dibawah nilai pertama kali matang gonad (Lm) sebesar 42,9 cmFL. Hasil tangkapan utama purse seine pelagis besar selama penelitian yaitu ikan cakalang 42,6% dan hasil tangkapan sampingan sebesar 57,4%. Jumlah cakalang layak tangkap sebesar 26%, sehingga berdasarkan analisis selektivitas, selektivitas alat tangkap purse seine pelagis besar di perairan Samudera Hindia bagian timur memiliki selektivitas rendah.

The high market demand for skipjack tuna has resulted in its catching activities continuously throughout the year so can be threaten its sustainability. The objectives of this research are to know the temporal length frequency distribution of skipjack tuna and to analyze the level of selectivity of large pelagic purse seine in the Eastern Indian Ocean fishing ground. The data used were length data of skipjack tuna wich unloaded during January to December 2016 at Nizam Zachman Jakarta Fishing Port. Length frequency data analysis was done descriptively by comparing the distribution of individual fish in the form of histogram, whereas the selectivity analysis done by scoring method based on the catch composition, the capture catch percentage and compare the Lc and Lm values.
The results of this research showed that in July to October, highest distribution of the length frequency of skipjack tuna was in the 40-45 class range, with average length value was higher than Lm value of 43 cmFL and 42.9 cmFL, respectively. While from November until June, the length frequency distribution value of skipjack tuna was lower the Lm value. The skipjack tuna minimum length of caught (Lc) was lower than its minimum length of gonad mature (Lm) of 40.83 cmFL and 42.9 cmFL, respectively. The major catches of large pelagic purse seine during this research was skipjack tuna as much as 42.6%, and by-catch by 57.4%. The amount of catchable fish is 26%, so based on selectivity analysis, the selectivity of the large pelagic purse seine fishing gear in the waters of the East Indian Ocean has low selectivity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Ghinawan
"Unknown."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Valentin
"Gempa bumi dapat menimbulkan dampak yang cukup besar, baik dalam hal besarnya nilai kerugian maupun luasnya wilayah terdampak. Implikasi keuangan dari gempa bumi besar dapat memiliki efek jangka panjang. Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami karakteristik dari kejadian gempa. Penelitian ini mengukur Operational Value at Risk (VaR) untuk klaim asuransi gempa bumi menggunakan data sesi statistik (MAIPARK) tahun 2014-2021. Perhitungan risiko operasional dengan model Loss Distribution Approach-Aggregation (Monte Carlo Simulation) bertujuan untuk memperkirakan perkiraan cadangan modal berdasarkan distribusi frekuensi dan distribusi keparahan data historis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kerugian klaim asuransi gempa bumi mengikuti pola distribusi geometrik, sedangkan distribusi keparahan menunjukkan pola distribusi eksponensial. Dengan tingkat kepercayaan 95%, nilai VaR risiko operasional adalah Rp 2.792.721.528.565,80, dan uji validitas atau backtesting menggunakan uji Kupiec dengan satu kesalahan, dan model dapat diterima.

Earthquakes may cause a considerable impact, both in loss and the area. The financial implications of a major earthquake can have a long-lasting effect. Therefore, companies need to understand the essential characteristics of earthquake events. This research measures the Operational Value at Risk (VaR) for claim catastrophe Insurance using statistical session (MAIPARK) data for 2014-2021. Calculation of operational risk with loss distribution approach aggregation model (Monte Carlo Simulation) aims to estimate capital reserve estimates based on the frequency distribution and severity distribution of historical data. The results showed that the frequency distribution of earthquake insurance claim losses followed a geometric distribution pattern, while the severity distribution showed an exponential distribution pattern. With a 95% confidence level, the operational risk VaR value is IDR 2,792,721,528,565.80, and the validity test or backtesting uses the Kupiec test with one error, and the model is acceptable."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library