Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Rinaldi
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang:Berdasarkan International Continence Society(ICS), inkontinensia urin merupakan keluhan dari kebocoran urin sebagai hasil dari abnormalitas fungsi saluran kemih bagian bawah atau sekunder dari penyakit tertentu yang dapat mengganggu kehidupan perempuan secara fisik, psikologis, dan sosial. Pada tahun 2003, prevalensi inkontinensia urin pada perempuan di seluruh dunia sebesar 17-50% dengan jenis yang paling sering adalah jenis tekanan (50%). Hipermobilitas leher kandung kemih merupakan salah satu dasar patologi dari inkontinensia tipe tekanan. Kondisi hipermobilitas leher kandung kemih dan uretra dapat membantu lebih memahami patofisiologi dari inkontinensia urin tipe tekanan yang terjadi. Penelitian ini ditujukan untuk menilai hubungan profil pergerakan leher kandung kemih dengan prolaps kompartemen anterior vagina pada pasien dengan inkontinensia urin jenis tekanan pada pasien dengan prolaps organ panggul.

Metode:Studi ini memiliki desain potong lintang pada 112 subjek dengan riwayat POP yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang diambil pada penelitian ini adalah bladder neck descent(BND), retrovesical angle(RVA), Rotational urethra(RoU), funneling, titik Aa dan Ba pada POP-Q.

Hasil:Data penelitian menunjukan inkontinensia tipe tekanan terjadi pada 50% subjek dengan POP. Pada analisis data didapatkan perbedaan yang signifikan antara funneling, sudut RVA dan sudut RoU dengan kejadian inkontinensia urin. Cutoff sudut RVA didapatkan bernilai 130.570dengan sensitivitas 64,3% dan spesifisitas 55.4%. Cutoff sudut RoU didapatkan bernilai 41.560dengan sensitivitas 76,8% dan spesifisitas 67,9%. Hasil yang didapatkan menunjukan hubungan yang bermakna pada analisis multivariat.

Kesimpulan:Terdapat perbedaan yang bermakna antara sudut RVA, sudut RoU, dan riwayat funneling terhadap inkontinensia urin tipe tekanan pada perempuan dengan POP. Tidak terdapat perbedaan nilai penurunan Titik Aa, titik Ba, dan penurunan leher kandung kemih antara perempuan kontinensia dengan inkontinensia jenis tekanan. Sudut RVA, sudut RoU, dan riwayat funneling dapat digunakan untuk memprediksi terjadinya inkontinensia tipe tekanan pada subjek dengan POP.
ABSTRACT
Background:Stress type urinary incontinence is a pressure induced urinary leakage caused by functional abnormality of lower urinary tract or other disease that cause physical, psychological, and social disturbance in female. The prevalence of urinary incontinence is 17-50% around the world with 50% of them are stress type urinary incontinence. Bladder neck mobility is one of the main pathology of stress type urinary incontinence. Observation of bladder neck mobility and urethra in stress type incontinence may increase the understanding of the urinary incontinence pathophysiology. This study is aimed to quantify the relation between bladder neck mobility profile and anterior compartment vaginal prolapse with stress-type urinary incontinence in patient with pelvic organ prolapse.

Method:The study is a cross-sectional study with 112 subjects with history of pelvic organ prolapse and suits inclusion and exclusion criteria. Data obtained in this study are bladder neck descent (BND), retrovesical angle (RVA), rotational urethra (RoU), funneling, point Aa and Ba from POP-Q.

Results:This study found stress-type urinary incontinence in 50% subjects with POP. In this study, significant difference found in funneling, RVA, and RoU between female with and without urinary incontinence. Cutoff of RVA obtained from this study are 130.570with 64.3% sensitivity and 55.4% specificity. Cutoff of RoU obtained from this study are 41.560with 76,8% sensitivity and 67,9% specificity. Cutoff result shows significant correlation with stress type urinary incontinence on multivariate analysis.

Conclusion:There are significant difference in RVA, RoU, and funneling between female with and without stress type urinary incontinence. There are no significant difference in point Aa, point Ba, and bladder neck descent between female with and without urinary incontinence. Funneling, RVA, and RoU can predict incidence of stress type urinary incontinence in female with POP.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewita Nilasari
Abstrak :
Latar Belakang: Inkontinensia urin tipe tekanan (IUT) merupakan gangguan uroginekologi yang relatif sering ditemukan pada ibu hamil. Perubahan anatomis, hormonal dan jaringan yang dialami oleh perempuan hamil membuatnya rentan untuk mengalami IUT. IUT secara signifikan dapat mengganggu kualitas hidup ibu hamil. Studi tentang prevalensi IUT telah dilakukan di Indonesia tetapi sampai saat ini belum ada penelitian yang menilai prevalensinya pada perempuan primigravida trimester ketiga akhir yang cenderung lebih rentan mengalami kondisi SUI persisten postpartum. Selain itu, penelitian tentang parameter ultrasonografi (USG) pada pasien IUT pada ibu hamil belum dilakukan di Indonesia. Studi tersebut penting untuk mengetahui prevalensi IUT pada perempuan primigravida akhir trimester ketiga serta hubungan kondisi IUT dengan parameter USG untuk mobilitas leher kandung kemih. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi IUT pada perempuan primigravida trimester ketiga akhir di Jakarta, Indonesia selama periode 1 November 2016 sampai 31 Juli 2019. Penelitian ini juga mengidentifikasi pasien karakteristik yang secara signifikan berkorelasi dengan IUT. Selanjutnya, penelitian ini menguji korelasi antara parameter USG yang terdiri dari penurunan leher kandung kemih (BND), sudut retrovesikal (RVA), sudut rotasi uretra (RoU), dan funneling dengan IUT pada pasien tersebut. Metode: Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian besar mengenai penggunaan USG dasar panggul pada perempuan dengan berbagai jenis disfungsi dasar panggul di DKI Jakarta. Sebagian data merupakan data sekunder dari penelitian besar sementara sebagian lainnya dikumpulkan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional untuk menemukan prevalensi IUT pada perempuan primigravida trimester ketiga akhir di DKI Jakarta. Kemudian, penelitian cross-sectional komparatif dilakukan untuk pengukuran parameter USG berupa BND, RVA, RoU dan funneling. Diagnosis IUT dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, serta Kuesioner Diagnosis Inkontinensia Urin (QUID) dan tes batuk stres. Sebanyak 30 subjek yang terdiagnosis IUT dan 30 subjek tanpa IUT yang memenuhi kriteria penelitian dipilih dan dikumpulkan datanya dengan formulir dan database penelitian. Data awalnya dikumpulkan dalam perangkat lunak Microsoft Excel dan kemudian diperiksa dan diberi kode untuk dianalisis dalam SPSS versi 25 untuk Mac. Data kategoris disajikan sebagai frekuensi (persentase) sedangkan data numerik kontinu disajikan sebagai mean + standar deviasi untuk data yang terdistribusi normal serta median (rentang) untuk data yang tidak berdistribusi normal. Signifikansi statistik dinyatakan sebagai 0,05. Analisis kurva karakteristik receiver-operator digunakan untuk mendapatkan nilai cut-off BND, RVA, dan RoU yang secara signifikan berhubungan dengan IUT antara sensitivitas dan spesifisitasnya. Analisis bivariat dilakukan untuk membandingkan faktor risiko IUT yang signifikan secara statistik. Pearson chi-square atau uji eksak Fisher digunakan untuk analisis bivariat kategoris sementara uji T tidak berpasangan atau Mann Whitney digunakan untuk analisis perbedaan rerata. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik kemudian dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko independen IUT dan untuk mendapatkan rasio odds yang disesuaikan dari prediktor. Hasil: dari 209 perempuan primigravida trimester ketiga akhir, inkontinensia urin tipe tekanan diamati pada 57 pasien, sehingga prevalensinya sebesar 27,3%. Faktor risiko IUT yang teridentifikasi adalah indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 23 kg/m2 (P=0,037), RVA lebih dari 155,020 (P=0,002), serta adanya funneling pada USG translabial. Nilai rerata BND (1,78 + 0,64 cm) dan rerata RVA (158,04 + 14,460) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok non-IUT, dengan P=0,044 dan P=0,001. Sedangkan nilai rerata RoU tidak berbeda bermakna dengan non-IUT. Nilai cut-off untuk BND, RVA, dan RoU yang digunakan untuk mengkategorikan pasien berisiko tinggi masing-masing adalah 1,77 cm, 155,020, dan 27,830. Pada analisis multivariat, hanya IMT (P=0,05, aOR 3,73) dan funneling positif (P=0,03, aOR 4,3) yang terbukti sebagai faktor risiko independen IUT. Prevalensi IUT di antara primigravida trimester ketiga akhir lebih rendah dibandingkan penelitian lain. Faktor risiko IUT yang diidentifikasi dengan data ini sesuai dengan penelitian sebelumnya baik di Indonesia maupun di luar negeri. Kesimpulan: Prevalensi IUT di antara primigravida trimester ketiga akhir adalah 27,3% dan diperoleh mean serta nilai batas untuk parameter USG BND, RVA dan RoU untuk pasien tersebut. Hanya funneling positif serta IMT yang terbukti menjadi faktor risiko independen IUT. ......Background: Stress urinary incontinence is a relatively common urogynecological disorder in a pregnant women. The gross anatomical as well as hormonal and tissue changes encountered by pregnant women posed themselves prone to acquire SUI. SUI can significantly disrupts pregnant women’s quality of life. Studies about the prevalence of SUI have been conducted in Indonesia but up to now, there is no study assessing its prevalence on late third trimester primigravid women which are likely more prone to have persistent condition after the delivery. Besides, study about the ultrasound parameters in SUI patients among pregnant women has not been conducted in Indonesia. Purpose: The aim of this study is to find the prevalence of SUI among late third trimester primigravid women in Jakarta, Indonesia during the period of November, 2016 until July, 2019. This study also attempts to identify the patients’ characteristics that significantly correlate with SUI. Furthermore, this study examines the correlation between ultrasound parameters comprising of bladder neck descent (BND), retrovesical angle (RVA), rotational of urethra (RoU), and funneling with SUI in such patients. Method: This study is part of a study about the utilization of pelvic ultrasonography for patients with various pelvic floor dysfunction in the Greater Jakarta region. Some parts of the data were secondary data obtained from the main studies while the rest were collected by the author herself. This study employs a descriptive-observational cross-sectional method for the investigation of SUI prevalence in the late third trimester primigravid women from the cohort. Furthermore, a comparative cross-sectional study was conducted involving a total of 60 subjects which were equally divided into two groups, the SUI group and non-SUI group. The diagnosis of SUI was conducted through history taking, physical examination, as well as Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis (QUID) and stess cough test. The subjects of each group were consecutively selected from the cohort and their anthropological, clinical, as well as recent BND, RVA, RoU and funneling data from ultrasound records were collected. Data were initially collected in a Microsoft Excel software and then were checked and coded to be analyzed in SPSS version 25 for Mac. Categorical data were presented as number (percentage) while continuous numeric data were presented as mean + standard deviation for normally distributed data as well as median (range) for data with no normal distribution. Statistical significance was stated as 0,05. A receiver-operator characteristics curve analysis was employed to obtain the cut-off value of BND, RVA, and RoU which were significantly associated with SUI among with their sensitivity and specifity. Bivariate analysis was conducted to compare the statistically significant risk factors of SUI. Pearson chi-square or Fisher exact test were used for categorical bivariate analysis while unpaired T-test or Mann Whitney were used for mean difference analysis.  Multivariate analysis using logistic regression were then conducted to identify the independent predictors of SUI and to obtain the adjusted odds ratio of the predictors. Results: from 209 late third trimester primigravid women, stress urinary incontinence was observed in 57 patients, giving the prevalence of 27,3%. The identified risk factors of SUI were a body mass index more than 23 kg/m2 (P=0,037), RVA of more than 155,02 degrees (P=0,002), as well as the presence of funneling in the translabial ultrasound. The mean value of BND (1,78 + 0,64 cm) as well as mean RVA (158,04 +14,46 degrees) were significantly higher than that of control group, with P=0,044 and P=0,001 respectively. Meanwhile, mean RoU value were not significantly different with control. The cut-off value for BND, RVA, and RoU which were used to categorize patient as high-risk were 1,77 cm, 155,02 degrees, as well as 27,83 degrees respectively. In the multivariate analysis, only BMI (P=0,05, aOR 3,73) and positive funneling (P=0,03, aOR 4,3) which were shown to be independent predictors of SUI. The prevalence of SUI among late third trimester primigravid were lower than that of other studies. The risk factors of SUI identified with this data were in accordance with the other previous studies from Indonesia as well as overseas. Conclusion: The prevalence of SUI among the cohort of late third trimester primigravid was 27.3 percent and the mean as well as cut-off values for ultrasound parameter of BND, RVA and RoU for such patients were obtained. Only positive funneling as well as BMI were shown to be the independent risk factors of SUI.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library