Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salomonsz, A.L.
Abstrak :
Kajian Peluang Ekspor Komoditi Furnitur Ke Wilayah Uni Eropa merupakan suatu konsekuensi logis untuk dianalisis guna mewujudkan akselerasi perolehan devisa melalui penerobosan dan penguasaan pasar ekspor. Perubahan patron perdagangan dunia sebagai dampak dari globalisasi telah mengangkat persaingan menjadi semakin tajam. Pengambilan keputusan semakin dituntut untuk melibatkan berbagai variabel, baik ekonomi maupun non ekonomi seteliti mungkin, agar tidak terjadi economic turbulance tetapi sebaliknya justru dapat mencapai economic miracle.

Furnitur memiliki kecenderungan pertumbuhan permintaan yang bergerak searah dengan pertumbuhan penduduk dan income. Apabila dikaitkan dengan pasar Uni Eropa (UE) tentu hal ini merupakan peluang yang harus segera dimanfaatkan agar tidak didahului oleh negara pesaing. Potensi Indonesia dari faktor endowment cukup memiliki prospek walaupun tingkat upah yang rendah dan sumber daya alam bukanlah satu-satunya modal keunggulan bersaing tetapi yang menjadi permasalahannya bagaimana formulasi dan implementasi strategi yang efektif dan efisien dengan memperhatikan aspek Iingkungan internal dan eksternalnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan ekspor non migas khususnya komoditi fumitur ke UE dan menelaah faktor yang mempengaruhi ekspor furnitur serta mengkaji peluang ekspor furniture ke UE. Dalam memecahkan masalah digunakan beberapa pendekatan baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif seperti pendekatan Revealed Comparative Advantage, Acceleration Ratio, Indeks Spesialisasi Perdagangan, Regresi Linear Berganda, Analisis SWOT, Strategi Keunggulan Bersaing "Diamond Porter" Matriks BCG.

Berdasarkan analisis beberapa pendekatan ternyata furnitur masih memiliki keunggulan komparatif dan dengan kondisi faktor yang ada, telah memberikan suatu pertumbuhan pasar dan pangsa pasar yang cukup tinggi terutama jenis furnitur kayu (SITC 8215) dan Furnitur bahan Lainnya (SITC 8217). Walaupun demikian penanganan sektor furnitur masih belum optimal sehingga masih kalah bersaing dengan negara maju bahkan dengan beberapa negara berkembang Oleh sebab itu perlu ?Indonesia Incorporated" dalam mewujudkan perolehan devisa melalui peningkatan ekspor furnitur.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evelina Pramana
Abstrak :
Penelitian ini melihat dan menganalisis manajemen persediaan di salah satu perusahaan manufaktur dengan produk furnitur. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, dengan menggunakan 1 sampel untuk diteliti secara komprehensif, yaitu PT. R. Seiring dengan peningkatan persaingan di industri menufatur, membuat para pelaku usahanya perlu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Salah satu caranya adalah melakukan manajemen persediaan. Dari analisis yang dilakukan diketahui bahwa PT. R. selama ini belum memiliki manajemen persediaan yang efisien. ......This thesis observe and analyze the inventory management in one of manufacturing company producing furniture. This research uses case study method, using one sample to be observed comprehensively, which is PT. R. The increasing competitive in manufacturing industry is a basis to increase efficiency and effectiveness. In order to increase it by implementing inventory management. This research proves that PT. R did not have efficient inventory management.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S43529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Quena Rosanti
Abstrak :
ABSTRAK
Ruang kerja yang menuntut kolaborasi menghadirkan interaksi dan komunikasi yang tinggi terhadap pekerjanya, namun hal ini dapat menimbulkan gangguan dari sisi privacy bagi individu. Selain itu, dalam penyampaian informasi dan pengetahuan dibutuhkan kombinasi dari produktivitas individual dan juga efektivitas grup kerja. Untuk menyeimbangkan kebutuhan yang berbeda, dibutuhkan ruang yang dapat mengakomodasi kedua kebutuhan kerja tersebut, atau disebut dengan fleksibilitas ruang. Fleksibilitas ruang tercipta melalui peran furnitur yang digunakan sebagai contoh kasus pada analisa skripsi ini. Dengan adanya mekanisme pendukung yang bekerja melalui furnitur, dapat menciptakan ruang kerja yang mengakomodasi kebutuhan berbeda berdasarkan tingkat interaksi dan otonomi yang tercipta.
ABSTRAK
A workspace requires a collaboration of interaction and communication towards the workers, however it may cause a distraction on the individual privacy point of view. Moreover, the combination of individual productivity and also group effectiveness is necessary on the deliverable of information and knowledge. The space that accommodates both needs requires a balance of different kind of necessity, or also called as flexibility. The flexibility is created through furniture role as an example of this analysis. The supporting mechanism that works on furniture creates a workspace that accommodates vary needs of work based on interaction and autonomy level.
2016
S64212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Affifuddin
Abstrak :
PT. Wahana Citra merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang industri furniture vkayu (fabricated wood furniture) berskala besar dengan investasi sebesar Rp.2.532.568.575. Furniture kayu yang merupakan salah satu produk ekspor non migas Indonesia perlu didukung perkembangannya daiam rangka menghasilkan devisa serta memperluas lapangan kerja karena industri ini merupakan padat karya. PT. Wahana Citra daiam perkembangannya (dari tahun 1995 sampai dengan tahun 1998) mengalami peningkatan volume dan nilai ekspor. Namun masalah yang dihadapi oleh perusahaan adaiah masih terbatasnya daerah pemasaran atau negara tujuan ekspor, sehingga perlu untuk lebih ditingkatkan lagi. Negara tujuan ekspor utama adaiah Singapura melalui pemasaran tidak langsung, dan produk yang dihasilkan berdasarkan pesanan dan palanggan (buyer) tetap. Disamping masih terbatasnya wilayah pemasaran, keanekaragaman produk yang dihasilkan juga masih terbatas hanya untuk perlengkapan rumah tangga. Penelitian ini diawali dengan melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi aktivitas dan kinerja perusahaan. Penilaian dengan menggunakan analisis SWOT dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang obyektif tentang peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan yang dimiiiki perusahaan. Berdasarkan evaluasi dari beberapa faktor lingkungan diketahui bahwa kekuatan yang dimiliki perusahaan terletak pada ketepatan waktu pengiriman, utilitas kapasitas produksi dan lokasi pabrik. Sedangkan keragaman produk, kebijaksanaan harga, kegiatan promosi dan inovasi merupakan faktor kelemahan yang paling tinggi. Dari hasil analisis SWOT dapat disimpulkan bahwa posisi bisnis perusahaan pada matrik lnternal - Eksternal berada pada kuadran I. Posisi ini berarti perusahaan berada pada tahap dapat melakukan pertumbuhan agar bisa meraih peluang yang cukup menarik seperti semakin terbukanya perdagangan antar negara atau kawasan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenya Lintang Wienantu
Abstrak :
Manajemen risiko yang lemah menjadi faktor utama masalah K3 pada UMKM sehingga identifikasi bahaya dan penilaian risiko dibutuhkan dalam rangka manajemen risiko. Penelitian ini berisi tentang analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada UMKM Pembuatan Furnitur di Kelapa Dua, Depok tahun 2017. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat risiko K3 pada setiap tahapan proses pembuatan furnitur. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko semi kuantitatif dengan kriteria W.T. Fine 1971 untuk menentukan nilai konsekuensi, frekuensi pajanan, dan kemungkinan. Hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat risiko pada setiap proses meliputi kategori very high berupa bahaya kimia dan mesin potong, kategori priority 1 berupa bising dan ergonomi, kategori substantial berupa getaran, kategori priority 3 yaitu suhu panas dan bahaya mekanik, serta kategori acceptable yaitu bahaya kinetik dan bahaya psikososial. Pengendalian yang ada dinilai belum sepenuhnya efektif dalam mengurangi risiko yang terdapat di lingkungan kerja. ......Poor risk management becomes the main factor of occupational health and safety issue in SMEs. This study focused on hazard identification and risk analysis at SME for furniture making at Kelapa Dua, Depok in 2017. This study aimed to know risk level of processes in making furniture. Risk assessment done by using semi quantitative risk analysis of W.T. Fine 1971 by scoring consequences, exposure, and likelihood. The results showed that risk of cutting machine and chemical hazard were very high, risk of noise and ergonomic hazard were categorized as priority 1, risk of vibration was substantial, risk of hot temperature and mechanical hazard were categorized as priority 3, and risk of kinetical and psychosocial hazard were acceptable. Existing controls were not implemented effectively to minimize hazards and risks in the workplace.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Jowinstianti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S8167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ayuddin
Abstrak :
ABSTRAK
Masyarakat Gorontalo pada umumnya masih mengandalkan fornitur meja dan kursi yang terbuat dari rotan, Namun seiring dengan perkembangan hasil produk meja dan kursi dari rotan tersebut sudah mulai ditinggalkan, salah satu penyebabnya adalah berkembangnya desain furnitur yang lebih meyakinkan dari bahan yang lain seperti kayu dan alumunium. Pengabdian masyarakat ini (IBM) akan memberikan solusi redesain untuk meja dan kursi yang terbuat dari rotan dengan memperhatikan tiga konsep utama, yaitu efesiensi, estetis, dan fungsional. Dengan konsep ini dapat menghasilkan produk meja dan kursi yang lebih inovatif, kuat, dan memiliki estetika yang lebih tinggi sehingga menjadi produk yang unggul dalam berkompetisi. Target khusus yang ingin dicapai adalah terjadinya peningkatan: 1) pengetahuan dan keterampilan tentang mendesain meja dan kursi dari rotan dengan menggunakan tiga konsep, yaitu efisiensi, estetis, dan fungsional, 2) peningkatan pendapatan pengrajin meja dan kursi dari rotan. Selain target tersebut, juga terjadinya perbaikan administrasi pengrajin dan manajemen pemasaran. Metode yang digunakan adalah pelatihan maupun pendampingan secara langsung kepada pengrajin tentang strategi dan teknik dalam pembuatan meja dan kursi yang terbuat dari rotan. Hasil yang diharapkan akan terjadinya peningkatan harga jual sehingga kesejahteraan pengrajin meja dan kursi menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Melina Ayu Widyasari
Abstrak :
ABSTRACT
Furnitur pada ruang komersil umumnya menggunakan material kayu, plastik, atau metal sebagai bahan bakunya karena material tersebut versatile dalam desain furnitur. Seluruh material tersebut dengan karakteristiknya masing-masing telah terbukti kekuatannya, dapat dimodifikasi dengan mudah dan tahan untuk pemakaian indoor maupun outdoor pada ruang komersil untuk berbagai jenis aktivitas dan intensitas pemakaian yang tinggi. Di sisi lain, material corrugated cardboard merupakan material yang biasanya hanya digunakan untuk pengemasan produk. Material tersebut memiliki struktur yang membuatnya memiliki kemampuan bantalan untuk menahan beban, yakni lapisan medium bergelombang atau flute yang didukung dengan lapisan liner pada masing-masing sisinya. Corrugated cardboard merupakan jenis kertas, dan terdapat familiaritas bahwa material ini adalah material yang murah dan lemah, terutama karena sifatnya yang tidak tahan air, ringan, dan mudah mengalami deformasi. Dengan struktur material dan karakteristiknya tersebut, maka perlakuan material, performa dan durabilitas corrugated cardboard sebagai furnitur akan berbeda dibandingkan material lain yang umum digunakan pada furnitur di ruang komersil. Perlakuan material corrugated cardboard yang digunakan sebagai struktur dan tektonik furnitur, akan menciptakan fungsi dan estetika visual pada desain furnitur.
ABSTRACT
Commercial furnitures generally use wood, plastic, or metal materials as their materials because they are versatile for furniture design. All these materials with their respective characteristics have proven their strength, can be easily modified and resistant for indoor or outdoor use in commercial space for various types of activity and high intensity of use. On the other hand, corrugated cardboard is a material that usually used only for packaging of products. The material has a structure that has the cushioning ability to withstand loads, which is a layer of corrugated medium or flute supported by a layer of liner on each side. Corrugated cardboard is a type of paper, and there is the familiarity that this material is a cheap and weak material, mainly because it is not waterproof, lightweight, and easy to deform. With the material structure and its characteristics, then the material treatment, performance and durability of corrugated cardboard as furniture will be different than other materials commonly used for furniture in commercial space. The corrugated cardboard material treatment used as the structure and tectonic of furniture, will create the function and visual aesthetics of the furniture design.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Rahmadhani Hidayat
Abstrak :
[ABSTRAK Dalam ruang publik terbuka di Indonesia masih banyak terdapat furnitur yang tidak mendukung pengguna untuk berinteraksi sosial dengan nyaman di dalamnya. Di sisi lain, interaksi sosial di dalam ruang publik terbuka merupakan kunci dari hidupnya ruang tersebut. Untuk dapat memahami bagaimana furnitur berperan terhadap terbentuknya interaksi sosial di dalam ruang publik, dilakukan pembahasan mencakup furnitur ruang publik terbuka, perilaku pengguna di dalamnya serta studi kasus pada Taman Film Bandung. Temuan pada skripsi ini memperlihatkan bahwa furnitur ruang publik terbuka melalui desain, penyusunan dan penempatannya berperan besar menciptakan keadaan sehingga interaksi sosial yang nyaman dapat berlangsung. Interaksi yang nyaman tersebut dapat disimpulkan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu ruang publik terbuka.
ABSTRACT ;In Indonesia‟s open public spaces, there are furnitures that lack in supported users to have a pleasant social interaction in it. At the same time, social interaction was the key to generate lively open public spaces. To comprehend how furniture support social interaction in open public space, this study discussed about open public space furnitures, users behaviour in it and case study at Taman Film Bandung. This study showed that furniture in open public spaces through its design, arrangement and layout had huge impact in providing suitable enviroment that acomodate a comfort social interaction. A good social interaction then can could be parameter to a successfull open public spaces., In Indonesia‟s open public spaces, there are furnitures that lack in supported users to have a pleasant social interaction in it. At the same time, social interaction was the key to generate lively open public spaces. To comprehend how furniture support social interaction in open public space, this study discussed about open public space furnitures, users behaviour in it and case study at Taman Film Bandung. This study showed that furniture in open public spaces through its design, arrangement and layout had huge impact in providing suitable enviroment that acomodate a comfort social interaction. A good social interaction then can could be parameter to a successfull open public spaces.]
2015
S60337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>