Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alim Khasah
"Tulisan ini memaparkan ragam kajian agensi dalam video game. Agensi memiliki batu pijakan penting dalam kajian video game mengenai aktivitas player yang otonom. Berbagai kajian agensi yang ada menunjukan terdapat keragaman analisis agensi yang memiliki pendekatan dan perspektif yang berbeda secara kontekstual. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka berbasis anotasi bibliografi. Anotasi berfungsi sebagai basis penyediaan data analisis yang kemudian dijabarkan ulang dalam makalah. Cakupan data yang diulas merupakan literatur ilmiah yang diterbitkan dari tahun 2019 hingga tahun 2023. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kajian agensi merupakan kajian mengenai struktur yang menghasilkan penjelasan sistematis bagaimana pengalaman gaming yang otonom terjadi. Kajian agensi memiliki tendensi untuk menggunakan aspek-aspek atau perangkat yang terdapat pada aktivitas gaming untuk kemudian digunakan sebagai penjelasan atas pengalaman agensial yang terjadi. Kemudian analisis agensi diulas dan dikategorikan dengan menggunakan berbagai perspektif dengan dua fokus besar, yaitu: agentic qualities dan agentic modalities. Kedua fokus ini mengimplikasikan bahwa kajian agensi memiliki kecenderungan untuk membahas atribusi yang ada pengalaman agensi dan agensi sebagai mode-mode dari himpunan.

This article presents various studies of agency in video game. Agency has an important standing point in video game regarding player autonomy during activity. The various existing studies about agency show that there is a diversity of agencies analysis that used contextually different approaches and perspectives. This research uses literature study method based on bibliographic annotation. Annotations have a function as a basis for providing data analysis which is then re-explained in the paper. The scope of the data is scientific literature which published from 2019 to 2023. The results of this research show that agency studies are studies of structures that produce systematic explanations of how autonomous gaming experiences occur. Agency studies have a tendency to use aspects or devices that contained in gaming activities to be used as an explanation of the agency experience that occurs. Thus agency analysis is reviewed and categorized using various perspectives with 2 major focuses, namely: agentic quality and agentic modalities. These two focuses imply that agency studies have a tendency to explain attributions that exist by agency and agency as modes of assemblage."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Guntur Cobobi
"Konsep individualitas dan kolektivitas telah lama menjadi bahan perdebatan para ilmuwan sosial. Umumnya mereka berasumsi jika tindakan-tindakan individual dan kolektif tidaklah dapat berdiri sendiri-sendiri, sebab pada dasarnya dua hal tersebut akan selalu ada dalam ketegangan-ketegangan yang muncul dari interaksi manusia itu sendiri. Namun asumsi-asumsi ini hampir semuanya berangkat dari studi terhadap masyarakat tradisional yang sebenarnya telah terikat secara struktur dan kultur atau paling tidak berada dalam suatu ruang bersama seperti kampung atau wilayah yang tentunya telah memiliki standar tersendiri sebagai masyarakat kolektif. Tentu saja jika studinya diubah pada masyarakat virtual yang tidak terikat secara struktur dan spasial seperti pada ruang sosial yang tercipta melalui game online yang memiliki banyak kompleksitas, maka relevansinya bisa saja akan berubah. Penelitian ini menggunakan metode etnografi virtual bertujuan untuk memahami pengetahuan, nilai serta perilaku para pemain game PUBG Mobile ketika mereka berada di dalam permainan maupun ketika menemukan dirinya berada dalam komunitas yang terbentuk oleh ekosistem game itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pemain game PUBG Mobile justru tidak terikat oleh alur permainan (gameplay) yang diusung oleh platform. Dalam ruang interaksi yang kompleks, para pemain justru selalu berada pada situasi antara menjadi individual ataupun menjadi kolektif. Hal ini tidak terlepas dari bagaimana mereka dibentuk oleh komunitas atau ekosistem game itu sendiri, seperti tren-tren yang dipopulerkan oleh para streamer dan Youtuber yang meningkatkan nilai prestise item-item seperti skin, outfit, skill, kill, rank dan tier yang mengarah pada penguatan unsur individualitas. Hal inilah yang mengarahkan pemain untuk kemudian menempatkan kolektivitas sebagai sarana pemenuhan segala tujuan individualnya. Tidak sedikit kasus di mana pemain juga menampilkan individualitasnya justru di dalam permainan yang semestinya dimainkan secara kolektif. Dinamika hubungan antar pemain game PUBG Mobile tersebut, pada dasarnya menunjukkan bahwa manusia ternyata akan selalu hidup dalam ketegangan antara menjadi individual (otonom) dan juga kolektif (related).

The concepts of individuality and collectivity have long been the subject of debate by social scientists. Generally, they assume that individual and collective actions cannot stand alone, because basically, these two things will always exist in tensions that arise from human interaction itself. However, almost all of these assumptions came from the study of traditional communities that are actually bound structurally and culturally or at least exist in a common space such as a village or an area which of course has its own standard as a collective society. Of course, if the study were to be changed in a virtual society that was not bound structurally and spatially as in the social spaces created through online games that have a lot of complexity, then their relevance might change. This study uses a virtual ethnographic method that aims to understand the knowledge, values , and behavior of PUBG Mobile game players when they are in the game or when they find themselves in a community formed by the game ecosystem itself. The results show that PUBG Mobile game players are not bound by the gameplay carried out by the platform. In a complex space of interaction, the players are always in a situation between being an individual or being a collective. This is inseparable from how they are formed by the community or the game ecosystem itself, such as trends popularized by streamers and YouTubers that increase the prestige value of items such as skins, outfits, skills, kills, ranks, and tiers that lead to strengthening individuality. This is what directs players to then place collectivity as a means of fulfilling all their individual goals. There are not a few cases where players also display their individuality in games that should be played collectively. The dynamics of the relationship between PUBG Mobile game players basically shows that humans will always live in the tension between being individual (autonomous) and also collective (related)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library