Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tetra Arya Saputra
"Latar Belakang: Pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) dihubungkan dengan peningkatan kejadian gangguan psikiatri. Tenaga kesehatan sebagai barisan terdepan dalam penanganan pasien COVID-19 memiliki risiko tinggi untuk mengalami gangguan cemas. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi gangguan cemas pada tenaga kesehatan saat pandemi COVID-19 di RSUP Persahabatan dan mengetahui faktor-faktor yang memengaruhinya.
Metode: Desain penelitian ini adalah studi deskriptif potong lintang dengan melakukan wawancara kepada dokter dan perawat yang bertugas di ruang perawatan COVID-19 serta memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini menggunakan Instrumen Penilaian Gangguan Jiwa MINI ICD-10 (Mini International Neuropsychiatric Interview Version ICD-10), kuesioner PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) dan kuesioner peristiwa hidup Holmes-Rahe. Penelitian dilakukan pada periode Januari-Oktober 2021 dengan Teknik pengambilan sampel secara consecutive sampling sampai seluruh sampel tercakup dalam penelitian.
Hasil: Didapatkan 106 subjek penelitian dengan rerata usia adalah 30,57±4,8 tahun. Terdiri dari 34 orang dokter dan 72 perawat. Jumlah subjek yang mengalami gangguan cemas sebanyak 23 orang (22%). Jenis gangguan cemas yaitu agorafobia (10,4%), gangguan panik (5,7%), sosialfobia (4,7%), gangguan obsesif kompulsif (0,9%), gangguan cemas menyeluruh (9,4%) dan stres pasca trauma (0,9%). Berdasarkan analisis bivariat didapatkan hubungan bermakna antara pekerjaan dengan gangguan cemas (p=0,025) namun tidak didapatkan hubungan bermakna antara peristiwa hidup dengan gangguan cemas. Analisis multivariat didapatkan faktor-faktor yang memengaruhi gangguan cemas pada tenaga kesehatan di masa pandemi COVID-19 adalah ruang perawatan dan komorbid.
Kesimpulan: Prorporsi gangguan cemas pada tenaga kesehatan yang bekerja di ruang perawatan COVID-19 di RSUP Persahabatan adalah 22% dengan jenis gangguan cemas terbanyak adalah agorafobia. Faktor-faktor yang memengaruhi gangguan cemas yaitu ruang perawatan dan komorbid.
......Background: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) pandemic associated with an increased incidence of psychiatric disorder. Healthcare workers as a frontliner in caring COVID-19 patients have a high risk experiencing anxiety disorder. The aim of study is to determine the proportion of anxiety disorder in healthcare workers during COVDI-19 pandemic in RSUP Hospital and influencing factor.
Methods: The design of study was descriptive cross sectional study with interview to doctor and nurse who discharge in COVID-19 ward and met the inclusion criteria of the study. This study used questionnaire MINI ICD-10 (Mini International Neuropsychiatric Interview Version ICD-10) questionnaire, PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) questionnaire, and Holmes-Rahe questionnaire. The research was conducted from January to October 2021 with convenience sampling. The data was processed using SPSS 25 for statistic test.
Results: Total subject 106 were recruited in this study with the mean age was 30,57±4,8 years old. Subject were of 34 doctors and 72 nurses. There were 23 subject (22%) experienced anxiety disorders. The types of anxiety disorders were agoraphobia (10,4%) panic disorder (5,7%), social phobia (4,7%), obsessive compulsive disorder (0,9%), general anxiety disorder (9,4%). Based on bivariate analysis, there was a significant association between health care workers with anxiety disorder (p=0.025) but there was no significant association between life event with anxiety disorder. The multivariate analysis that the influencing factors of anxiety disorder in medical healthcare workers during COVID-19 pandemic were working unit and comorbidities.
Conclusion: The proportion of anxiety disorder in healthcare workers during COVID-19 pandemic in RSUP Persahabatan was 22% with the most type of anxiety disorder is agoraphobia. The influencing factor of anxiety disorder were working unit and comorbidities."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dudi Herdiadi Rokim
"ABSTRAK
Magister Kedokteran KerjaJudul : Gangguan Cemas Berdasarkan Hamilton Rating Scale For Anxiety dan Faktor-Faktor yang Berhubungan pada PolisiLatar Belakang. Gangguan cemas pada polisi dapat menurunkan performa dalam pekerjaan serta menurunkan kepuasan dalam lingkungan kerja sehingga dapat mengakibatkan layanan kepada masyarakat menjadi kurang bagus. Hal ini karena polisi termasuk profesi yang beresiko tinggi dan berpotensi memiliki tingkat stres yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja fungsi/satuan kerja dan faktor-faktor yang berhubungan terhadap gangguan cemas pada anggota polisi.Metode. Penelitian ini meggunakan desain potong lintang dengan besar sampel 106 orang yang diambil secara kuota sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2017 dengan 4 kuesioner; Hamilton Rating Scale for Anxiety HARS , Survei Diagnosis Stres SDS , Self-Reporting Questionnaires 20 SRQ-20 , dan Penapisan Stres Paska Trauma.Hasil. Didapatkan prevalensi gangguan cemas sebesar 61.3 dengan gangguan cemas ringan sebesar 30.7 , gangguan cemas sedang sebesar 13.8 , gangguan cemas berat sebesar 23.1 dan gangguan cemas berat sekali sebesar 32.3 . Dari analisis multivariat didapatkan konflik peran sedang-berat RO 4,815, IK 95 1,926-12,041 , dan stres RO 8,469, IK 95 1,021-70,260 .Kesimpulan dan Saran. Gangguan cemas dapat mempengaruhi performa di dalam pekerjaan, sehingga pelayanan terhadap masyarakat menjadi kurang bagus. Prevalensi gangguan cemas di Polres X tinggi, konflik peran sedang-berat, dan stres memiliki hubungan dengan kejadian gangguan cemas. Karena itu perlu dilakukan intervensi, baik secara administrasi maupun secara medis.Kata kunci: Anggota Polisi; gangguan cemas; konflik peran; stres.

ABSTRACT
Anxiety Disorder Based On The Hamilton Rating Scale for Anxiety and Associated Factors Amongs Police OfficersBackground. Anxiety disorder on the Police can decrease the work performance and satisfaction in the work environment so that it can affect to the decrease of service quality to the communities. It is because the police profession belongs to one of the high risk and potentially high stress jobs. This research aimed to find out the relation between the workload and factors which are related to the anxiety disorder on the police officers.Method. This research used a cross sectional design with 106 police officer as respondents selected by quota sampling. This research was conducted in January 2017 using 4 questionnaires Hamilton Rating Scale for Anxiety HARS , Survey of Stress Diagnosis SDS , Self Reporting Questionnaires 20 SRQ 20 , and Post Traumatic Stress Screening.Result. The result showed that the prevalence of anxiety disorders by 61.3 with low anxiety disorder by 30.7 , moderate anxiety disorder by 13.8 , moderate anxiety disorder by 23.1 , and severe anxiety disorder by 32.3 . From the multivariate analysis, it was obtained that the moderate ndash severe role conflict OR 4.815, CI 95 1.926 12.041 , and stress OR 8,469, CI 95 1.021 70.260 .Conclusion. Anxiety disorders can affect someone rsquo s performance in his work so that the service given to the community becomes less good. The prevalence of anxiety disorder in Departmental Police X is high, the moderate ndash severe role conflict and stress have relation with anxiety disorder. The intervention needs to be done, either administratively or medical.Keywords Police officers anxiety disorder role conflict stress"
Jakarta: 2017
T55562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Wicaksono Sulistomo
"Pendahuluan : Saat pandemi COVID-19 berlangsung secara global, petugas kesehatan menunjukkan tingkat prevalensi gangguan cemas yang lebih tinggi dibandingkan petugas non-kesehatan. Gangguan cemas yang menetap dapat menjadi gangguan cemas menyeluruh, dan yang mengalami gangguan cemas menyeluruh memiliki potensi sebesar 25% untuk menjadi gangguan depresi berat.
Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi gangguan cemas serta faktor risiko yang berhubungan pada pekerja di Rumah Sakit X Balikpapan selama pandemi COVID-19 berlangsung.
Metode : Desain penelitian merupakan studi analisis deskriptif analitik dengan menggunakan desain potong lintang yang melibatkan 279 responden pekerja Rumah Sakit X di Indonesia. Penelitian menggunakan SPSS versi 20.0, dengan uji tes chi2 dan Fisher’s Exect test, untuk uji bivariat, dan uji regresi logistik dengan metode enter untuk analisis multivariat.
Hasil : Didapatkan hasil skoring dari GAD-7 bahwa 87.5% tidak memiliki gangguan cemas, 10.8% gangguna cemas ringan, 1.4% gangguan cemas sedang dan 0.4% gangguan cemas berat pada pekerja di RSX. Ditemukan pengaruh yang signifikan terhadap prevalensi gangguan cemas pada pekerja kesehatan p=0.001 dan aOR 4.8 (1.9-12.3), yang berada di area risiko tinggi transmisi COVID-19 p=0.04 dan aOR 5.1 (1.0-24.2), dan pekerja yang dikarantina p=0.001 dan aOR 10.5 (2.6-42.3) setelah memperhitungkan variabel usia dan jenis kelamin.
Kesimpulan :
Terdapat hubungan yang bermakna terhadap risiko terjadinya gangguan cemas pada pekerja Rumah Sakit X Balikpapan dengan faktor risiko jenis pekerjaan merupakan tenaga kesehatan, berada di area kerja dengan risiko transmisi COVID-19 tinggi, dan pekerja yang dikarantina karena merawat pasien COVID-19.
......Introduction: During the global COVID-19 pandemic, health workers were found to have a higher prevalence of anxiety disorder compared to non-health worker. Anxiety disorder that occur chronically have a 25% chance to become a major depression disorder.
Objective: The aim of this study is to understand the anxiety condition and risk factors that are related, among Balikpapan Hospital X workers during the COVID-19 pandemic.
Method: The design of this research used a cross sectional method that involved 279 respondents who are Balikpapan Hospital X workers. The study used SPSS version 20.0, using the chi square and Fisher’s Exact test for the bivariat analysis, and the logistic regression with enter method for the multivariate analysis.
Result: The study shows that, using the GAD-7 (General Anxiety Disorder) questionnaire from 279 hospital workers, there were 10.8% with mild-, 1.45% with moderate-, and 0.4% with severe anxiety disorder. A significant relation was found between anxiety disorder and risk factors such as: being a health worker with p=0.001 and a 4.8 ORadj (95% C.I: 1.9-12.3), working in high risk of transmitting COVID-19 area with p=0.04 and a 5.1 ORadj (95% C.I.: 1.0-24.2), and workers who are being quarantined with p=0.001 a 10.5 ORadj (2.6-42.3) after being adjusted by age and gender variables.
Conclusion: Significant relations were found between anxiety disorder among Hospital X workers with risk factors such as: health workers, working in high risk of transmitting COVID-19 area, and workers that are being quarantined. Researcher strongly advice health providers to do regular monitoring and seek moral support especially for workers who have higher risk of anxiety disorder"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inez Cassandra
"Introduksi: Gangguan cemas merupakan salah satu gangguan yang sering terjadi pada anak dan remaja. Gangguan cemas dapat berdampak terhadap fungsi sosial maupun fungsi akademik seperti penghindaran sekolah, penurunan performa akademis hingga kejadian terhentinya sekolah. Oleh karena itu, sesuai rekomendasi American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, deteksi dini gangguan cemas pada anak dan remaja penting untuk dilakukan, agar tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih berat di kemudian hari. Salah satu kuesioner self-report untuk deteksi dini gangguan cemas pada anak dan remaja adalah Screen for Child Anxiety and Related Emotional Disorders (SCARED) Child Version. Kuesioner ini terdiri dari 41 item dengan waktu pengisian 8 – 10 menit, namun saat ini belum tersedia dalam Bahasa Indonesia. Objektif: Memperoleh SCARED Child Version versi Indonesia yang sahih secara isi dan andal. Metode: Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang dengan tujuan uji validitas isi dan uji reliabilitas. Uji validitas isi dilakukan dengan melibatkan sembilan orang ahli. Uji reliabilitas yang dilakukan adalah uji konsistensi internal pada 123 subjek yang terpilih secara random sampling di dua sekolah menengah pertama (SMP) dan dua sekolah menengah atas (SMA). Hasil: Uji validitas isi kuesioner SCARED Child Version versi Indonesia mendapatkan rerata nilai CVR/Ave sebesar 0,88 dan S-CVI/Ave sebesar 0,94. Uji reliabilitas konsistensi internal kuesioner SCARED Child Version versi Indonesia mendapatkan nilai total Cronbach’s Alpha total sebesar 0,927 dan nilai ICC sebesar 0,928. Simpulan: SCARED Child Version versi Indonesia dapat menjadi alat ukur yang memiliki kesahihan isi (validitas isi) dan keandalan (reliabilitas) yang baik untuk mendeteksi dini gangguan cemas pada remaja.
......Introduction: Anxiety disorders are one of the most common disorders in children and adolescents. Anxiety disorders can have an impact on social function and academic function, such as school avoidance, decreasing academic performance and drop out of school. Therefore, according to the recommendations of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, early detection of anxiety disorders in children and adolescents is important, to prevent more severe negative impacts. One of the self-report questionnaires for early detection of anxiety disorders in children and adolescents is the Screen for Child Anxiety and Related Emotional Disorders (SCARED) Child Version. This questionnaire consists of 41 items and can be completed in 8 – 10 minutes, but currently it is not yet available in Indonesian. Objective: To obtain a valid and reliable Indonesian version of SCARED Child Version. Methods: This is a cross-sectional study design, with the aim of testing content validity and reliability. Content validity test was performed by involving nine experts. Reliability test was assessed by measurement of internal consistency, carried out on 123 subjects selected by random sampling from two middle schools and two high schools. Results: The content validity test of the Indonesian version of the SCARED Child Version resulted in CVR/Ave value of 0.88 and S-CVI/Ave of 0.94. The internal consistency reliability test of the Indonesian version of the SCARED Child Version resulted in a total Cronbach's Alpha value of 0.927 and an ICC value of 0.928. Conclusion: The Indonesian version of the SCARED Child Version showed a good content validity and good reliability as a measuring tool for early detection of anxiety disorders in adolescents."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library