Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gestafiana
Abstrak :
Otak merupakan target utama pajanan merkuri yang dapat mengganggu organ lain karena merkuri organik merupakan neurotoksik yaitu racun terhadap sistem saraf pusat terutama pada bagian korteks dan serebellum sehingga dapat menimbulkan gangguan keseimbangan tubuh. Salah satu sumber pencemaran terbesar merkuriberasal dari pertambangan emas skala kecil PESK yang dilakukan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar merkuri dalamrambut terhadap gangguan keseimbangan tubuh pada masyarakat terpajan merkuri. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional, pemilihan sampelmenggunakan sistem teknik total sampel dengan data kadar merkuri dalam rambutmenggunakan data sekunder penelitian sebelumnya. Jumlah sampel dalam penelitianini adalah 58 responden. Pengukuran gangguan keseimbangan tubuh menggunakantes Romberg. Hubungan antara kadar merkuri rambut, gangguan keseimbangantubuh dan karakteristik individu umur, pekerjaan, lama tinggal, indeks massa tubuhdan konsumsi ikan diuji menggunakan regresi logistik, chi square dan independen ttest. Hasil menunjukkan kadar merkuri rambut yang melebihi batas normal > 2 ppm sebanyak 31 orang 53,4 dan yang mengalami gangguan keseimbangan tubuh pada masyarakat sebanyak 37 orang 63,8 .Secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara kadar merkuri rambut dengan gangguan keseimbangan tubuh dengan p value 0,010 sebanyak 25 orang 80,6 responden dengan kadar merkuri > 2 ppm mengalami gangguan keseimbangan tubuh.Responden dengan kadar merkuri > 2 ppm, berisiko mempunyai gangguan keseimbangan tubuh sebesar 6 kali dibandingkan responden dengan kadar merkurirambut le; 2 ppm setelah dikontrol variabel umur. Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk melakukan pengukuran udara di sekitar lokasi PESK sebagai referensi pajanan merkuri yang masuk melalui jalur inhalasi.
Brain is the main target of mercury exposure that can interface other organs because organic mercury is a neurotoxic that is toxic to the central nervous system, especially in the cortex and cerebellum so can cause disturbance of the body 39 s balance. One of the largest sources of mercury contamination come from artisanal and small scale gold mining ASGM conducted by the community. This study aims to determine the relationship between levels of mercury in hair against body balance disorders in community exposed to mercury.This study used cross sectional design, sample selection used total sampling technique. Data of mercury levels in hair used secondary data from previous research. The number of samples in this study were 58 respondents. Measurement of body balance disorders using Romberg test. The relationship between mercury level in hair, body balance disorders and individual characteristics age, occupation, length of stay, body mass index and fish consumption were tested using chi square,independent T test and logistic regression. The results showed hair mercury levels exceeded normal limits of 2 ppm as many as 31 people 53.4 and those with disturbance of body balance in community were people 63.8 . Statistically, there was a significant correlation between hair mercury level with body balance disorder p value 0.010 , proved by as many as 25 people 80,6 respondents with mercury level 2 ppm had disturbance of body balance. Respondents with mercury levels 2ppm, risk to have body balance disorders 6 times compared to respondents with mercury levels in hair le 2ppm after controlled by age variable. For further research it is suggested to conduct airborne measurements around the ASGM location as a reference for mercury exposure which is enter through the inhalation pathway.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Siti Maryam
Abstrak :
Keseimbangan tubuh pada lansia dapat ditingkatkan dengan melakukan latihan keseimbangan fisik secara teratur untuk meningkatkan kekuatan otot ekstremitas bawah, daya tahan dan kelenturan sendi sehingga secara tidak langsung dapat mencegah terjadinya jatuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan keseimbangan fisik terhadap keseimbangan tubuh lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Wilayah Pemda DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen Semu dengan desain nonequivalent pretest-postest with control group. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan didapatkan 73 lansia sebagai responden dimana 36 lansia pada kelompok intervensi dan 37 lansia pada kelompok kontrol. Instrumen penilaian keseimbangan menggunakan skala keseimbangan Berg. Latihan keseimbangan fisik dilaksanakan 3 kali seminggu selama 6 minggu. Analisis data menggunakan uji-t dan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseimbangan tubuh lebih baik pada lansia sesudah diberikan latihan keseimbangan pada kelompok intervensi (p<0,05). Keseimbangan tubuh lebih baik pada lansia sesudah diberikan latihan keseimbangan fisik pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). Gangguan keseimbangan terjadi pada kelompok kontrol dengan usia lebih dari 80 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan kurang melakukan aktivitas fisik. Ada pengaruh latihan keseimbangan fisik terhadap keseimbangan tubuh lansia (p<0,05) dimana pada kelompok intervensi terjadi peningkatan yang bermakna 7 item dari 14 item penilaian keseimbangan. Kebijakan panti terkait penerapan bentuk intervensi latihan keseimbangan tanpa mengabaikan aktivitas fisik yang telah ada dan memaksimalkan peran perawat dan petugas sosial diperlukan untuk meningkatkan keseimbangan dan mencegah risiko jatuh pada lansia. ......Postural balance in older people can be improved by physical balance exercise regularly to improve muscle leg strength, endurance and joint flexibility, so the risk of fail can be prevented.This Research aimed to know influence of physical balance exercise at Panti Sosial Tresna Werdha in Pemda Region DKI Jakarta. A quasi experimental with nonequivalent pretest-postest with control group design were used in this study. Seventy three sample was taken by randomization, consist of thirtysix older people of interventions group and thirtyseven older people of control group. Instrument of balance assessment uses Berg Balance Scale. Postural stability exercise is executed 3 times a week for 6 week. Data analysis uses independent and dependent t-test and multiple linear regression. The result of the study showed that postural balance much better in older people after given balance exercise at intervention group (p<0,05). Postural balance much better in older people after given balance exercise at intervention group compared to control group (p<0,05). Balance disorder happens at control group with age more than 80 year, woman, and less conduct physical activity. There is influence of physical balance exercise to postural balance in older people (p<0,05) where at intervention group showed significant improvement on 7 of 14 items in the Berg Balance Scale. Panti policy caught in applying of intervention form balance exercise without disregard physical activity that already there is and maximize nurse role and social worker are needed to improve balance and prevent risk falls in older people.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26584
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daneswarry
Abstrak :
Dizziness merupakan keluhan gangguan keseimbangan yang sulit untuk diukur. Individu dengan keluhan dizziness sering memiliki kesulitan untuk melakukan aktifitas sehari-hari sehingga mengganggu kualitas hidup. Perangkat yang paling sering digunakan untuk menilai handicap pasien gangguan keseimbangan adalah kuesioner Dizziness Handicap Inventory (DHI). Sampai saat ini belum pernah dilakukan adaptasi kuesioner DHI ke bahasa Indonesia. Dizziness Handicap Inventory versi adaptasi yang valid dan reliabel dipergunakan untuk mengukur kualitas hidup, serta sebagai modalitas untuk menilai efektifitas hasil terapi pasien gangguan keseimbangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan instrumen DHI adaptasi bahasa Indonesia yang sudah divalidasi dan reliabilitas yang teruji untuk menilai kualitas hidup pasien gangguan keseimbangan. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang, dilakukan di poliklinik THT divisi Neurotologi FKUI-RSCM dr. Cipto Mangunkusumo pada bulan Agustus 2012 sampai dengan Februari 2013 terhadap pasien gangguan keseimbangan usia dewasa. Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi Spearman dan mendapatkan korelasi yang bermakna pada seluruh butir pertanyaan pada tingkat signifikansi p<0,1, dengan nilai r sebesar 0,409-0,783. Uji reliabilitas mendapatkan hasil nilai Cronbach Alpha 0,7752-0,9265. Instrumen DHI adaptasi bahasa Indonesia valid menurut kaidah validasi transcultural WHO, valid dan juga reliabel sebagai instrumen psikometrik kualitas hidup pasien gangguan keseimbangan. ......Dizziness is a symptom of balance disorder that is difficult to assess. Patients with such manifestation often complains about disturbances in daily living activities. The Dizziness Handicap Inventory (DHI) is the most frequent tool used for measuring handicap of patients with balance disorder. At present, the Indonesian version of DHI is not available, the valid and reliable adapted version can be applied to determine quality of life also a modality to value its effectiveness therapy of balance disorder. This study is aimed to receive Indonesian adaptation of DHI that is also tested in validity and reliability to measure the quality of life in patients with balance disorder. Cross-sectional design is entirely used in this study, conducted at Neurotology division of ENT department out-patient clinic, Cipto Mangunkusumo hospital between Agustus 2012 and February 2013 towards adult patients with balance disorder. The validity test is determined by Spearman correlation and yield a significance correlation in all questions items with significance level of p<0,01, while the r-value was 0,409-0,783. The reliability test resulted a Cronbach-Alpha ranged 0.7752-0.9265. Dizziness Handicap Inventory Indonesian version is valid based on the WHO trancultural validity guidelines, which also valid and reliable as a quality of life psychometric instrument for balance disorder.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizhkal
Abstrak :
Pertambangan emas di kabupaten Mandailing Natal sudah ada sejak 2008. Tetapi semakin marak pada tahun 2010 di kecamatan Hutabargot dan di kecamatan Nagajuang pada November 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kadar merkuri pada rambut pada pekerja tambang terpajan merkuri dan karakteristik individu pekerja(usia, lama tinggal, status gizi dan konsumsi ikan) dengan gangguan keseimbangan tubuh. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Data yang digunakan yaitu data primer dari kuesioner dan sekunder dari hasil uji laboratorium rambut. Sampel penelitian ini disesuaikan dengan sampel dari data sekunder yang menggunakan rumus Lemeshow sehingga didapatkan sampel 60 orang. Hasil penelitian ini didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel independent (merkuri dalam rambut) dan variabel konfounding terhadap variabel dependent (gangguan keseimbangan tubuh). Walaupun hasil penelitian tidak menunjukkan hubungan yang signifikan jika dilihat dari nilai OR variabel merkuri dalam rambut masih tergolong tinggi yaitu 6,0 dan setelah dikontol variabel karakteristik individu OR merkuri dalam rambut turun menjadi 4,92.
Gold mining in Mandailing Natal regency has been around since 2008. But it became more prevalent in 2010 in Hutabargot sub-district and in Nagajuang sub-district in November 2011. The purpose of this study was to analyze the relationship between mercury levels in hair in mercury exposed workers and individual characteristics of workers (age, length of stay, nutritional status and consumption of fish) with body balance disorders. This study uses a cross sectional method. The data used are primary data from questionnaires and secondary from the results of hair laboratory tests. The research sample was adjusted to the sample from secondary data using the Lemeshow formula so that sample of 60 people was obtained. The results of this study found that there was no significant relationship between independent variables (mercury in hair) and confounding variables on the dependent variable (body balance disorder). Although the results of the study did not show a significant relationship when viewed from the OR variable value of mercury in the hair was still relatively high at 6.0 and after being contracted the individual characteristic variable OR mercury in the hair dropped to 4.92.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Siti Maryam
Abstrak :
Keseimbangan tubuh pada lansia dapat ditingkatkan dengan melakukan latihan keseimbangan fisik secara teratur untuk meningkatkan kekuatan otot ekstremitas bawah, daya tahan dan kelenturan sendi sehingga secara tidak langsung dapat mencegah terjadinya jatuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan keseimbangan fisik terhadap keseimbangan tubuh lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Wilayah Pemda DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain nonequivalent pretest-postest with control group. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan didapatkan 73 lansia sebagai responden dimana 36 lansia pada kelompok intervensi dan 37 lansia pada kelompok kontrol. Instrumen penilaian keseimbangan menggunakan skala keseimbangan Berg. Latihan keseimbangan fisik dilaksanakan 3 kali seminggu selama 6 minggu. Analisis data menggunakan uji-t dan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseimbangan tubuh lebih baik pada lansia sesudah diberikan latihan keseimbangan pada kelompok intervensi (p<0,05). Keseimbangan tubuh lebih baik pada lansia sesudah diberikan latihan keseimbangan fisik pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). Gangguan keseimbangan terjadi pada kelompok kontrol dengan usia lebih dari 80 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan kurang melakukan aktivitas fisik. Ada pengaruh latihan keseimbangan fisik terhadap keseimbangan tubuh lansia (p<0,05) dimana pada kelompok intervensi terjadi peningkatan yang bermakna 7 item dari 14 item penilaian keseimbangan. Kebijakan panti terkait penerapan bentuk intervensi latihan keseimbangan tanpa mengabaikan aktivitas fisik yang telah ada dan memaksimalkan peran perawat dan petugas sosial diperlukan untuk meningkatkan keseimbangan dan mencegah risiko jatuh pada lansia. ......Postural balance in older people can be improved by physical balance exercise regularly to improve muscle leg strength, endurance and joint flexibility, so the risk of fall can be prevented.This Research aimed to know influence of physical balance exercise at Panti Sosial Tresna Werdha in Pemda Region DKI Jakarta. A quasi experimental with nonequivalent pretest-postest with control group design were used in this study. Seventy three sample was taken by randomization, consist of thirtysix older people of interventions group and thirtyseven older people of control group. Instrument of balance assessment uses Berg Balance Scale. Postural stability exercise is executed 3 times a week for 6 week. Data analysis uses independent and dependent t-test and multiple linear regression. The result of the study showed that postural balance much better in older people after given balance exercise at intervention group (p<0,05). Postural balance much better in older people after given balance exercise at intervention group compared to control group (p<0,05). Balance disorder happens at control group with age more than 80 year, woman, and less conduct physical activity. There is influence of physical balance exercise to postural balance in older people (p<0,05) where at intervention group showed significant improvement on 7 of 14 items in the Berg Balance Scale. Panti policy caught in applying of intervention form balance exercise without disregard physical activity that already there is and maximize nurse role and social worker are needed to improve balance and prevent risk falls in older people.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Savitri Koeswardhani
Abstrak :
ABSTRACT
LATAR BELAKANG: Neuropati diabetes adalah komplikasi diabetes melitus tipe dua DMT2 yang paling sering terjadi. Polineuropati sensori motor distal simetris merupakan tipe yang paling banyak, dimana terdapat gangguan sensoris yang menyebabkan sensori ataxia dan gangguan motorik yang menyebabkan penurunan massa dan kekuatan otot tungkai. Gangguan tersebut menyebabkan gangguan fungsional berupa gangguan keseimbangan yang dapat ditatalaksana dengan pemberian latihan keseimbangan dengan atau tanpa disertai latihan penguatan otot tungkai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian latihan keseimbangan yang disertai latihan penguatan otot tungkai pada penderita neuropati diabetes terhadap fungsi keseimbangan dibandingkan dengan pemberian latihan keseimbangan saja. METODE: Desain penelitian ini adalah quasi experimental. Populasi terjangkau adalah perempuan dan laki-laki usia 45-65 tahun dengan neuropati diabetes yang datang berobat ke poliklinik endokrin dan saraf rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta yang memenuhi kriteria penelitian. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dan dibagi menjadi dua kelompok secara randomisasi. Kelompok perlakuan diberi latihan keseimbangan disertai latihan penguatan otot tungkai dan kelompok kontrol diberi latihan keseimbangan saja. Intervensi dilakukan selama 8 minggu. Penilaian fungsi keseimbangan dilakukan dengan pemeriksaan Berg Balance Scale BBS dan posturografi statik. Penilaian kekuatan empat kelompok otot tungkai menggunakan hand held dynamometer. HASIL: Sebanyak 12 responden mengikuti program latihan sampai selesai, kelompok perlakuan 8 orang dengan rerata skor BBS 49,13 2,90 dan kelompok kontrol 4 orang dengan rerata skor BBS 49,75 1,26. Setelah 8 minggu didapatkan perbaikan skor BBS pada kedua kelompok, yaitu 4,00 1,2 pada kelompok perlakuan dan 2,25 0,9 pada kelompok kontrol dengan perbedaan signifikan p = 0,030 . Pada pemeriksaan posturografi, terdapat kecenderungan perbaikan parameter posturografi. Pada penilaian kekuatan otot didapatkan perbaikan kekuatan otot pada keempat kelompok otot tungkai kedua kelompok. Perbedaan signifikan didapatkan pada kelompok otot hip abduktor dekstra, sebesar 5,53 1,94 pada kelompok perlakuan dan 1,80 2,38 pada kelompok kontrol p = 0,006 dan pada kelompok otot hip abduktor sinistra, sebesar 6,26 2,82 pada kelompok perlakuan dan 2,03 3,24 pada kelompok kontrol p = 0,042 . KESIMPULAN: Pemberian latihan keseimbangan disertai latihan penguatan otot tungkai lebih efektif dalam meningkatkan fungsi keseimbangan dibandingkan dengan pemberian latihan keseimbangan saja pada pasien neuropati diabetes. "
" "ABSTRACT
" BACKGROUND. Diabetic neuropathy is the most common complication of type two diabetes melitus. Distal symmetrical sensorimotor polyneuropathy is the most common type, where sensory deficit will cause sensory ataxia and motor deficit will cause decrease muscle mass and strength. These will cause balance problems in patients. One of treatments for balance problems is balance exercise with or without lower extremity strengthening exercise. The aim of this study is to determine the efficacy of balance and lower extremity strengthening exercise on balance functions compare to balance exercise alone in patient with diabetic neuropathy. METHODS. Design of the study is quasi experimental. The population was male and female patient with diabetic neuropathy aged 45 65 years old who came to endocrine and neurology Outpatient Department Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta who fit the criteria. Sampling was done by consecutive sampling, and were divided into two groups by randomizations. The intervention group was given balance and lower extremity strengthening exercise, and the control group was given balance exercise alone. Balance function measurement was done by using Berg Balance Scale BBS and static posturography. Measurement of muscle strength on four lower extremity muscle group was done by using hand held dynamometer. RESULTS. Twelve respondents were completed the exercise program, the intervention group 8 people with mean BBS score 49,13 2,90 and control group 4 people with mean BBS score 49,75 1,26. After 8 weeks of exercise, there are improvements in BBS score in both groups, 4,00 1,2 on intervention group and 2,25 0,9 on control group with significant difference p 0,030 . On static posturography examination there were tendency of improvements in posturography parameters. On muscle power measurements, there are improvements in muscle power in all four muscle groups in both groups. Significant difference was found in right hip abductor muscle group 5,53 1,94 on intervention group and 1,80 2,38 on control group p 0,006 and on left hip abductor muscle group 6,26 2,82 on intervention group and 2,03 3,24 on control group p 0,042 . CONCLUSIONS. Balance and lower extrimity strengthening exercise is more effective in improving balance function compare to balance exercise alone in patient with diabetic neuropathy.
2016
T55625
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Kadaristiana
Abstrak :
Latar belakang: Infeksi susunan saraf pusat (SSP) dapat berakibat fatal bagi anak. Salah satu komplikasi infeksi SSP adalah gangguan keseimbangan natrium yang dapat menyebabkan keterlambatan diagnosis, memperberat gejala infeksi SSP, dan berkaitan dengan luaran buruk. Meskipun demikian, masih sedikit penelitian yang berupaya memprediksi gangguan keseimbangan natrium pada anak dengan infeksi SSP. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprediksi gangguan keseimbangan natrium pada anak dengan infeksi SSP. Metode: Penelitian ini merupakan studi prognostik dengan rancangan penelitian kohort retrospektif di RSCM menggunakan data rekam medis dari Januari 2020-Desember 2023. Subyek yang diteliti ialah anak berusia >1 bulan sampai 18 tahun yang mengalami infeksi SSP. Prediktor yang diteliti adalah penurunan kesadaran saat masuk rumah sakit, dugaan patogen penyebab, sepsis, kelainan struktural kranioserebral sebelumnya, dan kejang sebelum masuk RS. Hasil: Terdapat 76 subyek yang mengalami infeksi SSP. Median usia subyek ialah 1,61 tahun (rentang 0,09-17,14 tahun). Proporsi lelaki dan perempuan hampir sama dengan lelaki sebanyak 39 (51,3%). Jenis infeksi SSP terbanyak ialah meningitis bakterialis (22 pasien, 28,9%). Terdapat 54 episode gangguan keseimbangan natrium pada 48 subyek (63,1%). Etiologi gangguan keseimbangan natrium diketahui pada 13 pasien dengan penyebab terbanyak ialah cerebral salt wasting (CSW) pada empat subyek. Pada analisis multivariat regresi logistik hanya penurunan kesadaran saat masuk rumah sakit yang dapat memprediksi gangguan keseimbangan natrium pada subyek dengan infeksi SSP probable dan terkonfirmasi dengan RR 1,5 (IK 95% 1,033-2,176), nilai p=0,033. Gangguan keseimbangan natrium pada infeksi SSP probable dan terkonfirmasi meningkatkan risiko kematian dengan RR 7,8 (IK 95% 1,074-56,65), nilai p=0,015. Simpulan: Penurunan kesadaran saat masuk rumah sakit merupakan prediktor gangguan keseimbangan natrium pada anak dengan infeksi SSP probable dan terkonfirmasi. Gangguan keseimbangan natrium pada populasi ini dapat meningkatkan risiko kematian secara signifikan. ......Background: Central nervous system (CNS) infection can be fatal for children. One of the complications of CNS infection is impaired sodium balance which can cause delayed diagnosis, aggravate symptoms of CNS infection, and is associated with poor outcomes. However, few studies have attempted to predict sodium balance disturbances in children with CNS infections. Objective: This study aims to identify and predict impaired sodium balance in children with central nervous system infection. Methods: This is a prognostic study with an retrospective cohort design at RSCM using medical record data from January 2020-December 2023. The subjects studied were children aged >1 month to 18 years who had CNS infections. The predictors studied were decreased consciousness at admission, suspected causative pathogen, sepsis, previous craniocerebral structural abnormalities, and seizures before admission. Results: There were 76 subjects with central nervous system infection. The median age of the subjects was 1.61 years (range 0.09-17.14 years). The proportion of males and females was almost equal with males 39 (51.3%). The most common type of CNS infection was bacterial meningitis (22 subjects, 28.9%). There were 54 episodes of sodium balance disorder in 48 subjects (63.1%). The etiology of sodium balance disorders was known in 13 patients with the most common cause was cerebral salt wasting (CSW) in four subjects. In multivariate logistic regression analysis, only decreased consciousness at hospital admission predicted sodium balance disturbance in subjects with probable and confirmed CNS infection with RR 1,5 (95% CI 1,033-2,176), p value=0,033. Impaired sodium balance in probable and confirmed CNS infection increased the risk of death with RR 7,8 (95% CI 1,074-56,65), p value=0,015. Conclusion: Decreased consciousness at hospital admission is a predictor of impaired sodium balance in children with probable and confirmed CNS infection. Impaired sodium balance in this population can significantly increase the risk of death.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library