Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Syafruddin Yunus
"Telah dilakukan suatu penelitian mengenai gangguan memori pada dua kelompok populasi yaitu kelompok kasus pasca cedera kepala sebanyak 69 orang yang dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu orang-orang normal sebanyak 100 orang dengan usia berkisar antara 11 sampai 50 tahun. Penelitian ini memakai tes Pengingatan Selektif dan dilakukan pada waktu penderita cedera kepala dinyatakan sembuh dan diperbolehkan meninggalkan rumah sakit. Penilaian hanya dilakukan pada kemampuan penimbunan pertama (initial storage) dari ke sepuluh item yang dipresentasikan. Berbagai variabel ; umur, pendidikan dan dalamnya penurunan kesadaran yang diukur dengan Skala Koma Glasgow juga dievaluasi dalam penelitian ini.

A study has been conducted on disorders memory in two population groups, namely the case group. After the head injury as many as 69 people were compared with the control group, namely normal people as many as 100 people with ages ranging from 11 to 50 years old. This study uses Selective and Recall test. When the head injury sufferer is declared cured and allowed to leave the hospital. Valuation only done on the first stockpile capability (initial storage) from the ten items presented. Various variables; age, education and depth decrease an awareness measured with the Glasgow Coma Scale as well evaluated in this study."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amiarti Anissa
"Memori merupakan salah satu fungsi penting bagi individu, baik di dalam menjalin hubungan dengan lingkungannya maupun menjalankan aktivitasnya sehari-hari seperti bekerja ataupun menyelesaikan tanggung jawabnya. Menurut Santrock (2002) memori adalah kemampuan individu untuk menahan atau menyimpan sejumlah informasi di dalam pikirannya seiring dengan berjalannya walciu. Dampak dari terganggunya fungsi memori, diungkapkan oleh Lezak (1995) membuat individu menjadi tergantung pada orang lain, kemampuan untulc belajar terganggmg serta menurunkan kinerjanya. Selain itu juga akan membuatnya sulit menjalin hubungan ataupun membuat kontak sosial yang bermakna dengan lingkungannya. Gangguan memori dapat terjadi pada kasus-kasus lansia, stroke, cedera kepala., Serta yang mengalami kerusal-can fungsi pada bagian otak tertentu.
Memori dapat dibagi berdasarkan beberapa kriteria penggolongan. Diantaranya ada yang disebut dengan, short term memory (STM) dan long term memory (LTM), penggolongan ini berdasarkan durasi atau waktu. Selain itu berdasarkan proses terbentuknya, terbagi menjadi declarative dan procedural memory. Lalu berdasarkan isi (sifat) informasi atau peristiwa yang harus diingat. Misalnya memori yang berhubungan dengan pengalaman yang terjadi pada diri individu itu sendiri atau bersifat pribadi (episodic memory) dan semantic memory
berhubungan dengan memoxi mengenai pengetahuan umum individu, misalnya abjad dan peristiwa sejarah (Lezak, 1995). Fungsi memori, walaupun tidak seluruhnya, mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan bertambahnya usia.
Assessment terhadap fungsi memori merupakan bagian yang penting di dalam evaluasi klinis dan neutopsikologis, terutama pada orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh banyak gangguan neuropsikiatri pada orang dewasa yang melibatkan gangguan fungsi kognitif, antara lain fungsi memori (Poon, dalam Kaufman 1990). Terkadang keluhan pasien mengenai kesulitan mengingat bersifat tidak reliabel atau berubah- ubah, maka diperlukan tes untuk membantu mengukur fungsi memori individu secara objektif(Gregory, 1987).
WMS merupakan salah satu tes memori yang paling banyak digunakan pada pemeriksaan fungsi memori individu, tes ini terdiri dari 7 subtes. Terlepas dari kelemahan-kelemahannya, tes ini terus dipertahankan karena sifatnya praktis dan sederhana. Fungsi memori yang diukur ialah declarative memory, working memory, recall, serta peran dari aspek-aspek lain yang turut mempengaruhi memori individu yaitu atensi dan learning. Di Indonesia telah dilakukan penelitian tentang WMS, namun jumlah sampelnya masih sangat terbatas dan tes ini belum pemah dibuat gambaran skomya pada populasi dewasa muda dan menengah dengan latar belakang
pendidikan SMU sederajat.
Untuk menjawab permasalahan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitalif dengan metode analisa statistik deskriptif; yaitu membandingkan skor rata-rata setiap subtes pada dua kelompok usia. Kemudian dilihat apakah ada perbedaan yang signiiikan. Metode pengambilan sampel yang digunakan pulposive sampling, dengan jumlah total sampel sebanyak 60 orang.
Berdasarkan hasil analisa data, maka skor rata-rata populasi dewasa muda secara umum lebih tinggi dibandingkan populasi dewasa menengah. Pada kedua kelompok usia subtes yang mendapat nilai tertinggi ialah subtes orientasi, keterangan pribadi dan kini, serta belajar asosiasi-pasangan kata mudah. Sedangkan skor terendah adalah pada subtes memori logis. Ditemukan ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok usia pada subtes : orientasi, memori logis, deret angka mundur, reproduksi visual, belajar asosiasi (skor total dan pasangan kata sulit).
Pada penelitian ini masih perlu adanya rentang usia yang lebih sempit lagi karena batasan dewasa muda dan menengah adalah rentang yang cukup luas. Pengambilan sampel juga sebaiknya tidak hanya difokuskan pada suatu institusi sehingga dapat diperoleh keterwakilan sampel."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T37907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekarsunan Setyahadi
"Latar Belakang. Gangguan memori merupakan konsekuensi epilepsi lobus temporal (ELT) dan salah satu acuan penentuan zona epileptogenik, disesuaikan semiologi kejang, EEG iktal serta neuroimaging. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan tatalaksana komprehensif termasuk terapi pembedahan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan. Mengetahui gambaran gangguan memori penyandang ELT di RSCM. Metode. Desain penelitian berupa studi potong lintang. Subyek adalah penyandang ELT kiri atau kanan, diperoleh secara konsekutif, kemudian dilakukan pemeriksaan Rey Auditory Verbal Learning Test (RAVLT) dan Rey Osterrieth Complex Figure Test (ROCFT) .Hasil. Diperoleh 85 subyek, 63.5% menderita gangguan memori. Dari 24 subyek gangguan memori visual, 29.6% dengan fokus kanan, dan 14.8% dari kiri. Dari 16 subyek gangguan memori auditorik, 25.9% dari fokus kiri dan 3.7% dari kanan. Gangguan memori visual dan auditorik pada 14 orang, dengan fokus kiri 11.1% dan kanan 14.8%. Fokus cetusan kanan berhubungan signifikan dengan gangguan memori visual dan kiri berhubungan signifikan dengan memori auditorik (p=0.001). Penggunaan OAE (p<0.10, OR 2.300,IK 95% 0.874,6.050) mempengaruhi gangguan memori secara umum. Lama menderita epilepsi (p<0.10;OR2.953;IK 95%0.863,10.110), penggunaan OAE (p<0.10;OR9.253;IK 95%1.355,63.168) dan fokus cetusan (p<0.10;OR 19.620; IK 95% 2.012,191,312) mempengaruhi gangguan memori auditorik. Onset bangkitan awal (p<0.10;OR 3.043,IK95%,0.110, 1.136) mempengaruhi gangguan memori visual. Lama menderita epilepsi (p<0.10;OR 2.383; IK95% 0.899,6.318) mempengaruhi gangguan memori visual dan auditorik.
Kesimpulan. Sebagian besar penyandang ELT menderita gangguan memori. Gangguan memori visual atau auditorik menunjukkan efek lateralisasi yang signifikan. Penggunaan OAE, lama menderita epilepsi, usia saat bangkitan awal dan fokus cetusan dapat mempengaruhi gangguan memori.

Background. Memory impairment was a consequence of temporal lobe epilepsy (TLE). Memory impairment with semiology, ictal EEG and neuroimaging were used in determining the epileptogenic zone of TLE, so we could improve the comprehensive management of TLE, and improve patient?s quality of life. Objectives.To determine the proportion of memory impairment in people with TLE in RSCM. Methods A cross-sectional study, subjects were those with left or right TLE. The memory function were assessed using Rey Osterrieth Complex Fugure Test (ROCFT) and Rey Auditory Verbal Learning Test (RAVLT). Results. There were 85 eligible subjects. Memory impairment was found in 63.5% subjects. Visual memory impairment were found in 24 subjects, 29.6% with right focus and 14.8% left focus. Auditory memory impairment were found in 16 subjects, 25.9% with left focus and 3.7% right focus. Visual and auditory memory impairment were 14 people, 11.1% with left focus and 14.8% were right. The right sided focus was associated with visual memory impairment and auditory memory impairment was associated with leftfocus (p = 0.001). The use of Anti Epileptic Drugs (AED) (p <0,10; OR 2.300; 95% CI 0.874; 6.050) affected memory impairment in general. Duration of epilepsy (p <0.10; OR 2.953;95% CI 0.863;10.110) , the use of AED (p <0.10; OR 9.253; 95% CI 1.355;63.168) and focal discharges (p <0.10; OR 19,620; 95% CI 2.012;191,312) affected the auditory memory impairment. Early seizure onset (p <0.10; OR 3.043; 95% CI 0.110; 1136) affected visual memory impairment. Duration of epilepsy (p <0.10; OR 2,383; 95%CI 0.899;6.318) affected visual and auditory memory impairment. Conclusion. Most of subjects were suffering from memory impairment. Subjects with visual or auditory memory impairment showed significantly effects of lateralization. The use of AEDs, duration of epilepsy, early onset of seizure affected memory impairment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library