Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tanty Harjati
"Bayi prematur mengalami keterbatasan secara anatomi dan fisiologi tubuh, salah satunya belum berfungsi dengan baiknya sistem pencernaan bayi, sehingga memerlukan pengunaan selang orogastrik untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Pemantauan nutrisi bayi diukur melalui jumlah residu lambung, yaitu jumlah sisa nutrisi enteral yang tidak terserap oleh tubuh pada pemberian nutrisi terakhir sebelum nutrisi enteral berikutnya diberikan. Berdasarkan lima kasus yang diangkat, keseluruhannya merupakan bayi prematur yang menggunakan selang orogastrik. untuk mengoptimalkan toleransi minum bayi diperlukan serangkaian intervensi keperawatan melalui pemberian posisi lateral kanan. Pemberian posisi selama dan setelah nutrisi enteral diberikan merupakan salah satu proyek inovasi yang menggunakan desain pre-posttest with control group dengan metode kuasi eksperimen. Pemantauan dilakukan selama empat hari dengan total responden 30 bayi. Hasil Proyek Inovasi ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah residu lambung yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,017 dan p=0,137), tidak terdapat perbedaan yang bermakna berat badan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (30,000±19,062 gram/KgBB/hari dan 23,540±15,302 gram/KgBB/hari). Akan tetapi, peningkatan berat badan kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pengaturan posisi lateral kanan setelah pemberian nutrisi enteral dapat diaplikasikan untuk menurunkan residu lambung dan meningkatkan berat badan bayi prematur.
......Premature babies experience anatomical and physiological limitations, one of which is that the baby's digestive system is not functioning properly, so that it requires the use of an orogastric tube to meet their nutritional needs. Infant nutritional monitoring is measured by the amount of gastric residue, which is the amount of remaining enteral nutrition that is not absorbed by the body at the last nutritional intake before the next enteral nutrition is given. Based on the five cases raised, all of them were premature babies who used an orogastric tube. To optimize the baby's drinking tolerance, a series of nursing interventions are needed by providing the right lateral position. Providing positions during and after enteral nutrition is given is one of the innovation projects that uses a pre-posttest with control group design with a quasi-experimental method. Monitoring was carried out for four days with a total of 30 babies as respondents. The results of this Innovation Project showed that there was a significant difference in the amount of gastric residue between the intervention group and the control group (p = 0.017 and p = 0.137), there was no significant difference in body weight between the intervention group and the control group (30,000 ± 19,062 grams / KgBB / day and 23,540 ± 15,302 grams / KgBB / day). However, the weight gain of the intervention group was higher than that of the control group. Right lateral positioning after enteral feeding can be applied to reduce gastric residue and increase the weight gain of premature babies."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pittara Pansawira
"ABSTRAK
Hiperglikemia sering terjadi pada pasien sakit kritis dan dapat menimbulkan volume residu lambung tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status hiperglikemia dengan status volume residu lambung tinggi pada pasien dewasa sakit kritis dalam 24 jam I dan II di ICU. Rancangan studi potong lintang, consecutive sampling, pada 96 subjek. Hasil penelitian, terdapat 45,8% subjek mengalami hiperglikemia pada 24 jam I dan 35,4% pada 24 jam II. Terdapat 28,1% subjek mengalami volume residu lambung tinggi pada 24 jam I dan 25% pada 24 jam II. Kesimpulannya, pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara status hiperglikemia dengan status volume residu lambung tinggi.

ABSTRAK
Hyperglycemia commonly occurs in critically ill patients and can cause high gastric residual volume. The aim of this study is to determine the relationship between hyperglycemia status and high gastric residual volume status in adult critically ill patients within the first and second 24 hours of admission in ICU. The design was cross sectional with consecutive sampling in 96 subjects. There were 45.8% subjects who had hyperglycemia in the first 24 hours and 35.4% in the second. There were 28.1% subjects who had high gastric residual volume in the first 24 hours and 25% in the second. In conclusion, there was no significant
relationship between hyperglycemia status and high gastric residual volume status in this study."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufti Dinda
"Pendahuluan : Pemberian cairan jernih prabedah dapat menguntungkan pasien dalam masa perioperatif. Konsumsi cairan jernih maltodekstrin 12,5% dua jam prabedah dapat dilakukan terutama dalam ERAS ( Enhanced Recovery After Surgery). Penambahan protein dalam cairan jernih memberikan luaran yang lebih baik. Meskipun secara teoritis protein dapat memperlambat pengosongan lambung, perlu diketahui apakah cairan jernih yang mengandung kombinasi glukosa dan protein dapat mengakibatkan GRV ≥1,5 ml/kgBB ( risiko tinggi aspirasi) dua jam pasca konsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan GRV pasca pemberian cairan maltodekstrin 12,5% dengan cairan kombinasi glukosa dan protein.
Metode: Penelitian uji klinis silang acak tersamar ini melibatkan 56 relawan berusia 25-40 tahun ( peserta didik Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI-RSCM). Peserta berkesempatan untuk mengkonsumsi dua jenis minuman prabedah, cairan maltodekstrin 12,5% dan cairan kombinasi glukosa dan protein (Fresubin Jucy®), dengan volume masing- masing 400 ml. Volume lambung diukur dua kali, setelah puasa selama minimal 6 jam, (GRV baseline), dan dua jam pasca konsumsi cairan. Peserta diberikan waktu washout dua minggu diantara kedua intervensi.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada GRV baseline sebelum pemberian kedua cairan intervensi ( p>0,05). Terdapat perbedaan yang signifikan pada GRV dua jam pasca konsumsi maltodekstrin 12,5% dengan cairan kombinasi ( p < 0,05). Secara teori protein dapat meningkatkan produksi leptin, dan menekan produksi ghrelin sehingga memperlambat waktu pengosongan lambung. Selain itu, faktor-faktor lain seperti osmolalitas dan jumlah kalori juga dapat mempengaruhi perbedaan GRV setelah puasa.
Simpulan: Terdapat perbedaan signifikan pada GRV dua jam pasca pemberian cairan maltodekstrin 12,5% dengan cairan kombinasi glukosa dan protein.
......Introduction: Preoperative clear fluid administration have known for giving positive impacts for patients undergoing surgery. Drinking clear fluids containing carbohydrate, is already being a routine and many innovation on optimizing its composition are also being increasingly variative, one of them by adding protein. Theoretically, protein can slow gastric emptying, increasing gastric residual volume which can increase pulmonary aspiration risk. This study aimed to compare gastric volume after administration of 12.5% maltodextrin solution to clear fluid containing glucose and protein.
Methods: This randomized, double-blinded, crossover clinical trial involving 56 trainee anesthetists aged 25-40 years. Each participant consume two types of preoperative clear drinks, 12.5% maltodextrin and clear fluid containing glucose and protein. Gastric volume was measured twice, once after fasting for at least 6 hours, and two hours after drinking fluid. Every participants were given a two-week washout period before undergoing second intervention.
Results: No significant differences were found in the comparison of baseline gastric volume before intervention. Significant difference was found between gastric volume two hours after drinking maltodextrin compared to combination fluid ( p,0,05). This differences might be influenced by leptin increasing after drinking the combination fluid, along with the differences of fluid osmolarity and calories contained, affecting gastric emptying rate and residual volume. Conclusion: There was significant difference in gastric volume two hours after administration of 12.5% maltodextrin solution compared to combination of glucose and protein solution."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library