Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"ABSTRAKMelalui bahasa seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain dan dapat mempelajari karakter seseorang atau komunitas tertentu berdasarkan bahasa yang digunakannya. Salah satu topik yang menarik bagi penulis yaitu mengenai perbedaan antara bahasa wanita dan bahasa laki-laki. Pada penelitian ini penulis menganalisis perbedaan gaya menulis wanita dan laki-laki berdasarkan e-mail yang terdapat pada buku remaja berbahasa Belanda karya Francine Oomen berjudul Hoe Overleef Ik Zonder Liefde dan Hoe Overleef Ik Mijn Vriendje. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ciri-ciri bahasa wanita juga banyak terdapat pada e-mail yang ditulis tokoh laki-laki.

---

ABSTRACThrough a language people can communicate with each other and can learn the charachter of people or a certain community based on their language. One of the interesting topics is the differences between women and man language. This paper analyses the women and man writting style based on e mails that written in the Dutch teenager books entitled Hoe Overleef Ik Zonder Liefde dan Hoe Overleef Ik Mijn Vriendje. This research uses a qualitative method. The research found that the characteristics of the women language are also found in e mails written by male characters. "

"Puisi guguritan dalam khazanah sastra Sunda merupakan materi puisi lama yang hingga kini masih ditulis dan diminati. Tradisi menulis guguritan dalam sastra Sunda banyak dilakukan sejak awal abad XX. Puisi ini masih pula ditulis dan dibaca oleh masyarakat Sunda, terutama para peminat sastra hingga awal abad XXI. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana gaya penulisan guguritan dari tiga penyair Sunda yang pada tiga dekade terakhir dianggap tokoh penulis guguritan. Ketiga penyair guguritan tersebut yakni Dedy Windyagiri, Dyah Padmini, dan Wahyu Wibisana. Mereka merupakan tokoh penyair yang dianggap baik dalam menulis puisi guguritan seperti yang terbaca pada Jamparing Hariring (1992) karya Dedy Windyagiri, Jaladri Tingtrim (1999) karya Dyah padmini, dan Riring-riring Ciawaking (2004) karya Wahyu Wibisana. Penelitian dimaksudkan untuk memperlihatkan sejauh mana gaya kepenulisan dari ketiga penyair ini beserta pembeda yang dimilikinya masing-masing, terutama dalam pemilihan tema, pemilihan diksi, pengimajinasian, kata konkret, serta bahasa figuratif dengan menggunakan metode deskriptif-analitik. Dari hasil penelitian ini muncul kecenderungan-kecenderungan gaya kepenulisan sebagai pembeda dari masing-masing penyair, yakni kecenderungan nuansa feminin pada guguritan karya Dedy, kecenderungan nuansa maskulin pada guguritan Dyah Padmini, serta kecenderungan nuansa netral pada guguritan karya Wahyu Wibisana."

"Tujuan kegiatan menulis salam selain karena tuntutan profesi tetapi juga kegiatan aktualisasi diri....."