Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 2 Document(s) match with the query
cover
Siti Dwinanti Amanda
"Latar Belakang: Perilaku kekerasan yang berpotensi membahayakan diri sendiri dan orang lain banyak dijumpai pada orang dengan gangguan psikotik. Salah satu penyebab terjadinya perilaku kekerasan adalah gejala positif yang dialami mereka. Dengan mengetahui hubungan antara gejala positif dan perilaku kekerasan, diharapkan dapat mencegah terjadinya perilaku kekerasan dan dapat dilakukan penatalaksaan yang sesuai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara gejala positif dengan perilaku kekerasan pada gangguan psikotik.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik potong lintang. Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling pada warga binaan Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 Cipayung, sebanyak 90 orang, yang dirawat selama periode April-Mei 2014. Pada subyek penelitian dilakukan wawancara penapisan gejala psikotik menggunakan MINI ICD 10 yang dilanjutkan dengan pemeriksaan gejala positif menggunakan PANSS skala positif dan penilaian perilaku kekerasan menggunakan OAS.
Hasil: Pada hasil analisis, terdapat hubungan antara gejala positif dengan perilaku kekerasan (p<0,001; r = 0,629). Gejala positif yang memiliki hubungan sedang dengan perilaku kekerasan antara lain gaduh gelisah dan kejaran. Sedangkan waham, permusuhan dan perilaku halusinasi memiliki hubungan lemah dengan perilaku kekerasan. Gejala positif berupa kekacauan proses pikir dan waham kebesaran memiliki hubungan sangat lemah dengan perilaku kekerasan.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara gejala positif dengan perilaku kekerasan pada gangguan psikotik.

Background: Violent behaviors which potentially harmful to self and others are found usually in people with psychotic disorder. One of the reasons for the behavior to take place is the positive symptoms experienced by these individuals. By determining the association between positive symptoms and violent behaviors, it is hoped that these behaviors can be prevented and managed appropriately. This research is conducted to find association between positive symptoms and violent behaviors in psychotic behavior disorder.
Method: This is an analytical cross sectional research. Samples were taken by means of simple random sampling from residents of Bina Laras Harapan Sentosa 2 Cipayung Social Rehabilitation center, with 90 subjects cared for during the period of April to May 2014. Subjects were given screening interview for psychotic symptoms using MINI ICD 10, then proceed to positive symptoms examination using positive scale of PANSS and rating of violent behavior using OAS.
Result: The coefficient correlation between positive symptoms and violent behaviors was r = 0,629 (p<0,001). Positive symptoms with moderat correlation with violents behaviors are agitation and paranoia. Meanwhile delusion, hostility and hallucinatoric behaviors have weak correlation with violent behaviors. Positive symptoms such as disorganized thought process and grandiose delusion have very weak correlation with violent behaviors.
Conclusion: Significant correlation is found between positive symptoms and violent behaviors in psycotic disorder.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Ramadhannisa
"ABSTRAK
Bullying adalah salah satu faktor risiko yang menyebabkan gejala psikotik. Berbagai penelitian menjelaskan bahwa banyak dampak intimidasi yang dialami oleh korban murni dan pelaku intimidasi. Beberapa contoh gejala psikotik adalah paranoia, khayalan, dan halusinasi. Namun, belum ada penelitian yang membandingkan gejala psikotik antara korban murni dan pelaku intimidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak intimidasi terhadap keparahan gejala positif dan negatif pada korban murni dan pelaku intimidasi dengan mengendalikan gejala depresi sebagai kovariat. Partisipan yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah individu dengan usia minimum 18 tahun. Ada 406 peserta yang menyelesaikan kuesioner (26,4% pria, Mage = 22,42, SDage = 5,26) untuk penelitian ini. Gejala psikotik diukur oleh Asesmen Komunitas terhadap Pengalaman Psikotik (AKPP), sedangkan kategorisasi bullying diukur menggunakan Bullying Victimization Questionnaire (BVQ). Melalui analisis komparatif menggunakan independent sample t-test kami menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor dari kedua kelompok, t (404) = -1.095; p =. 274; dua sisi untuk gejala positif dan t (404) = -1,446; p = .151; berekor dua untuk gejala negatif. Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan untuk gejala psikotik berdasarkan kelompok bullying setelah mengendalikan gejala depresi menggunakan analisis Ancova, F (1, 404) = 0,298, p = 0,585 untuk gejala positif dan F (1, 404) = 1,298, p =. 255 untuk gejala negatif. Oleh karena itu, tidak ada perbedaan dalam keparahan gejala psikotik antara korban murni dan pelaku intimidasi. Ini berarti kelompok korban murni dan kelompok pelaku intimidasi dapat memiliki keparahan gejala psikotik yang sama.

ABSTRACT
Bullying is one of the risk factors that cause psychotic symptoms. Various studies explain that many of the effects of intimidation experienced by pure victims and bullies. Some examples of psychotic symptoms are paranoia, delusion, and hallucinations. However, there are no studies comparing psychotic symptoms between pure victims and bullies. This study aims to determine the impact of bullying on the severity of positive and negative symptoms on pure victims and bullies by controlling symptoms of depression as covariates. Participants who participated in this study were individuals with a minimum age of 18 years. There were 406 participants who completed the questionnaire (26.4% male, Mage = 22.42, SDage = 5.26) for this study. Psychotic symptoms are measured by Community Assessment of Psychotic Experiences (PPA), while bullying categorization is measured using the Bullying Victimization Questionnaire (BVQ). Through comparative analysis using independent sample t-tests we found that there was no significant difference between the scores of the two groups, t (404) = -1,095; p =. 274; two sides for positive symptoms and t (404) = -1,446; p = .151; caudate for negative symptoms. No significant differences were found for psychotic symptoms based on bullying groups after controlling for depressive symptoms using Ancova analysis, F (1, 404) = 0.298, p = 0.585 for positive symptoms and F (1, 404) = 1,298, p =. 255 for negative symptoms. Therefore, there is no difference in the severity of psychotic symptoms between pure victims and bullies. This means that the pure victim group and the bully group can have the same severity of psychotic symptoms."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library