Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Kasiyah M. Junus
"Suku banyak merupakan fungsi yang kontinu dan terdiferensial di himpunan bilangan nyata R. Sehingga, pada setiap interval tertutup, suku banyak mencapai nilai maksimum dan minimum pada titik stasioner atau titik batas interval. Cara yang biasa dipakai untuk menentukan nilai ekstrem suku banyak adalah metode Kalkulus dengan menggunakan turunan. Pada makalah ini dibahas metode menentukan nilai ekstrem suku banyak tertentu pada interval yang diberikan dengan menggunakan pertidaksamaan rata-rata aritmetika dan geometri, yang merupakan pengembangan gagasan yang diajukan oleh de Alwis.
A method for finding the extreme of certain polynomials using inequalities of the mean. A polynomial y = p(x) is continuous and differentiable on its domain R. Therefore, at any closed interval, the graph attains both the maximum and minimum values in the stationary points or the borders of the interval. The method commonly used to find the extremum is Calculus by using derivatives. This paper presents a method for finding the extremum of certain polynomials using inequalities of the mean based on de Alwis?s work."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Dzul Azhar Iskandar
"Instansi keuangan di Indonesia termasuk bank memiliki kewajiban dalam melaporkan
data debitur yang dimiliki dalam bentuk pelaporan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) ke pihak regulator. Berdasarkan hasil wawancara menyebutkan bahwa pelaporan data debitur SLIK yang dilaporkan oleh Bank XYZ masih menerima sanksi administrasi dari regulator. Penelitian ini bertujuan untuk mengemukakan prioritas strategi yang dapat meningkatkan kualitas data pelaporan dan meminimalisir sanksi administrasi dari regulator. Penelitian dilakukan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) yang menggabungkan kebutuhan pengguna dan kebutuhan teknis yang didapat berdasarkan hasil wawancara dengan Subject Matter Expert (SME) SLIK yang ada dalam Bank XYZ. Kebutuhan pengguna dan kebutuhan teknis tersebut digambarkan dalam bentuk House of Quality (HoQ) untuk selanjutnya hasil penelitian didapat berdasarkan skema yang ada dalam QFD. Selain QFD, penelitian ini juga menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan bobot serta prioritas dari dimensi kualitas data beserta kebutuhan pengguna. Geometric Mean juga digunakan dalam penelitian ini untuk menghitung ratarata dari nilai kuesioner. Dengan QFD, prioritas strategi dapat dihasilkan sekaligus tujuan dan hasil penelitian didapatkan demi meningkatkan kualitas data pelaporan SLIK. Hasil penelitian ini mengemukakan strategi berupa kebutuhan pengguna dengan urutan prioritasnya dari yang terpenting yaitu pengawasan kualitas data input di setiap cabang, sistem untuk melakukan validasi data SLIK, aplikasi DQM mengakomodir kualitas data kredit SLIK, parameter ceklis yang wajib dipenuhi setiap ada penambahan requirement baru SLIK, prosedur preventive sebelum proses pelaporan, parameter valid untuk menentukan alamat nasabah yang memiliki lebih dari satu value, kebijakan dan prosedur untuk perbaikan data SLIK secara manual, meningkatkan kecepatan proses data SLIK. Strategi lain berupa prioritas dari kebutuhan teknis yang perlu diadakan ataupun ditingkatkan kualitasnya berdasarkan yang terpenting yaitu proses audit cabang, pembuatan kebijakan, prosedur, parameter ceklis, utilisasi dan optimasi server, pengembangan aplikasi DQM, dan pembuatan sistem validasi data.
Financial institution in Indonesia included Bank have an obligation of reporting the debtor data had in form of Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) reporting to the regulator side. Based on interview result which is mentioned that the reporting of SLIK debtor data has been reported by Bank XYZ still received an administrative punishment from regulator. The objective of this research is to conclude strategy priority which could improve the quality of reporting data and minimalize an administrative punishment from regulator. This research used Quality Function Deployment (QFD) method which is combined user needs and technical needs resulted from interview with Subject Matter Expert (SME) of SLIK in Bank XYZ. Those user needs and technical needs described in form of House of Quality (HoQ) and the next is the result of this research resulted based on the schema on QFD. Beside QFD, this research is also used Analytic Hierarchy Process (AHP) to decide the weight and the priority from both of data quality dimensions and user needs. Geometric Mean is also used in this research to calculate the average of questionnaire value. With QFD, the strategy priority could resulted and also the objective of the research is achieved for improving the data quality of SLIK reporting. The result of this research proposed strategies that is user needs with their priority based on the most important is the controlling data input quality in every branches, the system to do validate SLIK data, the application of DQM which accomodates the quality of SLIK credit data, the to do list parameter which has to be fulfilled in every adding of SLIK new requirement, the preventive procedures before doing reporting process, the valid parameters to decide customer address which has more than one record, the policy and procedures to fix SLIK data manually, improving the quickness of SLIK data processes. The other strategies is the priority of technical needs which has to be done or improve those qualities based on the most important is branches audit process, the making of policies, procedures, to do lists, the utilization and optimation of server, the development of DQM application, and the making of validating data system."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Michael Angelo
"Kebutuhan listrik di kepulauan Indonesia seringkali dipenuhi melalui transmisi antarpulau, seperti pulau Bangka yang memiliki keterbatasan sumber energi, sehingga diperlukan transmisi dari pulau Sumatera dengan saluran transmisi kabel bawah laut (submarine cable) yang menghubungkan GI Tanjung Api-Api dan GI Muntok. Saluran transmisi ini tidak luput dari suatu permasalahan dalam operasinya, seperti kerusakan fasa pada kabel dengan tiga konduktor fasa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari perubahan konfigurasi konduktor fasa pada saluran transmisi kabel bawah laut Tanjung Api-Api-Muntok terhadap kapasitas penyaluran dan kualitas interkoneksi antara Sumatera dan Bangka. Metodologi yang digunakan meliputi studi literatur, pengumpulan data sekunder dari utilitas, perhitungan parameter transmisi, dan analisis hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan Geometric Mean Distance (GMD) atau jarak antar konduktor fasa akan mengakibatkan peningkatan nilai impedansi kabel yang signifikan, menyebabkan penurunan kapasitas hantar arus dan meningkatkan total rugi-rugi daya, serta kapasitas penyaluran maksimum turun dari 80.64 MW menjadi 40.91 MW. Perubahan ini, menandai tantangan dalam memenuhi permintaan energi pada sistem Bangka, terutama selama periode Luar Waktu Beban Puncak (LWBP). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar perencanaan guna mengantisipasi potensi gangguan serupa di masa mendatang, sehingga utilitas dan pihak terkait dapat merumuskan strategi mitigasi yang lebih efektif dan meminimalkan risiko gangguan sistem.
The electrical needs in the Indonesian archipelago are often met through inter-island transmission, such as in Bangka Island, which has limited energy resources, necessitating a transmission from Sumatra Island via a submarine cable transmission line connecting GI Tanjung Api-Api and GI Muntok. This study aims to analyze the impact of changes in the phase conductor configuration on the Tanjung Api-Api-Muntok submarine cable transmission line on transmission capacity and the quality of interconnection between Sumatra and Bangka. The methodology used includes literature studies, secondary data collection from utilities, transmission parameter calculations, and analysis of results. The findings show that increasing the Geometric Mean Distance (GMD) or distance between phase conductors results in a significant increase in cable impedance, leading to a decrease in current carrying capacity and increased total power losses, with the maximum transmission capacity dropping from 80.64 MW to 40.91 MW. This change marks a challenge in meeting the energy demand in the Bangka system, especially during the off peak load period. The results of this study are expected to form a basis for planning to anticipate potential similar disturbances in the future, enabling utilities and related parties to formulate more effective mitigation strategies and minimize the risk of system disturbances."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library