Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Rita Bratadiredja
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan alasan-alasan tindakan pembunuhan yang dilakukan tokoh Alavoine terhadap kekasihnya Martine dan memperlihatkan bahwa struktur penyajian cerita khususnya pengaluran mendukung pemahaman isi cerita.
Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan struktural dan teori yang digunakan adalah teori : Tzvetan Todorov tentang aspek karya naratif, M.P.Schmitt & Viala tantang pembantukan
sebuah sekuen dan Roland Barthes tentang hubungan Sintagmatik dan huhungan paradigmatik.
Hasil Analisis pengaluran cerita memperlihatkan bahwa : bentuk surat, kedudukan tokoh utama sebagai penutur-tokoh dan jumlah peristiwa mental yang mewarnai hampir seluruh karya menunjang pemahaman tentang karya yang berupa curahan hati dan evaluasi pribadi penutur-tokoh.
Selain itu jumlah kelompok-kelompok sekuen serta kaitan antar pusat peristiwa sesuai dengan hasil analisis hubungan sebab akibat dan analisis hubungan paradigmatik : Alavoine yang sepanjang hidupnya selalu didominasi orang lain, ingin sepenuhnya menguasai Martina tetapi pada diri Martine ada bagian yang tak dapat dikuasainya yaitu masa lalunya yang kotor. Inilah yang membawa Alavoine melakukan tindakan pembunuhan.
Maka dapat dikatakan bahwa hasil analisis pengaluran membuka pemahaman ke arah analisis alur dan analisis hubungan paradigmatik.
Akhirnya, adanya bagian teks terakhir di luar surat Alavoine yang mengutarakan tentang peristiwa Alavoine membunuh diri, mengungkapkan bahwa ia menulis surat bukan untuk membela diri dalam arti ingin mendapatkan keringanan hukuman tetapi karena ia ingin mewariskan surat tersebut kepada orang lain agar percintaan mereka dapat dikenang sebagai sesuatu
yang abadi.
Demikianlah dapat dikemukakan bahwa struktur penyajian cerita khususnya pengaluran, sepenuhnya mendukung pemahaman isi cerita.
1989
S13829
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kresna Sucondro Soegio
Abstrak :
ABSTRAK
Penulisan skripsi yang mengangkat cerita detektif sebagai sumber data penelitian, telah banyak dilakukan. Sebagian besar menekankan pada masalah pelacakan (Pelacakan Maigret dalam Un Crime En Hollande oleh Anak Agung Ariyani Kartika Dewi), misteri kejahatan (Masalah Percobaan Pembunuhan dalam Therese Desqueyroux karya Francois Mauriac Ditinjau Dari Hubungan Antartokoh oleh Sri Murtinah), ataupun genre cerita detektif itu sendiri (Masalah jenis Cerita Detektif dalam Les Dames du Creusot karya Charles Exbrayat oleh Herning Wijayanti) yang beraneka ragam dan selalu berkembang hingga saat ini. Namun fokus terhadap tokoh detektif yang melakukan pelacakan, belum pernah dilakukan.
Skripsi ini mengangkat masalah kekhasan sikap dan tindakan Maigret sebagai detektif dalam roman La Tete d'un Homme karya Georges Simenon. Penelitian ini memakai pendekatan struktural dengan menggunakan teori Roland Barthes mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik, serta teori Schmitt dan Viala mengenai Sekuen.
Langkah awal penelitian adalah dengan menguraikan cerita menjadi satuan-satuan isi cerita atau sekuen-sekuen sesuai urutan kemunculannya dalam teks. Sekuen-sekuen ini kemudian difokuskan pada hubungan tokoh detektif (Maigret) dengan tokoh-tokoh lainnya dalam cerita. Selanjutnya, disusun fungsi-fungsi utama yang dilengkapi dengan bagan, untuk melihat hubungan sebab akibat cerita dan menunjukkan perkembangan cerita. Dari analisis ini, tampak bahwa kemunculan Maigret mendominasi cerita dan bahwa tindakan serta inisiatifnyalah menyebabkan cerita berkembang. Tanpa hal tersebut, maka tokoh tertuduh (Heurtin) akan dihukum dan pembunuh yang sebenarnya tidak akan pernah terungkap dan cerita akan berhenti pada saat Heurtin dihukum mati.
Analisis paradigmatik dibatasi hanya pada analisis tokoh-tokoh penegak hukum, tertuduh, dan penjahat. Hal ini dilakukan untuk melihat perbandingan antara Maigret dan para penegak hukum lain yang turut dalam pelacakan. Dari analisis ini tampak bahwa Maigret memiliki kualitas yang lebih, seperti kegigihannya yang luar biasa, ketajaman persepsinya yang akurat, rasa tanggung jawabnya yang tinggi, dibandingkan penegak hukum lain yang lebih banyak bersikap pasif dan menjalankan tugas, meskipun cukup disiplin.Hal itulah yang menjadikan Maigret sebagai seorang detektif yang khas dalam cerita ini.
1997
S14482
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library