Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
ABSTRAK
For dynamic excitation, it is convenient to idealize homogeneous soil under a base mat by a semi-infinite truncated cone. It is easy to analyze the cone model for vertical and horizontal translation, as well as for rocking and torsional rotation. The accuracy by comparison to rigorous half-space solutions is quite adequate for practical applications. Time-domain computational methods for translational and rotational motions are described in both the stiffness and flexibility formulations and elucidated by examples. The infinite cone is dynamically equivalent to a discrete element representation of the soil, consisting of an interconnection of a small number of masses, springs, and dashpots. As an alternative to the physical-component model, the response may be determined directly by simple recursive numerical procedures. The recursive methods are exact and particularly well suited for hand calculations of short-duration excitations.
New York : American Society of Civil Engineers, 2018
620 JGE
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfaiz Herlambang
Abstrak :
Metode seismik refraksi digunakan untuk menentukan kedalaman bedrock yang tepat untuk menancapkan tiang. Penelitian dilakukan di kawasan Universitas Indonesia tepatnya di kompleks Fasilkom Universitas Indonesia. Konfigurasi lintasan survei seismik berupa 24 channel geophone dengan panjang lintasan 67.5 m, interval geophone 2,5 m dan near offset 10 m. Sumber gelombang dihasilkan dengan menggunakan palu dan jarak antar pukulan sejauh 5 m. Data sekunder yang digunakan berupa 1 titik sumur bor SPT (Soil Penetration Test) sebagai acuan pembanding hasil survei seismik. Data seismik refraksi diolah menggunakan teknik tradisional yaitu Metode Plus-Minus Hagedoorn dan inversi tomografi menggunakan software Rayfract. Hasil pengolahan kedua metode tersebut kemudian dibandingkan dengan data geologi dari sumur SPT. Korelasi antara hasil pengolahan dengan titik bor SPT menunjukkan hasil yang baik. Namun hasil dari metode Plus-Minus Haggedorn hanya mampu memperlihatkan 1 refraktor saja karena limitasi data yang digunakan, berbeda dengan metode inversi yang mampu memperlihatkan lebih dari satu refraktor. Terdapat 2 refraktor utama pada kedalaman 6 meter dan 12 meter, dan kedalaman efektif yang didapat hanya mencapai 15 m. Kecepatan yang didapat juga maksimal berada di sekitar 900 m/s. Sehingga dapat disimpulkan hingga kedalaman 15 meter tidak ditemukan lapisan batuan yang direkomendasikan untuk penempatan pondasi dalam untuk bangunan bertingkat. Untuk mendapatkan kedalaman bedrock yang direkomendasikan untuk mendapatkan pemasangan pondasi dalam diperlukan survei seismik dengan panjang lintasan yang lebih panjang untuk mendapatkan gambaran bawah tanah melebihi 15 meter.
The seismic refraction method is used to determine the exact bedrock depth for placing a pole. The study was conducted in Universitas Indonesia precisely at the Fasilkom University Indonesia complex. The seismic survey configuration consists of 24 geophone channels with a length of 67.5 m, geophone intervals of 2.5 m, and near offset of 10 m. The wave source was generated using a hammer, and the distance between blows was 5 m. The secondary data used was 1 SPT (Soil Penetration Test) borehole as a reference for comparison of seismic survey results. Seismic refraction data was processed using traditional techniques, namely the Hagedoorn’s Plus-Minus Method and tomographic inversion using Rayfract software. The results of the two methods were compared with geological information from 1 SPT borehole. The correlation between the results of the process with the SPT drill point shows good results. However, the Plus-Minus Haggedorn method results are only able to show one refractor because of the data limitation, in contrast to the inversion method, which was able to show more than one refractor. There are two main refractors at a depth of 6 meters and 12 meters, and the adequate depth obtained only reaches 15 m. The maximum speed obtained is also around 900 m/s. It can be concluded up to a depth of 15 meters, and there is no recommended rock layer for placement of deep foundations for high rise buildings. A seismic survey with a longer seismic line is needed to get an underground picture exceeding 15 meters.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfina Nurul Octaviani
Abstrak :
Informasi mengenai kondisi bawah permukaan sangat penting diketahui sebelum melakukan pembangunan suatu proyek. Seismik refraksi dipilih karena dapat mengukur variasi spasial parameter petrofisika, seperti kecepatan dan absorpsi seismik melalui analisis sinyal seismik buatan. Adapun penelitian ini mengintegrasikan penggunaan metode seismik refraksi untuk mengamati parameter fisis gelombang pada tiap lapisan batuan yang dikorelasikan dengan data hasil uji bor di daerah penelitian. Hasil pengolahan data dipetakan tingkat kekerasan di tiap lintasan seismik berdasarkan nilai kecepatan rata-rata gelombang P yang dihasilkan. Pada lapisan pertama di ketiga lintasan diketahui memiliki tingkat kekerasan tanah padat tanpa kohesi dengan nilai rata-rata Vp berturut-turut 631,13 m/s; 488,66 m/s; 750,51 m/s. Lapisan kedua pada ketiga lintasan merupakan bahan keras seperti batu dengan nilai rata-rata Vp berturut-turut 1229,69 m/s; 1087,21 m/s; 928,06 m/s. Kemudian lapisan ketiga pada lintasan 23 dan 25 merupakan batuan separuh lunak dengan nilai rata-rata Vp berturut-turut 1688,18 m/s dan 2492,36 m/s. Sedangkan pada lintasan 24 memiliki tingkat kekerasan batuan sangat keras dengan nilai rata-rata Vp 1312,69 m/s. ......Information about subsurface conditions is very important to know before carrying out the construction of a project. Seismic refraction was chosen because it can measure the spatial variation of petrophysical parameters, such as seismic velocity and absorption through artificial seismic signal analysis. This research integrates the use of the seismic refraction method to observe the physical parameters of the waves in each rock layer which is correlated with the data from the drill test results in the research area. The results of data processing mapped the level of hardness in each seismic lines based on the value of the average velocity of the resulting P wave. The first layer in the three line seismic is known to dense cohesionless soil with an average Vp value of 631.13 m/s; 488.66 m/s; 750.51 m/s. The second layer on the three lines is a hard rock – like material with an average Vp value of 1229.69 m/s; 1087.21 m/s; 928.06 m/s. Then the third layer on lines 23 and 25 is semi-soft rock with an average Vp value of 1688.18 m/s and 2492.36 m/s, respectively. While on track 24 it has a very hard rock hardness with an average value of Vp 1312.69 m/s.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Suci Ramadhanti
Abstrak :
PT. Berau Coal membutuhkan area kerja baru untuk menunjang operasional penambangan di blok 7 hingga akhir 2025 sesuai dengan kontrak PKP2B. Wilayah yang berpotensi untuk ditambang adalah wilayah OPD C2 yang memiliki seam batubara sebesar 14 mMT dengan streeping ratio (SR) 14.96 yang ditutup dengan disposal yang harus dilakukan cutback. SR ini mempengaruhi dalam nilai ekonomis suatu batu bara. Sehingga, dibutuhkan desain rekomendasi yang efisien sehingga mengurangi SR. Penelitian ini dilakukan pada tambang terbuka di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Menurut geologi regional daerah penelitian termasuk pada Cekungan Tarakan khususnya pada Formasi Latih yang terdiri dari batupasir kuarsa, batulempung, batulanau dan batubara di bagian atas dan bersisipan serpih dan pasiran di bagian bawah. Metode penelitian yang diakukan adalah pengolahan data 23 titik SPT pada disposal yang bernama OPD (Out Pit Dump) C2 yang didukung dengan data lainnya seperti kajian geoteknik sebelumnya, data piezometer, data general stratigraphy dan model geologi blok 7E. Data ini diolah menggunakan aplikasi Minescape dan Rocscience Slide. Kemudian, akan dihasilkan model geoteknik. Jika dihasilkan nilai faktor keamanan >1,3 dan sudut lereng <15° maka model akan dioptimasi dengan batas bawah FK sebesar 1,3 dan sudut kemiringan lereng <15°. Penampang yang digunakan adalah penampang dengan anomali data SPT yang memiliki N-SPT yang memiliki titik lemah. Titik lemah ini merupakan lubang bor yang memiliki N-SPT yang dinilai memiliki anomali. Biasanya, semakin dalam suatu lubang bor memiliki ketukan N-SPT akan lebih besar. Namun, pada kedalaman 8 hingga 50 m pada lubang bor ini memiliki sisipan daya dukung/strength dari very soft hingga stiff. Sehingga, ditariklah penampang C dan E sebagai penampang yang berpotensi mengalami keruntuhan jika dilakukannya optimasi. Penampang C dan E dihitung menggunakan metode limit equilibrium yang merupakan metode ini merupakan pembagian lereng yang menjadi beberapa irisan atau bagian. Dari analisis yang sudah dilakukan, penampang C dan E terhadap desain LoM aman, sehingga dapat di optimasi. Optimasi yang dilakukan pada OPD C2 adalah penegakan lereng hingga ±11° dengan faktor keamanan 1,3. ......PT. Berau Coal requires a new work area to support mining operations in block 7 until the end of 2025 in accordance with the PKP2B contract. The area that has the potential to be mined is the OPD C2 area which has a coal seam of 14 mMT with a streeping ratio (SR) of 14.96 which is closed with a disposal that must be cutback. This SR affects the economic value of a coal. Thus, an efficient recommendation design is needed so as to reduce SR. This research was conducted at an open pit in the province of East Kalimantan, Indonesia. According to the regional geology, the research area includes the Tarakan Basin, especially the Latih Formation which consists of quartz sandstone, claystone, siltstone and coal at the top and inserts shale and sand at the bottom. The research method used is data processing of 23 SPT points at disposal named OPD (Out Pit Dump) C2 which is supported by other data such as previous geotechnical studies, piezometer data, general stratigraphy data and geological model of block 7E. This data is processed using Minescape and Rocscience Slide applications. Then, a geotechnical model will be generated. If the safety factor value is >1.3 and the slope angle is <15°, the model will be optimized with a lower FK limit of 1.3 and a slope angle of <15°. The cross-section used is a cross-section with SPT data anomalies that have N-SPT which has a weak point. This weak point is a drill hole that has N-SPT which is considered to have anomaly. Usually, the deeper a borehole has the larger the N-SPT knock will be. However, at a depth of 8 to 50 m, this drill hole has an insertion of bearing capacity/strength from very soft to stiff. Thus, sections C and E are drawn as sections that have the potential to collapse if optimization is carried out. Cross sections C and E are calculated using the limit equilibrium method, which is this method of dividing the slope into several slices or sections. From the analysis that has been done, the C and E sections of the LoM design are safe, so they can be optimized. The optimization carried out on OPD C2 is slope enforcement up to ±11° with a safety factor of 1.3.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widjojo Adi Prakoso
Jakarta: UI-Press, 2016
PGB 0329
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Budi Susilo Soepandji
Jakarta: UI-Press, 1998
PGB 0406
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Inas Maharani
Abstrak :
Hubungan resistivitas listrik dan parameter geoteknik sangat penting ditinjau dalam lahan perkebunan, karena kemampuannya dalam menganalisis komponen penyusunan tanah di lahan tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan studi pengaruh parameter geoteknik, yaitu kadar air, bulk unit weight, indeks plastisitas, kadar lempung dan lanau, dan kuat geser tanah terhadap perubahan nilai resistivitas tanah di lahan perkebunan di Kabupaten Bogor. Selain itu, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk dapat memberikan gambaran dalam menginterpretasi kondisi tanah di lahan perkebunan di Desa Cikereteg, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Tiga lahan dengan variasi kedalaman 0-100 cm dianalisis untuk memahami hubungan antara parameter geoteknik tanah dengan nilai resistivitas listriknya berdasarkan skala laboratorium. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa nilai resistivitas dapat dipengaruhi oleh kadar air, bulk unit weight, dan kohesi tanah, ketiganya memiliki hubungan secara polinomial orde tiga. Kadar air memiliki hubungan berbanding terbalik dengan nilai resistivitas, sedangkan bulk unit weight dan kohesi tanah memiliki hubungan berbanding lurus. Selain itu, indeks plastisitas dan kadar ukuran butir lempung dan lanau kurang berkorelasi dengan nilai resistivitas tanah. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa nilai resistivitas tanah di lahan perkebunan dipengaruhi oleh adanya parameter geoteknik, tetapi masih perlu evaluasi lebih lanjut untuk kedepannya dapat digunakan untuk menganalisis komponen penyusun tanah secara lebih akurat. ......Geotechnical parameters and resistivity can be used to analyze soil components on plantation land. The study analyzes the influence of soil geotechnical parameters, namely water content, bulk unit weight, plasticity index, clay, silt content, and soil shear strength in controlling soil resistivity on plantation land in Bogor Regency. In addition, this research provides an overview in interpreting soil conditions on plantation land in Cikereteg Village, Caringin District, Bogor Regency. In conducting this research, there are three fields with a depth variation of 0-100 meters were analyzed to understand the relationship between resistivity and soil geotechnical parameters based on laboratory research. The results indicate that the resistivity is controlled by water content, bulk unit weight, and soil cohesion in form of the third-order polynomial function. The resistivity decreases rapidly with increasing water content, while increases rapidly with increasing bulk unit weight and soil cohesion. In addition, the plasticity index and grain size content of clay and silt are less correlated with soil resistivity. In conclusion, the soil electrical resistivity in plantation land is affected by the soil geotechnical parameters, but it still needs to be evaluated further so it can understand the soil components more accurately in the future.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palembang: Program Pascasarjana Universitas Indonesia,
624 CANT
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Anggi Hasian
Abstrak :
Sifat tanah adalah aspek terpenting dari rekayasa tanah. Saat ini, geoteknik dan geofisika digunakan untuk mengevaluasi tanah longsor. Metode geoteknik memberikan data yang akurat, tetapi memakan waktu dan biaya yang mahal, sedangkan metode geofisika dilakukan dengan cepat dan dengan biaya yang murah, namun akurasinya lebih rendah dibandingkan dengan metode geoteknik. Oleh karena itu, penggunaan metode geoteknik dan geofisika dapat memberikan solusi yang cocok untuk evaluasi tanah longsor. Dalam studi ini, untuk mengevaluasi longsoran Surian-Pd.Argo KM 76+900, Padang, Provinsi Sumatera Barat, dilakukan korelasi data geofisika yaitu resistivitas dan geoteknik untuk analisis stabilitas lereng dan menentukan lapisan tanah bawah permukaan. Dilakukan 6 lintasan survei geolistrik dan 4 pengeboran untuk Uji Penetrasi Standar (SPT) serta pengambilan contoh tanah. Data penyelidikan geoteknik dan geofisika selanjutnya dikorelasikan. Seperti contoh korelasi antara N-SPT-resistivitas, kohesi-resistivitas, kadar air-resistivitas, dan sudut geser-resistivitas. ......The properties of soil are the most important aspect of ground engineering. Today, geotechnical and geophysical techniques are used for landslide evaluation. Geotechnical methods provide accurate data, but are time consuming and costly, while geophysical methods are fast and inexpensive, yet their accuracy is lower than that of the geotechnical methods. Therefore, simultaneous use of geotechnical and geophysical methods provides a suitable solution for landslide evaluation. In the present study, in order to evaluate Surian-Pd.Argo KM 76+900 landslide, Padang, West Sumatera Province, integrated geophysical such as resistivity and geotechnical methods for a proposed slope stability was carried out and to determine of subsoil. Six traverses of geoelectrical survey were carried out and four boreholes for Standard Penetration Test (SPT) and soil sample were drilled. The data obtained from geotechnical and geophysical investigations were correlated. For example SPT-N-resistivity, cohesion-resistivity, moisture content-resistivity, and angle of friction-resistivity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>