Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rigia
"Setiap kebudayaan termasuk Korea Selatan memiliki ciri khas komunikasi nonverbal tersendiri. Komunikasi nonverbal terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah gestur. Sebuah gestur yang sama dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada kebudayaan-kebudayaan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk-bentuk gestur khas masyarakat Korea Selatan dan pemaknaannya. Objek penelitian ini adalah proses komunikasi masyarakat Korea Selatan yang diamati melalui tayangan serial televisi atau yang dikenal sebagai drama Korea. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun beberapa gestur khas yang berhasil diamati antara lain, membungkuk, berlutut, aegyo, memukul kepala, dan beberapa gestur yang melibatkan gerakan tangan lainnya. Pemaknaan gestur-gestur ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan status sosial seseorang. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan cara melakukan sebuah gestur dan cara memberikan respon terhadap gestur tersebut. Gestur- gestur yang berhasil diamati memang belum mencakup keseluruhan gestur khas masyarakat Korea Selatan. Kendati demikian penulis berharap penelitian ini tetap dapat memberikan informasi mengenai beberapa gestur khas masyarakat Korea Selatan kepada pembaca.

Each culture including South Korean has their own typical nonverbal communication. There are several types of nonverbal communication such as gesture. A same gesture could have different meaning depends on certain cultures. This paper is aimed to explain South Korean society’s typical gestures and how to interpret them. The object of this paper is South Korean society’s way of communicating which had been observed through their television series, as known as Korean drama. This paper use qualitative method to collect and analysis the data as it is used to present the result of the research. There are several typical gestures that will be explained in this paper such as bowing, kneeling, aegyo, hitting other’s head, and some others hand gestures. The interpretation of these gestures are strongly influenced by social status differences. Those differences can be seen from one's way to do certain gesture and how the other gives respon to that. The gestures that will be explained in this paper are still not enough to take cover for all of South Korean society’s typical gestures indeed. Still I hope that this paper could give necessary information regarding South Korean society’s typical gestures to the readers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Afro Nusaibah
"Skripsi ini mengungkapkan afeksi apa saja yang muncul pada saat kegiatan menunggu di bandara. Afeksi dipengaruhi oleh emosi, yang berasal dari dalam diri manusia dan atmosfer, ruang yang melingkupi manusia itu sendiri. Penelitian dilakukan dengan menganalisis aktivitas dan gesture pada saat duduk menunggu dengan melihat kesesuaian desain yang ada berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Apabila desain yang ada telah tepat guna maka akan menghasilkan kenyamanan, bentuk afeksi positif dari orang-orang yang menunggu. Hasil Penelitian akan memperlihatkan desain ruang tunggu yang ada telah tepat guna atau tidak. Selain itu dari hasil ini juga dapat menjadi rekomendasi untuk mempertimbangkan kegiatan menunggu dalam menentukan desain ruang transit yang menciptakan afeksi positif.

This thesis points out affections that appear during waiting activity in an airport. Affection is affected by emotions that come from within a man and space quality covering the man himself. The study was conducted by analyzing activities and gestures that appear during waiting while sitting down and finding conformity of the existing design based on observation and interview result. If the existing design were already efficient, then it would generate comfortability a form of positive affection from the people waiting. Research outcome would show whether the waiting area design were already efficient. Moreover, the outcome of this study could become a recommendation to consider waiting activity in determining transit room design that create positive affections.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burhan Izzudin
"
ABSTRAK
Evolusi interaksi manusia dengan mesin sudah dimulai sejak beberapa dekade yang lalu. Antarmuka pengguna User Interface, UI manusia dengan mesin selalu berkembang ke arah yang memudahkan penggunanya. Bermula dari Command Line Interfaces atau CLI Antarmuka Perintah Baris , kemudian berkembang ke arah Graphical User Interfaces atau GUI Antarmuka Grafik, gambar yang saat ini lumrah kita gunakan, hingga UI yang akan mudah dikenali oleh pengguna yang awam, yakni Natural User Interfaces atau NUI Antarmuka Natural . Dua jenis NUI yang banyak digunakan adalah gestur tubuh dan suara. Penelitian ini melaporkan pengembangan sistem kendali gerak quadcopter berbasis gestur tubuh dengan menggunakan sensor gerak Kinect. Kinect yang merupakan perangkat dengan kamera dan proyektor inframerah mampu mendeteksi pergerakan tubuh manusia dan menerjemahkannya ke dalam skeleton, yakni titik-titik sendi tubuh yang dihubungkan oleh garis. Sepuluh titik sendi ini kemudian dijadikan parameter dalam algoritma sistem kendali. Kombinasi dua hingga tiga titik sendi digunakan untuk mengendalikan satu gerakan dasar. Gerakan quadcopter yang dirancang meliputi tujuh gerakan dasar serta serangkaian perintah tugas terbang Task Command quadcopter. Masing-masing perintah terbang memiliki sebuah gestur yang diwakili 2-3 titik sendi yang ditetapkan sebagai input perintah gerak. Setiap gestur yang telah ditetapkan memiliki parameter tertentu. Ketika parameter tersebut terpenuhi, maka perintah terbang akan dikirim kepada quadcopter, dan perintah tersebut dianggap sebagai input kendali. Penelitian ini juga melaporkan tingkat keberhasilan masing-masing perintah gerak dasar, yang mana tingkat keberhasilan dari ketujuh gerak dasar tadi bervariasi antara 80,8 hingga 96,0.

ABSTRAK
Human Machine interaction evolution has started a few decades ago. Human Machine user interface has been developed to be an easy tool to use by the user. Begins from Command Line Interface CLI to Graphical User Interface or GUI, which is very common to use and latest, the User Interface which will be easily recognizable for common user called Natural User Interface NUI . The two most widely used types of NUIs are body gesture and sound. This research reports a developed system of Quadcopter control system based on body gesture using Kinect motion sensor. Kinect is a device with camera and infra red projector that can detect human body movement and translate it to skeleton, i.e. joint points of the body connected by lines. This ten joint points become parameter in control system algorithm. Combination of two or three is used to controlling one basic movement. The designed Quadcopter movement consists of 7 basic movement and series of task commands of Quadcopter. Each flying command has a specified gesture represented by two or three joint point which set as an input of a command movement. Each gesture that has been set has specified parameter. When it fulfilled, the a flying command will be sent to the Quadcopter, and that command is considered as control input. This study also reports success rates of each basic movement, which from the seven basic movement is varied from 80,8 until 96,0 . "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Menik Lestari
"Pokok bahasan penelitian ini adalah multimodalitas dalam percakapan jual beli buah di pasar tradisional Wonogiri. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan multimodalitas yang digunakan penjual dan pembeli buah di pasar tradisional Wonogiri. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan (moda verbal) dan gestur (moda nonverbal) yang terdapat dalam 10 video percakapan transaksi jual beli buah di pasar tradisional Wonogiri. Data tersebut ditranskripsi dengan software ELAN dan diklasifikasikan berdasarkan konsep pasangan berdampingan (adjacency pair) dari teori Analisis Percakapan (Conversation Analysis). Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teori tindak tutur dari Searle (1975) untuk moda verbalnya, sedangkan moda nonverbalnya dianalisis menggunakan teori gestur oleh Mandal (2014) dan Kendon (2004). Adapun kecenderungan tindak tutur yang ditemukan adalah tindak tutur direktif, yang memiliki beberapa variasi, (1) meminta informasi kuantitas buah dengan demonstrativa iki ‘ini’ dan interogativa piro ‘berapa’ disertai gestur memegang dan mengemas buah, (2) meminta informasi harga dengan kata interogativa pinten ‘berapa’ dan numeralia disertai gestur interaktif dan komplemen, (3) meminta jenis buah tertentu dengan penyebutan langsung disertai gestur deiktif dan interaktif, (4) meminta informasi ketersediaan buah dengan verba dhuwe ‘punya’ dan pasangan kata karek iki ‘tinggal ini’ disertai gestur interaktif dan deiktik, (5) menawar harga dengan penggunaan polar question negasi disertai gestur deiktik, dan (6) menawarkan jenis buah lain dengan pasangan kata opo neh ‘apa lagi’ disertai gestur mengemas buah. Sementara itu, kombinasi moda verbal dan nonverbal dalam tindak tutur representatif, yakni (1) memberi informasi kuantitas buah dengan numeralia dan kuantifikator sithik ‘sedikit’ disertai tindakan memilih-milih buah, (2) memberi informasi harga buah dengan penyebutan langsung numeralia disertai tindakan memilih dan mengemas buah (3) memberi informasi kualitas buah dengan memuji fisik dan rasa buah disertai gestur deiktik dan moda visual, dan (4) memberi informasi ketersediaan buah dengan menyebutkan kuantitas ketersediaan atau menyampaikan alasan ketidaktersediaan buah. Kombinasi moda verbal dan nonverbal dilakukan secara sistematis oleh penjual dan pembeli untuk melancarkan proses jual beli buah di pasar tradisional Wonogiri.

The subject of this research is multimodality in the conversation of buying and selling fruit in the Wonogiri traditional market. The purpose of this study is to explain the multimodality used by sellers and buyers of fruit in the Wonogiri traditional market. The data used in this study are speech (verbal mode) and gesture (nonverbal mode) contained in 10 video conversations of fruit buying and selling transactions at the Wonogiri traditional market. The data was transcribed with ELAN software and classified based on the concept of adjacency pair from Conversation Analysis theory. In addition, this study also uses the speech act theory of Searle (1975) for the verbal mode, while the nonverbal mode is analyzed using the gesture theory by Mandal (2014) and Kendon (2004). The tendency of the speech acts found are directive speech acts, which have several variations, (1) asking for information on the quantity of fruit with the demonstrative iki 'this' and interrogative piro 'how much' accompanied by the gesture of holding and packing the fruit, (2) asking for price information with the word Pinten interrogative 'how much' and numeralia with interactive and complementary gestures, (3) asking for certain types of fruit by direct mention accompanied by interactive and deductive gestures, (4) asking for information on fruit availability with the verb dhuwe 'have' and the word pair karek iki 'stay ini ' accompanied by interactive and deictic gestures, (5) bargaining the price by using a polar question negation accompanied by a deictic gesture, and (6) offering other types of fruit with the word opo neh 'what else' paired with the gesture of packing fruit. Meanwhile, the combination of verbal and nonverbal modes in representative speech acts, namely (1) providing information on the quantity of fruit with numeralia and a 'little' sithik quantifier accompanied by the act of choosing fruit, (2) providing information on the price of fruit by direct mention of numeralia accompanied by the act of choosing. and packaging of fruit (3) providing information on fruit quality by praising the physicality and taste of the fruit with deictic gestures and visual modes, and (4) providing information on the availability of fruit by stating the quantity of availability or conveying the reasons for the unavailability of fruit. The combination of verbal and nonverbal modes is carried out systematically by sellers and buyers to expedite the process of buying and selling fruit in the Wonogiri traditional market."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mikail Fauzan Athallah
"Penelitian ini menyelidiki integrasi Unreal Engine 5 dengan teknologi AI canggih, OpenAI dan ElevenLabs, untuk meningkatkan interaksi manusia-komputer melalui pembuatan gerakan berbasis aturan pada agen virtual. Penggunaan Unreal Engine 5 memungkinkan penciptaan lingkungan virtual beresolusi tinggi, yang sangat penting untuk interaksi agen yang realistis. Pengembangan sistem berbasis aturan sederhana yang mensintesis gerakan berdasarkan aturan yang telah ditentukan yang selaras dengan input yang diucapkan, dinilai dengan model lainnya. Sebuah studi komparatif, yang terinspirasi oleh Tantangan GENEA 2022, dilakukan untuk menilai efektivitas sistem yang diusulkan. Studi ini melibatkan studi pengguna di mana para partisipan menilai kemiripan manusia dan kesesuaian gerakan yang dihasilkan oleh sistem dengan model berbasis aturan, sistem model acak, model ground truth, dan model idle. Studi ini menggunakan model agen virtual yang sama untuk memastikan kondisi visual dan auditori yang konsisten di semua skenario pengujian. Temuan ini menunjukkan bahwa pembuatan gerakan berbasis aturan secara signifikan meningkatkan kealamian dan kontekstualitas interaksi agen virtual dibandingkan dengan 3 metode generasi gerakan lainnya. Hal ini mendukung potensi pendekatan terstruktur dalam menghasilkan interaksi yang lebih menarik dan realistis dalam lingkungan virtual. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada bidang desain agen virtual, dengan menekankan pentingnya mengintegrasikan teknik-teknik berbasis AI yang canggih untuk meningkatkan kualitas interaksi manusia-komputer.

This research investigates the integration of Unreal Engine 5 with advanced AI technologies, OpenAI and ElevenLabs, to enhance human-computer interaction through rule-based gesture generation on a virtual agent. Employing Unreal Engine 5 enables the creation of high-fidelity virtual environments, crucial for realistic agent interactions. The development of a simple rule-based system that synthesizes gestures based on predefined rules aligned with spoken inputs, is assessed against different models. A comparative study, inspired by the GENEA Challenge 2022, was conducted to evaluate the effectiveness of the proposed system. This involved a user study where participants rated the human likeness and appropriateness of gestures generated by rule-based, randomized systems, ground truth, and idle. The study utilized the same virtual agent model to ensure consistent visual and auditory conditions across all test scenarios. The findings demonstrated that rule-based gesture generation significantly enhances the perceived naturalness and contextuality of virtual agent interactions compared to the other 3 methods of gesture generation. This supports the potential of structured approaches in producing more engaging and realistic interactions in virtual environments. The research hopes to contribute to the field of virtual agent design, emphasizing the importance of integrating sophisticated AI-driven techniques to improve the quality of human-computer interaction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library