Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herlambang Setyawan
"Lapangan panas bumi Mataloko secara administratif terletak pada desa Todabelu, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, NTT yang berjarak 10 km kearah timur-tenggara Bajawa, ibukota Kabupaten Ngada. Berdasarkan hasil interpretasi data MT dan data sumur, reservoar di daerah Mataloko terdiri dari 2 reservoar, yaitu reservoar dangkal yang berada pada kedalaman 100 ? 600 m dan reservoar dalam yang berada pada kedalaman lebih dari 800 m. Reservoar dangkal ini berada pada lapisan batuan ubahan (alterasi) yang diidentifikasikan sebagai zona claycap. Terbentuknya zona reservoar di zona claycap ini disebabkan oleh sesar normal Wae Luja yang melewati daerah ini, dimana sesar ini yang menyebabkan terbentuknya fracture di zona ini dan sebagai channel masuknya fluida dari reservoar dalam ke dalam reservoar dangkal. Pemboran yang telah dilakukan baru menembus zona reservoir dangkal dan belum sampai zona reservoir dalam, yang hal ini dibuktikan dengan temperatur bawah sumur sekitar 120 - 204º C dan terdapatnya mineral ubahan hidrotermal yang dijumpai seperti mineral lempung, oksida besi, kuarsa sekunder dengan/tanpa klorit, kalsit/karbonat, anhidrit dan gipsum. Potensi panas bumi di daerah Mataloko ini untuk reservoar dangkal sebesar 2,4 ? 5,4 MWe dan untuk reservoar dalam sekitar 40,5 MWe.

Geothermal field Mataloko administratively located in the village Todabelu, District Golewa, Ngada, NTT within 10 km to the east-southeast Bajawa, the capital Ngada. Based on the results of the MT data interpretation and well data, reservoir Mataloko area consists of two reservoirs, namely the shallow reservoir located at a depth of 100-600 meters and in the reservoir is at a depth of more than 800 m. Shallow reservoir is located in the rock alteration (alteration) were identified as claycap zone. The formation of the reservoir zones in claycap zone is caused by normal faults Wae Luja that pass through this area, where this fault which causes the formation of fractures in this zone and as a channel entry of fluid from the reservoir into the shallow reservoir. Drilling has been done recently to penetrate shallow reservoir zone and not until the reservoir zone, that this is evidenced by the lower temperature wells around 120 - 204º C and the presence of hydrothermal alteration minerals such as clay minerals encountered, iron oxides, quartz secondary with / without chlorite, calcite / carbonate, anhydrite and gypsum. Geothermal potential in this Mataloko area for shallow reservoir of 2.4 to 5.4 MWe and to the deep reservoir approximately 40.5 MWe."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Indri Sintawati
"Pengembangan panasbumi memiliki resiko kegagalan yang tinggi bagi para investor. Oleh karena itu, tahap eksplorasi mempunyai peran penting dalam pengembangan panasbumi. Dalam tahap eksplorasi diperlukan pemahaman yang baik mengenai kondisi bawah-permukaan dengan mengintegrasikan data geosains. Daerah panas bumi Cisolok-Cisukarame berada di lingkungan batuan sedimen berumur Miosen-Pliosen, batuan intrusi asam Miosen-Pliosen dan batuan andesit Plistosen. Batuan berumur Plistosen ini merupakan produk vulkanik termuda di daerah ini. Berdasarkan pemunculan manifestasi panas dipermukaan, didentifikasikan tiga zona prospek panas bumi yaitu prospek panas bumi Cisolok, Cisukarame dan Sangiang. Di daerah ini terdapat 3 kelompok mata air panas yaitu kelompok Cisolok, Cisukarame, dan Cimagit. Manifestasi panas yang muncul di Cisolok Cisukarame terdiri dari mata air panas, endapan sinter dan batuan teralterasi. Kemunculan batuan teralterasi diperkirakan dikontrol oleh struktur berarah timur laut-barat daya dan barat laut-tenggara.
Analisis Prospek Panasbumi Cisolok Cisukarame Menggunakan Data Magnetotelluric dan Gravitasi dilakukan untuk mengkaji data geokimia dan data geologi sebagai data pendukung serta data geofisika yaitu data Magnetotelluric dan Gravitasi sebagai data utama. Dari kajian geokimia dapat diketahui bahwa area geothermal Cisolok Cisukarame merupakan sistem dengan dominasi air dengan temperatur reservoir pada area prospek Cisolok berada pada kisaran 140 - 150 oC sedangkan pada area prospek Cisukarame berada pada kisaran 170 - 190 oC. Dari pemodelan 2D Magnetotellurik (MT) yang menggambarkan distribusi resistivitas bawah permukaan diketahui bahwa zona prospek panasbumi yang layak untuk dikembangkan adalah di area Cisukarame. Hal tersebut juga didukung model 2D gravitasi yang menggambarkan struktur bawah permukaan.
Dari data geosains didapatkan model konseptual serta rekomendasi target pemboran yaitu Sumur A1 diarahkan memotong struktur yang berarah timur laut - barat daya dengan kedalaman sumur ±1200 m. Sedangkan sumur A2 diarahkan memotong struktur yang berarah tenggara - barat laut dengan kedalaman sumur ±1200 m. Sumur B di tempatkan mengarah pada struktur yang mengontrol pemunculan manifestasi mata air panas yaitu memotong struktur yang berarah timur laut ? barat daya dan struktur yang berarah utara - selatan, dengan kedalaman sumur sekitar ±1200 meter.
Estimasi total potensi energi panas bumi untuk area prospek Cisukarame dengan menggunakan binary cycle power plant adalah sebesar 18 MWe hingga 39,6 MWe.

Geothermal development has a high risk of failure for investors. Therefore, the exploration phase has an important role in the development of geothermal. The exploration phase required a good understanding of subsurface conditions by integrating the data geosciences. Geothermal area Cisolok - Cisukarame located within sedimentary rocks Miocene - Pliocene , Miocene - acid intrusive rocks of Pliocene and Pleistocene andesite. Rock Pleistocene age is the youngest volcanic products in this area. Based on the appearance of the surface manifestations, is identified three zones geothermal prospects Cisolok , Cisukarame and Sangiang. In this area there are 3 groups of hot springs that group Cisolok, Cisukarame, and Cimagit. Heat manifestations that appear in Cisolok Cisukarame consists of hot springs, sediment and rock alteration sinter. The emergence of rock alteration estimated controlled by trending structures northeast - southwest and northwest - southeast.
Geothermal Prospects Analysis Cisolok Cisukarame Using Data Magnetotelluric and Gravity conducted to assess the geochemical data and geological data as supporting data and geophysical data is data Magnetotelluric and Gravity as the main data. From the geochemical studies it is known that the geothermal area Cisolok Cisukarame is a system of domination by the temperature of water in the reservoir area Cisolok prospects in the range of 140-150 ° C while the Cisukarame prospect area in the range of 170-190 ° C. From modeling 2D magnetotelluric (MT) which describes the subsurface resistivity distribution is known that the possible zone geothermal prospects for development is in the Cisukarame area. This is also supported by 2D gravity models which describe the subsurface structure.
From the data geoscience obtained conceptual model and well drilling targets recommendations are well A1 directed to northeast - southwest trending structures with a well depth of 1200 m ± . While wells A2 directed to southeast - northwest trending structures at a depth of 1200 m ± wells . Wells B in place leads to structures that control the appearance of the manifestation of the hot springs are cut structures trending northeast - southwest and structures trending north - south, with a well depth of about ± 1200 meters .
Estimates of the total potential of geothermal energy for Cisukarame prospect area by using binary cycle power plant is 18 MWe to 39.6 MWe.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library