Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amelia Kristiani
"Periodontitis merupakan salah satu bentuk penyakit periodontal, dan merupakan Kelanjutan dari keradangan gingival yang meluas kejaringan periodontal dibawahnya. Tidak semua keradangan gingiva akan berkembang menjadi Periodontitis. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa adanya kuman spesifik di daerah sub gingiva dan defek pertahanan seluler berhubungan erat dengan bermacam-macan penyakit periodontal. Perawatan periodontitis dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kuman penyebab penyakit. Perawatan periodontitis yang dilakukan adalah secara mekanis dam pengobatan dengan antibiotik, tetapi pengobatan ini tidak dapat menghilangkan seluruh kuman di dasar poket. Dengan adanya keterbatasan ini aka dipilih beberapa bahan alternatif seperti asam sitrat untuk menunjang kaberhasilan perawatan.
Pemakaian antibiotik, secara systemik cukup efektif untuk menghilangkan kuman penyebab periodontitis, tetapi efek sampingnya besar, sehingga akhir-akhir ini dipakai Cara Aplikasi lokal seperti aplikasi metronidazole untuk mengurangi gejala klinik dan mengobati periodontitis, karena efek sampingnya lebih kecil dan efektifitas untuk membunuh kuman lebih besar. Juga pemakaian asam sitrat dapat memberikan efek demineralisasi, membersihkan permukaan akar gigi dari plak dan kalkulus, menghilangkan kuman serta endotoksin dari permukaan cementum serta menghambat migrasi perekatan epithel kearah apikal.
Penelitian terdahulu dilakukan untuk melihat efek aplikasi lokal metronidazole dan asam sitrat terhadap perawatan penyakit periodontal, belum parnah ada penelitian pengobatan kombinasi aplikasi lokal asam sitrat dengan metronidazole untuk perawatan penyakit periodontal. Maka di dalam penelitian ini akan diteliti efek kesembuhan penyakit periodontal dengan aplikasi lokal kombinasi asam sitrat dengan metronidazole."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartati Poerwanto
"Pemasangan mahkota logam pada gigi sulung dikawatirkan karena kebersihan mulut anak umumnya buruk dan sering dijumpai gingivitis. Untuk itu perlu diteliti bagaimana pengaruh pemasangan mahkota logam pada gigi sulung terhadap kesehatan gingiva, serta untuk mengetahui bagian permukaan gigi yang banyak terakumulasi plak dan bagian gingiva yang mengalami gingivitis.
Sebagai subyek adalah murid SD di Kelurahan Grogol Selatan. Pada awal penelitian seluruh murid kelas I & II diberi pendidikan cara melakukan kebersihan mulut. Pada subyek dilakukan oral profilaksis kemudian dipasang mahkota logam pada 30 gigi molar satu bawah sulung dengan karies dentin. Jenis gigi yang sama pada sisi yang berlawanan digunakan sebagai kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara gigi dengan mahkota logam dan gigi kontrol terhadap akumulasi plak serta terjadinya gingivitis. Gingivitis lebih banyak dijumpai pada permukaan lingual dan akumulasi plak lebih banyak pada permukaan distofasial dan lingual dibanding dengan permukaan mesiofasial dan fasial. Oleh karena itu pads anak dengan mahkota logam supaya lebih meningkatkan kebersihan mulut pada seluruh permukaan giginya terutama daerah yang sukar dibersihkan. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nurul Mustaqimah
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemberian zinc (Zn) per oral dan aktivitas 'alkaline phosphatase' (ALP) dalam `gingival crevicular fluid' (GCF) saat pasca 'flap operation' (FO) guna mendapatkan data dalam mempercepat penyembuhan luka bedah. Kepada 12 pria dewasa diberikan ZnSO4 220 mg 3 x 1 sehari selama 14 hari. F0 dilakukan pada hari ke 5. Pemeriksaan 'papillary bleeding index' (PBI), kedalaman poket periodontal, kegoyangan gigi, produksi GCF, konsentrasi protein dalam GCF, aktivitas ALP dalam GCF, konsentrasi Zn plasma, dilakukan pada hari ke 5, 12, 19, dan 26. Kesehatan dan status grzi subyek diperiksa dengan meneliti konsentrasi kreatinin serum serta melakukan '3 days recall dietary survey'. Sebagai kontrol adalah 11 pria dewasa yang diberi 'saceharum lactis' 50 mg dan perlakuan yang sama. Ternyata pemberian Zn tersebut sudah berpengaruh terhadap aktivitas ALP GCF sejak hari ke 5 dan aktivitas ini menurun terus mengikuti waktu penelitian.

ABSTRACT
The Relationship Between Zinc Preparation Given Per Oral and Post Periodontal Surgical Alkaline Phosphatase Activity in the Gingival Crevicular FluidThe purpose of this study was to investigate the relationship between zinc preparation given per oral and post flap operation alkaline phosphatase (ALP) activity in the gingival crevicular fluid, (GCF). This study investigated the zinc effect on periodontal surgical healing process. 12 men taken 220 mg ZnSO4 3 times a day for 14 days. The FO performed at day 5. The assessment of papillary bleeding index (PBI), periodontal pocket depth, tooth mobility, GCF production, protein concentration in the GCF, ALP activity in the GCF, plasma Zn concentration were performed at day 5, 12, 19, 26. The subject health and nutritional status were studied by assessing the serum creatinine concentration and performed the 3 days recall dietary survey. As the control group there was 11 men given 50 mg saccharum lactis and the same treatments. The effect of Zn given on GCF ALP activity has been seen on day 5 and this activity continued to decrease along the investigation time.
"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Retno Nuraini
"Latar Belakang: Resesi gingiva merupakan salah satu kondisi periodontal yang dapat memberikan perburukan kualitas hidup penderita. Terdapat berbagai metode perawatan resesi gingiva, salah satunya adalah perawatan bedah. Penelitian mengenai preferensi dan persepsi terhadap bahan dalam perawatan bedah pada terapi resesi gingiva belum pernah dilakukan di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui preferensi dan persepsi Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Indonesia terhadap penggunaan soft tissue matrix pada terapi resesi gingiva.
Metode: Penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang menggunakan kuesioner kepada Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Indonesia.
Hasil: Mayoritas Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Indonesia (87,8%) mengerjakan 1-5 kali kasus resesi gingiva dalam satu tahun terakhir Sebagian besar (73,2%) memilih autograft dalam penutupan resesi gingiva. Mayoritas menggunaka soft tissue matrix dalam <50% kasus resesi gingiva yang dikerjakan (48,8%), dengan sediaan berbentuk membran (91,5%). Bahan soft tissue matrix yang paling diminati adalah Acellular dermal matrix (60,1%). Mayoritas menggunakan soft tissue matrix karena kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk cangkok (52,45%) dan biaya yang dikeluarkan lebih besar (53,45%) sebagai alasan untuk tidak menggunakannya. Limitasi terbesar ketika menggunakan soft tissue matrix adalah mukosa berkeratin yang didapat minim (15,9%) dan stabilisasi yang sulit (15,9%). Keseluruhan responden memiliki persepsi yang cenderung positif terhadap soft tissue matrix. Kesimpulan: Mayoritas Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Indonesia memilih autograft pada terapi resesi gingiva dan bahan soft tissue matrix yang paling diminati adalah allograft berupa Acellular dermal matrix. Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Indonesia memiliki persepsi yang cenderung positif terhadap penggunaan soft tissue matrix pada terapi resesi gingiva

Background: Gingival recession is one of the periodontal conditions that can worsen the patient's quality of life. Various methods are available for treating gingival recession, one of which is surgical treatment. No study has evaluated about preferences and perceptions of materials used in the gingival recession treatment in Indonesia.
Objective: To evaluate the preferences and perceptions of Indonesian Periodontist for the use of soft tissue matrix as gingival recession treatment.
Methods: A cross-sectional descriptive study using questionnaires given to Periodontists in Indonesia.
Results: Most of Periodontist in Indonesia (87.8%) performed 1-5 cases of gingival recession in the past year. Majority (73.2%) chose autograft for treating gingival recession. Most of Periodontist used soft tissue matrix in <50% of the cases treated (48.8%), and chose membranes as the preferred form of matrix (91.5%). The most popular soft tissue matrix material is Acellular dermal matrix (60.1%). Most of Periodontist use soft tissue matrix for reasons related to the patient's condition which contraindicated for grafting (52.45%) and the costs incurred were higher (53.45%) as the most reason not to use it. The greatest limitations when using soft tissue matrix were the keratinized mucosa that obtained is minimal (15.9%) and difficulty in stabilizing the matrix (15.9%). All respondents have a good perception of the soft tissue matrix with an index value of 65.5%.
Conclusion: The majority of Periodontist in Indonesia preferred autograft in treating gingival recession. Most demand soft tissue matrix material is allograft in the form of acellular dermal matrix. Periodontist in Indonesia tend to have positive perception in the use of soft tissue matrix as a treatment of gingival recession.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiska A.K.
"Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan kebersihan mulut dan kesehatan gingiva pada anak lambat belajar melalui kegiatan pendidikan kesehatan gigi. Evaluasi peningkatan pengetahuan, kebersihan mulut dan kesehatan gingiva dilakukan pada anak lambat belajar yang diberikan 4 kali PKG dalam waktu 2 minggu dan anak lambat belajar yang diberikan 6 kali PKG dalam waktu 3 minggu.
Sebagai subjek adalah anak lambat belajar yang berusia 9-11 tahun di SD Budi Waluyo. Sampel berjumlah 64 orang yang dibagi atas 2 kelompok masing-masing 32 orang anak. Kelompok 1 diberikan 4 kali pendidikan kesehatan gigi dengan frekwensi 2 kali seminggu, yang dilakukan selama 2 minggu berturut-turut. Sedangkan, kelompok 2 diberikan 6 kali pendidikan kesehatan gigi dengan frekuensi 2 kali seminggu, yang dilakukan selama 3 minggu berturut-turut.
Hasil uji statistik membuktikan ada perbedaan bermakna pada pengetahuan, kebersihan mulut dan kesehatan gingiva anak lambat belajar sebelum dan sesudah PKG. Pada pengetahuan didapat ada perbedaan yang tidak bermakna antara anak lambat belajar yang diberikan 4 kali PKG dan 6 kali PKG, namun pada kebersihan mulut dan kesehatan gingiva ada perbedaan bermakna antara kedua kelompok tersebut."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2000
T1864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winiarti Sidharta
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji sitotoksisitas tiga merk dagang eugenol pada fibroblast gingiva manusia, untuk mengetahui eugenol yang paling tidak toksik terhadap jaringan bila dipakai untuk pengobatan gigi. Dari ketiga merk dagang eugenol, Kimia Farina (El), Dentsply (E2), dan Cavex (E3) dibuat campuran medium-eugenol masing masing menjadi 0,031%, 0,062%, 0,125%, 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, dan 4%. Dilakukan kultur sel primer fibroblast gingiva manusia, dan setelah sel konfluen kemudian dipajan dengan masing-masing konsentrasi medium-eugenol selama 24 jam. Penghitungan jumlah sel yang masih hidup dilakukan dengan uji metode assay MTT. Hasil uji assay MTT menunjukkan bahwa E3 dengan konsentrasi 0,062% mengakibatkan jumlah sel vital sangat menurun, sementara pada El dan E2 penurunan jumlah sel tidak tampak. Sel menjadi tidak tumbuh pada konsentrasi El dan E2 0,25%, dan hal yang sama terjadi pada E3 dengan konsentrasi yang lebih rendah 0,125%. Kesimpulan: El dan E2 merupakan eugenol yang kurang toksik dibandingkan dengan E3."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmita Nuraini
"ABSTRAK
Status kesehatan gigi dan mulut seseorang sangat ditentukan oleh perilakunya dalam menjaga kesehatan. Pengaruh faktor lingkungan berupa interaksi dengan lingkup terkecil akan mempengaruhi terbentuknya perilaku. Orang tua terutama ibu memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak dan menjadi contoh bagi pembentukan perilaku. Proses peradangan gingiva sebagai awal dari terjadinya penyakit periodontal dapat terjadi sejak gigi sulung erupsi dan pada anak usia prasekolah merupakan periode awal terjadinya gingivitis, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut ibu dengan status gingiva ibu dan anak usia 3-5 tahun. Subjek pada penelitian ini adalah 60 anak berusia 3-5 tahun yang bersekolah di TK Cempaka Kelurahan Gondangdia Jakarta Pusat, TK YWPM Kelurahan Tanah Tinggi Jakarta Pusat, TK Mutiara Indonesia Bekasi beserta ibunya. Metode Penelitian ini menggunakan rancangan survei analitik potong lintang. Di dalam rancangan ini pada seluruh subyek dilakukan pengambilan data mengenai perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut ibu menggunakan kuesioner HU-DBI dan pemeriksaan kesehatan gingiva pada ibu dan anak berdasarkan ORI, GI dan pemeriksaan derajat keasaman (pH) saliva. Distribusi frekuensi jawaban kuesioner menunjukkan bahwa perilaku ibu dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya adalah baik. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara perilaku ibu dengan ORI, GI ibu, pH saliva ibu serta ORI-C.

ABSTRACT
Oral health status is determined by health behavior. Environmental interactions in the family will affect behavioral shaping. Parents especially mothers have an important role on educating their children. Gingival inflammation indicates the process of periodontal disease and can begin as early as the first tooth erupts. Preschool children is a period when gingivitis can occur, therefore a research on relationship between mothers’ oral health behavior with gingival health status of herself and children needs to be done. Subject in this study are 60 pairs of mother
and their 3-to-5-year-old children from TK Cempaka Kelurahan Gondangdia Jakarta Pusat, TK YWPM Kelurahan Tanah Tinggi Jakarta Pusat, TK Mutiara Indonesia Bekasi. Research method is cross sectional analytical survey. Examination on mothers’ behavior using Hiroshima University Dental Behavioral Inventory (HUDBI)
questionnaire. The clinical parameter consist of mother-children’s gingival health status measured by ORI, GI and saliva acidity. Frequency distribution of the respondent shows that mothers’ oral health behavior are good. The result of this study shows that there is a significant relationship between mothers’ behavior with ORI,
mothers’ GI, mothers’ saliva acidity and child’s GI."
2013
T35002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazzla Camelia Maisarah
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini menganalisis penyembuhan jaringan periodontal sesudah flep dengan aplikasi PRF dan cangkok tulang serta PRF saja. Metode: Empat belas sampel Periodontitis kronis dibedah flep dan diamati perbaikan status periodontal 3 dan 6 bulan paska flep. Hasil: Perbaikan tingkat perlekatan kelompok PRF dan cangkok tulang lebih baik dari kelompok PRF. Tidak ada perbedaan poket dan perdarahan gingiva yang lebih baik pada PRF dan cangkok tulang dibandingkan PRF. Kesimpulan: Ada perbedaan perbaikan tingkat perlekatan serta tidak ada perbedaan perbaikan poket dan perdarahan gingiva antara PRF dan cangkok tulang dibandingkan dengan PRF saja.

ABSTRACT
This study is to analyze periodontal tissue healing after flap using platelet rich fibrin and bonegraft and PRF only. Methode: Fourteen samples with chronic periodontitis were treated by flap and the periodontal status were evaluated at 3 and 6 month after treatment. Result: Attachment level healing in PRF and bonegraft is better than PRF group. Pocket depth and bleeding on probing were not better in PRF and bonegraft than PRF. Conclusion: There is a difference on attachment level and there are no difference on pocket and bleeding on probing between both of group."
2013
T32922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shaffa Amalia
"ABSTRAK
Zinc Zn merupakan mineral yang terkandung dalam salah satu enzim alkaline phosphatase dalam cairan krevikular gingiva. Volume cairan krevikular gingiva ini diketahui berhubungan berat dengan gingivitis. Gingivitis pada anak disebabkan oleh akumulasi plak dan bakteri. Plak merupakan lapisan di permukaan gigi yang mengandung bakteri. Bakteri Streptococcus mutans S. mutans paling banyak ditemukan di plak dan berkoloni pada permukaan gigi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kadar Zn dalam cairan krevikular gingiva dengan terjadinya gingivitis dan pertumbuhan koloni S. mutans pada anak di wilayah DKI Jakarta. Subyek penelitian berusia 12-14 tahun, sebanyak 30 anak. Sampel penelitian berupa kadar Zn yang terdapat di dalam cairan krevikular gingiva. Kadar Zn diukur dengan menggunakan metode spektofotometri serapan atom. Terdapat hubungan lemah dan tidak bermakna dengan arah korelasi positif antara kadar Zn dalam cairan krevikular gingiva dengan terjadinya gingivitis
"hr>"
"b>ABSTRACT
"
Zinc Zn is a mineral that is contained in one of the enzyme alkaline phosphatase in gingival crevicular fluid. The volume of gingival crevicular fluid are considered to have a relationship with gingivitis. Gingivitis in children is caused by the accumulation of plaque and bacteria. Plaque is a layer on the surface of the tooth that contains bacteria. Streptococcus mutans S. mutans is the most commonly found on plaque and colonize on the tooth surfaces. This research was conducted to determine relationship Zn levels in gingival crevicular fluid to gingivitis and S. Mutans colony growth in children. Subjects aged 12 14 years old, 30 children. Zn levels were measured using atomic absorption spectrophotometry method. There is weak and no significant relationship with positive correlation between Zn levels in gingival crevicular fluid and gingivitis p"
2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Mutia
"Latar Belakang: Salah satu perawatan yang dilakukan untuk penanganan pasien periodontitis kronis adalah scaling dan root planing. Setelah dilakukannya perawatan, maka tingkat perdarahan gingiva akan mengalami perubahan. Penelitian yang mengaitkan pengaruh scaling dan root planing terhadap tingkat perdarahan gingiva pada pasien periodontitis kronis di RSKGM FKG UI belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh scaling dan root planing terhadap tingkat perdarahan gingiva pasien periodontitis kronis. Metode: Penelitian dengan pendekatan analitik ini dilakukan dengan menggunakan data sebanyak 213 rekam medik yang di dapat dari data sekunder rekam medik periodonsia Klinik Integrasi RSKGM FKG UI tahun kunjungan 2014-2018. Data dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) nilai OHIS dan PBI dari subjek sebelum dan sesudah dilakukan perawatan scaling dan root planing.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, perawatan scaling dan root planing berpengaruh terhadap tingkat kebersihan mulut dan perdarahan gingiva. Nilai OHIS dan PBI akan lebih rendah setelah dilakukan perawatan scaling dan root planing daripada sebelumnya.

Background: One of the treatments that performed for the patients with chronic periodontitis is scaling and root planing. After treatment, the level of gingival bleeding will change. Research that links the effect of scaling and root planing on the level of gingival bleeding in patients with chronic periodontitis in RSKGM FKG UI has never been done. Objective: This study aims to determine an effect of scaling and root planing on the level of gingival bleeding in patients with chronic periodontitis. Method: Analytic approach study was conducted using 213 medical records sourced from the secondary medical records of Periodontal Integration Clinic RSKGM FKG UI from 2014 to 2018 year of visit. Data were analyzed using Wilcoxon test. Result: There were significant differences (p <0.05) between OHIS and PBI values of the subjects before and after scaling and root planing treatment. Conclusion: Based on the results of the study, scaling and root planing treatment affect the level of oral hygiene and gingival bleeding. OHIS and PBI values will be lower after scaling and root planing treatments than before.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>