Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aryaty Ekasary
Abstrak :
ABSTRACT
Gelatin merupakan hidrokoloid yang banyak digunakan pada makanan. Komposisi asam amino pada gelatin berbeda tergantung sumber jaringan hewan tetapi terkandung glisin, prolin, dan hidroksiprolin dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengetahui karakteristik gelatin dari kulit babi, dan memperoleh kondisi analisis optimum untuk penetapan kadar asam amino glisin, prolin dan hidroksiprolin pada gelatin babi. Isolasi gelatin dari kulit babi menggunakan asam asetat 0,5 M dalam proses pretreatment dan diekstraksi menggunakan akuades pada suhu 550C selama 3 jam dengan suhu pengeringan 600C. Pada ekstrak gelatin dilakukan analisis karakterisasi seperti pengamatan organoleptis, uji FTIR, kadar air, kadar abu dan uji viskositas. Hasil optimasi metode analisis untuk penetapan kadar asam amino glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada gelatin kulit babi menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi dengan detektor fluoresensi dilakukan pada panjang gelombang eksitasi 265 nm dan emisi 320 nm, komposisi fase gerak dapar asetat-asetonitril 55:45 dengan laju alir 0,8 ml/menit dan menggunakan kolom yang digunakan yaitu C18 dengan panjang kolom 250 mm, diameter dalam 4,6 mm, dan ukuran partikel 5 mm serta dilakukan derivatisasi menggunakan pereaksi 9-Fluorenilmetoksikarbonil-klorida. Hasil analisis menunjukkan kadar rata-rata glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada sampel gelatin babi adalah 28,571 0,74, 19,236 0,48, dan 12,886 0,33.
ABSTRACT
Gelatin is an important hydrocolloid which has been widely used in food applications. The amino acid composition in gelatin are different from one source to another but always consists of large amounts of glycine, proline, and hydroxyproline. This study aimed to isolate gelatin, determined characteristic and optimum analysis condition gelatin of porcine skin. The porcine gelatin was isolation by acetic acid 0,5 M for pretreatment and aquadest at 550C for 3 hours with drying at 600C. The extract were evaluate with organoleptic test, FTIR, moisture assay, ash assay and viscosity test. The result of optimum analysis condition for the determination of glycine, proline, and hydroxyproline levels in porcine gelatin using high performance liquid chromatography with fluorescence detector at excitation wavelength 265 nm and emission 320 nm, mobile phase composition acetic buffer acetonitrile 55 45 with flow rate 0,8 ml min and was used C18 column with a length of 250 mm, an inner diameter of 4.6 mm, and the particle size 5 mm. Derivatization amino acids using reagent 9 fluorenymethyl chloroformate chloride FMOC Cl . The results showed average levels of glycine, proline, and hydroxyproline in porcine gelatin was 28,571 0,74 , 19,236 0,48 , and 12,886 0,33.
S70033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marvin Hadi Widjaja
Abstrak :
Beberapa turunan imidazolon terbukti mempunyai aktivitas inhibitor siklooksigenase. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa turunan imidazolon tersubstitusi benzen sulfonamida yaitu N-[{4-(5-okso-2-fenil-4-{(4- hidroksi-3-metoksi)fenilmetilidena}-4,5-dihidro-1H-imidazol-1-il) benzen}sulfon il]asetamida. Senyawa ini disintesis melalui tiga tahap. Pada tahap pertama, benzoil klorida direaksikan dengan glisin untuk menghasilkan benzoil glisin / asam hipurat; pada tahap kedua, hasil yang diperoleh pada tahap pertama direaksikan dengan vanilin untuk menghasilkan 4-(4-hidroksi-3-metoksi benziliden)-2-feniloksazol-5-on; dan pada tahap terakhir, hasil yang diperoleh dari tahap kedua direaksikan dengan sulfasetamid Na untuk memperoleh senyawa akhir yang diduga N-[{4-(5-okso-2-fenil-4-{(4-hidroksi-3-metoksi)fenil metilidena}- 4,5-dihidro-1H-imidazol-1-il)benzen}sulfonil]asetamida. Hasil yang diperoleh dalam setiap tahap dimurnikan dengan cara pencucian dan rekristalisasi; diuji kemurniannya dengan pemeriksaan jarak lebur dan kromatografi lapis tipis; dan dielusidasi struktur dengan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer infra merah, dan spektrometer 1H-NMR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk sintesis tahap 1 adalah senyawa yang diharapkan (benzoilglisin), produk sintesis tahap 2 adalah senyawa asetil dari senyawa yang diharapkan, sedangkan produk sintesis tahap 3 bukan senyawa yang diharapkan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33152
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Alinda Nastiti
Abstrak :
ABSTRAK
Seng Zn dan Tembaga Cu merupakan mineral esensial yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Mineral berperan sebagai kofaktor beberapa enzim yang bekerja pada tubuh manusia. Namun, mineral dalam bentuk bebas ataupun dalam bentuk garam tidak dapat terabsorbsi dengan baik dan memiliki bioavailibilitas yang rendah. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan sintesis kompleks mineral asam amino untuk meningkatkan absorbsi dan bioavailabilitas mineral. Setelah itu, dilakukan analisis kadar mineral untuk mengetahui jumlah mineral yang terikat dengan asam amino. Asam amino yang dapat digunakan sebagai ligan diantaranya adalah metionin, leusin, dan glisin. Sintesis kompleks logam asam amino dilakukan dengan mereaksikan ion logam bebas yang berasal dari garam logam yang larut air dengan asam amino dengan perbandingan molar 1:2. Berdasarkan metode yang dilakukan, rendemen hasil sintesis adalah 95,38 , 95,95 , 76,31 , dan 93,91 untuk kompleks Zn Met 2, Zn gli 2, Cu leu 2, dan Cu gli 2. Kompleks yang terbentuk kemudian dipisahkan logam bebas dan logam terikatnya menggunakan kromatografi kolom dan dianalisis kadarnya menggunakan spektrofotometri serapan atom SSA . Berdasarkan hasil penelitian, kadar logam yang terikat untuk kompleks Zn Met 2, Zn gli 2, Cu Leu 2, dan Cu Gli 2 adalah 189,32 mg/g, 353,78 mg/g, 180,89 mg/g, dan 275,11 mg/g. Sedangkan kadar logam bebas yang didapatkan dari masing-masing kompleks adalah 13,57 mg/g, 12,92 mg/g, 0,19 mg/g, dan 2,12 mg/g untuk kompleks Zn Met 2, Zn gli 2, Cu Leu 2, dan Cu Gli 2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar mineral yang didapatkan pada tiap kompleks hasil sintesis berbeda-beda, tergantung jenis mineral dan ligannya.
ABSTRACT
Zinc Zn and Copper Cu are essential minerals needed by human body. Minerals are cofactors of some enzymes in human body. However, minerals in free form and mineral salt couldn rsquo t be well absorbed and have low bioavailibility. Therefore, t increase its bioavailability and absorption, the minerals are made in complex or chelated form with amino acids as their ligands. Amino acids that could be used as ligands include methionine, leucine, and glycine. Synthesis of amino acid metal complexes was carried out by reacting free metal ion from a water soluble metal salt with an amino acid in a 1 2 molar ratio. The yield of the synthesis is 95.38 , 95.95 , 76.31 , and 93.91 for complex Zn Met 2, Zn gli 2, Cu leu 2, and Cu gli 2 respectively. The metal amino acid complex was then separated using column chromatography and analyzed using an atomic absorption spectrophotometry SSA . The bonded metal consentration for Zn Met 2, Zn gli 2, Cu leu 2, and Cu gli 2 complexes respectively was 189.32 mg g, 353.78 mg g, 180.89 mg g, and 275.11 mg g. While the free metal concentration of Zn Met 2, Zn gli 2, Cu leu 2, and Cu gli 2 complex respectively was 13.57 mg g, 12.92 mg g, 0.19 mg g, and 2.12 mg g. In conclusion, mineral concentration in each complexes were different, depends on the type of minerals and ligands.
2017
S68353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maitshaa Adella
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi glisin terhadap kualitas spermatozoa sapi sumba ongole Bos indicus SO . Seekor sapi SO dijadikan sebagai donor semen. Semen dikoleksi setiap satu minggu sekali selama enam minggu untuk memenuhi pengulangan yang dibutuhkan. Sampel semen sapi SO dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: Kelompok kontrol KK dimana semen diencerkan dalam tris kuning telur TKT dan kelompok perlakuan dimana semen diencerkan dalam TKT dengan penambahan glisin konsentrasi 5 mM, 15 mM, dan 25 mM KP1, KP2, dan KP3 . Semen yang telah diencerkan diekuilibrasi dan dibekukan dengan nitrogen cair. Parameter kualitas spermatozoa yang dievaluasi meliputi motilitas, viabilitas, membran plasma utuh MPU , dan integritas DNA. Hasil uji analisis variansi ANAVA satu faktor menunjukkan bahwa nilai rata-rata persentase motilitas, viabilitas, dan MPU spermatozoa sapi SO pascakriopreservasi berbeda nyata.
ABSTRAK
The present study was conducted to assess the effect of glycine in various concentration on spermatozoa quality of sumba ongole Bos indicus SO cattle postcryopreservation. One SO cattle was used as semen donor. The semen of SO cattle was collected once a week for six weeks to fulfill the required repetition. The semen sample was divided into four groups, consisting of control group KK which is semen diluted in tris citrate fructose egg yolk TCFY extender and treatment group which is semen diluted in TCFY with glycine additives at concentration 5 mM, 15 mM, and 25 mM KP1, KP2, and KP3 . Diluted semen was equilibrated and freezed in liquid nitrogen. Parameters of spermatozoa quality include percentage of motility, viability, membrane integrity, and DNA integrity were assessed. One factor analysis of variance ANOVA test showed that average value of motility, viability, and membrane integrity of postcryopreservation spermatozoa were significantly differed between glycine additives group as compared to control group P 0,05. The DNA integrity of postcryopreservation spermatozoa were stable in treatment group.
2017
S69508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maitshaa Adella
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi glisin terhadap kualitas spermatozoa sapi sumba ongole Bos indicus SO . Seekor sapi SO dijadikan sebagai donor semen. Semen dikoleksi setiap satu minggu sekali selama enam minggu untuk memenuhi pengulangan yang dibutuhkan. Sampel semen sapi SO dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: Kelompok kontrol KK dimana semen diencerkan dalam tris kuning telur TKT dan kelompok perlakuan dimana semen diencerkan dalam TKT dengan penambahan glisin konsentrasi 5 mM, 15 mM, dan 25 mM KP1, KP2, dan KP3 . Semen yang telah diencerkan diekuilibrasi dan dibekukan dengan nitrogen cair. Parameter kualitas spermatozoa yang dievaluasi meliputi motilitas, viabilitas, membran plasma utuh MPU , dan integritas DNA. Hasil uji analisis variansi ANAVA satu faktor menunjukkan bahwa nilai rata-rata persentase motilitas, viabilitas, dan MPU spermatozoa sapi SO pascakriopreservasi berbeda nyata P
ABSTRACT
The present study was conducted to assess the effect of glycine in various concentration on spermatozoa quality of sumba ongole Bos indicus SO cattle postcryopreservation. One SO cattle was used as semen donor. The semen of SO cattle was collected once a week for six weeks to fulfill the required repetition. The semen sample was divided into four groups, consisting of control group KK which is semen diluted in tris citrate fructose egg yolk TCFY extender and treatment group which is semen diluted in TCFY with glycine additives at concentration 5 mM, 15 mM, and 25 mM KP1, KP2, and KP3 . Diluted semen was equilibrated and freezed in liquid nitrogen. Parameters of spermatozoa quality include percentage of motility, viability, membrane integrity, and DNA integrity were assessed. One factor analysis of variance ANOVA test showed that average value of motility, viability, and membrane integrity of postcryopreservation spermatozoa were significantly differed between glycine additives group as compared to control group P 0,05 . The DNA integrity of postcryopreservation spermatozoa were stable in treatment group.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Maulana Saprudin
Abstrak :
Senyawa N- [{4- [5- okso- 2- fenil- 4- (fenilmetilidena)- 4,5- dihidro- 1Himidazol-1-il]benzena}sulfonil]asetamida merupakan senyawa turunan dari imidazolon. Beberapa senyawa turunan imidazolon telah terbukti mempunyai aktivitas inhibitor siklooksigenase. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan senyawa N-[{4-[5-okso-2-fenil-4-(fenilmetilidena)-4,5-dihidro-1H-imidazol-1-il] benzena}sulfonil]asetamida melalui sintesis. Sintesis senyawa ini dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah mereaksikan benzoil klorida dengan glisin dalam susana basa. Produk dari tahap pertama, direaksikan dengan benzaldehida dalam asetat anhidrid. Produk dari tahap kedua, direaksikan dengan natrium sulfasetamida. Hasil setiap tahapan yang diperoleh dimurnikan dengan cara pencucian dan rekristalisasi, dan diuji kemurniannya dengan pemeriksaan titik lebur dan kromatografi lapis tipis, kemudian dielusidasi strukturnya menggunakan spektrofotometri infra merah dan spektrometri 1H-NMR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk sintesis merupakan senyawa N- [{4- [5-okso- 2- fenil- 4- (fenilmetilidena)- 4,5- dihidro- 1H- imidazol-1- il] benzena} sulfonil]asetamida dengan rendemen sebanyak 87,14%, akan tetapi masih terkontaminasi oleh asam asetat.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S33135
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yulianti
Abstrak :
ABSTRAK
Kolagen merupakan jenis protein fungsional yang tersusun dalam bentuk triple helix, kandungan asam amino yang paling banyak dalam kolagen yaitu glisin, prolin, dan hidroksiprolin. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, memurnikan, dan mengetahui karakteristik kolagen hasil isolasi dari tendon sapi serta pencarian kondisi analisis optimum untuk memperoleh kadar glisin, prolin, dan hidroksiprolin. Metode isolasi kolagen yang dilakukan adalah menggunakan NaOH 0,1 N sebagai langkah pre-treatment, asam asetat 0,5 M untuk proses ekstraksi, salting out dengan NaCl 0,9 M, kemudian dilakukan sentrifugasi dan proses dialisis sebagai proses pemurnian, lalu freeze drying untuk mendapatkan hasil kolagen padat. Karakterisasi kolagen yang dilakukan yaitu uji organoleptis, pH, kadar air, kadar abu, viskositas, gugus fungsi, dan pewarnaan Casson rsquo;s trichrome. Selanjutnya kolagen dihidrolisis dengan HCl 6 N selama 24 jam, serta dilakukan proses derivatisasi menggunakan pereaksi 9-Fluorenimetoksikarbonil klorida FMOC-Cl . Kemudian kolagen dianalisis dengan kromatografi cair kinerja tinggi dengan kolom C18 dan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 265 nm, dan emisi 320 nm. Fase gerak yang digunakan adalah dapar asetat pH 4,2 ndash; Asetonitril 55:45 dengan laju alir 0,8 mL/menit. Berdasarkan hasil yang didapat menunjukkan kadar rata-rata glisin 33,247 0,20 , prolin 11,867 0,20 , dan hidroksiprolin 10,51 0,23.
ABSTRAK
Collagen is a type of functional protein that is composed of the triple helix form, the most abundant amino acids in collagen are glycine, proline, and hydroxyproline. In this study, collagen was isolated, purified, and characterized from bovine tendon, then determined of the optimum condition analysis to obtain glycine, proline, and hydroxyproline. Collagen isolation process used NaOH 0.1 N as a pretreatment, acetic acid 0.5 M as extraction process, salting out process with NaCl 0.9 M, centrifugation and dialysis process to purification , and then freeze drying as the final stage. The characterization test of collagen include organoleptic, pH, moisture content, viscosity, ash content, FTIR analysis, and staining Casson 39 s trichrome. Then, collagen was hydrolyzed using HCL 6 N for 24 hours, and derivatized using 9 Fluorenymethoxycarbonil chloride FMOC Cl . After that, collagen was analyzed using high performance liquid chromatography HPLC with C 18 column and fluorescence detector at excitation wavelength of 265 nm, emission wavelength of 320 nm. Mobile phase used acetic buffer pH 4.2 ndash Acetonitrile 55 45 with flow rate 0.8 mL minute. The results showed average contents of glycine 11.867 0.20 , proline 33.247 0.20 , and hydroxyproline 10.51 0.23
2017
S68068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyssa Adriana
Abstrak :
ABSTRAK
Oksazolon merupakan golongan senyawa heterosiklik dengan lima atom penyusun. Oksazolon telah diteliti manfaatnya sebagai senyawa prekusor dan senyawa dengan aktivitas biologis. Senyawa ini umumnya disintesis dengan mendehidrasi asetilglisin atau benzoilglisin kemudian mengkondensasinya dengan benzaldehid. Reaksi ini menggunakan katalis anhidrida asetat dan natrium asetat anhidrat. Tujuan dari penelitian ini adalah mensintesis asetilglisin dan 4-(4?-hidroksi-3?-metoksibenzilidena)-2-metiloksazol-5-on yang merupakan turunan dari senyawa benzilidena oksazolon. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan. Pada tahap pertama dilakukan sintesis asetilglisin dengan mereaksikan glisin dengan anhidrida asetat. Pada tahap kedua dilakukan sintesis oksazolon dengan mereaksikan asetilglisin, yang telah diperoleh dari tahap pertama, dengan vanilin. Hasil sintesis diisolasi dan dimurnikan dengan proses rekristalisasi. Uji kemurnian dilakukan dengan kromatografi lapis tipis dan pengujian jarak lebur. Struktur senyawa yang telah murni dielusidasi dengan metode spektrofotometri UV-Vis, spektroskopi inframerah, dan spektroskopi 1H-NMR. Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi serbuk berwarna kuning. Kemurnian ditunjukkan oleh kromatogram dengan bercak tunggal dan jarak lebur, yaitu 76-78°C. Interpretasi data elusidasi struktur tidak menunjukkan senyawa yang diharapkan, melainkan 4-formil-2-metoksifenilasetat dengan randemen sebesar 1,82%.
ABSTRACT
Oxazolone is one of five members heterocyclic compounds. Oxazolone has been studied for its purpose as precursor and biologically active compound. This compound is generally synthesized by dehydrating the acetylglycine or benzoylglycine then condensing them with benzaldehyde. This reaction uses acetic anhydride and sodium acetate anhydrous as catalyst. The objective of this research was to synthesize acetylglycine and 4-(4?-hydroxy-3?-methoxybenzylidene)-2-methyloxazol-5-one which is a benzylidene oxazolone derivate. This research was done in two steps. In the first step, the acetylglycine was synthesized by reacting glycine with acetic anhydride. In the second step, the oxazolone was synthesized by reacting the acetylglycine which had been obtained from the first step with vanillin. The product was isolated and purified by recrystallization. The purity test was done by thin layer chromatography and melting range determination. The structure of pure compound was elucidated by spectrophotometry UV-Vis, infrared spectroscopy, and 1H-NMR spectroscopy. In this research, the yellow solid had been isolated. The purity was shown by the single-spot chromatogram and melting range, said 76-78°C. The interpretation of structure elucidation data didn?t show the expected compound, otherwise it was 4-formyl-2-methoxyphenylacetate and the yield was 1,82%.
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S655
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library