Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Abstrak :
Indonesia needs approximately 2.20 tons of soybean per year. The domestic production only meets 35-40% of the demand and the remaining 60-65% are imported from foreign countries....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuris Diksy
Abstrak :
ABSTRAK
Sensor COD dipreparasi dengan menggunakan elektroda kawat Cu dan elektroda pensil grafit C yang dimodifikasi dengan lapisan tipis nanopartikel tembaga nano-Cu . Preparasi dilakukan secara elektrokimia dan morfologi permukaan elektroda nano-Cu/Cu dan nano-Cu/C dipelajari dengan scanning electron microscope SEM dan energy dispersive X-Ray spectrometer EDX menunjukkan ukuran partikel dengan variasi antara 50-750 nm dengan persen Cu sekitar 0,81-14,35 . Aplikasi kedua elektroda dalam analisis COD dipelajari dengan menggunakan glukosa dan glisina sebagai model. Reaksi oksidasi glukosa dan glisina dalam larutan NaOH 0,075 M, dipelajari dengan linear sweep voltammetry menunjukkan puncak oksidasi pada 0,68 V dan 0,67 V vs Ag/AgCl berturut-turut untuk elektroda nano-Cu/Cu dan nano-Cu/C. Pengaruh konsentrasi Cu2 , waktu deposisi, jumlah siklik, dan scan rate dipelajari untuk menentukan kondisi optimum percobaan. Kedua elektroda kerja yang dimodifikasi memberikan hasil deteksi amperometrik standar COD glukosa-glisina dengan linearitas yang baik R2 > 0,990 pada rentang konsentrasi 17,25-176,00 mg/L COD. Limit deteksi didapatkan sebesar 15,28 mg/L untuk elektroda nano-Cu/Cu dan 15,07 mg/L untuk elektroda nano-Cu/C. Sensor COD yang dibuat memberikan presisi yang baik dengan akurasi pada rentang 85,54- 102,42 dan 85,45-107,86 . Dibandingkan dengan nilai COD teoritis sensor yang dibuat memberikan nilai 95,33 dan 90,00 untuk elektroda nano-Cu/Cu dan elektroda nano-Cu/C. Kata kunci: chemical oxygen demand, sensor, kawat tembaga, nano-Cu, glukosa dan glisina
ABSTRACT
AbstractCOD sensor was prepared by using Cu wire electrodes and graphite pencil electrode C modified with a thin layer of copper nanoparticles nano Cu . The sensor was prepared by electrochemical method. The surface morphology of the prepared nano Cu Cu and nano Cu C electrodes was investigated by scanning electron microscope SEM and energy dispersive X Ray spectrometer EDX showed that the particle size was varied between 50 750 nm and percentage of Cu about 0.81 14.35 . The applications of electrodes in the COD analysis were studied using glucose and glycine as the models. The oxidation reaction of a mixture solution of mg L glucose and mg L glycine in 0.075 M NaOH solution was investigated using linear sweep voltammetry showed an oxidation peaks at 0.68 V and 0.67 V vs. Ag AgCl respectively for nano Cu Cu and nano Cu C electrodes. The effects of the Cu2 concentration, deposition time, cyclic amount, and scan rate were studied to determine the optimum conditions of the experiment. The amperometric detection of COD in prepared electrodes showed a good linearity R2 0.990 in the concentration range of 17.25 176 mg L COD. The estimated detection limit was obtained at 15.28 mg L for the nano Cu Cu electrode and 15.07 mg L for the nano Cu C electrode. COD sensors showed good precision and accuracy in the range 85.54 ndash 102.42 and 85.45 ndash 107.86 . Compared with theoretical COD values the sensors made provided 95.33 dan 90.00 value respectively for nano Cu Cu and nano Cu C electrodes.Keywords chemical oxygen demand, sensor, copper wire, nano Cu, glucose and glycine
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50461
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Gusniarti
Abstrak :
Kedele merupakan salah satu sumber protein nabati utama baik bagi manusia maupun hewan (ternak), di samping peranannya sebagai sumber lemak dan vitamin. Kandungan zat yang dimiliki kedele memungkinkan bahan makanan ini dimanfaatkan oleh mikroorganisme misalnya kapang, untuk mendapatkan energinya. Gudang sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum bahan makanan ini sampai di tangan konsumen, ternyata sangat berpengaruh terhadap kualitas kedele tersebut, di samping proses penanganan saat pasca panen berlangsung.Dalam penelitian ini diperiksa dan diidentifikasi jenis-jenis kapang yang terdapat pada sample kedele yang diambil dari gudang-gudang Dolog Jaya, serta dihitung berapa berat kontaminasinya. Medium yang digunakan adalah Taoge ekstrak Agar, Czapek Dox Agar, dan Malt Ekstrak Agar. Perhitungan mikroorganisme dilakukan dengan menggunakan metode ?Total Plate Count?. Dari penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa sampel kedele yang diambil dari gudang Dolog Jaya ternyata terkontaminasi oleh berbagai jenis kapang, dan berat kontaminasinya berkisar antara 60--830 koloni/g kedele pada sampel dari gudang bedinding seng dan 140--1100 koloni/g kedele pada sampel dari gudang berdinding beton.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryaty Ekasary
Abstrak :
ABSTRACT
Gelatin merupakan hidrokoloid yang banyak digunakan pada makanan. Komposisi asam amino pada gelatin berbeda tergantung sumber jaringan hewan tetapi terkandung glisin, prolin, dan hidroksiprolin dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengetahui karakteristik gelatin dari kulit babi, dan memperoleh kondisi analisis optimum untuk penetapan kadar asam amino glisin, prolin dan hidroksiprolin pada gelatin babi. Isolasi gelatin dari kulit babi menggunakan asam asetat 0,5 M dalam proses pretreatment dan diekstraksi menggunakan akuades pada suhu 550C selama 3 jam dengan suhu pengeringan 600C. Pada ekstrak gelatin dilakukan analisis karakterisasi seperti pengamatan organoleptis, uji FTIR, kadar air, kadar abu dan uji viskositas. Hasil optimasi metode analisis untuk penetapan kadar asam amino glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada gelatin kulit babi menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi dengan detektor fluoresensi dilakukan pada panjang gelombang eksitasi 265 nm dan emisi 320 nm, komposisi fase gerak dapar asetat-asetonitril 55:45 dengan laju alir 0,8 ml/menit dan menggunakan kolom yang digunakan yaitu C18 dengan panjang kolom 250 mm, diameter dalam 4,6 mm, dan ukuran partikel 5 mm serta dilakukan derivatisasi menggunakan pereaksi 9-Fluorenilmetoksikarbonil-klorida. Hasil analisis menunjukkan kadar rata-rata glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada sampel gelatin babi adalah 28,571 0,74, 19,236 0,48, dan 12,886 0,33.
ABSTRACT
Gelatin is an important hydrocolloid which has been widely used in food applications. The amino acid composition in gelatin are different from one source to another but always consists of large amounts of glycine, proline, and hydroxyproline. This study aimed to isolate gelatin, determined characteristic and optimum analysis condition gelatin of porcine skin. The porcine gelatin was isolation by acetic acid 0,5 M for pretreatment and aquadest at 550C for 3 hours with drying at 600C. The extract were evaluate with organoleptic test, FTIR, moisture assay, ash assay and viscosity test. The result of optimum analysis condition for the determination of glycine, proline, and hydroxyproline levels in porcine gelatin using high performance liquid chromatography with fluorescence detector at excitation wavelength 265 nm and emission 320 nm, mobile phase composition acetic buffer acetonitrile 55 45 with flow rate 0,8 ml min and was used C18 column with a length of 250 mm, an inner diameter of 4.6 mm, and the particle size 5 mm. Derivatization amino acids using reagent 9 fluorenymethyl chloroformate chloride FMOC Cl . The results showed average levels of glycine, proline, and hydroxyproline in porcine gelatin was 28,571 0,74 , 19,236 0,48 , and 12,886 0,33.
S70033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Khoirunnisa
Abstrak :
ABSTRAK
Gelatin adalah suatu protein yang dihasilkan dari kolagen dengan cara hidrolisis asam atau basa. Komposisi dan susunan asam amino pada gelatin berbeda tergantung tiap sumber jaringan hewan tetapi selalu terkandung glisin, prolin, dan hidroksiprolin dalam jumlah yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi gelatin, mengetahui karakteristik gelatin dari kulit sapi dan memperoleh metode analisis yang optimum untuk penetapan kadar asam amino glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada gelatin sapi. Kulit sapi dihidrolisis menggunakan natrium hidroksida 2 , suhu ekstraksi 70 C selama 3 jam dan suhu pengeringan 60 C. Pada ekstrak gelatin sapi dilakukan evaluasi uji meliputi uji organoleptis, analisis spektrum FTIR, pH, kadar abu, kadar air, dan viskositas. Hasil optimasi metode analisis untuk penetapan kadar asam amino glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada gelatin sapi menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 265 nm dan emisi 320 nm, komposisi fase gerak dapar asetat-asetonitril 55:45 dengan laju alir 0,8 mL/menit dan menggunakan kolom C18 dengan panjang kolom 250 mm, diameter dalam 4,6 mm, dan ukuran partikel 5 mm, serta dilakukan derivatisasi menggunakan pereaksi 9-Fluorenilmetoksikloroformat-klorida FMOC-Cl . Hasil menunjukkan kadar rata-rata glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada sampel gelatin sapi adalah 25,10 0,09 , 14,28 0,11 , dan 13,50 0,05.
ABSTRACT
Gelatin is a protein derived from partial hydrolysis of collagen either with acid or alkali. The amino acid composition and its sequences in gelatin are different from one source to another, but always consist of large amount of glycine, proline and hydroxyproline. This study aimed to isolate gelatin, determined characteristic and obtain analytical methods are optimum for the determination of glycine, proline, and hydroxyproline levels in bovine gelatin. Bovine hide is hydrolyzed using 2 sodium hydroxide, extraction temperature at 70 C for 3 hours and drying temperature at 60 C. The gelatin extract were evaluate with organoleptic test, FTIR analysis, pH, ash content, moisture content, and viscosity. The result of optimum analysis condition for the determination of glycine, proline, and hydroxyproline in bovine gelatin using high performance liquid chromatography HPLC with fluorescence detector at excitation wavelength 265 nm and emission 320 nm, mobile phase composition acetic buffer acetonitrile 55 45 with a flow rate 0,8 mL min and was used C18 column with a length of 250 mm, an inner diameter of 4.6 mm, and the particle size 5 mm. Derivatization amino acids using reagent 9 fluorenymthylchloroformate cloride FMOC Cl. The results showed average levels of glycine, proline, and hydroxyproline in bovine gelatin were 25.10 0.09 , 14.28 0.11 , and 13.0 0.05.
2017
S69540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nurfiansyah Ramadhan
Abstrak :
ABSTRACT
Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan asam amino glisin dan agen pengkelat EDTA dalam larutan Tris buffer terhadap integritas DNA dan morfometri kepala spermatozoa sapi Friesian Holstein (Bos taurus) pascapengeringbekuan. Pengoleksian semen dilakukan seminggu sekali selama enam minggu. Sampel semen diencerkan larutan Tris buffer, lalu dibagi menjadi menjadi empat kelompok perlakuan, yaitu kelompok larutan pengencer Tris buffer tanpa ditambahkan glisin atau EDTA (KK), larutan Tris buffe yang ditambahkan glisin 15 mM (KP1), larutan Tris buffer yang ditambahkan EDTA 50 mM (KP2), dan larutan Tris buffer yang ditambahkan glisin 15 mM dan EDTA 50 mM (KP3). Hasil integritas DNA spermatozoa pascapengeringbekuan pada semua kelompok perlakuan 100% stabil. Hasil analisis variansi (ANAVA) menunjukan bahwa pemberian glisin 15 mM dan EDTA 50 mM terhadap panjang, lebar dan area morfometri kepala spermatozoa pascapengeringbekuan tidak berbeda nyata (Sig > 0,05).
ABSTRACT
The research was conducted to assess the effect of glycine and EDTA chelating agent on DNA integrity and head morphometry of Friesian Holstein cattle spermatozoa (Bos taurus) after freeze-drying. Semen was collected once a week for six weeks. The semen samples were diluted in a Tris-buffer solution, then divided into four groups, including Tris-buffer solution without added glycine or EDTA (KK), addition of 15 mM glycine in Tris-buffer solution (KP1), addition of 50 mM EDTA in Tris-buffer solution EDTA (KP2), and addition of 15 mM glycine and 50 mM EDTA in Tris-buffer solution (KP3). The results of spermatozoa DNA integrity after freeze-dried in control and all groups were 100% stable. The results of the analysis of variance (ANAVA) showed that the addition of 15 mM glycine dan 50 mM EDTA to the length, width and area after freeze-dried spermatozoa head morphometry were not significantly different (Sig. > 0.05).
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Aditya Andayani
Abstrak :
ABSTRAK
Kolagen merupakan bahan baku tinggi protein, dimana hampir semua asam amino terkandung didalamnya dengan kandungan terbesarnya adalah glisin, prolin, dan hidroksiprolin. Pada penelitian ini, kolagen diisolasi, dimurnikan, dan dikarakterisasi dari kulit babi Sus scrofa domesticus , kemudian dilakukan pencarian kondisi analisis optimum untuk mendapatkan metode penetapan kadar asam amino glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada sampel kolagen kulit babi. Metode terbaik untuk mengisolasi kolagen dari kulit babi menggunakan perendaman dalam NaOH 0,1 M dan diekstraksi dengan asam asetat 0,5 N, dipresipitasi dengan NaCl 0,9M kemudian disentrifugasi, dialisis sebagai proses pemurnian, dan terakhir di freeze-drying untuk memperoleh bentuk padatnya. Karakterisasi yang dilakukan meliputi uji organoleptis, pH, analisis gugus fungsi, kadar air, kadar abu, viskositas, dan pewarnaan Casson rsquo;s trichrome pada jaringan kolagen. Selanjutnya kolagen dihidrolisis dengan HCl 6N selama 24 jam lalu diderivatisasi menggunakan pereaksi 9-Fluorenilmetoksikarbonil klorida FMOC-Cl . Sampel selanjutnya dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi KCKT dengan kolom C-18 dan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 265 nm dan panjang gelombang emisi 320 nm. Fase gerak yang digunakan dapar asetat pH 4,2 -asetonitril 55:45 dengan laju alir 0,8 mL/menit. Hasil menunjukkan kadar rata-rata glisin, prolin, hidroksiprolin berturut-turut adalah 33,663 0,215 ; 12,333 0,128 ; dan 11,303 0,354.
ABSTRACT
Collagen is a high protein feedstock with almost all amino acids are contained in it, but the greatest content of all are glycine, proline, and hydroxyproline. In this study, collagen was isolated, purified, and characterized from porcine skin Sus scrofa domesticus , then determination of the optimum conditions analysis on amino acid in collagen were performed to obtain a method for determination of glycine, proline, and hydroxyproline content in porcine skin collagen samples. The best method to isolate collagen was using 0.1 M NaOH, extracted with 0.5 N Qacetic acid, precipitated with 0.9M NaCl, then collagen was centrifuged, dialysed to purification, and freeze dryed to get the solid form. The characterization tests includes organoleptic, pH, Fourier Transform Infra Red analysis, moisture content, ash content, viscosity, and Casson 39 s trichrome staining on collagen tissue. After that, collagen was hydrolized using HCl 6N for 24 hours then derivatized using 9 Fluorenylmethylcarbonyl chloride. Collagen was analyzed using high performance liquid chromatography HPLC with C 18 column and fluorescence detector at excitation wavelength of 265 nm and emission wavelength of 320 nm. Mobile phase used was acetic buffer pH 4.2 acetonitrile 55 45 with flow rate 0.8 mL min. The results showed average contents of glycine, proline, and hydroxyproline were 33,663 0,215 12,333 0,128 and 11,303 0,354.
2017
S68082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raania Amaani
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan: Kanker paru merupakan kanker dengan insidensi tertinggi di dunia. Tatalaksana kanker paru sampai sekarang masih menjadi tantangan. Senyawa alami antikanker mulai dikembangkan, salah satunya kedelai hitam. Kedelai hitam Glycine soja memiliki zat bioaktif yang berpotensi sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan tingkat toksisitas ekstrak etanol kedelai hitam terhadap sel kanker paru A549. Metode: Identifikasi kandungan ekstrak etanol kedelai hitam dilakukan dengan uji kromatografi lapis tipis KLT dan uji fitokimia. Uji sitotoksisitas dilakukan dengan MTT-assay secara in vitro. Variasi konsentrasi yang digunakan pada penelitian ini adalah 6,25, 12,5, 25, 50, 100, 200, 400, dan 800 ug/ml. Hasil dan Pembahasan: Hasil uji KLT menunjukkan bahwa terdapat 6 senyawa pada ekstrak etanol kedelai hitam. Hasil uji fitokimia membuktikan bahwa kedelai hitam mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, triterpenoid, dan glikosida yang memiliki potensi sebagai antikanker. Ekstrak etanol kedelai hitam menunjukkan aktivitas sitotoksik yang moderat pada sel kanker paru A549 IC50= 114,51 ug/ml , sedikit dibawah cisplatin IC50= 85,45 ug/ml sebagai kontrol positif. Konsentrasi ekstrak tertinggi 800 ug/ml memberikan persentase inhibisi tertinggi 83,8 dan nilai optical density yang berbeda bermakna dengan konsentrasi lainnya
ABSTRACT
Introduction Lung cancer incidence is the highest incidence of cancer in the world. Management of lung cancer is still a challenge today. The natural anticancer compounds are being developed, one of which is black soybeans. Black soybean Glycine soja has bioactive compounds that has potential as anticancer. Objective of this research is to determine the secondary metabolite content and toxicity level of black soybean ethanol extract to A549 lung cancer cell. Method Identification of the content of black soybean ethanol extract was performed by thin layer chromatography TLC and phytochemical test. The cytotoxicity test performed was in vitro MTT assay. The concentration variations used in this study were 6,25, 12,5, 25, 50, 100, 200, 400, and 800 ug ml. Results and Discussion The TLC results show that there were 6 compounds in black soybean ethanol extract. Phytochemical test results prove that Glycine soja contains flavonoids, alkaloids, saponins, tannins, triterpenoids, and glycosides that have potential as anticancer. Black soybean ethanol extract show moderate cytotoxic activity in A549 cells IC50 114,51 ug ml , slightly below cisplatin IC50 85,45 ug ml as a positive control. The highest extract concentration 800 ug ml give highest percentage inhibition 83,8 and significantly different optical density with other concentrations p
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Antonio Tito Kwang
Abstrak :
ABSTRACT
Preparasi grafena oksida tereduksi dengan menggunakan metode mekanokimia basah sebagai aditif fluida pengeboran dari limbah elektroda telah diteliti lebih lanjut pada penelitian ini. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan grafena oksida tereduksi yang dapat digunakan sebagai aditif fluida pengeboran dengan menggunakan metode kimia basah dengan bantuan mekanik mekanokimia, yang terdiri dari enam tahap, yaitu purifikasi asam menggunakan asam klorida HCl, purifikasi alkali dengan natrium hidroksida NaOH, sintesis grafena oksida dengan metode Hummers termodifikasi Tour, eksfoliasi menggunakan ultrasonikasi, ball-miling dan reduksi grafena oksida menggunakan agen pereduksi asam amino glisin C2H5NO2 dan natrium hidroksida NaOH. Penelitian ini menghasilkan hasil serupa dimana grafena oksida dengan hasil karakterisasi XRD memiliki puncak difraksi 2? sebesar 9,21o dan FTIR menunjukkan adanya ikatan -OH. Sedangkan grafena oksida tereduksi pada variasi rGO 1:5, B-rGO 1:5, rGO 1:3 dan B-rGO 1:3 memiliki puncak XRD 2? secara berurutan sebesar 24,57o; 24,37o; 26,10o; 26,40o dengan bentuk puncak yang landai dan karakterisasi FTIR menunjukkan hilangnya ikatan -OH pada grafena oksida tereduksi. Puncak XRD yang landai menandakan bentuk partikel/ lapisan grafena yang berbentuk amorf tidak tersusun secara teratur. Hasil karaterisasi SEM-EDS menunjukkan purifikasi dapat menghilangkan senyawa Ca, F, Al, dan Na hingga 95. Penggunaan grafena oksida tereduksi sebagai aditif fluida pengeboran dapat mengurangi jumlah filtrat hingga 55 dan mengurangi ketebalan filter cake sebanyak 70 dengan penambahan aditif grafena oksida tereduksi sebanyak 0,6 dari berat total fluida pengeboran.
ABSTRACT
Reduced graphene oxide preparation using wet mechanochemical methods as a drilling fluid additive from electrode waste has been further investigated in this study. The study aimed to produce reduced graphene oxide which can be used as a drilling fluid additive using wet chemical method with mechanical aid mechanochemistry, consisting of six stages acid purification using hydrochloric acid HCl, wet purification, graphene oxide synthesis by modified Hummers method Tour, exfoliation using 200 watt ultrasonication, and graphene reduction oxide using an amino acid glycine reducing agent C2H5NO2 and sodium hydroxide NaOH. This study yields a similar result in which the graphene oxide with XRD characterization results has a 2 diffraction peak of 9.21 and FTIR indicates an OH bond. Whereas reduced oxide oxide has XRD 2 puncak peak between 24-26o with a sloping peak shape and FTIR characterization indicates the loss of the OH bond in reduced oxide grain. The board XRD peaks indicate an amorphous shape of graphene particles layers not arranged uniformly. The result of SEM EDS characterization showed that purification can remove Ca, F, Al, and Na compounds up to 95 . The use of reduced oxide oxide as a drilling fluid additive can reduce the filtrate amount by 55 and reduce the thickness of the cake filter by 70 by adding a 0.6 reduced graphene oxide additive from the total weight of the drilling fluid.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>