Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Safarina
"Penggunaan emas sebagai alat tukar sudah berlaku sebelum Nabi Muhammad lahir dan dilakukan dibawah kontrol Pemerintah. Wacana untuk kembali menggunakan Dinar emas sebagai alternatif alat pembayaran disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad dalam pertemuan negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Doha, Qatar tahun 2000. Dinar emas merupakan alat tukar yang tidak tergantung pada jaminan pihak manapun karena Dinar emas memiliki nilai sendiri sebagai komoditas (nilai intrinsik) sehingga dapat digunakan sebagai alat tukar yang diperkirakan mempunyai stabilitas untuk jangka waktu yang panjang.
Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan pengukuran stabilitas daya beli Dinar emas terhadap harga minyak dunia dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas dunia. Analisa dengan menggunakan One Way Annova dilakukan untuk mengukur stabilitas daya beli Dinar emas terhadap harga minyak dunia dalam 3 periode sistem moneter yang berbeda yaitu (i) periode sebelum Bretton Wood, (ii) periode Bretton Wood, dan (iii) periode setelah Bretton Wood dengan menggunakan data historis Dinar emas dan harga minyak dunia dalam US Dolar dari tahun 1930 sampai dengan tahun 2008.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan daya beli yang signifikan antar periode baik periode 1 dan 2, periode 2 dan 3, dan periode 1 dan 3. Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem moneter yang dianut sangat mempengaruhi stabilitas daya beli Dinar emas. Sementara faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas dilakukan dengan menggunakan regresi yang hasilnya menunjukkan bahwa pergerakan nilai tukar US Dolar terhadap mata uang utama dunia (DXY Index), suku bunga Federal Reserves (Fedfund rate), pertumbuhan ekonomi dunia (MSDUWIL Index) dan tingkat inflasi Amerika (CPI CHNG Index) berdampak signifikan terhadap pergerakan emas dunia.

Gold as an medium of exchange has been used prior to Prophet Muhammad was born and controled by government. The discussion to reuse Gold Dinar as an alternative medium of exchange was proposed by Mahathir Muhammad former Malaysian Prime Minister in the Islamic Conference Organization meeting held in Doha, Qatar in 2000. As a medium of exchange gold Dinar is not depending on the other parties guarantee as it has intrinsic value so that it can be use as medium of exchange. It is projected that gold Dinar will be stable in the long period of time.
It is therefore, this particular research is conducted to measure stability of Gold Dinar purchasing power toward world oil price and factors that are influencing world gold price fluctuation. In order to measure the gold dinar stability during 3 period of time i.e. period prior to Bretton Wood, period during the implementation of Bretton Wood, and the period after the Bretton Wood, the analysis is carried out by using One Way ANOVA. The monthly data of gold Dinar and world oil price in US Dollar term from 1930 to 2008 were used in this research.
The research result shows the presence of significant differences among mean of purchasing power of gold Dinar in the period under testing i.e the period 1 and 2, the period 2 and 3, and the period 1 and 3. It means that the monetary system being opted effect the stability of gold Dinar purchasing power. Whilst testing for factors that are influencing gold price is carried out by using Multiple Regression resulted on factors such as the DXY Index, Fedfund rate, MSDUWIL Index, CPI CNGH Index of USA has significant effect to the world gold price fluctuation."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25348
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Ratna Sari
"Penelitian-penelitian yang dilakukan Bordo (1998), Kydland dan Wynne (2002), Rolnick & Weber (1998) membuktikan secara empiris bahwa sistem uang fiat menyebabkan ketidakstabilan dalam perekonomian. Kemudian, para dinaris, diantaranya Meera (2002) dan Ibrahim (2006) mengajukan dinar emas sebagai sistem moneter alternatif yang terhindar dari kelemahan-kelemahan sistem fiat. Dalam studi ini, dilakukan kajian empiris apakah penawaran uang merupakan akar permasalahan yang menyebabkan ketidakstabilan atau pertumbuhannya mengakomodir ekspansi dalam aktivitas ekonomi riil di negara muslim Indonesia.
Penelitian ini melakukan dua pendekatan dalam analisanya.. Pendekatan pertama dilakukan dengan mengadopsi model kuantitatif Vector Autoreggression (VAR) dengan impulse response function dan variance decomposition. Melalui metode ini ditemukan bahwa dalam periode 1983 hingga 2007 terjadi instabilitas perekonomian di Indonesia. Hal tersebut terlihat pada terjadinya sustainable inflation, instabilitas pada output, dan fenomena asset price bubble. Kedua, penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur dalam pembahasan gold dinar sebagai sistem moneter alternatif.

Researches done by Bordo (1998), Kydland and Wynne (2002), Rolnick & Weber (1998) showed empirically that fiat monetary system caused instability in the economy. Moreover, the Dinarist, among them is Meera (2002) and Ibrahim (2006), suggested Gold Dinar as an alternative for monetary system which is free from fiat monetary system?s weaknesses. This research conducts an empirical study for Indonesia, as what has been done by Ibrahim (2006) in Malaysia.
The research has two approaches in its analysis. First, it adopts quantitative model of Vector Autoreggression (VAR) with impulse response function and variance decomposition. By this method, the research finds instability in Indonesian?s economy during period of 1983 to 2007. These findings are shown through the events of sustainable inflation, output instability, and asset price bubble phenomenon. Second, the research uses literature study in discussing the Gold Dinar as an alternative for monetary system."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T24966
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Darwis
"Penelitian ini bertujuan: (a) Untuk mengetahui apakah ada hubungan volatilitas antara Dinar Emas dengan Dolar AS. (b). Untuk mengetahui apakah Dinar Emas lebih stabil dari nilai tukar Dolar. (c) Untuk mengetahui apakah Dinar Emas bisa menjadi alternatif nilai tukar untuk menggantikan Dolar AS.
Adapun data yang dikumpulkan adalah data indeks harga rata-rata Emas 24 karat, indeks nilai tukar rata-rata Dolar AS dan Indeks Harga Konsumen (IIr1K) pada periode Januari 200-Juli 2006 yang diperoleh dart perkembangan harga rata-rata valuta asing dan Emas di pasaran Jakarta. Data yang diperoleh adalah perkembangan rata-rata bulanan selama tujuh tahun, mulai Januari 2001 sampai dengan tahun Juli 2006. Data time series tersebut berjumlah 67 bulan selama tujuh tahun.
Hasil perhitungan laju pertumbuhan Dolar AS secara bualanan selarna periode penelitian Januari 200-Juli 2006 menunjukan bahwa laju pertumbuhan Dinar emas per bulan lebih tinggi daripada laju pertumbuhan Dolar AS. Hasil Uji kausalitas Granger pads periode penelitian Januari 1999 sampai dengan Juli 2006 menunjukkan bahwa terjadi hubungan kausalitas searah antara harga Emas dan Dolar AS. Dart hasil uji analysis of variance (ANOVA) periode penelitian Januari 2001-Juli 2006 dapat diambil kesimpulan bahwa Dinar emas lebih stabil daft pada Dolar AS. Kesimpulannya, Dinar Emas bisa dijadikan alternatif pengganti Dolar AS karena nilainya yang stabil terhadap Rupiah."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T 17710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library