Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Reza Budijanto
"Salah satu upaya untuk mendukung program pembangunan nasional adalah dengan cara menghimpun dan mengelola dana masyarakat untuk kepentingan pembangunan, dan salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melalui Tabungan. PT Bank Mandiri (Persero) cabang Jakarta Kuningan sebagai salah satu bank milik pemerintah telah mempunyai jenis tabungan yaitu Tabungan Mandiri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sikap nasabah tabungan pada PT Bank Mandiri cabang Jakarta Kuningan atas bauran pemasaran yang dilakukan manajemen PT Bank Mandiri Cabang Jakarta Kuningan dalam upaya untuk peningkatan penghimpunan dana masyarakat.
Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian survai, jenis penelitian deskriptif analitis, dengan sampel sebanyak 288 responden. Kuesioner diberikan pada nasabah tabungan yang sedang bertransaksi perbankan.
Berdasarkan hasil penelitian dari tujuh elemen bauran pemasaran dapat dilihat bahwa faktor proses, people dan physical evidence menjadi salah satu faktor yang salinq berkait dan harus lebih banvak diperhatikan oleh manaiemen PT Bank Mandiri Cabang Jakarta Kuningan terutama sekali terletak pada proses dan people. Hal ini terlihat dari banyaknya komplain dan keberatan nasabah yang kurang tertangani dengan baik oleh pegawai PT Bank Mandiri Cabang Jakarta Kuningan.
Sedangkan untuk keempat aspek lainnya (Product, Price, Place dan Promotion) masih dianggap standar dan masih cukup memuaskan keinginan nasabah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Camcam Samsudin
"PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang XYZ adalah merupakan salah satu Cabang Bank Pemerintah yang telah go public sejak tahun 1996, di mana kegiatan utamanya adalah menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit, salah satu bentuk kredit Bank BNI adalah Kredit Usaha Kecil yang ditujukan untuk para pengusaha ritel.
Permasalahan utama Bank BNI Cabang XYZ adalah menurunnya performance kredit usaha kecil sejak terjadinya krisis moneter tahun 1997 serta bagaimana agar perusahaan mampu meningkatkan pangsa pasar di kemudian hari mengingat prospek bisnis kredit usaha kecil cukup baik karena didukung oleh kebijakan Pemerintah yang mengharuskan semua perbankan menyalurkan kredit usaha kecil sebesar 20 % dari total kredit yang disalurkan. Penelitian ini di awali dengan menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal Bank BNI Cabang XYZ, dimana dalam menganalisis tersebut di gunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) untuk memberikan bobot derajat kepentingan setiap faktor, sedangkan untuk menentukan posisi bersaing Bank BNI Cabang XYZ digunakan metode General Electric Matrix.
Hasil dari pengujian PHA dan General Electric Matrix diperoleh posisi bersaing Bank BNI Cabang XYZ berada pada set V yaitu Hold and Maintain (bertahan dan membangun), sesuai dengan posisi bersaing perusahaan menurut Fred R David dapat direkomendasikan bahwa strategi alternatif perusahan adalah pengembangan pasar, pengembangan produk, diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerat dan diversifikasi horizontal.
Berdasarkan posisi bersaing Bank BNI Cabang XYZ disertai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta tujuan perusahaan, maka strategi alternatif yang paling cocok bagi Bank BNI Cabang XYZ adalah strategi pengembangan pasar, mengingat pasar masih belum jenuh dan mempunyai prospek baik di masa mendatang."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T8016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mantu, Poppie Indriyanti
"Krisis yang berlangsung sejak pertengahan tahun 1997 khususnya di kawasan Asia,. secara nyata telah menyebabkan kerusakan di sektor ekonomi, politik dan sosial. Sektor perbankan merupakan salah satu yang terterpa imbas dari krisis tersebut. Salah satu bank BUMN terkemuka yaitu Bank BNI ikut merasakan akibat dari krisis tersebut.
Berlatar belakang hal tersebut yang menjadi pokok permasalahan studi adalah :
a. Apa kebijakan komunikasi yang dilakukan Humas Bank BNI dalam menghadapi krisis moneter tahun 1997-1998 ?
b. Apakah Humas Bank BNI mempunyai Crisis Communication Planning pada masa krisis moneter di Indonesia tahun 1997-1998 ?
c. Bagaimana proses pengembangan strategi atau kegiatan-kegiatan public relations secara spesifik sehingga Bank BNI bisa mencapai pemulihan?
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui tindakan Humas Bank BNI dalam menghadapi krisis moneter tahun 1997-1998.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif.
Teknis AnaIisis Dalam Kualitatif yang dipergunakan adalah Time Allocation Analysis. Sedangkan untuk Teknis Pengumpulan Data dilakukan dengan wawancara mendalam melalui Key Person sejumlah 2 orang dan analisis data.
Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Pengertian Humas, Fungsi dan Tujuan Humas Dalam Organisasi, Posisi Hnunas Dalam Organisasi, Crisis Communication Planning dan Contingency Planning, Peranan Media Massa Dalam Program Kerja Hurnas, Program Kerja Humas dalam Mengelola Situasi Krisis.
Dalam temuan penting hasil studi dapat dijabarkan bahwa Bank BNI ikut terkena dampak krisis moneter. Hal ini dapat dilihat pada penurunan profit perusahaan, tidak adanya perencanaan komunikasi terhadap krisis dalam tugas dan wewenang Kelompok Humas. Sedangkan untuk kegiatan kehumasan yang dilakukan pada tahun 1997 hanya penyampaian Laporan Tahunan kepada Bapepam.
Kegiatan kehumasan sesudahnya dilakukan dengan tujuan untuk memaintenance dampak krisis. Maksudnya adalah kebijakan kehumasan yang dilakukan adalah merupakan garis besar program kehumasan yang sudah ada di Bank BNI yaitu Corporate Public Relations (CPR) dan Marketing Public Relations (MPR). Tidak ada strategi khusus kehumasan yang dilakukan dalam rangka krisis moneter tersebut.
Sebagai saran dari Peneliti, krisis merupakan hal yang pasti akan terjadi dalam organisasi dengan berbagai macam bentuk yang akan menimpa perusahaan. Untuk itu Crisis Communication Planning diperlukan keberadaannya dalam organisasi. Begitupula dengan Tim Krisis yang perlu dibentuk serta dibekali dengan keilmuan mengenai krisis."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Wahyudi
"Pada masa sekarang ini, industri perbankan nasional mulai melakukan recovery setelah beberapa dekade sebelumnya mengalami krisis sejak pertengahan tahun 1997, diawali dengan terjadinya krisis moneter, akibat dari jatuhnya nilai rupiah terhadap valuta asing sehingga neraca pembayaran menjadi negatif, lalu diikuti krisis perbankan, krisis ekonomi, krisis sosial, krisis kepercayaan dan akhirnya krisis politik.
Selanjutnya di bidang perbankan Pemerintah melakukan suatu kebijakan untuk mengatasi krisis perbankan tersebut, antara lain : melikuidasi 16 bank, membentuk BPPN untuk menyehatkan bank-bank, tindakan membekukan bank-bank bermasalah, take over bagi bank yang masih bisa diselamatkan, merger dsb. Diantara kebijakan pemerintah tersebut yang dianggap menarik bagi penulis adalah Pengumuman Pemerintah pada tanggal 21 Agustus 1998 mengenai mergernya empat bank pemerintah menjadi Bank Mandiri, Kredit bermasalah empat bank tersebut diserahkan ke AMU-BPPN, sementara Bank BRI khusus menangani KUK dan bisnis ritel banking untuk mendukung pengembangan usaha kecil dan koperasi. Seperti kita ketahui bersama bahwa pangsa pasar ritel banking saat ini merupakan pasar bagi semua perbankan, mengingat ketangguhannya pada saat krisis moneter, sehingga menjadi pasar yang menarik minat bagi seluruh perbankan nasional, bahkan bank yang berstatus "corporate banking" pun masuk juga ke pasar ritel.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dituntut untuk bersaing, mengembangkan bisnisnya dan tetap eksis dalam percaturan bisnis ritel banking terutama dalam meningkatkan kredit ritelnya. Untuk melakukan strategi pemasaran kredit ritel tersebut, maka di sini Bank BRI perlu melakukan suatu analisis. Analisis SWOT akan memberi informasi mengenai : kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, setelah dilakukan tabulasi dengan menggunakan bobot dan skala, maka akan didapatkan posisi dalam matrik SWOT untuk menentukan grand strategy apa yang harus dilakukaa Dengan melakukan analisis kinerja industri perbankan nasional, seperti : CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR dan rasio-rasio lainnya, maka akan didapatkan posisi Bank BRI dalam peta persaingan perbankan nasional. Selanjutnya dengan melakukan analisis STP (Segmentation, Targeting, Positioning), akan didapatkan suatu gambaran mengenai segmen, target serta posisi apa dan bagaimana produk kredit ritel Bank BRI di benak calon nasabah maupun nasabahnya, sehingga pemasaran kredit ritel tersebut - sebagai implementasi strategi fungsional, dapat mencapai tepat pada sasarannya

In this time, national banking industry starts to recover after hit by crisis since the middle of the year 1997 a few decades before, in which started by monetary crises caused by the fall of rupiah value to the foreign currency until the balance of payment become negative. The crises then followed by banking crisis, economy crisis, social crisis, believe crisis, and then politic crisis.
Then in the banking field, the government make a regulation to overcome the banking crises, which are: liquidate 16 banks, create BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional - Indonesian Banking Restructuring Agency) to recover the banks, liquidate banks with problems, take over for the banks that can still be saved, merger, and so on. Between those regulations, one that interesting to the writer is that the government announcement on 21 August 1998 about the merger of four public banks to become Bank Mandiri. Credit problem of those four banks was given to AMU (Asset Management Unit) BPPN, while Bank BRI handle KUK (Kredir Usaha Kecil - small business credit) and banking retail business to carry the developing of small business and cooperation. As we know together that nowadays, the segment of retail banking market is a market for all banking, considering that its strength during monetary crisis, hence become an interesting market for all national banking, in fact banks with status as "corporate banking" also get in to this retail market.
Based on above condition PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk is demanded to compete, developing its business and still exist in the field of banking retail business, especially in increasing its retail credit To implement the strategy of the retail credit marketing, Bank BRI need to make an analysis. SWOT analysis will give information about strength, weakness, opportunity, and threat. After doing tabulation using weight and scale, will be drawn a position in SWOT matrix to decide what grand strategy to be done. By doing national work industry banking analysis, such as: CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR, and others ratio, so would be got Bank BRI position in national banking competitiveness map. Then, by doing STP (Segmentation, Targeting, Positioning) analysis, will be resulted a picture about segment, target, and what position, and how Bank BRI retail credit product seen by applicant customer or its customer, until the retail credit marketing, as functional strategy implementation, can reach its real target.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library