Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eddy Junaedi
"ABSTRAK
Bangsa Indonesia dengan keanekaragaman suku, budaya, agama, ras, nilai, adat istiadat cukup berpotensi untuk timbulnya konflik baik pada skala bawah (grass root) maupun kelompok elit (elite class). Terjadinya konflik di negeri ini seperti konflik di Poso, Ambon, Aceh, Sambas, maupun di Sampit tidak diakibatkan oleh mono factor, akan tetapi lebih pada akumulasi dari suatu permasalahan kecil yang tidak segera diselesaikan dengan baik.
Di Lapas, konflik dalam skala besar juga terjadi karena akumulasi permasalahan demi permasalahan kecil yang tidak diselesaikan dengan baik dan tegas. Tingginya tingkat hunian yang melebihi kapasitas Lapas akhir-akhir ini juga merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab timbulnya konflik. Karena dengan tingkat hunian yang melebihi kapasitas membawa dampak (side effect) pada over crowded sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dalam beristirahat, lingkungan Lapas cenderung menjadi lebih kotor dan bau.
Masih adanya identifikasi kelompok pada kelompok narapidana, menjadi faktor yang rentan atas timbulnya konflik. Perlakuan diskriminatif oleh petugas terhadap narapidana-narapidana tertentu juga masih kerap terjadi. Kemudian adanya stereotip oleh kelompok narapidana (in-group) terhadap kelompok yang lain (out-group).
Bentuk-bentuk konflik yang sering terjadi di Lapas misalnya konflik antar individu yang diakibatkan berbagai macam hal antara lain perselisihan di kamar, masalah hutang piutang, pemerasan, saling mengejek dan lain-lain. Permasalahan yang lebih besar akan timbul apabila narapidana yang berkonflik, membawa identitas kelompoknya masing-masing, lebih parah lagi ketika kelompok tersebut telah lama bermusuhan maka konflik antar kelompok akan mudah terjadi.
Penyelesaian konflik yang selama ini umum dilakukan di Lapas adalah dengan melakukan pemeriksaan masing-masing pihak yang berkonflik, dengan solusi damai atau diberikan hukuman disiplin berupa tutupan sunyi (pengasingan), kerja sosial. Atau kepada narapidana yang dianggap sering membuat rusuh dapat dipindahkan ke Lapas lain untuk memutus jaringan kelompoknya.
Melalui tulisan ini penulis menawarkan sebuah program intervensi untuk mencegah atau mengurangi konflik di Lapas dengan memberikan sentuhan psikologis. Yakni sebuah program intervensi pendidikan nilai kehidupan bagi warga binaan pemasyarakatan, yang bertujuan agar narapidana memiliki perilaku respek dan toleran kepada narapidana, dengan harapan tercipta suatu kondisi Lapas yang aman, tertib, dan damai."
a, 2007
T17799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jen-Fang Arthur Ting
"ABSTRACT
In recent years, Western scholars who study the experience of the transition of young democratic countries have found that the traditional clientelism has not disappeared during the process of democratization, but rather it has changed form or even consolidated in some young democratic countries. The independence of the bureaucracies, the way political parties and the state system integrating special interests, and the party election strategy or competition among parties all may affect the articulation of the special interest within clientelism. This article examines the incumbent experience of several heads of the DPP in more than 20-year reign of the Tainan city (county) through the public resources to draw on supporters and attract voters, and then to infer the development patterns and potential problems of Taiwan's grassroots democratic transition. Roughly speaking, Tainan city (county) has different DPP heads in reign for more than 20 years, and they had gradually developed more delicate clientelistic linkages with supporters and grassroots voters, from Tainan County magistrate Chen Tangshan starting to coopt Kuomintang traditional factions through the ruling resources and then building clientelist relationship, later on different heads of counties and cities absorbing political support through the ruling resources, but also through a number of clientelist policies to stabilize the linkage with the voters, so that the DPP electorate in Tainan city (county) is becoming more and more stable. This paper examines the experiences of Taiwan's local clientelist transformation through a case study, and makes some generalizations about the possible problems occurred within the process."
Taipei: Taiwan Foundation for Democracy, 2018
059 TDQ 15:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library