Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Suraputra
"
Minyak mineral merupakan bahan dasar yang umum digunakan
dalam pembuatan gemuk lumas (lubricating grease). Namun seperti yang
kita ketahui bahwa harga minyak dunia terus mengalami kenaikan,
disamping minyak mineral merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui (non renewable), penggunaan minyak mineral juga
menimbulkan dampak yang kurang baik terhadap lingkungan karena
sifatnya karsinogenik, toksik, dan tidak dapat terdegradasi secara biologis
(non biodegradable), oleh karena itu dicari alternatif lain bahan dasar
pembuatan gemuk lumas. Minyak jarak (castor oil) merupakan salah satu
minyak nabati yang berpotensi untuk menggantikan minyak mineral
sebagai bahan dasar pembuatan gemuk lumas, karena minyak jarak
ramah lingkungan, dapat terdegradasi secara biologis (biodegradable) dan juga minyak jarak merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
(renewable).
Tujuan dari percobaan ini adalah membuat formula yang optimal
dan tahapan proses pembuatan gemuk lumas dengan bahan dasar
minyak jarak, untuk mendapatkan gemuk lumas sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan. Pada dasarnya proses pembuatan gemuk lumas diawali
dengan reaksi penyabunan antara asam lemak dan basa. Pada
percobaan ini asam lemak yang digunakan adalah 12-Hidroksi Asam
Stearat dan basa yang digunakan adalah Lithium Hidroksida. Setelah
proses penyabunan selesai, kemudian sabun Lithium Stearat yang
terbentuk didispersikan ke dalam minyak jarak.
Hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan
gemuk lumas sangat dipengaruhi oleh tatacara pencampuran bahan dasar
maupun bahan tambahan, serta suhu dan cara pengadukannya. Oleh
karena itu, perlu diperhatikan proses-proses yang dapat mempengaruhi
gemuk lumas yang dihasilkan, antara lain proses saponifikasi
(penyabunan), proses pencampuran bahan, proses dispersi sabun lithium
stearat ke dalam minyak jarak, proses pemanasan, dan proses
pendinginan."
2008
TA1688
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Damar Wibisono
"ABSTRAK
Pembuatan gemuk lumas dilakukan dengan reaksi saponifikasi
antara asam lemak 12hidroksistearat dengan alkali Ca(OH)2. Setelah
sabun terbentuk, minyak jarak dicampurkan dengan sabun sehingga
terjadi proses dispersi sabun dalam minyak.
Gemuk lumas merupakan pelumas yang berbentuk setengah padat
(semi solid). Komposisi gemuk lumas terdiri dari campuran minyak lumas
dasar (base oil) dengan bahan pengental (thickener), bahan tambahan
(additif), bahan pengisi, zat warna dan parfum. Minyak lumas dasar (base
oil) yang banyak digunakan dalam pembuatan gemuk lumas adalah
minyak mineral. Minyak jarak (Ricinus communis L.) merupakan minyak
nabati yang berpotensi menggantikan minyak mineral sebagai bahan dasar minyak lumas karena minyak jarak lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan minyak mineral, dapat terdegradasi secara biologis
(biodegradable) dan juga dapat diperbaharui (renewable).
Parameter pengujian yang diukur adalah pengujian cone
penetration dengan metoda ASTM D 217, uji dropping point dengan
metoda ASTM D 566 dan uji four ball berdasarkan metoda ASTM D 2266.
Dari hasil pengujian diperoleh gemuk lumas yang belum memenuhi
karakteristik kimia fisika gemuk lumas. Untuk mendapatkan gemuk lumas
dengan karakteristik yang baik perlu diperhatikan proses saponifikasi
(penyabunan), proses dispersi sabun ke dalam minyak jarak, proses
pemanasan yang stabil, proses pencampuran dan proses pendinginan."
2008
TA1689
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Ferdian
"ABSTRAK
Grease atau minyak pelumas padat merupakan dispersi dari minyak
sebagai bahan dasarnya dengan sabun sebagai pengentalnya. Percobaan
menggunakan minyak jarak sebagai bahan dasar dan 12-Hidroksi Litiumstearat
sebagai pengental, dengan penambahan zat aditif tekanan ekstrim (aditif EP).
Fungsi aditif EP adalah untuk menaikkan kemampuan dari grease dalam menahan
beban gesek sehingga mengurangi keausan dari permukaan logam. Pembuatan
grease tekanan ekstrim dilakukan dengan memvariasikan cara kerja pembuatan
grease tanpa penambahan aditif EP, kemudian diperoleh cara kerja efektif yang
digunakan dalam pembuatan grease tekanan ekstrim. Pengujian terhadap kualitas
grease dilakukan dengan parameter uji ketahanan terhadap beban ekstrim metode
4 ball, dropping point dan NLGI. Hasil pengujian untuk komposisi aditif EP 0%
dan 1% adalah 0,9535 mm dan 0,8574 mm untuk besar goresan, 173 oC dan
189 oC untuk droping point, dan skala 2 pada masing-masing komposisi untuk
NLGI. Dari hasil pengujian tersebut disimpulkan bahwa grease dengan
penambahan aditif EP mengakibatkan peningkatan kemampuan sebesar 10,08%
untuk sifat pelumasan, 14,45% untuk dropping point dan 0% untuk NLGI."
2008
TA1702
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Karaeng Raja
"Aditif nanopartikel CaCO3 diketahui dapat meningkatkan performa gemuk bio NLGI 2 dalam hal antiwear dan pengurangan gesekan, sedangkan studi pada efek dari CaCO3 aditif partikel dalam ukuran lain seperti partikel mikro dan submicro untuk performa gemuk bio masih kurang dilakukan, dimana pada akhir akhir ini ditemukan bahwa partikel non-nano pun dapat meningkatkan performa gemuk bio. Sintesis dari bio grease NLGI 2 dilakukan dengan reaksi saponifikasi minyak sawit sebagai minyak dasar dan epoksida asam oleat, dimana asam asetat dan kalsium hidroksida juga dimanfaatkan sebagai Thickener. Produksi partikel CaCO3 dengan ukuran yang berbeda beda dilakukan melalui metode top-down dengan menggunakan mesin milling HEM E3D. Komposisi partikel CaCO3 yang digunakan sebagai aditif untuk gemuk bio adalah 5% dari berat, dengan besar partikel aditif yang divariasikan. Variasi CaCO3 aditif partikel yang terbukti efektif dalam meningkatkan sifat antiwear dari minyak bio, wear reduction optimal ditemukan dalam sampel dengan kombinasi partikel submikro-nano dengan perbandingan 50:50 dalam 5% dari komposisi berat gemuk. Sementara dari hasil yang didapatkan tidak ada efek pada konsistensi, elastisitas dan dropping point gemuk bio.

CaCO3 nanoparticles additives are known to be able to enhance the performance of NLGI 2 bio grease in terms of antiwear and friction reduction, while little study have been done on the effects of CaCO3 particle additives in other sizes such as micro and submicro particles to the bio grease performance. The synthesis of the NLGI 2 bio grease are carried out by the saponification reaction of palm oil as its base oil and oleic acid epoxide, acetic acid and calcium hydroxide as its Thickener. The preparation of CaCO3 particles is done through the top-down method of machine milling using the E3D HEM machine. Micro, submicro, and nano particles are milled all within its respective size ranges. CaCO3 particles are used as additives for bio grease with the composition of 5% by weight, while varying and combining the additive particle size of the bio grease. The variation of CaCO3 particle additives are shown to be effective in improving the antiwear properties of the bio grease, with the optimum wear reduction performance found in the sample with submicro-nano particle combination with a ratio of 50:50 in 5% of grease composition by weight. While posing no effects on the consistency, elasticity and dropping point of the bio grease.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rifqul Ubbad
"Pada penelitian ini telah berhasil disintesis gemuk bio kalsium kompleks yang ditambahkan dengan aditif asam borat. Gemuk yang dihasilkan berbahan dasar minyak kelapa sawit dan sabun kalsium kompleks sebagai thickening agent-nya. Sintesis gemuk tersebut dilakukan dengan cara melakukan reaksi saponifikasi antara sabun kalsium kompleks secara insitu dalam minyak RBDPO terepoksidasi menggunakan bejana bertekanan. Selanjutnya dilakukan pendinginan dan homogenisasi serta penambahan aditif asam borat yang divariasikan komposisinya: 0%, 1%, 3%, 5%, dan 7% dari berat gemuk. Pengujian terhadap gemuk bio yang dihasilkan meliputi uji penetrasi, uji dropping point dan uji four ball. Gemuk terbaik yang dihasilkan memiliki jumlah keausan terkecil yaitu 0.8 mg, pada penambahan asam borat sebanyak 5% berat.

In this research, complex calcium bio grease with solid aditif boric acid has been synthesized. Synthesized grease is made by palm oil and complex calcium soap as thickening agent. Synthesizing process of grease has done by doing saponification reaction of complex calcium soap in situ with RBDPO use pressurized vessel. Then, continued by cooling and homogenizing also adding boric acid as aditif which is variated their composition: 0%, 1%, 3%, 5%, and 7% wt. Performance test of produced grease include penetration test, dropping point test, and four ball test. The best grease produced is has minimum wear number: 0.8 mg, for 5% composition of boric acid.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Kuncoro
"This paper examines the time wasted or effective harassment due to red tape at the district Indonesia, The study of finds a positive relationship between effective harassment in the form of the time spent by firms with heal bureaucrats and bribe rates, even after controlling for firm and other characteristics (location, industry etc). The bureaucratic harassment and bribes are therefore not completely exogenous - so, the efficient grease hypothesis cannot be supported. After decentralization, retribution to extract rents has become the biggest nuisance for most firms. Besides the euphoria of decentralization, a weak local tax base also explains why the temptation to create nuisance taxes and retributions is great, One picture is that education seems tv have a moderating impact on the part of local officials' behavior in creating red tape to extract rents."
2004
EFIN-52-1-April2004-31
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Juita Mayasari
"ABSTRAK
Gemuk lumas adalah semi cairan hingga padat yang merupakan campuran dari bahan dasar, pengental, dan aditif. Minyak jarak duri Ricinus communis L. memiliki peran potensial sebagai minyak dasar gemuk lumas, namun mudah teroksidasi. Penambahan aditif antioksidan dapat menunda reaksi oksidasi pada gemuk lumas food grade. Aditif antioksidan adalah BHT, TBHQ, dan HMWP. Li 12-hidroksistearat digunakan sebagai bahan pengental. Gemuk lumas food grade diformulasikan melalui proses saponifikasi-pelarutan-pendinginan-homogenisasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gemuk lumas food grade yang memiliki performa pelumasan yang baik, stabil dan dapat dioperasikan pada suhu yang cukup tinggi dengan menggunakan minyak jarak duri Ricinus communis L. sebagai bahan dasar. Serta mempelajari pengaruh variasi konsentrasi bahan pengental 15 dan 17 , variasi konsentrasi 0, 0.5, 1, 1.5, dan 2 dan jenis aditif antioksidan terhadap karakteristik gemuk lumas. Karakteristik tersebut meliputi dropping point, konsistensi, klasifikasi NLGI, dan ketahanan korosi, serta ketahanan oksidasi pada minyak jarak duri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gemuk lumas food grade yang dihasilkan memiliki dropping point 189-194 oC, konsistensi kekerasan lunak hingga sedang, NLGI 1-3, ketahanan korosi 1a, serta semua antioksidan efektif meningkatkan ketahanan oksidasi pada minyak jarak duri.

ABSTRACT
Grease is a semi fluid to solid mixture of a fluid lubricant, a thickener, and additives. Castor oil Ricinus communis L. has a potential roles as a grease lubricating base oil, but it has easily oxidized. The addition of antioxidant additives can delay oxidation reaction on food grade grease. Antioxidant additives are BHT, TBHQ, and HMWP. The thickening agent for the grease is Lithium 12 hydroxystearate soap. The food grade grease formulated through a saponification dilution cooling homogenization process. The aimed of this research is to obtain food grade grease which has a good lubrication performance, stable and can be operated at high temperature by using castor oil Ricinus communis L. as the based oil. And studying the effect of concentration variations of thickening agents 15 and 17 , concentration variations 0, 0.5, 1, 1.5, and 2 and types of antioxidant additives to the characteristics of grease. These characteristics included dropping point, consistency, NLGI classification, and corrosion resistance, and also oxidative resistance to castor oil. The results showed that the food grade grease had dropping point 189 194 oC, soft to moderate hardness consistency, NLGI 1 3, corrosion resistance 1a, and all the antioxidants effective to increased oxidative resistance of castor oil."
2018
T49758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vyrgie Andini Putradhi
"Gemuk komersial umumnya tersusun oleh minyak dasar, pengental dan aditif. Sebagian besar komposisi dari gemuk komersial tidak ramah lingkungan. Hal tersebut dapat berdampak dan mempengaruhi lingkungan serta ekosistem perairan jika dibiarkan secara terus - menerus. Oleh sebab itu, perkembangan mengenai gemuk ramah lingkungan mulai bermunculan dengan cara memodifikasi penggunaan minyak dasar, pengental, serta aditifnya. Salah satunya menggunakan turunan dari selulosa yaitu metil selulosa. Sementara itu, selulosa banyak ditemukan disekitar kita contohnya adalah limbah kertas HVS. Limbah kertas HVS melewati beberapa tahapan proses yaitu pre-treatment, alkali treatment, dan bleaching treatment untuk mendapatkan ekstrak serat selulosa. Metil selulosa disintesis menggunakan metode mercerization dengan NaOH serta metilasi menggunakan metilen klorida sebagai agen metilasinya. Penggunaan metil selulosa sebagai agen pengental pada gemuk bio dilakukan dengan variasi 20,0; 22,5; 25,0; 27,5; 30,0 persen berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metil selulosa yang dihasilkan memiliki gugus metilasi mengalami peningkatan dari 1160,14 cm-1 pada selulosa menjadi metil selulosa-air 1411,99 cm-1 yang mengindikasikan keberhasilan proses metilasi. Selanjutnya, metil selulosa pengental gemuk bio dilakukan pengujian konsistensi, dropping point, dan jumlah keuasan. Dari ketiga pengujian performa tersebut, dihasilkan bahwa metil selulosa memiliki pengaruh signifikan pada konsistensi, dropping point dan jumlah keausan bersamaan dengan penambahan jumlah komposisi pengental.

Commercial grease consists of base oil, thickener and additives. Most of the compositions of these commercial greases are not environmentally friendly. This could have an impact and affect the environment and aquatic ecosystems if allowed to continue. Therefore, the development of environmentally friendly greases began to emerge by modifying the use of base oils, thickeners, and additives. One of them uses a derivative of cellulose, namely methyl cellulose. Meanwhile, cellulose is found around us, for example, paper waste. Paper waste go through several stages of processing, namely pre-treatment, alkali treatment, and bleaching to obtain cellulose fiber extract. Methyl cellulose synthesized using mercerization and methylation methods using methylene chloride as the methylation agent. The use of methyl cellulose as a thickening agent in bio grease was carried out with variations of 20,0; 22,5; 25,0; 27,5; 30,0 percent by weight. The results showed that the methyl cellulose produced had an increased methylation group from 1160,14 cm-1 in cellulose to 1411,99 cm-1 methyl cellulose-water which developed the methylation process. Furthermore, the test for methyl cellulose thickener of bio grease tested for its consistency, dropping point, and amount of wear. From the three tests, it was found that methyl cellulose had less significant effect on the drop point and amount of wear but had a significant effect on consistency. From the three performance tests, it was found that methyl cellulose had a significant effect on the consistency, dropping point and amount of wear along with increasing the amount of thickening composition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Ramadhani Fatchudin
"Oil separation in grease is known to be caused by temperature, pressure, centrifuging or by bleeding. There has been a new issue of separation caused by vibration. This occurs primarily in centralized lubrication systems where a positive displacement pump delivers grease to a number of lubricating points located some distance from the pump.
A test rig was built to investigate this issue. It consists of two parts, one is a vibration simulation rig, and the other is a measuring rig. The vibration rig, when coupled with a vibrating table will be able to simulate vibration. The measuring rig was designed to be used with Load Cell machine, to push grease through the grease line. Oil separation is identified by uneven force distribution needed to push the grease.
Testing was done using grease number 2, commonly used grease in industry. There is quite a promising indication that oil separation in grease due to vibration does occur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S38053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Fitriani Wijayanti
"Sampah organik sebagian besar berasal dari sampah makanan yang menyebabkan karakteristiknya memiliki konsentrasi nitrogen dan lemak tinggi, kelembaban tinggi. Limbah domestik di Indonesia memiliki karakteristik kandungan organik yang sesuai dengan kondisi anaerobik. Limbah minyak dan lemak dapat membantu dalam proses AD yang dijadikan sebagai ko-substrat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja reaktor dry anaerobic digestion sampah makanan dan menganalisis pengaruh penambahan limbah minyak dan lemak terhadap kinerja reaktor dry anaerobic digestion. Penelitian dilakukan menggunakan Continuous Stirred Tank Reactor CSTR dengan volume terisi 400 L yang beroperasi pada suhu rata-rata 27,8 1,07oC.
Penelitian operasi skenario pertama dilakukan dengan input substrat sampah makanan dengan Organic Loading Rate OLR 10 kg VS/m3 selama 43 hari dan diaduk menggunakan variasi intensitas pengadukan 30 rpm dan 60 rpm secara konstan.
Operasi skenario kedua dilakukan selama 59 hari menggunakan substrat sampah makanan dan kotoran sapi banding limbah Fat Oil and Grease FOG dengan Organic Loading Rate OLR yang sama dengan skenario pertama dan diaduk menggunakan intensitas 30 rpm secara konstan.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara input substrat sampah makanan dengan penambahan limbah minyak dan lemak.

Organic waste mostly comes from food waste that has characteristics of high concentrations of nitrogen and fat, high humidity. Domestic waste in Indonesia has characteristics of organic content which is suitable with anaerobic conditions. Waste oil and fat can help in the process of AD which is used as co substrate.
This research is intended to analyze the performance of dry anaerobic digestion reactor of food waste and analyze the effect of oil and waste addition on dry anaerobic digestion reactor performance. The research was conducted using Continuous Stirred Tank Reactor CSTR with a volume of 400 L applied at an average temperature of 27.8 1.07oC.
The first scenario operation study was performed with food waste substrate input with Organic Loading rate OLR is 10 kg VS m3 for 43 days and stirred using constantly strirring intensity variation of 30 rpm and 60 rpm.
The second scenario operation was conducted for 59 days using food waste and cow dung substrate of Fat Oil and Grease waste FOG with Organic Loading Rate OLR which is similar to the first scenario and stirred using constant 30 rpm intensity.
The results of study showed that there was a significant difference between the input of food waste substrate with the addition of Fat Oil and Grease p.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>