Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fifi Ratna Ekasari
"Skripsi ini menganalisis sebuah cerita yang berjudul Panji Jayengtilam dengan menggunakan pendekatan model aktansial dan fungsional Greimas Penelitian difokuskan kepada unsur yang terkandung dalam aktan pengirim hubungan keempat aktan inti dan fungsi tokoh dalam membangun alur cerita Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur yang terkandung dalam peraga aktan pengirim sama Cerita Panji Jayengtilam dapat disimpulkan sebagai karya sastra naratif berbentuk roman yang dalam skema aktansialnya terdapat kesamaan peraga aktan subjek dan penerima Adapun peraga aktan objek juga menjadi pengirim unsur rasa cinta dan kasih sayang yang terkandung dalam peraga aktan pengirim Kata kunci Greimas strukturalisme aktan karya sastra berbentuk roman.

This undergraduate thesis analyzes a story entitled Panji Jayengtilam by using actantial model and functional of Greimas approaches This study is focused on the element contained in the actant sender the relationship between four actantial basics and the function of actor in the story The results of this study revealed that the element contained in the actant sender are in the same The story of Panji Jayengtilam is regarded as narrative romance story which in it rsquo s actantial scheme there is a similarity of actor between actant subject and receiver While the actor of actant object also becomes the element of love and affection which are contained in the actor of actant sender. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peri Andrian
"ABSTRAK
Berangkat dari bencana ekologis Lumpur Lapindo, film Anak-anak Lumpur 2009 mengangkat cerita tragis kehidupan anak-anak Porong, Sidoarjo, Jawa Timur dalam menghadapi dampak Lumpur Lapindo, bencana yang telah berusia satu dekade hingga sekarang. Anak-anak Lumpur menempatkan anak-anak sebagai tokoh utama dalam narasi. Film ini memiliki posisi yang penting karena anak-anak korban Lumpur Lapindo belum banyak direpresentasikan di media. Mereka seperti dibungkam, saat suara mereka seharusnya didengar. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui representasi interaksi anak dalam menghadapi bencana ekologis Lumpur Lapindo dalam film Anak-anak Lumpur sehingga di masa yang akan datang pemerintah dapat menentukan kebijakan mitigasi dan adaptasi bencana yang tepat untuk anak- anak. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif, serta analisis dilakukan dengan menggunakan analisis semiotika naratif Greimas. Dalam film ini, anak-anak menempati berbagai skema aktan, seperti aktan subjek, aktan penolong, serta aktan penentang, serta dengan posisi yang signifikan dalam penuturan cerita. Tokoh anak muncul di setiap narasi dan tahap model fungsional Greimas sebab anak merupakan tokoh utama dalam film ini. Anak-anak direpresentasikan sebagai manusia yang memiliki kepolosan dan tujuan yang moral yang mulia, seperti menyelamatkan ibu tokoh utama yang sedang sakit. Anak-anak juga direpresentasikan kokoh dan mampu menyelesaikan berbagai masalahnya. Penulis juga menemukan bahwa representasi interaksi anak juga merepresentasikan kondisi lingkungan, kemanusian, dan sosial yang mereka hadapi. Di kesimpulan, anak-anak direpresentasikan sebagai kelompok yang polos dan bermoral tinggi, berbakti kepada orang tua, serta mengalami pendewasaan yang cepat karena direnggutnya masa kanak-kanak mereka akibat bencana ekologis Lumpur Lapindo.

ABSTRACT
Based on an ecological disaster Lapindo mudflow, Child of Mudflow 2009 film told a tragic story about the life of Porong rsquo s children in Sidoarjo, East Java, in facing the aftermath of Lapindo mudflow, which has entered a decade years old. Child of Mudflow potrayed children as main characters in the story. This film has an important position because children affected by Lapindo Mudflow have not been represented many times yet. It seemed like they were muted, when they should be heard. The purpose of this journal is to analyse the representation of children interacton in facing ecological disaster such as Lapindo mudflow in Child of Mudflow Anak anak Lumpur film, this journal hopefully can contribute for government in mitigation policy making purposes for kids. Equipped with qualitative method approach, writer analyze the film using Greimas narative semiotics. In this film, children are placed in numerous actans, such as subject, adjuvant, and traitor, moreover children play significance role as part of the narrative. Their characters appeared in every stage of story of Greimas functional model, it is because they played main characters on this film. The children were represented as innoncence human beings with high moral purpose, for instance saving the main character rsquo s ill mother. Furthermore, they were represented as strong and capable in solving their problems. The writer found that representations of child rsquo s interaction were also representing environmental, humanity, and social condition, faced by them. In conclusion, children were represented as innocent and high moralist, devoted to their parents, and they matured too quickly because their childhood were taken from them by ecological disaster Lapindo mudflow."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Roihatul Firdaus
"Serial Game of Thrones (2011-2019) mengisahkan konflik perebutan tahta atas Westeros. Terdapat banyak tokoh yang terlibat dalam perebutan tahta hingga alur cerita menyisakan tiga perempuan yang berebut kuasa dan pengaruh. Ketiga perempuan itu adalah Daenerys Targaryen, Cersei Lannister, dan Sansa Stark. Pergeseran posisi ketiganya dijabarkan melalui struktur naratif yang diperinci oleh sekuen. Melalui skema aktan oleh Greimas diketahui motif dan tujuan mereka berkuasa. Selain itu, intensitas kemunculan tokoh dan latar tempat per musim penayangan serial tersebut juga mengungkap posisi tokoh. Kepemilikan modal menjadi penting untuk menentukan posisi ketiganya. Teori arena oleh Bourdieu mengungkap modal apa saja yang paling menunjang ketiga tokoh perempuan itu untuk meraih dan mempertahankan tahta. Strategi untuk memenangkan tahta tentu membutuhkan modal yang berjumlah besar. Kepemilikan modal menentukan perjalanan mereka untuk mencapai kekuasaan atau justru menghantarkan mereka kepada keruntuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan modal ekonomi, kultural, sosial, dan simbolik berpengaruh pada strategi dan posisi kekuasaan.

The Game of Thrones series (2011-2019) tells of the conflict over the throne of Westeros. There are many characters involved in the struggle for the throne so that the storyline leaves three women who are fighting for power and influence. The three women are Daenerys Targaryen, Cersei Lannister, and Sansa Stark. The shifts in the positions of the three are explained through a narrative structure that is detailed by the sequence. Through the actan scheme by Greimas their motives and goals in power are known. In addition, the intensity of character appearance and the setting per season of the series also reveals the characters’ positions. Capital ownership is important to determine their positions. Bourdieu’s theory of arena reveals what capital best supports the three female characters to gain and defend the throne. Their ownership of capital either determines their journey to power or leads them to collapse. The results showed that the ownership of economic, cultural, social, and symbolic capital had an effect on the strategy and position of power."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Faidania
"Closer (2004) menunjukkan betapa mudahnya orang modern bertemu dengan orang asing, baik secara online maupun secara langsung. Terlepas dari kemudahan yang dimiliki orang modern, kemungkinan tergoda oleh orang asing juga besar. Untuk dapat melihat korelasi antara orang asing dan godaan, tulisan ini menganalisis unsur-unsur film Closer (2004) tentang bagaimana mereka menggambarkan tema godaan dan mengkaji bagaimana keempat karakter dalam film tersebut merepresentasikan perjuangan manusia modern dalam mencari cinta melalui orang asing. Dengan menggunakan analisis struktural dan model aktan oleh Greimas, penulis menyimpulkan bahwa semua tokoh utama memiliki godaan yang ditempatkan di sisi lawan aktan. Berdasarkan diagram, karakter utama termotivasi untuk membuat hidup mereka lebih baik. Tidak ada yang bermaksud menyakiti orang lain sejak awal. Namun, tergoda oleh orang asing membuat mereka berbohong dan mengkhianati pasangannya. Oleh karena itu, kebenaran menjadi penghancur koneksi mereka ketika terungkap. Terjatuh dalam godaan membuat karakter semakin jauh dari objeknya, yaitu cinta. Seperti yang dikatakan Alice, satu-satunya cara untuk keluar dari godaan adalah dengan memiliki 'deep inner strength'.

Closer (2004) shows how easy it is for modern people to meet strangers, whether it is online or in person. Despite the convenience that modern people have, the probability of being tempted by strangers is also big. To be able to see the correlation between strangers and temptation, this paper analyzes the elements of the film Closer (2004) on how they portray the theme of temptation and examines how the four characters in the film represent modern people's struggles in seeking love through strangers. Using structural analysis and the actantial model by Greimas, the writer concludes that all of the main characters have temptations placed on the opponent’s side of the actant. Based on the diagrams, the main characters are motivated to make their lives better. No one intended to hurt the other person in the first place. However, being tempted by strangers made them lie and betray their partners. Therefore, truth becomes the destroyer of their connections when it comes out. Falling into temptations has made the characters further away from their object, which is love. Just like what Alice said, the only way to be out of temptation is by having ‘deep inner strength’."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library