Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathia Handayani Kamal
Abstrak :
Spun pile pada jenis fondasi elevated RC pile cap (EPC) merupakan tiang pancang beton bertulang yang berbentuk lingkaran lubang di bagian tengah yang difabrikasi secara pracetak dan prategang yang dijadikan satu kesatuang pada fondasi yang ditanam sebagian dalam tanah dengan letak pile cap yang ditinggikan dari permukaan tanah. Pada penelitian ini, diinvestigasi perilaku keruntuhan model fondasi spun pile yang berdasar dari penggabungan fondasi EPC dari eksperimen Liu et al. (2020) untuk fondasi tiang grup 1x1, 2x2, dan 2x3 pada tanah pasir dan eksperimen spun pile SPPC untuk tiang hollow dan infill. Permodelan numerikal dilakukan berdasarkan pendekatan Beam-on-Nonlinear-Wrinkler-Foundation (BNWF) melalui aplikasi Opensees, dengan tanah pasir dari eksperimen Liu et al disubstitusi menjadi tanah lempung. Diberikan variasi kuat geser tanah sebesar 20, 60, dan 100 KPa untuk mengetahui bagaimana nilai daktilitas, proses pembentukan sendi plastis, dan interaksi tanah lempung dengan masing-masing jenis tiang fondsi grup. Daktilitas yang didapat dari permodelan fondasi 1x1, 2x2, dan 2x3 untuk tiang infill secara berturut-turut adalah 3.942, 3.738, dan 3.55. Semakin besar nilai kuat geser yang digunakan maka semakin besar gaya dalam momen yang dihasilkan dan semakin cepat pula pembentukan sendi plastis, maka semakin besar kuat geser semakin tinggi lokasi sendi plastis. Untuk semua jenis model fondasi, akan terbentuk sendi plastis yang terletak pada pile head atau sambungan. Yang terbentuk sendi plastis kedua di dalam tanah hanya pada tiang SPPC02 fondasi tunggal dengan kuat geser tanah 60 KPa dan 100 KPa. Pembentukan sendi plastis pada model terbentuk di semua tiang. Untuk fondasi 2x3, walaupun momen pada leading pile dan center pile berbeda, dimana momen pada center pile lebih kecil, tetap terbentuk sendi plastis. Semakin tinggi kuat geser tanah yang digunakan, maka semakin rendah defleksi yang terjadi. Faktor P-multiplier juga mempengaruhi besar defleksi yang dihasilkan, pada nilai kuat geser tanah yang sama, semakin besar faktor p-multiplier yang diberikan pada tiang, maka akan semakin kecil nilai defleksi yang dihasilkan tiang tersebut. Pada tegangan tanah, semakin tinggi nilai kuat geser tanah maka semakin cepat perubahan elastis menjadi plastisitas pada tanah. Jenis tiang, atau lebih spesfiknya nilai p-multiplier, mempengaruhi tegangan tanah, yang mana semakin kecil nilai p-multiplier nya maka semakin kecil tegangan batasnya, namun sejalan juga dengan semakin kecil tegangan tanah yang dihasilkan tiap tiang pada model. ......Elevated RC pile cap (EPC) is a reinforced concrete pile partially buried in the ground with its pile cap high from the ground. The inelastic behavior of spun pile hollow and infill piles on 1x1, 2x2, and 2x3 EPC pile foundations is investigated. Numerical modeling is carried out based on the Beam-on-Nonlinear-Wrinkler- Foundation (BNWF) approach through Opensees. The shear strength variations (Su) of 20, 60, and 100 KPa were given to determine the ductility value, how the plastic hinges formed, and the interaction of clay with each group foundation pile. The ductility obtained from modeling the 1x1, 2x2, and 2x3 foundations for the infill piles are 3,942, 3,738, and 3.55, respectively. The greater the value of Su used, the greater the resulting moment, and the faster the formation of plastic hinges. Plastic hinges are formed at connections in all types of foundations. The higher the Su value used, the lower the deflection occurs. The greater the p-multiplier factor given to the pile, the smaller the deflection produced. The higher the Su value, the faster the soil changes to plasticity. The smaller the p-multiplier value, the smaller the limit soil stress, but in line with the smaller the soil stress produced by each pile in the model.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Imansyah
Abstrak :
Kemungkinan kejadian kegempaan di Indonesia sangat tinggi sehingga diperlukan struktur fondasi yang mampu menahan beban gempa dengan baik. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan studi pemodelan fondasi grup tiang dengan memasukkan pembebanan lateral sebagai simulasi beban gempa. Pemodelan ini memperhatikan keluaran berupa interaksi antara tiang fondasi dengan tanah pada tanah lempung. Selain itu, keluaran yang diperhatikan adalah seismic behavior berupa daktilitas dan kejadian sendi plastis yang dialami oleh tiang fondasi. Studi pemodelan dilakukan dengan mengacu pada penelitian Yuwono et al. (2020), di mana model fondasi grup tiang dibuat pada tanah lempung dengan variasi kuat geser undrained tanah 20 kPa, 40 kPa, 60 kPa, 80 kPa, dan 100 kPa. Pada penelitian ini, keluaran-keluaran yang diperhatikan mengikutsertakan pengaruh dari variasi kuat geser undrained tanah tersebut. Model tanah dan tiang dimodelkan dalam pendekatan nonlinier P-y dari Beam-on-Nonlinear-Winkler-Foundation (BNWF) melalui aplikasi OpenSees. Melalui pemodelan tersebut, dilakukan validasi penelitian terhadap model fondasi penelitian Yuwono et al. (2020)berdasarkan kurva pushover yang terbentuk. Dari penelitian ini, semakin besarnya nilai kuat geser undrained tanah maka kecenderungan nilai daktilitas lendutan semakin besar. Lalu, semakin besarnya nilai kuat geser undrained tanah juga mempercepat terjadinya sendi plastis pertama dan lebih memungkinan menghasilkan kejadian sendi plastis kedua. Nilai kuat geser undrained tanah yang semakin besar juga meningkatkan nilai gaya dalam momen bending dan aksial pada tiang-tiang fondasi. Pada penelitian ini, tidak terjadi kegagalan geser sama sekali pada seluruh tiang namun terjadi kegagalan lentur untuk lead pile pada tanah dengan kuat geser undrained tanah 100 kPa. Selain itu, terbentuk momen guling untuk fondasi grup tiang pada tanah dengan kuat geser undrained tanah 20 kPa dan 100 kPa. Adapun secara performa, nilai P-Multiplier yang semakin besar membuat peran tiang menjadi lebih besar pada sistem fondasi grup tiang dan semakin besarnya nilai kuat geser undrained tanah akan cenderung meningkatkan nilai faktor efisiensi grup. ......The possibility of earthquakes in Indonesia is very high, so a foundation structure that can withstand earthquake loads is adequately needed. Therefore, in this study, a pile group foundation modeling study was conducted by including lateral loading as a simulation of earthquake loads. This model pays attention to the output in the interactions between the foundation piles and the soil on clay soil. In addition, the output considered is seismic behavior in the form of ductility and the occurrence of plastic hinges experienced by the foundation piles. The modeling study was conducted with reference to the research of Yuwono et al. (2020), in which the pile group foundation model is made on clay soils with variations in the undrained shear strength of the soil 20 kPa, 40 kPa, 60 kPa, 80 kPa, and 100 kPa. In this study, the observed outputs include the effects of variations in the undrained shear strength of the soil. The soil and pile models were modeled in the P-y nonlinear approximation of the Beam-on-Nonlinear-Winkler-Foundation (BNWF) via the OpenSees application. Through this modeling, research validation was carried out on the research foundation model of Yuwono et al. (2020) based on the pushover curve formed. From this study, the greater the value of the undrained shear strength of the soil, the greater the tendency of the deflection ductility value. Then, the greater the value of the undrained shear strength of the soil also accelerates the occurrence of the first plastic hinge and is more likely to produce a second plastic hinge occurrence. The greater the value of the soil's undrained shear strength also increases the force's value in bending and axial moments on the foundation piles. In this study, there was no shear failure on the entire pile but flexural failure for the lead pile on the soil with an undrained shear strength of 100 kPa. In addition, the overturning moment is formed for pile group foundations on soils with undrained shear strengths of 20 kPa and 100 kPa. As for performance, the larger the P-Multiplier value, the greater the role of the pile in the pile group foundation system, and the greater the value of the undrained shear strength of the soil will tend to increase the value of the group efficiency factor.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library