Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herlina Febrianti
Abstrak :
Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang menyerang saluran pernapasan. Ketika terkena COVID-19, status pertumbuhan dan perkembangan anak dapat mengalami gangguan dan penyimpangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan status pertumbuhan dan perkembangan anak post COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang melibatkan 292 anak balita tiga bulan post COVID-19 dan hasil PCR negatif yang pernah dirawat di salah satu rumah sakit tipe A di Jakarta pada bulan Juli 2021 hingga Desember 2022. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, komorbid, tingkat keparahan, dan lama rawat dengan status pertumbuhan berat badan sesuai usia. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin, komorbid, tingkat keparahan, dan lama rawat dengan status pertumbuhan panjang atau tinggi badan sesuai usia. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin, komorbid, tingkat keparahan, dan lama rawat dengan status perkembangan. Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan status pertumbuhan berat badan sesuai usia dan panjang atau tinggi badan sesuai usia. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan status perkembangan adalah anak laki-laki yang berusia 25 hingga 36 bulan. Ada hubungan yang signifikan antara lama rawat dan komorbid dengan status perkembangan. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan status perkembangan anak yakni komorbid. Oleh karena terdapat faktor yang berhubungan dengan status pertumbuhan dan perkembangan anak post COVID-19 maka dapat dilakukan discharge planning terkait tumbuh kembang yang dapat diberikan kepada keluarga, agar keluarga tetap dapat melakukan stimulasi tumbuh kembang. Peneliti merekomendasikan bagi manajemen rumah sakit untuk melakukan optimalisasi pelaksanaan discharge planning terkait tumbuh kembang anak dan bagi dinas kesehatan untuk melakukan optimalisasi pelayanan kesehatan yang ada di komunitas, sehingga anak tetap dapat mendapatkan layanan stimulasi tumbuh kembang yang berkelanjutan setelah anak keluar dari rumah sakit. ......Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) is a disease caused by a new type of coronavirus that attacks the respiratory tract. When exposed to COVID-19, the status of a child's growth and development can experience disturbances and irregularities. This study aimed to determine the factors associated with the growth and development status of children post COVID-19. This study used a cross-sectional design involved 292 children under five who had been treated at a type A hospital in Jakarta from July 2021 to December 2022. The sample was taken using a purposive sampling technique. The results showed that there was no significant relationship between gender, comorbidities, severity, and length of stay with weight growth status according to age. There was no significant relationship between age, sex, comorbidities, severity, and length of stay with growth status in length or height according to age. There was no significant relationship between age, sex, comorbidities, severity, and length of stay with developmental status. There is a significant relationship between age and growth status of weight for age and length or height for age. The most dominant factor related to developmental status is boys aged 25 to 36 months. There is a significant relationship between length of stay and comorbidities with developmental status. The most dominant factor related to the child's developmental status is co-morbid. Because there are some factors related to the growth and development status of post-COVID-19 children, discharge planning related to growth and development can be given to families, so that families can continue to stimulate growth and development. Researchers recommend that hospital management optimize the implementation of discharge planning related to children's growth and development and for the health office to optimize health services in the community, so that children can still receive stimulation services for sustainable growth and development after the child is discharged from the hospital.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rinda Martanti Riswandi
Abstrak :
Latar belakang: Di Indonesia praktik bayi FIV telah berkembang cukup pesat di berbagai klinik dan Rumah Sakit. Namun begitu, belum ada studi terkait luaran pertumbuhan dan perkembangan pada bayi FIV. Tujuan:Mengetahui dan menganalisis profil tumbuh kembang dan hubungan luaran anak usia 0-3 tahun hasil kehamilan FIV dibandingkan hasil kehamilan alami. Metode:Studi potong lintang digunakan untuk menggambarkan data karakterstik, luaran pertumbuhan dan perkembangan, serta morbiditas. Kemudian dilakukan kohort retrospektif pertumbuhan anak sejak lahir sampai usia saat pemeriksaan pada kelompok anak usia 0-3 tahun. Hasil: Tren BB, PB/TB, dan LK antara kedua kelompok cenderung sama sampai usia 30 bulan, usia 15 bulan, dan usia 24 bulan. Uji Capute Scalesdidapatkan hasil gangguan komunikasi pada 9 anak, yaitu 3 anak FIV dan 6 anak non-FIV dengan 66,7% dan 16,7% BBLR late-preterm. Kelompok subjek hasil kehamilan FIV memiliki risiko kehamilan 2,65x multipel dengan nilai interval kepercayaan/IK 1,877-3,762 (p<0,001), risiko seksio sesarean 2,48x nilai IK 1,938-3,190 (p<0,001), 1,8x kelainan kongenital nilai IK 1,296-2,514 (p 0,061),dan risiko ASI tidak eksklusif 2,68x nilai IK1,573-4,593 (p<0,001) dibandingkan kelompok subjek hasil kehamilan alami. Regresi multivariat menunjukkan kelompok subjek FIV memiliki 39,8x risiko kehamilan multipel (p0,001) dan 5x ASI tidak eksklusif (p 0,002) dibandingkan kelompok subjek hasil kehamilan alami. Simpulan:Tren BB, PB/TB, dan LK antara kedua kelompok relatif sama sampai usia tertentu. Gangguan komunikasi cenderung lebih banyak dijumpai pada anak hasil FIV. Anak hasil FIV memiliki risiko lebih tinggi kehamilan multipel, kelahiran SC, kelainan kongenital, dan ASI eksklusif inadekuat dibandingkan anak hasil kehamilan alami. ......Background:The IVF practice has been well developed in a number of health facilities and hospitals in Indonesia. However, the growth and development in children conceived from IVF have not yet been studied. Objective:To understand and analyze the growth and development profile of children aged 0-3 years conceived through IVF method compared to spontaneous pregnancy. Methods: Cross-sectional study was conducted to describe the characteristic, growth and development profile, and morbidities data. Retrospective cohort study on growth data from birth to current age was also performed. Results:The trend of body weight, body length/height and head circumference between the two groups tend to be similar up to 30 months, 15 months, and 24 months of age. Capute Scales test depicted communication disorders in 9 children consisted of 3 IVF and 6 non-IVF children with 66.7% and 16.7%, respectively, were LBW late-preterm. Subjects with IVF had 2.65x higher risk of multiple pregnancies with CI 1.877-3.762 (p<0.001), 2.48x higher risks of SC labour 2.48x CI 1.938-3.190 (p<0.001), risks of congenital anomalies 1.8x CI 1.296-2.514 (p 0.061) and risks of inadequate breast feeding 2.68x CI 1.573-4.593 (p<0.001) than non-IVF subjects. Multivariate regression showed that IVF subjects had higher risks of multiple pregnancy 39.8x (p 0.001) and inadequate breast feeding 5x (p 0.002) than non-IVF subjects. Conclusion:The trend of body weight, body length/height and head circumference between the two groups are relatively similar up to a certain age. Communication disorders are found higher in IVF subjects. Subjects with IVF pregnancy also had higher risks of multiple pregnancies, SC labour, congenital anomalies, and inadequate breast feeding compared to non-IVF subjects.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Yunida Triana
Abstrak :
Pengalaman Ibu dalam Memberikan Stimulasi Tumbuh Kembang pada Anak yang Pernah Terinfeksi Cytomegalovirus Anak yang pernah terinfeksi Cytomegalovirus CMV dapat mengalami keterlambatan tumbuh kembang dan disabilitas. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran pengalaman ibu dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang pada anak yang pernah terinfeksi CMV. Metode penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi melalui wawancara semi terstruktur pada tujuh ibu. Penelitian ini mengidentifikasi enam tema: anak saya istimewa, konflik tiada henti, perasaan tidak menentu, berjuang agar anak normal, tidak merasa sendirian, dan optimis perkembangan anak normal. Hasil penelitian ini terhadap pelayanan keperawatan adalah perawat dapat menginisiasi pembentukan peer group bagi ibu-ibu yang memiliki anak yang pernah terinfeksi CMV.
Mothers rsquo Experience in Growth and Development Stimulation in Cytomegalovirus Infected Children A child that ever infected CMV may experience delayed growth and development, as well as disability. The purpose of this research was to obtain description the mothers rsquo experience in growth and development stimulation to a child that ever infected CMV. The research methodology was qualitative using phenomenology approach with semi structured interview to seven mothers. This research identified six themes my child is special, never ending conflict, uncertain feeling, struggling for normal child, not feeling alone and optimism the child development is normal. The result of this study on nursing care is nurses can initiate the formation of peer group for mothers who have children who have been infected with CMV.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T49274
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Retno Hayati
Abstrak :
ABSTRACT
The competence of dentist among other is to predict the dental and occlusion development in the period of growth and development and to identify dentofacial disorders in the purpose of early detection, diagnose, treatment planning, and management of malocclusion and dentofacial anomaly. Therefore, it is necessary to understand the concept of growth and development, the study involved in the dentocraniofacial growth and development, the growth pattern, the anomaly and growth development disorders, and the relevance of study dentokraniofacial growth and development in dentistry.
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The growth and development of predatory beetle Chilocorus politus Mulsant (Coleoptera: Coccinellidae) feeding on scale insect Coccus viridis Green (Homoptera: Coccidae) was studied in the Biological Control Laboratory, Faculty of Agriculture, Gadjah Mada University, from August 2004 until March 2005. Eggs of C. politus were collected from the predator generation that formerly feeding on coconut-palm scale-insect (Aspidiotus destructor Signoret (Homoptera: Diaspididae)). Upon hatching, the newly first instars of the predator were then cultured on alive C. viridis that were collected from shoots and leaves of coffee. The larvae were allowed to grow and develop into adults
580 AGR 19 (1-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Sofwanhadi
Abstrak :
A study of a new parameter of human growth and development was conducted. The percentage of the height of body gravity center to the stature in supine position was measured in males and females during the period of pre-puberty (l995), young and adult puberties (1995 and 1997) and male adults (1995). The parameters measured were weight, stature and the height of the gravity center. Data were calculated in obtaining arithmetic means, standard deviations of all parameters and the percentage of gravity point height to stature. The percentages of male and female means, as well as standard deviations, were compared statistically. It was shown that in the pre-puberty group the location of the gravity center to stature was the same in percentage in males compared to females, whereas in the adult group (1987, 1995) a higher percentage was found in males. Among males (1995) differences were found in the percentages, which might have been caused by differences of body typology; the mesomorphic type showed the highest percentage, the endomorphic type showed the lowest, whereas the ectomorphic type it was in between.
Depok: Faculty of Medicine University of Indonesia, 2001
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Silmiyanti Zurlen
Abstrak :
Era globalisasi melanda dunia yang telah dimulai pada tahun 1973 dengan adanya embargo minyak oleh Timur tengah terhadap negara-negara Barat, telah memaksa dunia untuk mencari wilayah di belahan dunia lain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi (Sunardi, 1997). Mulailah kerjasama antar negara makin mengglobal, batas-batas negara mulai samar, kepentingan ekonomi menjadi motor penggerak di tiap penjuru dunia. Ciri dari globalisasi ini makin menguat ketika secara perlahan perang dingin berakhir dengan pecahnya negara Uni Sovyet akibat Glasnost dan Perestroika yang memberikan indikasi, bahwa dunia akan berubah secara global dan drastis. Kecenderungan duniapun berubah kepada bentuk kerjasama regional berdasarkan kedekatan geografi (memiliki wilayah strategis). Kecenderungan beberapa dekade terakhir memperlihatkan semakin banyaknya terbentuk blok-blok kerjasama ekonomi regional sebagai bentuk adanya interdependensi antar negaranegara di dunia. Hal ini tak luput melanda kawasan Asia Tenggara, dalam hal ini adalah negara-negara ASEAN yang dibentuk karena adanya kedekatan geografis dalam satu kawasan (Ibid). Pembentukan regionalisasi ini umumnya didorong kondisi ekonomi negara di kawasan tersebut yang semakin berhubungan erat, satu sama lainnya. Melalui pembentukan kerjasama regional tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan kegiatan perdagangan dan investasi diantara sesama negara anggota (Hendra Esmara, 1994: 67). Gagasan wilayah segitiga pertumbuhan (growth triangle) telah dipromosikan sebagai suatu model kerjasama ekonomi di lingkungan ASEAN, yang melibatkan baik sektor swasta maupun pemerintah dari beberapa negara ASEAN. Seperti gagasan kerjasama ekonomi ASEAN, dasar manfaat segitiga pertumbuhan perlu didapatkan pada komplementaris masing-masing pihak, yang karenanya dalam proses akan diperoleh manfaat dari spesialisasi dan produksi dengan skala ekonomis. Salah satu konsep segitiga pertumbuhan yang dianggap sukses hingga kini adalah kerjasama wilayah SIJORI. Konsep segitiga pertumbuhan yang dilontarkan pada bulan Desember 1989 oleh wakil I PM Singapura Goh Chok Tong, yang meliputi tiga wilayah di tiga negara ASEAN, yaitu Singapura, Johor (Malaysia) dan Riau (Indonesia) telah menimbulkan sambutan dari berbagai kalangan. Adapun pemikiran tersebut terlihat dari adanya hubungan ekonomi antara Pulau Batam dan Singapura yang secara geografi saling berdekatan. Pembangunan Pulau Batam yang telah dilakukan sejak tahun 1970 yang pada prinsipnya merupakan upaya untuk mengembangkan wawasan strategis dalam rangka?.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indera
Abstrak :
Pembangunan infrastruktur kereta api di Sumatera Timur merupakan jawaban dalam rangka memenuhi kebutuhan pemerintah kolonial Belanda untuk eksploitasi komoditas ekspor yang tumbuh pesat. Tantangan ini dapat dipenuhi DELI SPOORWEG MAATSCHAPPIJ (DSM) yang memberi arti mampu mengimbangi laju pertumbuhan ekonomi perkebunan swasta. Hal ini didukung pendapat JACOBUS WEISFELT, bahwa DSM telah menyumbangkan dasar pembangunan ekonomi wilayah pantai timur Sumatera. THEE KIAN WIE, menyatakan keberhasilan kegiatan-kegiatan industri perkebunan di Sumatera Timur berlandaskan pada pembangunan sistem jalan kereta api. KARL.J.PELZER, menyebutkan pembangunan jalan rel kereta api mempunyai dampak yang luar biasa pada pola pemukiman kota sehingga muncul kota-kota perdagangan. TSUYOSHI KATO, melihat salah satu aspek perubahan kehidupan masyarakat karena pembangunan sistem transportasi kereta api. Sehingga transportasi kereta api memiliki akses terhadap industri perkebunan, pertambangan, perdagangan, dan hubungan masyarakat kota dan desa. Faktor-faktor apa yang menyebabkan DSM (1883-1940) dapat tumbuh dan berkembang ? Suatu perusahaan akan tumbuh dan berkembang karena mengarah pada kekuatan monopoli, kerjasama vertikal, diversifikasi usaha yang dilakukan dengan keseimbangan terus menerus. Berdasarkan penelitian dengan pengukuran empiris kuantitatif, maka dapat diuji dan terbukti bahwa kekuatan sistem monopoli merupakan cara yang sangat menguntungkan bagi perusahaan yang tidak ada persaingan. Kerjasama vertikal memiliki arti akan tanggungjawab hanya ada pada garis lurus dari bawah ke atas. Diversifikasi usaha merupakan tindakan tepat dalam sistem manajemen perusahaan melalui pengelolaan jaringan telepon, pembangunan fasilitas perumahan dan sistem sewa gudang. Pertumbuhan dan perkembangan DSM di Sumatera Timur, terbukti dengan realisasi pembangunan jaringan rel kereta api sepanjang 553,254 km yang mampu menjangkau 79 kota-kota kecil yang sebagian telah berubah menjadi kota-kota perdagangan. Angkutan kereta api merupakan sarana yang paling efektif untuk mempertemukan antara produsen dan konsumen, tentu terkait dalam arus permintaan dan penawaran.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T3272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>