Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Kementerian Luar Negeri RI, 2017
327.1 IND k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Damiana Iki
Abstrak :
ABSTRAK
Tugas akhir ini membahas mengenai order group simetri dari suatu bangun yang beraturan pada bangun berdimensi dua dan tiga, untuk bangun yang berdimensi tiga hanya akan dibahas order group rotasi proper dari tetrahedron dan octahedron. Selain itu dibahas pula mengenai representasi tak terreduksi dan karakter dari pada elemen group berhingga S3 dan S4 serta matriks unitary digunakan sebagai representasi tak terreduksinya, sedangkan untuk menentukan dimensi representasi tak terreduksi setiap elemen group berhingga S3 dan S4 digunakan diagram Young standar.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Corey, Marianne Schneider
Belmont: Thomson/Brooks/Cole, 2006
150 COR g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Weyl, Hermann
[Place of publication not identified]: Dover, [Date of publication not identified]
512.86 WEY t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ayres, Frank, 1901-1994
Singapore: McGraw-Hill, 1982
512.943 4 Ayr s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ayres, Frank, 1901-1994
Singapore: McGraw-Hill, 1986
512.943 4 AYR s (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lie Hendri Lukita
Abstrak :
Salah satu masalah dasar dalam topologi adalah menentukan apakah dua ruang topologi saling homeomorfik atau tidak. Secara intuisi dua ruang dikatakan homeomorfik jika ruang yang satu dapat diubah menjadi ruang yang lain tanpa dipotong atau ditempel, sedangkan secara matematis adalah dengan menunjukkan terdapat homeomorfisma antara keduanya. Untuk menunjukkan dua ruang tidak homeomorfik dilakukan dengan menunjukkan terdapat sifat topologi yang berlaku pada satu ruang tapi tak berlaku pada ruang lainnya. Kulit bola, torus, bidang proyeksi dan figure eight adalah ruang-ruang topologi yang jika dilihat dari bentuknya dapat dikatakan tidak homeomorfik tetapi secara matematis sulit untuk menunjukkan ruang-ruang ini tidak homeomorfik karena keempat ruang ini mempuyai banyak sekali sifat topologi yang sama. Karena itu akan digunakan perbedaan sifat grup fundamental dari masing masing ruang untuk menunjukan bahwa keempat ruang ini tidak homeomorfik, jika grup fundamental dari kulit bola, torus, bidang proyeksi dan figure eight tidak isomorfik, maka keempat ruang tersebut tidak homeomorfik. Akan dicari sifat grup fundamental dari masingmasing ruang, kemudian akan ditunjukkan bahwa sifat grup fundamental dari masing-masing ruang tersebut tidak isomorfik.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S27755
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stanley
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti secara empiris apakah grup bisnis lebih umum melakukan manajemen laba dibanding perusahaan non grup. Penelitian ini juga menguji apakah agresivitas pajak berpengaruh dalam kecenderungan grup bisnis melakukan manajemen laba. Perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan manufaktur Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2014. Hasil penelitian menunjukkan perusahaan grup bisnis tidak terbukti lebih umum melakukan manajemen laba dibanding perusahaan non grup. Agresivitas pajak terbukti memperkuat pengaruh grup bisnis terhadap manajemen laba dengan tujuan menaikkan laba (income increasing). Hal ini berarti perusahaan grup bisnis dengan agresivitas pajak tinggi juga melakukan manajemen laba income increasing.
ABSTRAK
The aim of this research is to research empirically whether business group manage earnings more prevalent than non-group business. This research also examine whether tax aggressiveness has effect to the prevalence of business group doing earning management. The sample of this research is Indonesian manufacture firms which listed in Indonesian Stock Exchange for the year 2013-2014. The result of this research show that business group does not proven to be more prevalent manage earnings than non-group business. On the other hand, tax aggressiveness is proven strengthening the effect of business group to manage earning which is income increasing earning management. These findings indicate that business group which have high tax aggressiveness also manage their earnings upward.
2016
S65031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trysa Agustia Arifin
Abstrak :
ABSTRAK
Penyertaan Pada Pertanggungjawaban Pidana Grup Korporasi Berdasarkan Pasal 6 Perma No. 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penanganan Tindak Pidana Korporasi Studi Putusan No. 2239 K/Pid.Sus/2012 a.n. Terdakwa Suwir Laut Trysa Agustia Arifin, Surastini FitriasihIlmu Hukum, Fakultas Hukumtrysaagustiaarifin@gmail.com AbstrakSeiring dengan perkembangan jaman dan pertumbuhan ekonomi, ada kalanya suatu tindak pidana dilakukan oleh lebih dari satu korporasi yang tergabung dalam kesatuan grup perusahaan. Hal inilah yang memicu dibuatnya Pasal 6 Perma No. 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penanganan Tindak Pidana Korporasi yang mengatur tentang pertanggungjawaban grup korporasi. Skripsi ini mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang konsep penyertaan dalam pertanggungjawaban pidana grup korporasi serta penerapannya dalam Putusan Mahkamah Agung No. 2239 K/Pid.Sus/2012 yang melibatkan Perusahaan Grup Asian Agri. Skripsi ini menjelaskan teori-teori pertanggungjawaban korporasi, grup korporasi, dan penyertaan dalam hukum pidana. Berdasarkan teori-teori dasar tersebut, skripsi ini kritis menganalisis konstruksi penyertaan jika diterapkan dalam tindak pidana yang dilakukan oleh lebih dari satu korporasi yang tergabung dalam kesatuan grup atau hubungan lainnya. Dan diketahui bahwa pertama harus dibuktikan bahwa korporasi melalui agennya telah melakukan tindak pidana yang pemidanaannya dapat dibebankan kepada korporasi. Selanjutnya, ditentukan apa peran masing-masing perusahaan dalam kaitannya dengan ruang lingkup penyertaan. Diterapkan dalam analisis Putusan Mahkamah Agung No. 2239 K/Pid.Sus/2012, diketahui bahwa agar penegakkan hukum dalam bidang pertanggungjawaban grup korporasi dapat berlangsung secara efektif, tidak cukup hanya dengan ketentuan hukum formil sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Pema No. 13 Tahun 2016. Tetapi juga harus ada ketentuan undang-undang yang mengakomodir ketentuan hukum materiil mengenai pertanggungjawaban pidana korporasi atas tindak pidana tertentu. Skripsi ini menyarankan dua saran utama, yaitu pertama pembuat Undang-Undang harus secara selaras mengatur ketentuan tentang pertanggungjawaban korporasi dalam tindak pidana tertentu yang dapat dilakukan oleh korporasi. Kedua, penegak hukum harus lebih berani dalam mendakwakan lebih dari satu korporasi dalam satu dakwaan apabila memang dapat dibuktikan adanya penyertaan pada tindak pidana grup korporasi.
ABSTRACT
Complicity in Corporate Criminal Liability According to Article 6 of Perma 13 2016 Case Study of Suwir Laut, 2239 K Pid.Sus 2012 AbstractArticle 6 of Perma 13 2016 stipulates a provision regarding complicity in group corporation criminal liability. However the article itself does not provide a further guidance on how this liability concept should be applied. This thesis is intended to answer such gap left by the Article and how it is supposed to be applied in the decision of Indonesian Supreme Court No. 2239 K Pid.Sus 2012 which involves group corporation named Asian Agri Group and its tax manager, Suwir Laut. In the substance, this thesis explains legal theories with regards to corporate criminal liability, group corporation, and complicity. In accordance with such theories, this thesis further analyse the construction of complicity applied in a case where a crime committed by more than one corporation bound by group relation. It is then acknowledged that there at least two steps that need to be taken, first the conduct of corporate agent could be attributed to the corporation being concerned. Second, each of corporation should be assessed what are their part in commission of the crime. Such steps could not be squarely applied in the case of Suwir Laut because in that case the crime committed by the defendant and the group corporation was not regulated as crime that could be committed by corporation. It is therefore, in order to apply procedural rules regarding group corporate criminal liability, the legislatives must provide a regulation which stipulates that certain crime could be committed by a corporation. Once there are such regulations, the law enforcement officers shall be confident to indict several corporation bound by group relation because it is just and necessary.
2017
S69530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>