Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galih Mahardika
"ABSTRAK
Tulisan ini membahas mengenai dinamika salah satu organisasi mahasiswa di Indonesia, yaitu Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia atau CGMI pada kurun 1956 ndash; 1965. Dinamika tersebut diharapkan dapat memberi manfaat untuk menelusuri sejarah pergerakan mahasiswa yang terjadi pada masa transisi Demokrasi liberal hingga akhir Demokrasi Terpimpin. Selain itu, diharapkan dapat mengetahui proses terbentuknya CGMI dan dinamika yang terjadi dengan HMI. Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini antara lain menunjukkan bahwa, pada awal didirikannya CGMI didasarkan pada persamaan sikap tiga organisasi lokal mahasiswa, yaitu CMJ, CMB, dan GMIB yang menolak inisiasi dalam perguruan tinggi. Pada tahun 1964, CGMI berafiliasi PKI. Terjadinya peristiwa G30S berakibat dengan dibubarkannya CGMI.

ABSTRACT
This paper discusses the dynamics of one of the student organizations in Indonesia, the Concentration of Indonesian Student Movement or CGMI in the period 1956 1965. The dynamics are expected to provide benefits to trace the history of student movements that occurred during the transition of Liberal democracy until the end of Guided Democracy. In addition, it is expected to know the process of CGMI change, from student local organizations to national level organizations as well as the dynamics that occur with HMI due to ideological differences. The method used in this paper uses historical methods consisting of heuristics, criticism, interpretation and historiography. The results of this study, show that, at the beginning of the establishment of CGMI is based on the similarities of attitudes of three local student organizations, namely CMJ, CMB, and GMIB who refused initiation in universities. In 1964, CGMI was affiliated with PKI. The occurrence of G30S events resulted in the disbandment of CGMI."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eza Ivan Amrullah
"Artikel ini membahas dinamika hubungan Indonesia – Korea Utara sepanjang tahun 1960 hingga tahun 1967. Hubungan bilateral tersebut secara perlahan terjalin dengan erat dan bisa dikatakan masa ini merupakan masa keemasan hubungan kedua negara. Hubungan ini terjalin sebagai kesamaan kepentingan Indonesia dengan Korea Utara yang berujung dengan kesamaan pandangan dalam kebijakan luar negerinya dan tidak menyinggung kepentingan masing-masing. Indonesia pada saat itu mencari dukungan terhadap ‘Konfrontasi’ dengan Malaysia, sedangkan Korea Utara mencari dukungan untuk menyatukan Semenanjung Korea secara penuh di bawah kepemimpinannya. Penulis ingin melengkapi penulisan hubungan kedua negara yang berfokus pada tahun 1960 hingga 1967 yang merupakan masa Demokrasi Terpimpin dan diharapkan dapat menjadi terobosan dan pondasi awal dalam menulis hubungan Indonesia – Korea Utara pada penelitian berikutnya. Dalam penelitian yang penulis temukan, dalam kasus Indonesia dan Korea Utara ditemukan bahwa hubungan kedua negara secara perlahan saling memberi dukungan dalam kebijakan luar negerinya, yang pada perjalanannya memiliki kesamaan visi sehingga sangat menarik untuk dikaji faktor pemicu hubungan bilateral kedua negara tersebut. Penelitian artikel ini menggunakan metode sejarah terbagi menjadi empat tahap, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Dalam artikel ini, sumber yang digunakan berupa arsip, surat kabar, buku, dan jurnal.

This article discusses about Indonesia-North Korea relations from 1960 to 1967. Their bilateral relation are getting closer and this period is the golden age of relations between the two countries. The two countries relation established as a common interest between Indonesia and North Korea which leads to same common view in their foreign policy and does not offend each other's interests. Indonesia at that time sought support for the 'Confrontation' with Malaysia, while North Korea sought support for a full unification within the Korean Peninsula under his leadership. I want to fulfill the article of relations between the two countries that focused on 1960 to 1967 which is the period of Guided Democracy and expected to be a breakthrough and foundation for Indonesia-North Korea relations in the next research. In this research, I found that the relationship between the two countries slowly supported each other in their foreign policy, which along the way had the same vision and fascinating to deep research the factors that triggered the bilateral relations between the two countries. This article research using the historical method is divided into four stages, namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. In this article, the sources used are archives, newspapers, books, and journals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mahadewi Putri Sutisna
"Artikel ini membahas mengenai pandangan majalah Star Weekly mengenai kebijakan Pembangunan Nasional Semesta Berencana. Metode penulisan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Metode lain yang digunakan adalah analisa isi untuk menganalisis artikel berita dari Star Weekly dalam artikel ini. Dalam melakukan tahap heuristik, sumber penulisan didapat dari arsip majalah Star Weekly yang tersedia serta berbagai buku dan artikel jurnal sebagai sumber sekunder. Majalah Star Weekly merupakan salah satu majalah paling terkemuka di kalangan Tionghoa Peranakan. Diterbitkan secara mingguan oleh Keng Po, Star Weekly diedarkan secara luas di Jakarta dengan P. K. Ojong sebagai pemimpin redaksi terakhir. Majalah Star Weekly membahas topik yang luas termasuk analisis politik, berita internasional, isu sosial, sampai tips terkait aktivitas sehari-hari. Memasuki tahun 1961, seiring dengan dijalankannya kebijakan pembangunan nasional secara besar-besaran oleh pemerintah era Demokrasi Terpimpin, Star Weekly melakukan peliputan rutin terhadap kebijakan tersebut dalam kurun waktu satu tahun. Star Weekly membawakan pemberitaan mengenai pembangunan nasional ini dengan sikap yang mendukung, khususnya mengenai pembangunan kota Jakarta dan usaha sensus penduduk. Pandangan Star Weekly yang penuh mendukung program pembangunan nasional ini merupakan bagian dari perubahan Star Weekly untuk bertahan. Usaha bertahan ini membuat Star Weekly lebih mengedepankan tulisan-tulisan yang bersifat informatif dan mendidik, termasuk dalam cara mereka menyajikan liputan perkembangan pembangunan nasional. Walau sudah mengganti strategi penyajian isi, Star Weekly tetap dibredel tahun 1961.
This article discusses about Star Weekly’s perspective regarding Indonesia’s Eight-year National Development Plan. This research applies the historical method which consists of heuristics, verification, interpretation and historiography. The content analysis method to analyse various news article from Star Weekly in this article. For the heuristics phase, primary sources were obtained from Star Weekly’s archive along with various books, articles as secondary sources. Star Weekly magazine was one of the leading magazine among the Chinese-Indonesian community. Published weekly by Keng Po, Star Weekly was distributed widely in Jakarta with P.K. Ojong as the last editor in chief. Star Weekly covered various topics including political analysis, international news coverage, and daily lifestyle tips. Entering 1961, the year of guided democracy era of Indonesia, the government enacted a full-scale national development plan. Star Weekly covered the topic regularly in a span of one year. Star Weekly presented reports about the national development in a supporting manner, particularly concerned on Jakarta’s development and population census efforts. Star Weekly’s support on the national development was one of the shift initiated by P.K. Ojong to survive the press oppression of the guided democracy era. This survival method caused Star Weekly to feature more informative and educational articles, also apparent in their writings about the national development plan. Star Weekly’s effort by changing their presentation strategy and obeying the press policy ended in vain as they got banned in 1961."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library