Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silma Kaaffah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian terkait evaluasi perilaku berobat penderita diabetes melitus (DM) tipe 2 terhadap penurunan parameter glikemik di Indonesia dengan big data skala nasional masih sangat terbatas. Tujuan penelitia mengevaluasi perilaku berobat penderita DM tipe 2 terhadap penurunan parameter glikemik ( kadar gula darah puasa (GDP) dan gula darah 2 jam pasca pembebanan (GDPP)). Metode penelitian kohor retrospektif menggunakan subset data sekunder Studi Kohor Bogor dengan membandingkan proporsi kelompok perilaku berobat dan kelompok perilaku tidak berobat terhadap penurunan parameter glikemik. Pengambilan subset data bulan Agustus 2019, didapatkan sampel responden dengan pemantauan 4 tahun, kelompok berobat 62 dan kelompok tidak berobat 105 responden. Hasil penelitian, proporsi penurunan parameter glikemik  kelompok berobat lebih besar (GDP 80,6% dan GD2PP 90,3%) dibandingkan kelompok tidak berobat (GDP 42,0% dan GD2PP 67,3%). Terdapat perbedaan signifikan penurunan kadar GDP dan GDPP kelompok berobat dan tidak berobat (nilai p <0,05). Perilaku berobat meningkatkan kejadian penurunan kadar GDP selama 4 tahun sebesar 3,304 kali dibandingkan perilaku tidak berobat, setelah dikontrol oleh variabel penurunan kadar LDL dan penggunaan obat tablet. Perilaku berobat meningkatkan kejadian penurunan kadar GDPP selama 4 tahun sebesar 3,064 kali dibandingkan perilaku tidak berobat, setelah dikontrol oleh variabel penggunaan obat tablet, penurunan kadar LDL dan aktifitas fisik yang cukup.
ABSTRACT
Research related to the evaluation of the treatment behavior of people with diabetes mellitus (DM) type 2 on the decrease in glycemic parameters in Indonesia with a national big data scale is still very limited. The purpose of this study is to evaluate the treatment behavior of patients with type 2 diabetes against glycemic parameters (fasting plasma glucose  (FPG) and post prandial glucose (PPG)). The retrospective cohort study method uses a secondary data subset of the Bogor Cohort Study by comparing the proportions of the treatment behavior group and the non-treatment behavior group to decrease glycemic parameters. Taking a subset of data in August 2019, obtained a sample of respondents with 4 years of monitoring, 62 treatment groups and 105 respondent non-treatment groups. The results of the study, the proportion of the decrease in glycemic parameters of the treatment group was greater (FPG 80.6% and PPG 90.3%) compared to the group without treatment (FPG 42.0% and PPG 67.3%). There was a significant difference in the decrease in levels of FPG and PPG in the treatment and non-treatment groups (p value <0.05). Behavior of treatment increases the incidence of decreasing levels of GDP for 4 years by 3,304 times compared to non-treatment behavior, after being controlled by the variable decrease in LDL levels and the use of tablet drugs. Behavior of treatment increases the incidence of decreasing levels of GDPP for 4 years by 3.064 times compared to the behavior of no treatment, after being controlled by the variable drug use of tablets, decreased levels of LDL and sufficient physical activity.
2019
T54834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Setiawan Ananta Putera
Abstrak :
Gula darah puasa yang tidak normal merupakan suatu masalah yang serius dan dapat berujung ke penyakit Diabetes Mellitus. Penyakit ini sering ditemukan di Indonesia dan masih dibutuhkan sebuah metode untuk menilai risiko seseorang terkena Diabetes Mellitus yang cepat akurat dan mudah untuk dilakukan sehingga peneliti ingin mencari tahu apakah pengukuran persentase lemak tubuh menggunakan skinfold method memiliki hubungan dengan gula darah puasa. Pengambilan data berlangsung dari periode Juli 2018 hingga Agustus 2018. Kriteria inklusi mencakup responden-responden berumur 19-50 tahun yang secara sukarela mengikuti penelitian ini dan berasal dari sekitar Jakarta. Kriteria eksklusi mencakup perempuan yang sedang hamil, menyusui, dan menstruasi serta seluruh subjek yang sedang sakit atau sedang meminum obat rutin. Dari kriteria tersebut, didapatkan responden total dimana 126 orang dianalisis dari jumlah total sebanyak 277 orang. Sisa 151 responden tidak dianalisis karena tidak memiliki data lengkap untuk skinfold, gula darah puasa, dan asupan nutrisi. Hasil analisis ditemukan bahwa persentase lemak tubuh yang diukur berkorelasi positif secara tidak signifikan dan lemah p=0,064, r=0,165. Setelah dianalisis lebih lanjut dan dilakukan penyesuaian terhadap usia, asupan karbohidrat dan kalori, serta jenis kelamin, ditemukan bahwa persentase lemak tubuh berhubungan secara signifikan sebesar 9,7 % terhadap gula darah puasa p=0,005, Adjusted b=0,542, 95 % CI=-0,167-0,917. Bila disimpulkan, terdapat hubungan yang bermakna antara persentase lemak tubuh dengan gula darah puasa namun diperlukan penelitian lanjut menggunakan ukuran sampel yang lebih besar sebelum dapat digunakan secara luas sebagai metode skrining gula darah puasa tidak normal. ...... Abnormal fasting blood glucose is one of the serious medical problems faced upon us that can lead to Diabetes Mellitus. This disease could be found commonly in Indonesia and it is still needed a fast, accurate, and easy to use method of to find the risk of someone having diabetes mellitus hence the author wanted to know whether measuring body fat percentage using skinfold thickness as a screening method is viable for predicting fasting blood glucose. Data is gathered starting from July 2018 until August 2018. Inclusion criterias are defined as volunteers with age ranged from 19-50 years old and are from Jakarta which mostly came from East Jakarta. Exclusion criteria includes women that are having their period, pregnant, or breastfeeding. Volunteers that are sick or taking routine medications are also excluded. The results were 126 people that are accepted for data analysis out of a total of 277 people. The rest of the volunteers were not analysed since they didnt account for the inclusion and exclusion criteria and some of them also didnt have data for either skinfold, fasting blood sugar, nor nutritional intake. Results shows that a borderly significant positive correlation is present between body fat percentage and fasting blood glucose p=0.064, r=0.165. Further analysis and adjustments show that body fat percentage affects fasting blood glucose by 9.7 % when confounding variables were not accounted p=0.005, Adjusted b=0.542, 95 % CI=-0.167-0.917. Hence, it is found that an increase in body fat percentage may increase an amount of fasting blood glucose after adjustment for calorie and carbohydrate intake. Despite this result, a study with a larger sample size must be done before body fat percentage can be used as a comparative scale against fasting blood glucose.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eksap Nurhati Ulfah
Abstrak :
Ekstrak akar kelembak mengandung senyawa stilben yang dinamakan rhaponticin dan rhapontigenin. Senyawa stilben ini bekerja sebagai agonis PPAR-? yang diduga dapat memperbaiki metabolisme lemak dan glukosa pada wanita menopause. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek peningkatan kadar adiponektin dan penurunan gula darah puasa serta penghambatan penebalan dinding intima-media aorta pada wanita menopause dari ekstrak etanol 70% akar kelembak pada tikus betina yang diovariektomi. Dalam penelitian, 30 ekor tikus betina diovariektomi dan 6 ekor tikus betina dilakukan pembedahan tanpa ovariektomi. Tikus-tikus tersebut kemudian dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok 1 adalah kontrol negatif yang mendapatkan CMC 0,5%, kelompok 2 sebagai kontrol positif mendapatkan Tamoksifen Sitrat dengan dosis 0,4 mg/200 g BB tikus, kelompok 3, 4, dan 5 adalah kelompok yang mendapatkan ekstrak etanol 70% akar tanaman kelembak dengan dosis berturut-turut 7 ; 35; dan 175 mg/200 g BB tikus yang disuspensikan dalam CMC 0,5%, dan kelompok 6 sebagai kelompok sham diberikan CMC 0,5%. Pemberian perlakuan dimulai pada hari ke-21 pascaovariektomi selama 28 hari. Setelah perlakuan, tikus diambil sampel darah untuk pemeriksaan kadar adiponektin dan gula darah , kemudian dikorbankan untuk diukur berat uterusnya dan aorta. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol 70% akar tanaman kelembak dapat meningkatkan kadar adiponektin, dan menghambat penebalan lapisan intima-media aorta tapi tidak menurunkan gula darah puasa pada tikus yang diovariektomi. ......Rhubarb root extract contains compound stilbene called rhaponticin and rhapontigenin. Stilbene compound works as an agonist of PPAR-? were allegedly can improve metabolism of lipid and glucose in postmenopausal women. This study aims to determine the effect of 70% ethanol extract of rhubarb root on increased levels of adiponectin and decreased fasting blood sugar as well as inhibition of intima-media thickening of the wall of the aorta in ovariectomized female rats. In the study, 30 female rats were ovariectomized and 6 female mice performed surgery without ovariectomy. The mice were then divided into 6 groups. Group 1 is a negative control group who received 0.5% CMC, group 2 as a positive control group get Tamoxifen Citrate at a dose of 0.4 mg / 200 g BB rats, groups 3, 4, and 5 is the group receiving the 70% ethanol extract of the roots of plants rhubarb with successive doses of 7; 35; and 175 mg / 200 g BW mice that were suspended in 0.5% CMC, and 6 groups as sham group given 0.5% CMC. Provision of treatment started on day 21 pascaovariektomi for 28 days. After the treatment, the rats were taken blood samples for examination adiponectin levels and blood sugar, then sacrificed to measure weight uterus and aorta. This study showed that administration of 70% ethanol extract of rhubarb plant roots can increase adiponectin levels, and inhibiting the thickening of the intima-media layers of the aorta but not lower fasting blood sugar in ovariectomized rats.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ramadhan
Abstrak :
ABSTRAK
Infeksi soil-transmitted helminths STH dengan prevalensi terbanyak Ascaris, diketahui dapat menstimulasi aktivasi Th-2 untuk menghasilkan sitokin yang dapat mengaktivasi IgE dan sel T regulator yang menekan inflamasi kronik tubuh. Hal ini diduga dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit akibat inflamasi kronik, salah satunya diabetes melitus DM . Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara infeksi STH yang ditandai dengan kehadiran antibodi IgE total dan spesifik dengan parameter metabolik berupa kadar glukosa darah puasa GDP dan setelah tes toleransi glukosa oral TTGO . Partisipan dari penelitian potong lintang cross section ini adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas di 3 desa di Nangapanda daerah endemik infeksi STH yang berjumlah 298 partisipan. Kadar antibodi IgE merupakan hasil pengukuran ELISA sedangkan, kadar gula darah yang diukur menggunakan glukometer di darah kapiler merupakan data sekunder penelitian SUGARSPIN. Ditemukan hubungan negatif sangat lemah antara kadar IgE total dengan kadar TTGO rs=-0.197, p=0.001 . Sementara itu, tidak ditemukan hubungan antara kadar IgE total dengan kadar GDP, serta IgE spesifik dengan kadar GDP dan TTGO. Dari penelitian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar IgE total akan diikuti oleh penurunan kadar TTGO yang menggambarkan toleransi glukosa yang semakin baik.
ABSTRACT
Soil transmitted helminths infection, whichthe most prevalent is Ascaris, is known with its capability to stimulate the activation of Th 2 to produce cytokines which can activate IgE and T reg resulting in suppression of chronic inflammation response. This may reduce the risk of diseases due to chronic inflammation, such as diabetes mellitus DM . Total and Specific Ascaris IgE level together with fasting blood glucose and oral glucose tolerance test level, are used as a study parameter. The aim of the study is to find out the relationship between STH infection, marked by total IgE and IgE specific level, and metabolic parameter, which is fasting blood glucose FBG and blood glucose after oral glucose tolerance test OGTT . Participants from this cross sectional study is population aged 15 years old and above, living in 3 villages in Nangapanda endemic for STH with total population 298. IgE level was the result of ELISA done in Leiden University while the blood glucose level, which is measured by glucometer from capillary blood, is a secondary data from SUGARSPIN study. Very weak negative association was found between total IgE level and OGTT level rs 0.197, dan p 0.001 meanwhile, no other association was found between dependent and independent variables. From this study, it can be concluded that the increased level of total IgE may lower OGTT level, which representate a better blood glucose tolerance.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhif Wiratara Wibowo
Abstrak :
Latar belakang: Diabetes Melitus hingga saat ini masih menjadi masalah global, termasuk di Indonesia. DM mampu menyebabkan komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular, yang salah satunya adalah diabetik nefropati. Berbagai faktor dapat mempengaruhi perkembangan penyakit dari diabetes melitus menjadi diabetik nefropati, salah satunya adalah lingkungan tempat tinggal. Masyarakat yang tinggal di kampung kota memiliki keterbatasan untuk mengakses fasilitas kesehatan serta memiliki kesadaran yang rendah atas akibat dari penyakit kronis. Diduga, terdapat peningkatan risiko hiperglikemia yang berhubungan dengan diabetik nefropati. Oleh karena itu, kami melakukan studi yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara hiperglikemia dan penanda fungsi ginjal pada subjek dewasa yang tinggal di Kampung Kota Jakarta-Tangerang. Metode: Studi ini menggunakan data sekunder dengan desain cross-sectional pada subjek di atas umur 30 tahun di 4 wilayah Kampung Kota Jakarta-Tangerang tahun 2019-2020. Lalu, subjek disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi untuk selanjutnya dinilai kadar gula darah menggunakan gula darah puasa (GDP) dan HbA1c, serta penanda fungsi ginjal dengan eGFR (estimated glomerular filtration rate). Hasil: Dari 220 subjek dewasa, 15 subjek (6,8%) berdasarkan gula darah puasa (GDP≥126 mg/dL) dan 26 subjek (11,8%) berdasarkan HbA1c (HbA1c ≥6,5%) digolongkan sebagai hiperglikemia. Sebanyak 12 subjek (5,5%) mengalami penurunan fungsi ginjal. Hasil uji statistik menjelaskan adanya hubungan bermakna antara GDP dan eGFR (p =0,005, OR= 8,955 , 95% CI=2,333 – 34,372). Namun, tidak terdapat hubungan bermakna antara HbA1c dan eGFR (p=0,156, OR=0, 156, 95% CI=0,677 – 10,621). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara hiperglikemia yang ditentukan berdasarkan kadar glukosa darah puasa, tetapi tidak pada HbA1c, dengan penanda fungsi ginjal pada subjek dewasa yang tinggal di kawasan kampung kota. ......Introduction: Diabetes Mellitus is still a global problem, including in Indonesia. DM can cause microvascular and macrovascular complications, one of which is diabetic nephropathy. Various factors can affect the development of the disease from diabetes mellitus to diabetic nephropathy, one of which is the living environment. People living in urban kampung have limited access to health facilities and have low awareness of the consequences of chronic diseases. Presumably, there is an increased risk of hyperglycaemia associated with diabetic nephropathy. Therefore, we conducted a study aimed at studying the association between hyperglycaemia and markers of renal function in adult subjects living in Urban Kampung Jakarta-Tangerang. Method: This study used secondary data with a cross-sectional design on subjects over the age of 30 years in the urban kampung area of Jakarta and Tangerang in 2019-2020. Then, subjects were selected using predetermined inclusion and exclusion criteria. Eligible subjects were further assessed for blood sugar levels using fasting blood sugar (FPG) and HbA1c, as well as kidney function markers eGFR (estimated glomerular filtration rate). Result: : From 220 subjects whose data were obtained, 15 subjects (6.8%) based on fasting blood sugar (GDP≥126 mg/dL) and 26 subjects (11.8%) based on HbA1c (HbA1c ≥6.5%) were classified as hyperglycaemia. A total of 12 subjects (5.5%) had decreased kidney function. The results of the statistical test explained that there was a significant association between FPG and eGFR (p = 0.005, OR = 8.955, 95% CI = 2.333 – 34.372). However, there was no significant association between HbA1c and eGFR (p=0.156, OR=0.156, 95% CI=0.677 – 10.621).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrine Permata Leoni
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar gula darah puasa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada Satlantas dan Sumda di Polresta Depok. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan pada 143 responden. Penelitian dilakukan pada April sampai Mei 2012. Data yang dikumpulkan adalah kadar gula darah puasa, pendidikan terakhir, suku, riwayat diabetes melitus, umur, IMT, RLPP, asupan karbohidrat, asupan serat, asupan protein, asupan lemak, pengetahuan, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok dengan cara pengukuran kadar gula darah puasa, pengukuran antropometri, pengisian kuesioner, dan wawancara (food recall). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara umur, suku, RLPP, dan asupan protein dengan kadar gula darah puasa (nilai p < 0,05). Disarankan untuk melakukan intervensi melalui program pencegahan penyakit degeneratif berupa penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, dan konsultasi gizi terutama tentang kadar gula darah. ......This study aims to know the description of fasting blood glucose levels and the factors that influence in Employees of Satlantas and Sumda Polresta Depok. The design study is a cross sectional study conducted on 143 respondents.The study was conducted from April to May 2012. Data collected were fasting blood glucose levels, the latest education, ethnicity, history of diabetes mellitus, age, BMI, WHR, carbohydrate intake, fiber intake, protein intake, fat intake, knowledge, physical activity, and smoking habits by measuring fasting blood glucose levels, anthropometric measurements, filling questionnaires, and interview (food recall). The results of this study showed significant correlations between age, ethnicity, WHR, and protein intake with fasting blood glucose levels (p value < 0.05). It is recommended to intervene through programs of prevention of degenerative diseases of education, health, and nutrition consultation, especially on blood glucose levels.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilya Roza Werdani
Abstrak :
Peningkatan kadar gula darah memicu peningkatan produksi hormon in- sulin yang erat hubungannya dengan diabetes melitus. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi diabetes melitus di Indonesia meningkat dari 1,1% (2007) menjadi 2,1% (2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fak- tor dominan yang berhubungan dengan kadar gula darah puasa pegawai pemberdayaan masyarakat & keluarga dan pegawai sekretariat daerah Kota Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dan melibatkan 105 sampel. Variabel independen penelitian meliputi karakte- ristik individu, asupan zat gizi, hipertensi, aktivitas fisik, status gizi dan pengetahuan gizi. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji korelasi dan uji beda dua mean, serta analisis multivariat menggunakan uji regresi linear ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar gula darah puasa adalah 95,14±10,863 pada keseluruhan responden, sedangkan 94,07±11,55 mg/dl pada perempuan, dan 96,47±9,92 mg/dl pada laki-laki. Diabetes melitus (≥126 mg/dl) ditemukan sebesar 2,9% dan impaired fasting glucose (100-125 mg/dl) sebesar 22,9%. Berdasarkan hasil analisis bivariat, terda- pat hubungan antara usia, asupan karbohidrat, dan aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa (p<0,05). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa asupan karbohidrat merupakan faktor dominan yang berhubungan kadar gula darah puasa.

Increased blood glucose levels lead to excess insulin secretion that is close- ly associated with diabetes mellitus. Based on Riskesdas, prevalence of di- abetes mellitus in Indonesia has increased from 1,1% (2007) to 2,1% (2013). This study was aimed to find dominant factor associated with fast- ing blood glucose level. Cross sectional design were used to conduct this study and involved 105 samples. Independent variables in this study were individual characteristics, nutrients intake, history of hypertention, physical activities, nutritional status and nutritional knowledge. Bivariate analysis was performed by correlation test and two different test mean. Multivariate analysis was performed by multiple linear regression test. Result showed that the average of employees? fasting blood glucose level is 95.14±10.863, 94.07 ± 11.55 mg/dL for woman and 96.47 ± 9.92 mg/dl for man. This study found 2.9% employees with diabetes mellitus (≥126 mg/dl) and 22.9% em- ployees with impaired fasting glucose (100-125 mg/dl). Result of bivariate analysis showed that associated between age, carbohydrate intake, physi- cal activities with fasting blood glucose level. Result of multivariate analysis showed that carbohydrate intake was a dominant factor related to fasting blood glucose level.
Universitas Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Nurrahman Galileo
Abstrak :
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis metabolis yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia dan dapat berkomplikasi ke berbagai organ seperti hepatopati. Pengobatan diabetes mellitus memerlukan biaya yang tinggi dan masih memiliki berbagai efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengobatan alternatif dari bahan-bahan herbal yang dapat memberikan efek antihiperglikemik dan efek protektif pada hepar dengan salah satu yang berpotensi adalah daun jati (Tectona grandis). Penelitian ini diawali dengan 30 tikus Wistar yang dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok normal, kelompok kontrol positif yang diberikan metformin, kelompok kontrol negatif, dan tiga kelompok perlakuan lain yang diberikan ekstrak etanol daun jati. Induksi diabetes mellitus dilakukan dengan injeksi streptozotosin (STZ) dosis 40 mg/kgBB secara intraperitoneal. Setelah 3 hari induksi, diberikan perlakuan sesuai kelompok masing-masing selama 40 hari dan GDP akan diukur secara berkala. Pada hari terakhir, dilakukan terminasi dan pengambilan organ hepar untuk pemeriksaan histopatologi preparat hepar. Pemeriksaan dilakukan dengan mencari adanya perubahan histopatologi hepar pada hepatosit berupa makrovesikular steatosis, mikrovesikular steatosis, perubahan hidrofik, degenerasi ballooning, dan nekrosis. Data GDP akan dianalisis menggunakan uji One-Way ANOVA. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jati dengan dosis 200 mg/dL, 400 mg/dL, dan 800 mg/dL dapat menurunkan GDP tikus diabetes yang diinduksi STZ. Akan tetapi, ekstrak etanol daun jati tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan gambaran histopatologi hepar pada tikus diabetes yang diinduksi STZ. Ekstrak etanol daun jati dapat menurunkan kadar GDP tikus yang diinduksi STZ tetapi tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan gambaran histopatologi hepar dati tikus tersebut. ......Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease characterized by hyperglycemia and can cause many organ complication including hepatopathy. Treatment of diabetes mellitus requires high costs and still has unwanted side effects. Therefore, it is necessary to have an alternative treatment from herbal ingredients that have antihyperglicemic and hepatoprotective effect, one of which has the potential to be teak (Tectona grandis) leaves. This study began with 30 Wistar rats which were divided into 6 groups, namely normal group, positive control group was treated with metformin, negative control group, and three other treatment groups were treated with teak leaf ethanol extract. Diabetes mellitus induction was carried out using intraperitoneal injection of streptozotocin (STZ) 40 mg/kg. After the induction, treatments for each group is given for 40 days and FBG will be measured periodically. Then, the rat was terminated and the liver was harvested for histopathological examination to look for liver histopathological change on hepatocytes the form of macrovesicular steatosis, microvesicular steatosis, hydrophic changes, ballooning degeneration, and necrosis. The FBG data will be analyzed using One-Way ANOVA test. This study showed that teak leaf ethanol extract with doses of 200 mg/dL, 400 mg/dL, and 800 mg/dL could reduce the FBG of STZ-induced diabetic rats. However, the extract has not been shown to improve histopathological changes in the rat’s liver. Teak leaf ethanol extract can reduce the FBG levels of STZ-induced rats but did not have an effect on changes in the histopathological appearance of the rat’s liver.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library