Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shan, Darren
Abstrak :
Mr. Crepsley leads Darren Shan on a dangerous trek to Vampire Mountain, the very heart of the vampire world, to be presented to the Council, but an encounter with the Vampanese along the way means trouble
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002
813 SHA vt IV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: TNGHS, 2008
R 577.34 EKO
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002
915.98 GUN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anjas Biki Lesmana
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tingkat kerentanan wilayah terhadap bencana letusan Gunungapi Guntur dengan faktor penentu kerentanan berupa keadaan sosial ekonomi. Daerah penelitian merupakan kawasan rawan bencana letusan Gunungapi Guntur yang didapat dari pemetaan kawasan terdampak letusan terakhirnya pada tahun 1847 masehi, dengan satuan unit analisis berupa desa/kelurahan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Social Vulnerability Index (SoVI) yang merupakan metode penelitian kuantitatif dalam penelitian kerentanan sosial. Metode ini mengonversi data-data sosial ekonomi wilayah ke dalam angka-angka, yang selanjutnya diolah untuk mendapatkan tiga kelas pembobotan: tinggi, sedang, dan rendah. Hasil pengolahan data sosial ekonomi dianalisis secara spasial dengan pembanding berupa data penggunaan tanah. Berdasarkan analisis dari hasil pengolahan data sekunder dan hasil survei lapang, desa dengan tingkat kerentanan tinggi dan sedang terletak pada daerah dengan dominasi penggunaan tanah berupa pertanian yang memiliki tingkat kesejahteraan sosial rendah. Desa dengan tingkat kerentanan rendah terdapat pada daerah dengan dominasi penggunaan tanah berupa kawasan terbangun yang memiliki kesejahteraan sosial tinggi.
ABSTRACT
This study about area vulnerability level of Guntur Volcano eruption based on its social economy condition, a social vulnerability. The research area is the entire village that listed as disaster-prone area of Guntur Volcano based on its latest eruption in 1847 AD. Social Vulnerability Index (SoVI) is used as a quantitative method in area vulnerability studies to calculate the social vulnerability level in each village. SoVI convert eight type social economy data into numbers and classify it into three classes that represent the vulnerability level for each village, those classes are: high, moderate, and low. Furthermore, those classified data are analyzed spatially by land use in each village. The analysis result shows that areas with high and moderate vulnerability level are those villages that dominated by agriculture and commonly have a low social welfare. Areas with low vulnerability level are those constructed village and commonly have a high social welfare.
2014
S61763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sola, Eugenio
Bogor: GHSNP Management Project, 2005
595.7 SOL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
L.R. Retno Susanti
Abstrak :
Peninggalan tradisi megalitik tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, yaitu antara lain di daera.h Nias, Batak, Sumatera Barat, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Peninggalan-peninggalan megalitik ditemukan dalam berbagai bentuk dan variasi yang sesuai dengan lingkungan setempat. Hasil karya pendukung tradisi megalitik memperlihatkan berbagai bentuk seperti yang dipergunakan untuk tempat (wadah) pemujaan, antara lain yaitu menhir, area megalitik, dolmen, bangunan berundak, dan tahta batu. Sedangkan bentuk-bentuk tempat (wadah) penguburan seperti kalamba, peti kubur batu, sarkofagus, dan waruga. Peninggalan megalitik baik yang berasal dari masa prasejarah maupun megalitik yang masih berlanjut mempunyai ciri-ciri khas yang berbeda, namun perbedaan ciri-ciri peninggalan megalitik tidak berarti menunjukkan perikehidupan dan alas pikiran yang berbeda. Peninggalan-peninggalan tradisi megalitik pada umumnya berorientasi pada kultus nenek moyang (ancestor-worship). Hal itu ditandai dengan adanya pemujaan terhadap arwah nenek moyang yang dianggap hidup terus di dunia arwah (Sukendar 1981/198?:79--63). Peninggalan megalitik di Sulawesi Tengah berbeda dengan peninggalan megalitik di Flores atau Timor, atau di Lampung. Peninggalan tradisi megalitik di Lampung berbentuk dolmen dan kadang-kadang ditemukan berbentuk menhir. Di daerah Sulawesi Tengah temuan yang menonjol berbentuk kubur batu yang disebut kalamba. Bersamaan dengan kubur-kubur batu kalamba ditemukan pula area-area menhir, yang biasanya berbentuk silindrik dan pada bagian atasnya terdapat pahatan bergambar muka manusia dengan anggota badan yang digambarkan sangat sederhana dalam bentuk go'resan-goresan atau pahatan. Penemuan monumen megalitik di daerah Wonosari (Gunung Kidul) berupa kubur peti batu, yang biasanya ditemukan bersama-sama dengan area menhir atau menhir. Peninggalan megalitik di dataran tinggi Pasemah memiliki bentuk khas berupa area megalitik bercorak dinamis. Selain area megalitik ditemukan pula bangunan berundak, lesung batu, lumpang batu, kubur peti batu, palung batu, dolmen, menhir polos dan berukir, dan kubur bilik batu. Tinggihari yang terletak di daerah perbukitan merupakan salah satu situs yang terdapat di daerah Pasemah. Peninggalan yang berada di Tinggihari cukup beraneka ragam antara lain berbentuk area megalitik (manusia dan binatang), menhir berukir dan poles, batu berlubang, lumpang batu, batu datar, dan batu pipisan.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwanda
Abstrak :
Geomorfologi mempelajari relief muka bumi melalui klasifikasi dan pemeriannya (Lobeck, 1939). R.A- van Zuidam melakukan analisis terrain secara geomorfologi ditinjau dari 3 aspek, yaitu jenis relief, genesis dan jenis batuan genesis, A.J. Pannekoek menggolongkan fisiografi pulau Jawa dalam 3 zona, yaitu zona Utara, Tengah dan Selatan- Wilayah kompleks gunung api Danau termasuk zona fisiografi Utara yang merupakan wilayah lipatan. Van Bemmelen menyatakan, bahwa wilayah kompleks gunung api Danau merupakan bagian sisi Barat zona Bogor yang telah memperlihatkan perbedaan dengan garis-garis fisiografi tipe Jawa. Kompleks gunung api ini pusatnya disebut kaldera Danau (kepundan atau gunting api Danau). Bagian puncak gunung api ini mula-mula tinggi, bukan ditenggelamkan melainkan tepinya sendiri yang rendah mempunyai lereng luar yang landai dengan bagian dalam tebing yang terjal serta mengelilingi danau yang hanya sebagian saja berisi air, terletak pada ketinggian hanya beberapa meter (90 m) di atas permukaan laut- Dalam pada itu beberapa sisa-sisa yang tidak teratur dari gunung-gunung api yang lebih tua ini muncullah dari lereng sebelah luar sejumlah gunung-gunung api, beberapa di antaranya menutup bagian selatan tepi kepundan. Yang terbesar adalah gunung Karang (1778 m) dengan kerucutnya yang teratur dan mudah dikenal. (Pannekoek, Outline of the Geomorphology of Java, p- 318-319) Tujuan penelitian ini ingin melihat unit-unit kompleks gunung api Danau dan aspek aliran sungainya tiap unit geomorfologi. Adapun permasalahan yang hendak dibahas, terdiri dari 1. Unit-unit geomorfologi apa yang dijumpai di kompleks gunung api Danau ? 2. Bagaimana bentuk-bentuknya yang masih nampak sekarang ? 3. Bagaimana pola aliran dan kerapatan aliran sungainya tiap unit geomorfologi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarno
Abstrak :
I Made Sand y (1985) mengemukakan bahwa ba q i rakyat Indonesia ada beberapa q ej ala alam yan g mempengaruhi kehidupann ya, geiala itu adalah iklim., gempa dan vulkanisme Daerah Yang terpenqaruh vulkanisme C gunung api biasanya memiliki tanah yan g subur, disamping itu bencana yang diakibatkan ileh letusan j ucia cukup besar yaltu rnembuat tanah Yang tadinya bisa ditanami/subur meniadi tanah yang tidak bisa ditanami/rusak. Sehubuncian dengan hal tersebut diatas maka masalah Yang akan diutarakan disini adalah 1. Bag aimana perubahan tin q kat kerusakan tanah sesudah Gunung Merapi meletus ? 2. E4aqaimana pola mata pencahariart penduduk daerah bencana sebelum dan sesudah Sunun g Merapi meletus? 3. Di wilayah mana saja terdapat pergeseran pola mata penca harian penduduk sesudah Gunung Merapi meletus? Analisa yang diperoleh adalah sebagai berikut 1. Tingkat•kerusakan tanah. Hasil pembahasan yang diperoleh terdapat 3 kelas kiasifikasi yaltu rusak berat terda pat di desa Sudirnoro, Nglumut Kaliurang, Pucang Anomq Nq ablak Kemiren dan desa Gulon. Rusak sédang terdapat di desa Pandan Retno Tegal Randu, Ngarqosuko., Salam dan desa S.irahan sedan g rusak rinqan terdapat di desa Gunun g Pring, Brin q in, Jeruk Aciun g . Sucen dan desa Muntilan. 2. Pergeseran pola mata pencaharian. Sebelum Gunung Nerapi meletus penduduk yang tinggal didaerah bencana Gunung Merapi umumnya hidup sebagai petani yaitu 70% untuk tiap desa. Setelah terj adi letusan Gunung Merapi terdapat pergeseran pola mata pencaharian Daerah yang bergeser besarpada periode 1970-1984 terdapat di desa Sudimoro Ng 1 umut Ka 1 iurang. Fucan q Anom Jeruk Agung dan desa Gulon. Yan g bergeser sedan g terdapat di desa Tectal Randu, Brin g in, Ngablak Mranggen. Folengan, :emiren Kradenan. Srumbun g . Salam dan desa Sirahan, sedang yang berqeser kecil terdapat di. desa Pandan Retno, Nq argosuko. Sucen, Muntilan dan desa Gunung Fring.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S6813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>