Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmed Al Ridho Zulkarnaen
"Klasifikasi tipe gunung api di Indonesia dibagi menjadi tiga berdasarkan sejarah letusannya, yaitu tipe A, B , dan C. Lokasi penelitian merupakan Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Gunung Papandayan merupakan gunung api stratovolcano tipe A, dengan erupsi terakhir pada tahun 2002. Fokus penelitian adalah untuk mengetahui kondisi deformasi Gunung Papandayan dalam 3 tahun terakhir dan kondisi magmatisme Gunung Papandayan saat ini. Untuk mengetahui kondisi deformasi Gunung Papandayan pada tahun 2019 hingga 2021 digunakan metode Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR). Hasil dari pengolahan data mengguakan metode InSAR menunjukan ditemukan adanya deformasi permukaan selama 3 tahun terakhir yang disebabkan oleh aktivitas vulkanisme dan tektonisme yaitu pada tahun 2020 dan 2021, sedangkan pada tahun 2019 tidak ditemukan deformasi permukaan yang disebabkan oleh vulkanisme dan tektonisme. Kemudian untuk mengetahui kondisi magmatisme Gunung Papandayan digunakan metode petrologi berupa petrografi analisis sayatan tipis. Didapatkan hasil yang menunjukan bahwa terjadi proses magma mixing dan pelelehan kembali magma pada Gunung Papandayan, jenis magma juga diketahui yang merupakan magma andesitik.
......The classification of volcano types in Indonesia is divided into 3, based on the history of eruptions, namely types A, B, and C. The research locations are on Mount Papandayan, Garut Regency, West Java Province, respectively. Mount Papandayan is a type A stratovolcano, which last erupted in 2002. The focus of this research is to determine the deformation conditions of Mount Papandayan in the last 3 years and the current condition of magmatism. The Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) method was used to determine the deformation conditions of Mount Papandayan from 2019 to 2021. The results from data processing using the InSAR method showed that there was surface deformation for the last 3 years caused by volcanism and tectonic activity, namely in 2020 and 2021, while in 2019 there was no surface deformation caused by volcanism and tectonicism. Furthermore, to determine the magmatism condition, a petrological method is used in the form of petrographic thin-section analysis. The results showed that there was a magma mixing and re-melting process of magma. The type of magma is also known as andesitic magma."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjas Biki Lesmana
" ABSTRAK
Penelitian ini membahas tingkat kerentanan wilayah terhadap bencana letusan Gunungapi Guntur dengan faktor penentu kerentanan berupa keadaan sosial ekonomi. Daerah penelitian merupakan kawasan rawan bencana letusan Gunungapi Guntur yang didapat dari pemetaan kawasan terdampak letusan terakhirnya pada tahun 1847 masehi, dengan satuan unit analisis berupa desa/kelurahan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Social Vulnerability Index (SoVI) yang merupakan metode penelitian kuantitatif dalam penelitian kerentanan sosial. Metode ini mengonversi data-data sosial ekonomi wilayah ke dalam angka-angka, yang selanjutnya diolah untuk mendapatkan tiga kelas pembobotan: tinggi, sedang, dan rendah. Hasil pengolahan data sosial ekonomi dianalisis secara spasial dengan pembanding berupa data penggunaan tanah. Berdasarkan analisis dari hasil pengolahan data sekunder dan hasil survei lapang, desa dengan tingkat kerentanan tinggi dan sedang terletak pada daerah dengan dominasi penggunaan tanah berupa pertanian yang memiliki tingkat kesejahteraan sosial rendah. Desa dengan tingkat kerentanan rendah terdapat pada daerah dengan dominasi penggunaan tanah berupa kawasan terbangun yang memiliki kesejahteraan sosial tinggi.

ABSTRACT
This study about area vulnerability level of Guntur Volcano eruption based on its social economy condition, a social vulnerability. The research area is the entire village that listed as disaster-prone area of Guntur Volcano based on its latest eruption in 1847 AD. Social Vulnerability Index (SoVI) is used as a quantitative method in area vulnerability studies to calculate the social vulnerability level in each village. SoVI convert eight type social economy data into numbers and classify it into three classes that represent the vulnerability level for each village, those classes are: high, moderate, and low. Furthermore, those classified data are analyzed spatially by land use in each village. The analysis result shows that areas with high and moderate vulnerability level are those villages that dominated by agriculture and commonly have a low social welfare. Areas with low vulnerability level are those constructed village and commonly have a high social welfare.
"
2014
S61763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrita Vella Wedha
"Gunung Krakatau merupakan salah satu gunung api aktif yang berada di Indonesia. Sejak tahun 1929, gunung api ini sudah meletus sekurang-kurangnya sebanyak 80 kali yang terjadi setiap tahun yang berupa erupsi eksplosif atau efusif. Dalam sejarahnya, terdapat lima fase dari evolusi pembentukkan Gunung Krakatau yaitu fase pembentukkan Gunung Krakatau Tua, fase penghancuran Gunung Krakatau Tua, fase pembentukkan Gunung Krakatau Muda, fase penghancuran Gunung Krakatau Muda, dan fase pembentukkan Gunung Anak Krakatau. Penelitian yang dilakukan berfokus pada letusan pada Gunung Api Old Krakatau yang terjadi sebelum abad ke-5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis magma, tatanan tektonik, dan proses magmatisme daerah penelitian dengan menggunakan analisis petrografi, microtexture Plagioklas, dan geokimia dengan XRF (X-ray Fluoresence) dan SEM-EDS (Scanning Electron Microscope - Energy Dispersive Spectroscopy). Mineral yang ditemukan pada daerah penelitian terdiri dari mineral plagioklas, piroksen, dan opak, serta terdapat microtexture Plagioklas berupa coarse sieve, fine sieve, oscillatory zoning, glomerocryst, dan broken crystal. Jenis batuan yang ada pada daerah penelitian adalah Riolit dan Dasit dengan seri magma kalk-alkalin yang terbentuk di continental arcs pada lingkungan active continental margin.
......
Krakatau is one of the active volcanoes located in Indonesia. Since 1929, this volcano has erupted at least 80 times annually, ranging from explosive to effusive eruptions. Throughout its history, there have been five phases in the evolution of the formation of Mount Krakatau: the formation of Old Krakatau, destruction of Old Krakatau, formation of Young Krakatau, destruction of Young Krakatau, and the formation of Anak Krakatau. This research focuses on the eruptions of the Old Krakatau that occurred before the 5th century. This research aims to determine the types of magma, tectonic arrangements, and the processes of magmatism in the research area using petrographic analysis, plagioclase microtexture, and geochemical analysis with XRF (X-ray Fluorescence) and SEM-EDS (Scanning Electron Microscope - Energy Dispersive Spectroscopy). Minerals found in the research area include plagioclase, pyroxene, and opaque minerals, with Plagioklas microtextures such as coarse sieve, fine sieve, oscillatory zoning, glomerocryst, and broken crystal. The types of rocks found in the research area are Riolit and Dasit with a calc-alkaline magma series formed in continental arcs within an active continental margin environment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Arif
Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2013
R 551.21 AHM e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library