Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ana Anisa Amalia
"Gunung Krakatau merupakan salah satu gunungapi di Indonesia yang memiliki sejarah erupsi panjang dan mematikan. Anak Krakatau sebagai kelanjutan proses vulkanik Gunung Krakatau memiliki potensi akan adanya erupsi besar terjadi kembali. Mitigasi bencana erupsi Gunungapi Anak Krakatau perlu ditingkatkan, salah satunya dengan mengetahui sejarah erupsi yang pernah terjadi pada Gunung Krakatau. Erupsi eksplosif yang terjadi pada Gunung Krakatau menghasilkan produk berupa endapan piroklastik dengan fragmen berupa pumice. Endapan tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi sejarah erupsi di masa lampau dengan menggunakan metode stratigrafi, sebaran ukuran butir, komponentri, petrografi, dan geokimia. Analisis sebaran ukuran butir menujukkan bahwa endapan piroklastik mengalami mekanisme aliran dan jatuhan. Komponen penyusun pada endapan piroklastik tediri atas lima jenis pumice (Krakatau White Pumice – Kwp, Krakatau Transparent Pumice – Ktp, Krakatau Grey Pumice – Kgp, Krakatau Pink Pumice – Kpp, dan Krakatau Banded Pumice – Kbp) dan dua jenis litik (Krakatau Litik Beku – Klb dan Krakatau Litik Alterd – Kla). Kelima pumice tersebut tersusun atas gelas dan mineral plagioklas, pyroxene, serta opak. Hasil dari analisis geokimia diketahui bahwa magma penyusun pumice memiliki tipe rhyolite.

Mount Krakatau is one of the volcanoes in Indonesia that has a long and deadly eruption history. Anak Krakatau as a continuation of the volcanic process of Mount Krakatau has the potential for a major eruption to occur again. Disaster mitigation of the eruption of Anak Krakatau volcano needs to be improved, one of which is by knowing the history of eruptions that have occurred on Mount Krakatau. Explosive eruptions that occur on Mount Krakatau produce products in the form of pyroclastic deposits with pumice fragments. These deposits can be used to identify the history of past eruptions using stratigraphic, grain size distribution, componentry, petrographic, and geochemical methods. Analysis of grain size distribution shows that pyroclastic deposits experienced flow and fall mechanisms. The constituent components in pyroclastic deposits consist of five types of pumice (Krakatau White Pumice - Kwp, Krakatau Transparent Pumice - Ktp, Krakatau Grey Pumice - Kgp, Krakatau Pink Pumice - Kpp, and Krakatau Banded Pumice - Kbp) and two types of lithics (Krakatau Litik Beku - Klb and Krakatau Lithik Alterd - Kla). The five pumices are composed of glass and the minerals plagioclase, pyroxene, and opaque. The results of the geochemical analysis showed that the magma that formed the pumice was of the rhyolite type."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Summary:
Comprehensive atlas of Indonesia.
Peta NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) mengilustrasikan Negara Kesatuan Republik Indonesia beserta batas-batasnya. Peta ini memberikan informasi spasial bagi publik tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peta ini menggambarkan pencapaian hasil berbagai perundingan bilateral, trilateral maupun multilateral sejak Deklarasi Djuanda sampai sekarang. Dalam peta NKRI juga dicantumkan nama-nama geografis pulau-pulau terluar milik Indonesia yang berada di sebelah dalam garis pangkal kepulauan Indonesia, serta digambarkan letak alur laut kepulauan Indonesia (ALKI). Selain itu peta NKRI juga menggambarkan proyeksi batas menurut hukum Indonesia. Atas dasar tersebut, maka perlu untuk dinyatakan bahwa peta NKRI bersifat dinamis dan akan selalu di-update sesuai dengan perkembangan."
Cibinong, Bogor: Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), 2010
912.093 IND a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Summary:
Comprehensive atlas of Indonesia.
Peta NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) mengilustrasikan Negara Kesatuan Republik Indonesia beserta batas-batasnya. Peta ini memberikan informasi spasial bagi publik tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peta ini menggambarkan pencapaian hasil berbagai perundingan bilateral, trilateral maupun multilateral sejak Deklarasi Djuanda sampai sekarang. Dalam peta NKRI juga dicantumkan nama-nama geografis pulau-pulau terluar milik Indonesia yang berada di sebelah dalam garis pangkal kepulauan Indonesia, serta digambarkan letak alur laut kepulauan Indonesia (ALKI). Selain itu peta NKRI juga menggambarkan proyeksi batas menurut hukum Indonesia. Atas dasar tersebut, maka perlu untuk dinyatakan bahwa peta NKRI bersifat dinamis dan akan selalu di-update sesuai dengan perkembangan."
Cibinong, Bogor: Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), 2010
R 912.093 IND a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Summary:
Comprehensive atlas of Indonesia.
Peta NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) mengilustrasikan Negara Kesatuan Republik Indonesia beserta batas-batasnya. Peta ini memberikan informasi spasial bagi publik tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peta ini menggambarkan pencapaian hasil berbagai perundingan bilateral, trilateral maupun multilateral sejak Deklarasi Djuanda sampai sekarang. Dalam peta NKRI juga dicantumkan nama-nama geografis pulau-pulau terluar milik Indonesia yang berada di sebelah dalam garis pangkal kepulauan Indonesia, serta digambarkan letak alur laut kepulauan Indonesia (ALKI). Selain itu peta NKRI juga menggambarkan proyeksi batas menurut hukum Indonesia. Atas dasar tersebut, maka perlu untuk dinyatakan bahwa peta NKRI bersifat dinamis dan akan selalu di-update sesuai dengan perkembangan."
Cibinong, Bogor: Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), 2011
R 912.093 IND a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Summary:
Comprehensive atlas of Indonesia.
Peta NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) mengilustrasikan Negara Kesatuan Republik Indonesia beserta batas-batasnya. Peta ini memberikan informasi spasial bagi publik tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peta ini menggambarkan pencapaian hasil berbagai perundingan bilateral, trilateral maupun multilateral sejak Deklarasi Djuanda sampai sekarang. Dalam peta NKRI juga dicantumkan nama-nama geografis pulau-pulau terluar milik Indonesia yang berada di sebelah dalam garis pangkal kepulauan Indonesia, serta digambarkan letak alur laut kepulauan Indonesia (ALKI). Selain itu peta NKRI juga menggambarkan proyeksi batas menurut hukum Indonesia. Atas dasar tersebut, maka perlu untuk dinyatakan bahwa peta NKRI bersifat dinamis dan akan selalu di-update sesuai dengan perkembangan."
Cibinong, Bogor: Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), 2011
912.093 IND a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abigail Priskila Anna Pratiwi
"Gunungapi Papandayan, terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat, merupakan salah satu daerah dengan potensi panas bumi yang signifikan. Sebagai gunung api strato tipe A, Papandayan memiliki aktivitas vulkanik yang masih berlangsung, termasuk letusan freatik dan freatomagmatik yang memengaruhi stabilitas geologi di kawasan tersebut. Kawasan kawah utama berbentuk tapal kuda yang terbuka ke arah timur laut memperlihatkan karakteristik geologi unik, termasuk manifestasi hidrotermal seperti mud pools, solfatara, dan hot springs. Kondisi ini menunjukkan adanya proses alterasi hidrotermal yang mengubah komposisi mineral dan tekstur batuan, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap longsoran. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan zonasi alterasi hidrotermal dan mengidentifikasi potensi instabilitas geologi di Kawah Tapal Kuda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pemetaan geologi, analisis petrografi pada 10 sampel, dan X-Ray Diffraction (XRD) pada 5 sampel batuan. Hasil analisis menunjukkan batuan asal (protolith) di daerah penelitian terdiri dari andesit, breksi andesit, dan tuf. Batuan-batuan ini telah mengalami alterasi hidrotermal yang membentuk empat zona utama berdasarkan himpunan mineral pencirinya yaitu, Zona Argilik Lemah, Zona Transisi Kaolinit-Montmorillonite, Zona Alunit-Kaolinit, dan Zona Silika-Kaolinit sebagai inti dari sistem. Secara spasial, zona dengan intensitas alterasi terkuat, yaitu Zona Silika-Kaolinit dan Zona Alunit-Kaolinit, terkonsentrasi di sektor tengah hingga timur laut kawah. Adanya korelasi spasial yang kuat antara lokasi zona batuan terlemah ini dengan sumber keruntuhan katastropik tahun 1772 mengindikasikan bahwa proses alterasi hidrotermal merupakan faktor yang signifikan dalam degradasi kekuatan batuan dan ketidakstabilan lereng. Meskipun demikian, diperlukan studi lebih lanjut untuk dapat mengkuantifikasi hubungan ini secara mendetail. Oleh karena itu, pemetaan zonasi ini menjadi landasan awal yang krusial untuk studi lanjutan terkait mitigasi risiko geologi.

Papandayan Volcano, located in Garut Regency, West Java, is an area with significant geothermal potential. As a type-A stratovolcano, Papandayan has ongoing volcanic activity, including phreatic and phreatomagmatic eruptions that affect the geological stability of the area. The main horseshoe-shaped crater, which opens to the northeast, exhibits unique geological characteristics, including hydrothermal manifestations such as mud pools, solfataras, and hot springs. These conditions indicate a hydrothermal alteration process that changes the mineral composition and texture of the rocks, thereby increasing the susceptibility to landslides. This research aims to map the hydrothermal alteration zonation and identify potential geological instability in the Horseshoe Crater. The methods used in this research include geological mapping, petrographic analysis of 10 samples, and X-Ray Diffraction (XRD) of 5 rock samples. The analysis results show that the parent rock (protolith) in the study area consists of andesite, andesitic breccia, and tuff. These rocks have undergone hydrothermal alteration, forming four main zones based on their characteristic mineral assemblages: the Weak Argillic Zone, the KaoliniteMontmorillonite Transition Zone, the Alunite-Kaolinite Zone, and the Silica-Kaolinite Zone as the core of the system. Spatially, the zones with the highest alteration intensity, namely the Silica-Kaolinite Zone and the Alunite-Kaolinite Zone, are concentrated in the central to northeastern sector of the crater. A strong spatial correlation between the location of these weakest rock zones and the source of the 1772 catastrophic collapse indicates that the hydrothermal alteration process is a significant factor in the degradation of rock strength and slope instability. Nevertheless, further study is required to quantify this relationship in detail. Therefore, this zonation mapping provides a crucial initial foundation for further studies related to geological risk mitigation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library