Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Ira Rahaden Kusuma
"Xilitol adalah poliol yang sering digunakan sebagai pengganti sukrosa karena memiliki kemanisan yang relatif sama dengan sukrosa, dapat digunakan sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes dan penderita gangguan metabolisme lemak serta dapat mencegah timbulnya karies gigi. Produksi xilitol dalam penelitian ini dilakukan melalui proses biokonversi substrat hidrolisat hemiselulosa dari ampas tebu menggunakan khamir Hansenula polymorpha. Optimasi dilakukan terhadap cara penylapan hidrolisat hemiselulosa dan variasi penggunaan sumber nitrogen di dalam media. Analisis terhadap hasil dilakukan secara KCKT dengan kolom Metacarb Ca plus (300 X 7,8) mm pada suhu 50°C, fase gerak aquabidestilata dengan kecepatan alir 0,3 ml/menit dan dideteksi menggunakan detektor indeks bias. Hasil biokonversi menunjukkan bahwa konsentrasi xilosa terbesar diperoleh jika proses hidrolisa dilakukan menggunakan autoklaf dengan suhu 121®C, tekanan 2 atm selama 20 menit yaitu sebesar 91,67 g/L. Sedangkan produksi xilitol terbaik diperoleh jika sumber nitrogen yang digunakan adalah urea dengan konsentrasi terbesar terdapat pada hari pertama kultivasi yaitu 3,72 g/L.
Xylitol is a polyols which is used as a sucrose subtitute because of its similarity of sweetness, it can be used as sugar subtitute for diabetics and lipid metabolism disorders and it can also prevent the incidence of dental caries. The production of xylitol in this research is carried out by bioconversion process of hemicellulosic hydrolysate substrate from sugar cane bagasse using a yeast, Hansenula polymorpha. The optimation was done to the hemicellulosic hydrolysate pretreatment and variation of nitrogen sources in medium. The product was analysed through HPLC method with Metacarb Ca plus coloum (300 X 7,8) mm at 50°C and aquabidestilata as mobile phase, flow rate 0,3 ml/minute and detected by Refractive Index Detector. The bioconversion results showed that highest xylose concentration was achieved when hydrolysis process was done by autoclave at 121°C, 2 atm for 20 minutes. While the best xylitol production was achieved when it's used urea as a nitrogen source with highest concentration at the first cultivation day is 3,72 g/L."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2002
S70490
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sheila Chairunnisa
"Kanker serviks merupakan salah satu tumor ganas yang banyak terjadi pada Wanita diakibatkan oleh human papillomavirus (HPV) dan masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang serius di dunia dengan kasus tertinggi tercatat di Asia. Dari genotip HPV kelompok berisiko tinggi, di Indonesia HPV 16, 18, dan 52 tercatat sebagai tiga subtipe kelompok berisiko tinggi yang paling banyak ditemukan, namun masih terbatasnya vaksin nonavalen yang menargetkan HPV 52 di Indonesia menjadi suatu permasalahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari potensi imunogenisitas VLP HPV 52 yang berasal dari H. polymorpha. Pada studi ini gen L1 HPV 52 yang telah disisipkan pada plasmid pHIPZ4 diekspresikan pada H. polymorpha, diujikan pada mencit balb/c, dan dipelajari imunogenisitasnya dengan uji netralisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa L1 HPV 52 dapat diekspresikan pada H. polymorpha dengan perolehan biomassa 0,037 g/ml dan dapat merakit dirinya sendiri membentuk VLP berukuran ~50 nm. Satu tahapan purifikasi berhasil memurnikan L1 HPV 52 dengan perolehan yield sebesar 51,76%. Evaluasi imunogenisitas dari VLP HPV 52 menunjukkan bahwa L1 HPV 52 yang diekspresikan pada H. polymorpha dapat menghasilkan respons imun humoral yang mampu menetralisir pseudovirus HPV 52 dan potensial untuk dijadikan kandidat pengembangan vaksin profilaksis HPV khususnya untuk tipe 52.
Cervical cancer is one of the most common malignant tumors in women caused by the human papillomavirus (HPV) and is still a serious public health problem in the world, with the highest incidence recorded in Asia. In Indonesia, HPV 16, 18, and 52 from the high-risk group of HPV were the most prevalent subtypes. However, limited nonavalent vaccine in Indonesia that targets HPV 52 is a problem. This study intends to evaluate the potential immunogenicity of HPV 52 VLPs derived from H. polymorpha. In this study, the inserted L1 HPV 52 gene inside the pHIPZ4 was expressed in H. polymorpha and immunized in balb/c mice, and the immunogenicity was studied by neutralization assay. The results of this study showed that L1 HPV 52 could be expressed in H. polymorpha, resulting biomass of 0.0037 g/m and self-assembled VLPs with a size of ~50 nm. One purification step succeeded in purifying L1 HPV 52 with a yield of 51.76%. The immunogenicity evaluation of HPV 52 VLPs demonstrated that L1 HPV 52 expressed in H. polymorpha could elicit humoral immune response and neutralize HPV 52 pseudovirus, which showed the potential for the development of HPV prophylactic vaccine, especially for type 52."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library