Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Ainun Nisa F
"Inklusi keuangan merupakan salah satu cara untuk mencapai berbagai tujuan pada SDG. Salah satu fokus dari inklusi keuangan adalah menyediakan akses layanan keuangan yang berdampak ke berbagai sektor kehidupan, termasuk kesehatan. Sektor kesehatan di Indonesia masih menghadapi beberapa masalah. Masalah kesehatan tersebut memiliki dampak luas ke berbagai sektor, termasuk keuangan. Adanya layanan keuangan mikro berpotensi menjadi solusi untuk masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh akses terhadap Lembaga Keuangan Mikro dengan kesehatan masyarakat di Indonesia dalan konteks Syariah (LKMS). Analisis terhadap akses dilakukan dengan menggunakan proxy variabel keberadaan LKMS. Keberadaan LKMS dapat menjelaskan akses dengan keterkaitan pada kemudahan dalam menggunakan layanan LKMS dan juga berkaitan dengan dampak sosial LKMS kepada masyarkat disekitarnya. Akses terhadap LKMS dianalisis keterkaitannya dengan kondisi kesehatan melalui mediating pendapatan dan aset dengan menggunakan metode structural equation modelling. Penelitian ini menggunakan data IFLS wave 5 dan data BMT digunakan sebagai konteks yang mewakili LKMS. Penelitian ini juga membandingkan sample BMT dan BRI untuk melihat perbedaan dampak keduanya. Hasil analisis menunjukan bahwa akses terhadap LKMS memiliki hubungan yang cenderung positif dengan kondisi kesehatan masyarakat.

Financial inclusion is one way to achieve various goals in the SDGs. One of the focus of financial inclusion is providing access to financial services that have an impact on various sectors of life, including health. The health sector in Indonesia still faces several problems. This health problem has a broad impact on various sectors, including finance. The existence of microfinance services has the potential to be a solution to this problem. This study aims to analyze the effect of access to microfinance institutions on public health in Indonesia in the context of Sharia (LKMS). The analysis of access was carried out using a proxy variable for the existence of LKMS. LKMS existence can explain access in relation to the ease of using LKMS services and is also related to the social impact of the LKMS to the surrounding community. Access to LKMS is analyzed in relation to health conditions through mediating income and assets using the structural equation modeling method. This study uses IFLS wave 5 data and BMT data is used as a representative context for LKMS. This study also compared samples of BMT and BRI to see the difference in their impact. The results of the analysis show that access to LKMS has a positive correlation towards health conditions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syukriman Bustami
"Sindrom Down merupakan suatu kelainan genetik dengan angka kejadian relatif tinggi, relatif mudah dikenal sejak rnasa bayi, dan didapati secara universal pada semua ras atau tingkat social ekonomi.
Di Indonesia, sebagaimana negara sedang berkembang lainnya, kelainan ini belum mendapat cukup perhatian. Pemerintah sedang berjuang mengatasi penyakit infeksi dan masalah defisiensi gizi. Dengan membaiknya kondisi ekonomi, diharapkarn 20 tahun mendatang masalah infeksi dan defisiensi gizi tidak lagi merupakan masalah besar. Seba1iknya kelainan bawaan atau kelainan genetik akan muncul menjadi masalah kesehatan masyarakat (Wahidiyat, dkk., 1987).
Angka kejadian sindrom Down di Indonesia hingga saat ini belum diketahui. Di RSCM, Jakarta, pada periode 1975-1979, dari sejumlah 19.382 kelahirarn hidup dilaparkan 21 kasus {1,08 perseribu) bayi sindrom Down, (Kadri, dkk., 1982). Angka ini sesuai dengan angka kejadian rata-rata sebesar 1 perseribu, sebagaimana dilaporkan oleh banyak penelitian. Seandainya angka ini diberlakukan umum di Jakarta dengan penduduk 8.498.709 jiwa dan kelahiran hidup 231. 165 jiwa atau 2,72% pertahun (BPS Pusat, 1988), akan ditemukan sekitar 231 kasus baru sindrom Down setiap tahun.
Lebih luas lagi, di Indonesia dengan sekitar 5 juta kelahiran hidup (BPS Pusat, 1988), akan dijumpai sekitar 5000 kasus baru sindrom Down setiap tahunnya. Keadaan ini dapat merupakan masalah besar baik dalam bidang kesehatan, pendidikan, lapangan kerja maupun dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah tersebut.
Lebih dari 50 gejala klinis dilaporkan dapat menyertai sindrom ini. Sebagian besar diantaranya, seperti kelainan pada mata, rigi kulit atau tangan, tidak menimbulkan masalah kesehatan. Gejala-gejala ini bervariasi dari sedikit atau tanpa defek sampai abnormalitas berat, dan selama proses tumbuh kembang dapat berubah menjadi lebih atau kurang derajat abnormalitasnya (Dreg, 1975; National Information, Center for Handicapped Children and Youth, 1983; Cunningham, 1988).
Hipotoni merupakan salah satu gejala utama yang biasanya berkurang derajatnya dengan bertambahnya umur. Pada bayi yang menderita sindrom Down, 45-80% kasus disertai gejala ini, sedangkan pada anak berkisar antara 60-85%. Persentase Hipotoni menurut golongan umur dalam tahun belum ada yang melaporkan (Levinson, dkk., 1955; Lee dan Jackson, 1972; Breg, 1975; Nara, 1976; Henderson, 1987; Cunningham, 1988).
Mekanisme pasti bagaimana kelainan kromosom menyebabkan gejala hipotoni belum diketahui, begitu juga kaitan dengan gejala atau variabel lain (Jebsen, dkk., 1961; Rabe, 1964; Currni)gham, 1988). Meskipun kelainan ini disebabkan faktor genetik, tetapi masih dapat dipengaruhi oleh lingkungannya."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989
T58489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chikih
"Latar Belakang : International Olympic Committee (IOC) menganjurkan untuk melakukan monitoring kondisi kesehatan berkesinambungan namun belum tersedia self-reported tools yang dapat digunakan untuk monitoring di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Kuesioner OSTRC tentang cedera dan sakit ke dalam versi Bahasa Indonesia dan digunakan untuk monitoring kondisi kesehatan. Metode: Adaptasi dilakukan menurut kaidah ISPOR, dengan tahap uji validitas dan reliabilitas dilakukan kepada 40 atlet remaja selama 2 minggu, dan tahap surveilans yang dilakukan kepada 46 atlet remaja selama 8 minggu. Sensitivitas dan spesifisitas di hitung berdasarkan hasil surveilans 8 minggu. Hasil : Kuesioner OSLO versi Bahasa Indonesia (Sakit dan Cedera) memiliki validitas yang baik dengan Pearson Correlation Test (p<0.001). Cronbach-α mencapai 0,905, 0,940, 0,933 dan 0,840. Interclass corelation coefficient kuesioner sakit 0,905, kuesioner cedera bahu 0,94, kuesioner cedera lutut 0,933 dan kuesioner cedera pergelangan kaki 0,840. Sensitivitas kuesioner sakit mencapai 97,6% dan spesifisitas 99,4%, sedangkan sensitivitas kuesioner cedera mencapai 100% dan spesifisitas mencapai 99,4%. Kesimpulan: OSLO Sports Trauma Research Center Injury and Health Problem versi Bahasa Indonesia valid dan reliabel serta memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.

Background: The International Olympic Committee (IOC) recommends continuous monitoring of health conditions, but until now, there are no self-reported tools that can be used for monitoring in Indonesia. This research aims to develop the OSTRC Questionnaire into Bahasa version and use it to monitor athlete conditions. Method: Adaptation was carried out according to ISPOR rules, with the validity and reliability testing, and the surveillance stage carried out for 8 weeks. Sensitivity and specificity were calculated based on the results of 8 weeks of surveillance. Results: The Indonesian version of the OSLO Questionnaire (Pain and Injury) has good validity with the Pearson Correlation Test (p<0.001), with cronbach-α reached 0.905, 0.940, 0.933 and 0.840. The interclass correlation coefficient for the pain questionnaire was 0.905, the shoulder injury questionnaire was 0.94, the knee injury questionnaire was 0.933 and the ankle injury questionnaire was 0.840. The sensitivity of the pain questionnaire reached 97.6% and specificity 99.4%, while the sensitivity of the injury questionnaire reached 100% and specificity reached 99.4%. Conclusion: The Indonesian version of OSLO Sports Trauma Research Center Injury and Health Problems is valid and reliable and has high sensitivity and specificity."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manondang
"Dampak negatif pembangunan antara lain adalah menurunnya kualitas lingkungan, sampai kepada menurunnya kualitas kesehatan masyarakat akibat berbagai bentuk pencemaran. Dampak langsung dari pencemaran udara, terutama yang berasal dari kualitas udara ambien akan menyebabkan penyakit gangguan saluran pernapasan. Contohmya kasus yang ada di kecamatan Muara Badak, kabupaten Kutai, Kalimantan Timur.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempunyai kontribusi terhadap penyakit saluran pernapasan pada masyarakat usia dewasa di kecamatan Muara Badak. Dilakukan survey dengan pendekatan cross-sectional di sekitar ke 3 lokasi pengambilan sampel untuk pengukuran kualitas udara ambien, dilakukan pula pengambilan sampel secara acak dan proporsional sebanyak 120 responder.
Hasil penelitian menunjukkan kadar partikulat di lokasi penelitian adalah antara 133 µg/m³--415 µg/m3. Sedangkan batas baku mutu lingkungan yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup adalah 260 µg/m³. Secara statistik diperoleh hubungan yang bermakna antara kadar partikulat dan faktor lama tinggal dengan kejadian penyakit saluran pernapasan. Akan tetapi faktor-faktor jenis pekerjaan, masa kerja, merokok, dan kondisi lingkungan hunian (kepadatan hunian, ventilasi, dan bahan bakar masak) secara statistik tidak menunjukkan hubungan bermakna dengan kejadian penyakit saluran pernapasan.

The decreasing of environmental quality is one of several development program negative impacts. Such as decrease consequently, leads a decrease of public health condition in a community.
The direct impact of air pollution, especially which is from dust particles in the ambient air quality will cause the incidence of respiratory diseases. The example was the case in Muara Badak districts, Kutai, East Kalimantan.
The objective of this research is to determine the factors that have contribution to incidence of respiratory diseases among the old people in Muara Badak.
By conducting surveys and using a cross sectional approach, from the three air sampling sites, 120 respondents were chooser randomly and proportionally.
The Result of this research showed the concentration of dust particles was 133 µg/m3 -- 415 µg/m³. The degree of the states Minister Of The Environment is 260 µg/m3. Statistically it is obtained a significant relationship between the concentration of dust particles and the period time of living with the incidence of respiaratory diseases.
Another result of this research showed statistically that there's no significant relationship between type of work, time of work, smoking habit, the condition of the houses (overcrowded homes, ventilation, and use of cooking fuel) with the incidence of respiratory diseases."
2000
T4561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Desriani
"Analisis antara kesejahteraan dengan kesehatan pada negara berkembang menjadi fokus dalam berbagai kebijakan. Kesehatan penduduk yang buruk akibat penyakit kronis dapat menjadi bahaya dan ancaman bagi kestabilan perekonomian suatu negara. Salah satu penyakit kronis penyebab morbiditas dan mortalitas terbesar di dunia adalah hipertensi. Beban atau cost akibat hipertensi tidak hanya merugikan bagi penderita saja namun juga art lainnya yang turut menanggung biaya pengobatan bagi si penderita. Sehingga tujuan penelitian ini adalah melakukan estimasi kerentanan (forward looking) sebagai dampak hipertensi dengan mengunakan metode kerentanan vulnerability expected to poverty (VEP). Studi ini menggunakan data IFLS wave 4 dan 5. Penghitungan VEP diselesaikan dengan menggunakan metode estimasi Feasible Generalized Least Square (FGLS). Hasil penelitian menunjukkan rumah tangga yang terkena hipertensi cenderung memiliki expected consumption yang lebih rendah dibandingkan rumah tangga yang tidak hipertensi dan signifikan memengaruhi peningkatan peluang terjadinya kerentanan rumah tangga.

Analysis among the well beings and the health on the developed countries have become as the main focus on th evarious policies. The poor of the health population due to the chronic diseases appear as the hazard and the threat to the countries stability economy. One of the chronic diseases cause the largest morbidity and mortality in the world namely as hypertension. The burden or the cost happened after hypertension is not only affected to the victims and the others received the impact, as example is to pay the health treatment for the sufferer. Thus the purpose of this study is to estimate vulnerability as the result of hypertension with using the methods of the vulnerability expected to poverty (VEP). This study utilize the data from IFLS waves 4 and 5. The VEP calculation is completed by adding the method of three-step feasible generalized least squares (FGLS). The results have shown that the households in which retrieve the impact of the hypertensions tend to have a lower of expected consumption compared to the other households that have not hypertensions and it is significantly increasing the opportunities for household vulnerability influence."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zul Husni
"Penelitian dengan judul tersebut di atas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatan ibu dan anak pada periode konflik, serta bagaimana dampak konflik dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kecamatan Ulee Kareng.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berdasarkan analisis pada data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan wawancara mendalam dengan 5 informan yang terdiri dari 2 informan petugas kesehatan dan pejabat pemerintahan, serta 3 informan dari tokoh masyarakat. Teknik pemilihan informan ini dilakukan dengan purposive sampling.
Dari temuan lapangan dan ungkapan-ungkapan 5 orang Informan Penelitian diketahui bahwa, kondisi kesehatan ibu dan anak, arah kebijakan pembangunan kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan ibu dan anak, penyediaan obat dan sarana kesehatan ibu dan anak, peran petugas dalam pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak, partisipasi warga masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan ibu dan anak, diperoleh kesimpulan bahwa kondisi kesehatan ibu dan anak di Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh belurn sepenuhnya mencapai sasaran pelayanan kesehatan. Teknis pelayanan kesehatan pun belum optimal karena terbatasnya tenaga kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan di Kecamatan Ulee Kareng. Disamping itu, belum optimalnya kondisi kesehatan ibu dan anak di Kecamatan Ulee Kareng diketahui dari data masalah kesehatan di sebagai berikut :
Pertama, Masih tingginya angka ibu hamil resiko tinggi yang mencapai 73 ibu atau melebihi dari sasaran awal yang ditetapkan sebanyak 36 ibu hamil ; Kedua, Capaian imunisasi balita dan anak usia sekolah rata-rata tidak mencapai 75 persen dari populasi sasaran pelayanan imunisasi ; Ketiga, Hanya ada 3 Puskesmas Pembantu di 9 desa yang ada di wilayah Kecamatan Ulee Kareng, dan hanya ada 2 orang dokter di Kecamatan Ulee Kareng ; Keempat, Jumlah kematian kasar pada tahun 2001 mencapai 0,40 persen dari populasi 14.759 penduduk, dan pada tahun 2001 jumlah kematian kasar mengalami peningkatan hingga mencapai 0,44 persen dari populasi 15.891 penduduk.
Menurunnya intensitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kecamatan Utee Kareng pada pasca konflik tidak hanya disebabkan oleh rendahnya partisipasi masyarakat, keterbatasan pembiayaan, keterbatasan sarana dan prasarana pelayanan, dan keterbatasan tenaga kesehatan, namun disebabkan juga oleh dampak konflik yang terjadi di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Situasi konflik ini diketahui dari ungkapan-ungkapan 5 orang Informan Penetitian mengenai hubungan lembaga masyarakat dengan lembaga pemerintah, situasi kehidupan sosial masyarakat, pandangan dan harapan masyarakat terhadap konflik. Situasi konflik ini tercermin dari adanya perasaan kurang aman di kalangan petugas kesehatan, kurang harmonisnya kerjasama lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat, dan besarnya harapan masyarakat agar konflik tidak ada lagi.
Situasi konflik tidak sampai menghambat pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, karena terbukti berbagai program pelayanan kesehatan ibu dan anak tetap terlaksana. Keadaan ini berlangsung karena kesehatan ibu dan anak dipandang sebagai kepentingan dan kebutuhan semua pihak, terutama kebutuhan warga masyarakat Kecamatan Ulee Kareng itu sendiri."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T2517
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Agung
"Latar Belakang. Status fungsional merupakan komponen esensial pengkajian paripuma pasien geriatri. Sesungguhnya pada usia lanjut bukan hanya usia harapan hidup yang penting, tetapi bagaimana usia lanjut dapat menjalani sisa kehidupannya dengan baik dan optimal. Untuk itu usia lanjut harus bisa melakukan ADL secara mandiri. Untuk menilai ADL dasar diperlukan alat ukur yang andal, sahih dan Iuas dipakai. Indeks ADL Barthel merupakan alat ukur yang banyak dipakai. Suatu alat ukur yang baik untuk dapat dipalcai luas hares melalui uji keandalan dan kesahihan. Di Indonesia Indeks ADL Barthel belum pernah diuji keandalan dan kesahihannya.
Tujuan. Membuktikan bahwa kuesioner Indeks ADL Barthel merupakan intrumen ukur yang andal dan sahih untuk menilai status fungsional dasar usia lanjut Indonesia.
Metodologi. Dirancang suatu studi validasi. Prosedur yang dilakukan adalah pada hari pertama kunjungan semua pasien dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pengisian formulir kuesioner indeks ADL Barthel dan indeks ADL Katz serta pada hari 7 --14 kunjungan dilakukan pengisian ulangan formulir kuesioner ADL Barthel.
Hasil. Telah dilakukan pengambilan data dari 100 responden, nilai ICC ADL Barthel tiap-tiap butir, dan nilai total ADL Barthel didapatkan sangat baik (> 0,75), kecuali untuk butir mengendalikan rangsang buang air besar dengan ICC 0,645 hasilnya baik (0,4 -- 0,75). Keandalan internal consistency penelitian ini diperoleh nilai Cronbach a 0,938. Uji kesahihan eksternal ADL Barthel dibandingkan ADL Katz dianalisis dengan uji Spearman correlation coefficient menunjukkan hubungan bermakna (pc0,01), yaitu antara butir dan nilai total ADL Barthel dengan butir dan nilai total ADL Katz. Hanya hubungan butir mengendalikan rangsang buang air km-II ADL Barthel dengan butir makan ADL Katz yang bermalma dengan (p<0,05). Kesahihan konstruksi ADL Barthel diuji dengan Spearman correlation coefficient dan melihat nilai rho (r) masing masing butir. Hasil yang didapatkan semua butir berhubungan bermakna dengan nilai total (p<0,001). Semua butir mempunyai nilai r > 0,3.
Simpulan. Kuesioner ADL Barthel merupakan instrumen ukur yang andal dan sahih serta dapat digunakan untuk mengukur status fungsional dasar usia lanjut Indonesia.

Background. Status functional is essential component of comprehensive geriatric assessment. Actually in addition to longevity, the important thing for elderly is to live the rest of their life as good and as optimal as possible. To live their life as good and as optimal as possible, the elderly should do the basic ADL independently. To measure basic ADL performance of elderly, measurement tool which is valid, reliable and commonly used is needed. Barthel index is the measurement tool which commonly used. For a good instrument to become commonly used, it should be tested for reliability and validity. In Indonesia Barthel index hasn't been tested for reliability and validity.
Objectives. To verify that Barthel index form is an accurate tool to measure basic functional status in elderly population Indonesia.
Methods. A validation study was arranged. On the first day of visit, all patients were subjected to anamnesis and physical examination. Barthel index form and Katz index form were filled on the first visit, which were repeated on day 7 through day 14 of visits.
Results. There were 100 respondents in this study. Intra class correlation coefficient (ICC) Barthel index for each dimension, total score Barthel index were found to be excellent (>0.75) with the exception of controlling bowels with ICC 0.645 (good). The internal consistency was found to have Cronbach a 0.938. Compared to Katz index, the external validity of Barthel index was found to be significant (p<0.01) using Spearman correlation coefficient. The construct validity was found to be significant (p<0.001)
Conclusion. Barthel index form is an reliable and valid tool which is recommended to measure basic functional status in elderly population Indonesia."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2006
T18048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Duliman
"ABSTRAK
Fatigue merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi perusahaan terkait
keselamatan dan kesehatan kerja pada perusahaan yang menerapkan sistem kerja
shift. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran dan hubungan faktor-faktor
penyebab fatigue dengan kejadian fatigue pada operator. Penellitian ini
menggunakan desain cross sectional (potong lintang), pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan kuesioner IFRC, observasi lapangan dan pengukuran
langsung. Ada banyak faktor-faktor yang menyebabkan fatigue. Pada penelitian ini,
ada 11 variabel independen yang diteliti. Variabel independen pada penelitian ini
adalah umur, indeks massa tubuh, kejenuhan, kondisi fisik/kesehatan, jam kerja,
waktu tidur, shift kerja, beban kerja dan lingkungan kerja fisik (pencahayaan,
lingkungan kerja panas dan kebisingan). Hasil penelitian didapatkan prevalensi
operator yang mengalami fatigue ringan 80,4% dan fatigue sedang sebanyak 19,6%.
Variabel lama jam kerja, kondisi fisik/kesehatan, waktu tidur dan shift kerja
merupakan variabel yang berhubungan dengan kejadian fatigue pada analisis
bivariat sedangkan variabel yang paling berpengaruh pada kejadian fatigue adalah
variabel shift kerja dimana shift kerja merupakan satu-satunya variabel yang
berhubungan dengan fatigue pada analisis multivariat. Responden yang bekerja
shift malam mempunyai peluang 11,046 kali dibandingkan dengan responden yang
bekerja shift siang.

ABSTRACT
Fatigue is the one problem faced by company related to occupational health and
safety issues, mainly in company which applies shift work system. The porpuse of
the research is to figure out of fatigue prevalence in geothermal power plant
operator and risk factors related to fatigue that make its occurence. The design of
this study uses cross sectional method, where the datas collect by using
questionnarie of international fatigue research committee (IFRC), field
observation, operational data and direct measurement. There are many factors
which are associated with fatigue. But in this study, there are 11 variables that is
taken. They are: age, body mass index, monotonous, working hours, sleep hours,
physical/health condition, shift work, work load, lighthing, temperature and
noise.The result of study shows the prevalence of operator that is light fatigue
80,4% and medium fatigue 19,6%. The variable independent which is related to
fatigue are working hours, physical/health condition, sleep hours and shift work
(the result from analysis bivariate). In multivariate analysis the variable that is
significant influencing of fatigue occurence is shift work with the odd ratio 11,04.
It means the workers who work on night shift has opportunity to being fatigue
11,045 times compare to workers who work on day shift."
2017
T47702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library