Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leibrock, Cynthia A.
New York: John Wiley & Sons, 2000
R 747.855 1 LEI d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Baker, Judith J.
Sudbury, Mass: Jones and Bartlett, 2011
362.106 8 BAK h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Baker, Judith J.
""Health Care Finance: Basic tools for non-financial managers is the most practical financial management text for those who need basic knowledge and a better understanding of healthcare finance in particular. Using actual examples from hospitals, long-term care facilities, and home health agencies, this user-friendly text includes practical information for the non-financial manager charged with budgeting." -- Back cove"
Burlington: Jones & Bartlet Learning, 2014
362.106 8 BAK h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fallon, L. Fleming
Sudbury, Mass.: Jones and Bartlett, 2014
362.106 8 FAL h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Binsar
"Penelitian ini berupaya menjelaskan masalah tingkah laku dalam menggunakan fasilitas kesehatan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Sint Carolus (disingkat PJPK), khususnya dalam menggunakan fasilitas rawat jalan, dengan menjadikan Teori Reasoned Action dan Teori Planned Behavior dari Fishbein dan Ajzen sebagai acuan teori dalam menerangkan masalah yang disoroti.
PJPK merupakan proyek perintis dalam bidang asuransi kesehatan bagi masyarakat umum, dengan cara memasyarakatkan pelayanan kesehatan komprehensif, yaitu pelayanan kesehatan yang memberi perhatian seimbang terhadap upaya pengobatan dan pencegahan penyakit. Sebagai program baru, pada awalnya PJPK memulai pelayanannya dalam lingkungan sendiri, yaitu pada karyawan Pelayanan Kesehatan Sint Carolus (MSC) dan keluargannya. Namun dalam perkembangannya kemudian kepesertaan PJPK semakin meluas, sehingga bila dilihat dari status peserta, mereka dapat digolongkan pada tiga kelompok besar, yaitu kelompok peserta Sint Carolus, peserta perusahaan pelanggan dan peserta pribadi. Sedangkan bila dilihat dari status kesehatannya, mereka dapat digolongkan ke dalam kelompok sehat dan sakit.
Teori Reasoned Action dari Fishbein dan Ajzen {1975) berakar pada teori sikap, yang dalam upayanya menjelaskan tingkah laku memfokuskan perhatian pada belief, sikap dan intensi. Menurut teori ini, determinan langsung tingkah laku overt individu adalah intensinya untuk menampilkan tingkah laku tersebut. intensi menurut teori ini diramalkan melalui dua variabel utama yaitu sikap dan norma subyektif. Sikap seseorang dapat dilihat dari belief yang dimilikinya, dihubungkan dengan evaluasinya terhadap belief tersebut, sedangkan norma subyektif dapat terbentuk dari persepsi subyek tentang harapan orang lain yang dianggapnya penting (Normative Belief) dihubungkan dengan keinginannya memenuhi harapan tersebut {Motivation to Comply). Mengingat adanya keterbatasan teori ini dalam meramalkan jenis tingkah laku yang tidak sepenuhnya berada dibawah kontrol individu maka untuk menyempurnakan Teori Reasoned Action, Ajzen (1988) melalui Teori Planned Behavior memperkenalkan Perceived Behavioral Control Belief (PBCB) sebagai variabel ketiga dalam meramalkan intensi, yaitu belief individu tentang sejauh mana ia mempersepsikan bahwa akan dapat mengontrol dirinya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Belief ini berkait dengan situasi atau kondisi tertentu, yang bila dikaitkan dengan penelitian ini bisa diartikan sebagai semua kondisi yang dipersepsikan individu peserta PJPK dapat mendorong atau menghambat dirinya menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia. Yang ingin diketahui dari penelitian ini ialah ingin menjelaskan masalah tingkah laku yang ditampilkan peserta berupa penggunaan fasilitas yang terlalu tinggi dibanding dengan Contact Rate Nasional, melalui pemahaman intensi mereka menggunakan fasilitas tersebut pada kelompok peserta yang berbeda, melihat korelasinya dengan tingkah laku dan mengungkap belief yang mendasarinya.
Responden penelitian ini adalah peserta PJPK dengan kriteria telah menjadi peserta sekurang-kurangnya enam bulan dan berusia delapan belas tahun ke atas. Metode sampling yang digunakan adalah quota sampling dengan memilih sampel secara random dari kelompok populasi yang dibedakan menurut status kepesertaan dan kesehatan mereka. Jumlah responden sebanyak 355 orang peserta dengan jenis kelamin dikontrol sehingga jumlah pria dan wanita seimbang. Setiap responder diminta mengisi data pribadi dan kuesioner yang merupakan instrumen penelitian untuk menggali intensi menggunakan fasilitas kesehatan pada peserta PJPK.
Hasil-hasil yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Masalah tingkah laku berupa penggunaan fasilitas PJPK yang terlalu tinggi oleh peserta, dapat dijelaskan oleh Teori Fishbein dan Ajzen. Tingginya tingkat penggunaan fasilitas pengobatan oleh peserta, karena belief mereka masih bertumpu pada pelayanan kuratif dan pemanfaatan PJPK sebagai fasilitas yang ditanggung perusahaan. Walau PJPK mempunyai program pencegahan, tetapi belief peserta tentang pencegahan baru pada tingkat evaluasi belief(EB) sedangkan pada behavior belief (BB) belum menonjol.
2. Ada beda intensi pada kelompok-kelompok penelitian yang dibedakan menurut status kesehatan dan kepesertaan mereka pada PJPK. Dilihat dari status kesehatan, intensi kelompok sehat lebih dipengaruhi sikap, sedang kelompok sakit oleh PBCD. Menurut status kepesertaan, intensi kelompok perusahaan lebih dipengaruhi sikap, kelompok pribadi oleh Norma Subyektif dan kelompok Carolus tidak konsisten (3 model penggjian berbeda).
3. Ada korelasi positif antara intensi dengan tingkah laku menggunakan fasilitas pengobatan pada peserta PJPK. Tetapi korelasi intensi dan tingkah laku menggunakan pelayanan preventif menunjukkan kecenderungan negatif. Saran untuk penggunaan hasil penelitian ini diarahkan pada peningkatan mutu pelayanan preventif dengan intervensi pada belief dan perlunya penelitian lanjutan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T6733
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Management Sciences for Health, 2005
362.106 8 MAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Duncan, W. Jack
Massachusetts : Blackwell, 1999
362.110 68 DUN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Crezee, Ineke H.M
"Abstract:
Medical concepts and terminology can be very confusing for the uninitiated interpreter or translator. This book allows interpreters and translators to quickly read up on healthcare settings, familiarizing themselves with anatomy, physiology, medical terminology and frequently encountered conditions, investigations and treatment options."
Amsterdam ; Philadelphia: John Benjamins Publishing, 2013
362.1 CRE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ginter, Peter M.
San Francisco, Calif: Jossey-Bass, 2014
362.110 GIN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Omo Abdul Madjid
"Dalam pelayanan kesehatan, peranan Fasilitas Kesehatan Primer yang berhadapan langsung dengan masyarakat sangat penting. Kompetensi personal fasilitas pelayanan kesehatan dalam tatakelola pelayanan khususnya di fasilitas pelayanan primer masih terbatas. Hal itu disebabkan pembekalan melalui pendidikan dan pelatihan belum memenuhi kebutuhan kompetensi manajemen akibat kurikulum pendidikan dan pelatihan yang belum dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.
Penelitian ini merupakan penelitian terapan bertujuan mengembangkan model manajemen peningkatan mutu terpadu pelayanan di Fasilitas Kesehatan Primer.
Penelitian menggunakan metode  Kombinasi Kuantitatif-Kualitatif (Mixed Methods) dan rancangan  sequential explanatory. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu, tahap penelitian kuantitatif bertujuan menilai mutu layanan dari sisi pelanggan dengan rancangan potong lintang. Tahap penelitian kualitatif bertujuan menilai mutu dari sisi penyedia. Responden penelitian kuantitatif adalah akseptor penerima pelayanan KB AKDR Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan Primer di Jakarta. Responden penelitian kualitatif adalah tim petugas di Fasilitas Pelayanan Primer dan Pakar di bidang Keluarga Berencana. Pengumpulan data penelitian kuanititatif menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Pengumpulan data penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam menggunakan instrumen maturitas organisasi dan penilaian oleh pakar menggunakan metode Delphi.  Model akhir manajemen peningkatan mutu terpadu dikembangkan dari model awal yang disusun berdasarkan tinjauan pustaka.
Berdasarkan kepuasan pelanggan sebanyak 141 (81,1%) responden merasa puas, 35 (19,9%) responden merasa tidak puas. Berdasarkan keselamatan pasien 166 (94,3%) responden menyatakan keselamatan baik, 10 (5,7%) responden menyatakan keselamatan kurang. Pada penilaian mutu dari sisi pelanggan variabel yang memengaruhi mutu adalah regulasi dan standarisasi, sarana prasarana, komunikasi efektif dan kepemimpinan klinik. Pada penilaian mutu dari sisi penyedia dengan penilaian maturitas proses dan maturitas organisasi masing-masing pada tingkat pertama dan kedua dari empat tingkat maturitas. Dari model awal berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian disintesis model akhir Manajemen Peningkatan Mutu Terpadu di Fasilitas Kesehatan Primer.
Simpulan: Telah berhasil dikembangkan model Manajemen Peningkatan Mutu Terpadu (M-PMT) di fasilitas Kesehatan Primer yang merupakan perangkat manajemen fasilitas Kesehatan Primer dalam proses manajemen mutu pelayanan untuk mencapai kinerja mutu unggul. Model dikembangkan dengan pendekatan terpadu, komprehensif, holistik dan berkelanjutan. Pendekatan terpadu dalam struktur rancangan sistem sebagai komponen input. Komponen proses dengan pendekatan komprehensif dalam siklus perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan evaluasi melalui proses pembelajaran mencapai tingkat kematangan proses dan organisasi berkelanjutan.

In health services, Primary Health Facilities plays an important role in dealing directly with the community. The personal competence of health service facilities in service governance, especially in primary care facilities, is still limited. This is due to the fact that debriefing through education and training has not met the needs of management competencies due to education and training curricula that have not been designed and implemented according to the needs and expectations of the community.
This is an applied research aimed at developing an integrated quality improvement management model of service in Primary Health Facilities.
The study combined quantitative methods and sequential explanatory design. This study consists of two stages. The quantitative research stage aims to assess the quality of service from the customer side with a cross-sectional design. The qualitative research phase aims to assess the quality of the provider. Quantitative research respondents are acceptors of contraceptive services of postnatal IUD at Primary Health Facilities in Jakarta. respondents from qualitative research team were officers at Primary Service Facilities and experts in the field of Family Planning. Quantitative research data is collected using validated questionnaires. Collecting qualitative research data using in-depth interview methods using organizational maturity instruments and expert assessment using the Delphi method. The final model of integrated quality improvement management was developed from the initial model which was compiled based on literature review.
Regarding customer satisfaction, 141 (81.1%) respondents were satisfied and 35 (19.9%) respondents felt dissatisfied. Regarding patient safety, 166 (94.3%) respondents stated safety was good and 10 (5.7%) respondents said that safety was lacking. In the quality assessment from the customer side, the variables that affect quality are regulation and standardization, infrastructure, effective communication and clinical leadership. In the assessment of quality from the provider side by assessing the process maturity and organizational maturity of each at the first and second levels of the four maturity levels. The final model of Integrated Quality Improvement Management in Primary Health Facilities is synthesized from the initial model based on literature review and the results of the study.
Conclusion: The Integrated Quality Improvement Management (M-PMT) Management model in Primary Health facilities has been successfully developed. The result is a primary health facility management tool in the service quality management process to achieve superior quality performance. The model is developed with an integrated, comprehensive, holistic and sustainable approach. Integrated approach in the structure of the system design served as as an input component. The process component with a comprehensive approach in the cycle of planning, implementing and monitoring evaluations through the learning process reaches a sustainable level of process and organization maturity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>