Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faisal Yatim
Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2005
613.043 FAI t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI Publishing, 2024
618.92 LEA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mamosey, Welly E.
"Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi negara sedang berkembang termasuk Indonesia adalah masalah kesehatan pada golongan anak bawah lima tahun (balita). Pada golongan anak balita ini angka kematian dan kesakitan masih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan masih rendah. Di negara-negara maju atau industri angka kematian bayi (0-1 tahun) rata-rata 5/1000/tahun, sedangkan di negara-negara sedang berkembang rata-rata 50/1000/tahun (Morley, 1879:1). Di Indonesia khususnya, pada tahun 1983 angka kematian bayi masih sekitar 90,3/1000/tahun (Depkes RI, 1987: 30), sedangkan angka kematian anak balita (1-5 tahun) masih sekitar 40/1000/tahun (Ditjen P2MPLP Depkes RI, 1984:20).
Pada tahun 2000 ditargetkan angka kematian bayi dapat ditekan menjadi 40/1000/tahun, dan angka kematian balita menjadi 20/1000/tahun (SKN Depkes RI, 1982:19). Jumlah angka kematian yang masih tinggi tersebut di atas tidak merata disetiap daerah di Indonesia. Di propinsi Jawa Barat pada tahun 1980 angka kematian bayi 129/1000/tahun, di propinsi Sulawesi Utara 83/1000/tahun. Daerah yang paling tinggi angka kematian bayi adalah propinsi NTB yaitu 187/1000/tahun, sedangkan yang paling rendah adalah Yogyakarta (Adhyatma, 1986 ; Munir, 1986:5).
Tingginya angka kematian bayi dan balita tersebut terutama disebabkan oleh tingginya prevalensi penyakit diare, infeksi saluran pernapasan (ISP), penyakit menular dan gangguan gizi (Munir, 1986:5 ; Morley, 1979:1). Dari jenis penyakit di atas, penyebab angka kematian paling tinggi adalah penyakit diare, kurang lebih 25 % (Morley, 1979:203). Khususnya angka kesakitan penyakit diare yaitu 200-400/1000/ tahun. Angka kesakitan penyakit diare tersebut bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sekarang ini, maka rata-rata dalam setahun dapat ditemukan kurang lebih 40 juta kejadian penyakit diare/tahun. Dari 40 juta penderita diare ini, yang, meninggal kurang lebih 350.000/tahun jen P2MPLP Depkes RI, 1984:21). Untuk penyakit campak, diperkirakan 90 % dari semua anak pernah terserang. Angka kematian yang disebabkan penyakit campak ini kurang lebih 4,7 % dari jumlah bayi dan balita yang ada (Morley, 1979: 254), sedangkan penyakit malnutrisi menunjukkan bahwa kurang lebih 25 % dari semua kelahiran bayi, berat badannya di bawah 2,5 kg, sehingga menyebabkan tingginya angka kematian perinatal dan neonatal (Morley, 1979:190).
Untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut di atas beberapa program telah diterapkan seperti pembangunan sarana kesehatan (puskesmas, klinik, rumah sakit), penyediaan obat-obatan, tenaga medis (dokter, bidan, paramedik) dan lain-lain. Dari program-program tersebut masih banyak yang belum mencapai sasaran yang diharapkan karena adanya berbagai hambatan. Hambatan atau kegagalan tersebut sebagaimana yang dikemukakan Foster karena dalam perencanaan dan pelaksanaan program kurang memperhatikan dengan saksama karateristik-karateristik sosial, budaya dan psikologis dari kelompok yang menjadi sasaran atau recipient (Kalangie, 1987: 207). Hal ini menunjukkan bahwa faktor sosial budaya masyarakat perlu diperhatikan dalam penyusunan dan pelaksanaan program. Namun demikian bukan berarti bahwa bagi pelaksana program (provider) tidak terdapat masalah, seperti juga yang dikemukakan oleh Foster dalam kutipan tersebut di atas.
Dalam inovasi kesehatan banyak kesulitan yang dihadapi terutama pada masyarakat tradisional. Pada masyarakat ini, sistem medis tradisional telah lama tertanam dalam kognisi mereka sehingga sulit menerima sistem medis baru (modern). Penerimaan dan perubahan unsur-unsur sistem medis baru dapat terjadi secara perlahan-lahan dan memerlukan waktu yang relatif lama melalui program komunikasi terencana."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaza Luthfani Udyaputri
"Masalah kesehatan jiwa yang terjadi pada 15% sampai 22% anak-anak dan remaja, namun yang mendapatkan pengobatan jumlahnya kurang dari 20% (Keys, 1998). Guru adalah orang yang paling bertanggung jawab atas perkembangan psikologis dan karakter anak di sekolah. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan latar belakang sosiodemografi, pengetahuan, dan sikap guru dengan perlakuan guru terhadap siswa dengan gangguan jiwa di SD I Al Azhar 1 Kebayoran Baru, Jakarta tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain noneksperimental. Penelitian ini menemukan bahwa variabel yang berhubungan adalah jumlah anak dengan perlakuan guru terhadap siswa dengan gangguan jiwa. Disarankan dilakukan pembelajaran bagi calon guru dan pelatihan bagi guru dalam hal pengenalan, pemantauan, dan penanganan kesehatan jiwa pada anak.

Mental health problems occur in 15% to 22% of children and adolescents, but who get the treatment amount is less than 20% (Keys, 1998). Teacher is the most responsible person for child’s phsycological and character development in school. This thesis aims to determine the relationship between sociodemographic background, knowledge, and attitudes of teacher with teacher treatments towards students with mental health disordes at SD I Al Azhar 1 Kebayoran Baru, Jakarta in 2011. This is a quantitative research with non-experimental design. This study found that variable related is between number of children with teacher treatments towards students with mental disordes. This study suggests, pre and post education and training for teachers in terms of recognition, monitoring, and treatment of mental health in children should be held."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anky Tri Rini Kusumaning Edhy
"BAB I PENDAHULUAN
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan manifestasi klinis berat penyakit arbovirus. Penelitian tentang manifestasi klinis DBD telah banyak dan dibahas secara luas oleh Sumarmo (1983), tetapi tidak banyak diungkapkan keadaan sistem pernafasan pada DBD. Pengamatannya terhadap analisis gas darah telah sampai pada kesimpulan yang serupa dengan penelitian Pongpanich dan Kumponpant (1973), yaitu hasil analisis gas darah menunjukkan gambaran asidosis metabolik ringan dan alkalosis respiratorik kompensasi. Kompensasi ini berhubungan dengan asidosis metabolik akibat renjatan, seperti dilaporkan Varavithya dkk. (1973).
Dalam penelitian mereka pada pasien 'Dengue Shock Syndrome' didapatkan asidosis metabolik ringan dan alkalosis respiratorik, tetapi tidak dibedakan derajatnya. Selain itu Miller dkk.(1967) menduga pula bahwa alkalosis respiratorik ads kaitannya dengan peningkatan ventilasi karena kenaikan suhu tubuh seperti yang terjadi pada malaria, karena rangsangan demam terhadap pusat pernafasan. Faktor eksitasi serta rasa ketakutan juga diduga menjadi penyebab.
Bhamarapravati dkk. ( 1967 ) mengemukakan bahwa pada 100 autopsi pasien DBD ditemukan edema dan perdarahan paru di samping terdapatnya cairan di dalam rongga pleura, perikardium, dan peritoneum. Tamaela dan Karjomanggolo (1982) melaporkan bahwa secara radiologis edema paru dan efusi pleura bahkan telah terlihat sejak awal penyakit ini dan dapat digunakan sebagai pembantu diagnosis dalam keadaan yang meragukan.
Pada DBD terjadi gangguan pernafasan akibat kebocoran plasma melalui kapiler paru yang cedera dengan akibat lebih lanjut terjadi edema paru serta efusi pleura (Pongpanich dan Kumponpant, 1973; Rohde, 1978; WHO, 1986). Kasim (1982) mendapatkan kesan bahwa edema paru akan mengakibatkan gangguan pertukaran gas di aloveoli dan selanjutnya terjadi hipoksemia yang dikompensasi dengan hiperventilasi. Hipoksemia dapat diikuti dengan hipoksia jaringan disertai laktoasidosis yang akan menambah keadaan hiperventilasi, dan pada analisis gas darah tampak seperti gambaran alkalosis respiratorik yang dapat disertai peningkatan pH.
Hiperventilasi adalah bertambahnya ventilasi alveolar karena berbagai sebab yaitu : hipoksemia, asidosis metabolik dan faktor central yang mengakibatkan tekanan parsial CO2 ( PaCO2 ) kurang dari 30 mmHg (Shapiro dkk., 1978).
Edema paru pada DBD terjadi sebagai akibat ekstravasasi cairan dan plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler. Edema ini pada stadium permulaan berupa edema interstisial yang akan menghambat difusi gas di paru. Hambatan difusi oksigen terjadi lebih dahulu oleh karena koefisien difusi oksigen adalah 1/20 koefisien difusi CO2. Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan PaO2 atau keadaan hipoksemia yang akan merangsang pusat pernafasan dan terjadi hiperventilasi. Hipoksemia mengakibatkan berbagai derajat hipoksia jaringan dan diikuti peningkatan metabolisme anaerob dan pembentukan asam laktat serta asidosis metabolik yang dapat menambah hiperventilasi"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T1611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gupte, Suraj
Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2004
613.043 2 GUP p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman
"ABSTRACT
This study was conducted for the purpose to obtain valuable information on
how far health center had done its role on improving children nutritional status.
This study did not attempt to evaluate health program implemented by
health center, but only differentiated the two extremes of health center
performance (low and high performance) and their contribution to improving
children nutritional status.
This research report has been presented in three parts. Part 1. Introduction
consisted of background of the study, problem statement and rationale of the
study, literature review, causal model, hypotheses, objectives of the study,
variables and indicators. Part 2. Manuscript for publication was presented
according to Food and Nutrition Bulletin's format, there were abstract,
introduction, subjects and methods, results, discussion, conclusion,
references, and appendices. Part 3. Appendices consisted of questionnaires,
methodology, ethical consideration, operational definition, detailed results,
recommendations, instruction for the contributors of Food and Nutrition
Bulletin, references and curriculum vitae.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Andarini Putri
"

Latar Belakang: Stunting adalah kondisi malnutrisi kronis yang memengaruhi jutaan anak di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik tetapi juga perkembangan kognitif anak. Anak dengan stunting memiliki laju air liur yang rendah sehingga meningkatkan risiko terjadinya karies. Karies merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi pada anak-anak dan dapat memengaruhi kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Meskipun dampak sistemik stunting telah banyak diteliti, hubungannya dengan kejadian karies gigi masih jarang dibahas, terutama di daerah pedesaan seperti Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Tujuan: Mengetahui hubungan kejadian stunting dengan penyakit karies gigi pada anak usia 0-3 tahun di Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan data sekunder mengenai stunting yang diperoleh dari  program JUWITA 1000 HARTA yang dikelola Puskesmas Juwiring. Jumlah subjek sebanyak 264 orang dengan menggunakan teknik sampling total sampling untuk stunting dan consecutive sampling untuk pemeriksaan kariesStunting ditentukan menggunakan Z-score berdasarkan standar WHO, dan dikategorikan menjadi tingkat ringan dan berat. Status karies gigi dinilai menggunakan menggunakan bantuan alat intraoral kamera dan dikategorikan menjadi karies dan bebas karies. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji chi-square untuk menguji hubungan antara stunting dan karies gigi. Hasil: Didapatkan 248 dari total 264 subjek yang menjadi subjek penelitian. Dari 248 subjek, sebesar 31,5% mengalami stunting ringan dan 68,5% mengalami stunting berat. Prevalensi karies gigi secara signifikan lebih tinggi pada anak-anak dengan stunting berat dibandingkan dengan mereka yang mengalami stunting ringan atau tidak stunting (p < 0,05). Kesimpulan: Penelitian ini  menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara stunting dan prevalensi karies gigi. Anak-anak dengan stunting yang lebih parah berisiko lebih tinggi untuk mengalami karies gigi, yang menekankan pentingnya mengatasi tantangan terkait gizi dan kesehatan gigi untuk meningkatkan kesejahteraan anak secara keseluruhan.

Kata Kunci: Stunting, karies gigi, status gizi, kesehatan gigi, anak-anak.


Background: Stunting is a chronic malnutrition condition affecting millions of children worldwide, particularly in developing countries. This condition not only impacts physical growth but also cognitive development in children. Children with stunting tend to have reduced salivary flow rates, increasing their risk of developing dental caries. Dental caries is one of the most common chronic diseases among children, significantly affecting their overall quality of life. Although the systemic effects of stunting have been widely studied, its relationship with dental caries remains underexplored, particularly in rural areas such as Juwiring Subdistrict, Klaten Regency. Objective: To determine the relationship between stunting and dental caries in children aged 0–3 years in Juwiring Subdistrict, Klaten Regency. Method: This research method is cross sectional design using secondary data on stunting obtained from the JUWITA 1000 HARTA program managed by Juwiring Public Health Center. A total of 264 subjects were included, using total sampling for stunting and consecutive sampling for caries examination. Stunting was assessed using Z-score based on WHO standards and categorized into mild and severe levels. Dental caries status was assessed using intraoral cameras and categorized as caries or caries-free. Statistical analysis was performed using the chi-square test to examine the relationship between stunting and dental caries. Results: Out of 264 subjects, 248 were included in the study. Of these, 31.5% were mildly stunted, and 68.5% were severely stunted. The prevalence of dental caries was significantly higher among children with severe stunting compared to those with mild stunting or no stunting ( ð‘ < 0.05 p<0.05). Conclusion:The study shows a significant relationship between stunting and dental caries prevalence. Children with more severe stunting are at a greater risk of developing dental caries, underscoring the importance of addressing both nutritional and oral health challenges to improve overall child well-being.

Keywords: Stunting, dental caries, nutritional status, oral health, children.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Ali
"Penelitian di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita dilakukan dengan tujuan untuk melihat gambaran umum tingkat kesehatan gigi dan mulut (kebersihan mulut, kesehatan gingiva, dan karies gigi) anak yang berkunjung di Klinik Khusus Tumbuh Kembang Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita dan untuk mengetahui status kesehatan gigi dan mulut (kebersihan mulut, kesehatan gingiva, dan karies gigi) antara anak sindroma Down dan anak non sindroma Down yang berkunjung ke Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita. Selain itu juga diharapkan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menyusun program perawatan gigi dan mulut anak sindroma Down di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, Subyek penelitian dilakukan pada 34 anak sindroma Down dan 39 anak yang tidak mengalami kelainan genetika dengan usia 21-76 bulan. Penelitian merupakan kasus kelola berdasarkan data rekam medik, pengamatan serta wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks gingivitis untuk kelompok anak sindroma Down 0,60 dan anak non sindroma Down 0,51, ada perbedaan yang tidak bermakna. Anak sindroma Down mengalami karies dengan def-t rata-rata 4,65 dan anak non sindroma Down def-t rata-rata 4,28."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Estianti Achmadi
"Dalam pelaksanaan program pemberantasan casing di sekolah-sekolah dasar DKI Jakarta selama ini, tidak ada intervensi khusus yang ditujukan kepada dokter kecil. Padahal sebaiknya mereka perlu dilibatkan secara aktif dalam program ini, karena dokter kecil diharapkan dapat membina teman-temannya dan berperan sebagai promotor dan motivator dalam melaksanakan program pemberantasan cacing di sekolah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh program pemberantasan cacing dengan pelatihan dokter kecil terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan praktek murid sekolah dasar. Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan menggunakan rancangan ulang non random. Sampel diambil secara purposive yaitu seluruh murid kelas IV,V,VI tanpa dokter kecil dari SDN Pasar Minggu 01 Pagi sebagai kelompok eksperimen, dan dari SDN Pasar Minggu 07 Pagi sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama-sama mendapat program pemberantasan cacing, dan pada kelompok eksperimen ditambah kegiatan pelatihan dokter kecil. Hasil penelitian menuniukkan bahwa, ternyata pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak setara untuk variabel umur murid dan variabel praktek murid hasil pre-test. Perbedaan pengetahuan, sikap dan praktek antara pre-test dan post-test pada masing-masing kelompok didapatkan hasil yang bermakna. Sedangkan perbedaan peningkatan tersebut antar kelompok didapatkan hasil yang tidak bermakna. Berarti program pemberantasan cacing baik dengan atau tanpa pelatihan dokter kecil, sama-sama meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek murid. Temuan tambahan penelitian ini adalah diketahuinya dampak program pemberantasan cacing berupa penurunan kasus kecacingan setelah jangka waktu tertentu. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan studi pendahuluan, sehingga pemilihan responden dapat setara. Juga sebaiknya dilaksanakan mencakup beberapa sekolah dasar pada daerah yang lebih luas dan pengambilan sampel dilakukan secara random, sehingga hasilnya dapat di generalisasi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>