Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Soultan Aliefiansyah
Abstrak :
Semakin meningkatnya kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan komputasi, dan miniaturisasi perangkat komputer menyebabkan kenaikan heatflux yang dapat berakibat pada penurunan usia pakai CPU dimana 55% kegagalan pada CPU disebabkan oleh panas berlebih. Hal inilah yang mendorong penelitian dalam disipasi panas pada CPU. Eksperimen pada skripsi ini menggunakan heatsink dengan desain batik Parangkusumo sebagai fin yang menggunakan bahan tembaga dan dimanufaktur dengan 3D Printing metal. Selain itu, Eksperimen juga dilakukan dengan mengombinasikan heatsink BatiX dengan PCM RT 35 yang diinjeksikan ke dalam heatsink agar dapat lebih meningkatkan disipasi panas. Percobaan dilakukan dengan memberikan variasi beban kalor, temperatur udara dan kecepatan udara untuk mengetahui kinerja disipasi panas pada temperatur yang lebih tinggi, dan menentukan korelasi Nusselt pada fin heatsink BatiX. Eksperimen membuktikan bahwa penambahan PCM dapat menurunkan temperatur permukaan CPU hingga 8%, dan waktu setpoint naik pada kisaran 5-10% ......Increasing computational capabilities and the miniaturization of computer devices have led to an increase in heat flux, which can result in a decrease in the lifespan of CPUs. In fact, 55% of CPU failures are caused by excessive heat. This has driven research in CPU heat dissipation. The experiment in this thesis utilizes a Parangkusumo batik-inspired heatsink design, with copper as the material, manufactured using 3D Printing metal. Additionally, the experiment combines the BatiX heatsink with PCM RT 35, injected into the heatsink to enhance heat dissipation. The experiment involves varying the heat load, air temperature, and airflow velocity to assess the heat dissipation performance at higher temperatures and determine the Nusselt correlation on the BatiX heatsink fins. The experiment demonstrates that the addition of PCM can reduce CPU surface temperature by up to 8% and increase the setpoint time within the range of 5-10%
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Try Satrio Putra
Abstrak :
Water dispenser merupakan salah satu perlengkapan rumah tangga dan perkantoran yang berfungsi menampung air minum, baik air panas maupun air dingin. Air panas yang dihasilkan oleh water dispenser biasanya menggunakan heater. Pemakaian alat pemanas dan pendingin sekarang masih banayak terdapat berbagai kelemahannya. Teknologi termoelektrik dapat menjawab kebutuhan dari alat pemanas dan pendingin tersebut. Termoelektrik memiliki dua sisi yang berbeda temperatur, sisi satu merupakan sisi panas sedangkan sisi lainnya merupakan sisi dingin. Perbedaan temperatur tersebut terjadi akibat pergerakan elektron dari tembaga semi konduktor tipe p ke semi konduktor tipe n. Dalam penelitian ini dibuat alat uji berbentuk persegi empat dari bahan plastik piber, dengan menggunakan colsink pada sisi dingin dan heatsink pada sisi panas. Sedangkan media yang akan dipanaskan dan didinginkan menggunakan media air. Penelitian ini difokuskan pada perhitungan beban pemanas dan pendinginan, pada termoelektrik. Kotak penampung air/box mempunyai ukuran 10 cm x 10 cm x 15 cm. Beban pemanas air dari sebesar 66860,8 J dan untuk beban pendingin air sebesar 29313,2 J. Untuk perpindahan kalor yang terjadi pada Heatsink dalam proses pemanasan air sebesar 1,1878 watt, dan perpindahan kalor yang terjadi pada coolsink dalam proses pendinginan air dalam box sebesar : 0,5339 Watt. Tegangan yang digunakan pada sistem termoelektrik ini adalah sebesar 12 V DC 10 Amper. Jenis termoelektrik yang digunakan adalah termoelektrik jenis TEC1-12706 dengan ukuran dimensi 40 mm x 40 mm x 3,9 mm.
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2016
600 JDTEK 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tikkos Oscar Margorga
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang termoelektrik generator yang merupakan alat untuk merubah beda temperatur menjadi daya listrik. Termoelektrik generator ini menggunakan modul Peltier yang bekerja sesuai prinsip efek Seebeck. Untuk menjaga temperatur digunakan sistem pemanasan yang baik untuk menerima kalor pada sisi panas modul Peltier dan juga sistem pendingin yang baik untuk menjaga agar tetap terdapat beda suhu pada modul termoelektrik. Pada penelitian ini digunakan sistem pendingin dengan heatsink dan air pendingin. Termoelektrik generator yang menggunakan heatsink menghasilkan tegangan terbesar yaitu 6.9 Volt dengan daya 0,72 Watt. Termoelektrik generator yang menggunakan air pendingin menghasilkan tegangan maksimum 0.459 Volt, dengan daya 0.0105 Watt.
This thesis is disccused about thermoelectric generator that are the device that can convert the difference of temperature to electrical power. Thermoelectric generator is using Peltier modules which works with the Seebeck Effect rsquo s law. In order to keep the delta temperature between hot junction and cold junction there are some system that being needed to supply some calor and to keep the calor being thrown away. In this research is using cooling system such are heatsink and water coolant. Thermoelectric generator with heatsink is produced the highest voltage output is 6.9 Volt and power 0.72 Watt. Thermoelectric generator with water cooling is produced the highest voltage output is 0.459 Volt and power 0.0105 Watt.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69616
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Nyoman Ari Bhaskara Wiraputra
Abstrak :
Dalam proses pendinginan alat elektronik, heatsink adalah alat yang digunakan untuk melepas kalor yang dihasilkan oleh alat elektronik tersebut, dengan cara memperluas permukaan yang dapat memindahkan kalor dari alat elektronik ke lingkungan. Heatsink ini dibuat dengan proses manufaktur additive manufacturing, desain yang dibuat bisa tidak terbatas dibandingkan dengan metode manufaktur konvensional. Desain yang dibuat dalam penulisan ini adalah heatsink motif Batik Parang Kusumo, dengan tujuan mencari efek kelebihan dan estetika dari batik dengan bentuk batik Parang Kusumo. Dengan metode AM pula, heatsink bisa di desain agar memiliki ruang untuk diisi PCM. Pengujian dilaksanakan menggunakan wind tunnel sepanjang 2 meter yang dibagi menjadi 4 bagian, di mana heatsink ditempatkan 35 cm dari outlet wind tunnel, dengan tujuan agar udara yang melewati bagian tersebut diyakini telah fully developed. Variasi dari eksperimen ini adalah variasi kecepatan udara, variasi daya yang digunakan, dan variasi penggunaan PCM. Dengan variasi kecepatan angin 1 m/s, 1,5 m/s, dan 2 m/s, sedangkan daya digunakan adalah 30 W, 40 W, dan 50 W. Data diambil menggunakan perangkat lunak National Instruments Labview 2018, dengan menempatkan thermocouple pada fin-finnya. Setelah melakukan eksperimen diketahui bahwa didapatkan adalah heat transfer coefficient sebesar 48,2 W/m2K. ......In the cooling process of electronic devices, a heatsink is a device used to release the heat generated by the electronic device, by enlarging the surface being used to dissipate heat from said electronic device. The heatsink is made through metal 3D printing, through this the design is limitless. The heatsink takes inspiration from the Parang Kusumo Batik design to achieve estethics and functional goals. With the manufacturing method, the heatsink is designed to have a cavity to be filled with PCM. The experiment uses a 2 meter long wind tunnel, the heatsink is placed 0,35 m from the outlet, with the aim that the air passing through the heatsink is fully developed. The variations of this experiment are variations in air speed, variations in the power used, and variations of the use of PCM. With variations in wind speed of 1 m/s, 1.5 m/s, and 2 m/s, while the variations of power is 30 W, 40 W, and 50 W. Data Acquisition was taken using the National Instruments Labview 2018 software, by placing a thermocouple on the fins. After conducting experiments, it is known that the heat transfer coefficient is 48.2 W/m2K.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Irawan Terran
Abstrak :
Perangkat elektronik telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sebagian besar perangkat rentan terhadap panas, dan overheating telah menjadi salah satu masalah utama dalam menjaga daya tahan perangkat. Para peneliti kini sedang mengembangkan sistem manajemen termal dan salah satunya adalah heatsink. Heatsink memanfaatkan permukaan yang diperpanjang untuk mentransfer panas dari perangkat untuk dibawa melalui konduksi dan konveksi. Semakin banyak panas yang hilang, semakin baik kinerjanya. Ada juga temuan lain pada sistem manajemen panas yang merupakan Phase Change Material (PCM). PCM menggunakan keadaan laten suatu bahan untuk menyerap panas dalam suhu konstan dan sudah banyak digunakan dalam penyimpanan termal atau sistem manajemen termal. Penelitian eksperimental ini dilakukan untuk membandingkan kinerja heatsink konvensional dengan heatsink yang diinjeksi PCM. Percobaan dilakukan dengan berbagai variasi kecepatan angin, daya heater, dan PCM. Hasil dari eksperimen menunjukan kalau penggunaan PCM efektif dalam menurunkan temperatur heatsink terutama pada heat flux yang tinggi ketika titik leleh PCM sudah tercapai. Performa PCM palm wax lebih baik dibandingkan PCM soy wax. ......Electronic devices have been an integral part of human life. Most devices are susceptible to heat, and overheating has become one of the main problems of maintaining the device’s durability. Researchers now are developing on thermal management systems and one of them is a heatsink. Heatsink takes advantage of the extended surface to transfer heat from the device to be carried away through conduction and convection. The more heat that is dissipated, the better the performance. There are also other findings on heat management system which is a phase change material (PCM). PCM uses the latent state of a material to absorb heat in a constant temperature and is already many used in thermal storage or thermal management system. This experimental research is done to compare the performance of a conventional heatsink with a heatsink that is injected with PCM. The experiment is done with different variations of air speed, heater power, and PCM. The experiment result shows that PCM is effective in lowering the heatsink steady-state temperature, especially under high heat flux when the melting point has been reached. The performance of palm wax PCM is better than soy wax PCM.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhana P.
Abstrak :
Elektroforesis merupakan peristiwa pergerakan molekul¬molekul kecil yang dibawa oleh muatan listrik akibat adanya pengaruh medan listrik. Peristiwa ini dimanfaatkan pada bidang kedokteran untuk menggerakan DNA, dimana pergerakan DNA ini berfungsi untuk mengidentifikasikan DNA. Teknik identifikasi seperti ini biasa disebut dengan kromatografi, yaitu proses pemisahan suatu campuran senyawa. Dimana DNA dengan fragmen pendek akan bermigrasi lebih jauh dibanding fragmen DNA yang lebih panjang. Dengan begitu fragmen DNA akan terpisah dari molekul lain yang tercampur bersamanya. Akan tetapi arus listrik yang digunakan untuk membuat fragmen DNA bermigrasi dapat menimbulkan panas, yang kemudian akan diterima gel agarosa. Panas berlebih ini harus dihindari karena dapat menyebabkan AgaroseGelelectrophoresistidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan alat elektroforesis yang sudah ada, dikombinasikan dengan termoelektrik, guna menyerap kalor yang dihasilkan oleh AgaroseGelelectrophoresis. Alat pembuang kalor yang digunakan pada sisi panas termoelektrik adalah heatpipedan heatsink. Temperature larutan TAE terendah yang berhasil dicapai dalam eksperimen ini adalah 10,75˚C dengan nilai COP 0,51. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan termoelektrik pada alat elektroforesis ini dapat digunakan sebagai sistem pendinginan AgaroseGelelectrophoresis.
Electrophoresis is phenomenon of molecule movement which brought by electric current. This phenomenon used by medical sector to move the DNA, which the movement of DNA function is to identify the DNA. This identification method called by cromatograph. Cromatograph is separation of mixing compound. The short fragment of DNA will move farther than the long one. As a consequence the DNA fragment will separate from another molecule. But then the current of eletricity which use to move the DNA fragmen can produce heat. Overheated must be avoided because that bringing on AgaroseGelelectrophoresisdo not operate very well. The objective of this experiment is to improve electrophoresis device, which is combined with thermoelectric. The function of thermoelectric to absorb the heat that AgaroseGelelectrophoresisproduce. On the hot side of thermoelectric the writer put heat ejector (heat pipe and heat sink). The lowest temperature of TAE solution that reached in this experiment is 10,75˚C with COP 0,51. The result of this experiment is the application of thermoelectric can be use as cooling system in AgaroseGelelectrophoresis.
2011
S41
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library