Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adilla Nityasari Nugroho
"

Indonesia masih menjadi negara  dengan penyebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tinggi yaitu tercatat 100.347 kasus demam berdahar dengan angka kematian sebesar 907 orang pada tahun 2014. Hingga saat ini belum ditemukan antivirus spesifik untuk penyakit DBD sehingga penanganan yang dilakukan berupa tata laksana suportif. Cassia alata yang biasa disebut dengan daun ketepeng Cina memiliki potensi pengobatan yang besar dan telah digunakan sebagai bahan obat tradisional. Tumbuhan ini menghasilkan berbagai macam molekul bioaktif sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar obat untuk berbagai macam penyakit. Pada tumbuhan ini terdapat berbagai zat kimia seperti fenol,tanin, alkaloid, steroid, flavonoid, saponin, karbohidrat, dan glikosida anthraquinon. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ekstrak daun Cassia alata dengan fraksi heksana terhadap replikasi DENV-2 in vitro dengan mencari nilai IC50, CC­50, dan Indeks Selektivitas (SI) pada sel Huh7it-1 yang terinfeksi dengan DENV. Ekstrak diberikan pada konsentrasi 2,5μg/ml, 5μg/ml, 10μg/ml, 20μg/ml, 40μg/ml dan 80μg/ml. Nilai IC50 didapatkan dengan menggunakan metode Foccus Assay, sedangkan nilai CC50 didapatkan dengan uji MTT. Hasil yang didaptakn menunjukan nilai IC50, CC­50, dan Indeks Selektivitas (SI) secara berurutan yakni 0.005 mg/mL, 47,469 mg/ml, dan 9246,311. Kesimpulan yang didapatkan dari nilai tersebut adalah ekstrak daun Cassia alata dengan fraksi heksana memili potensi untuk menginhibisi replikasi DENV dan tidak bersifat toksik terhadap sel pada konsentrasi inhibisi, dan dapat dikembangan sebagai antiviral.


Indonesia is still one of the country with the highest disease of dengue hemmorrhagic fever with records of 100.347 cases of dengue hemorrhagic fever and mortality of 907 cases at 2014. Until now, the spesific antiviral of dengue hemmorhagic fever has not been established and only supportive care is used for dengue hemorrhagic fever management. Cassia alata is known to have a potential as a cure and has been used as a material for traditional medicine. This plant has lots of bioactive molecule that can be used as a cure to infection disease. Cassia alata extract some chemical molecule such as fenole, tanine, alcaloid, steroid, flavonoid, saponine, etc. This study shows the effect of Cassia alata Linn extract using hexane fraction to DENV-2 replication in vitro in Huh7it-1 that has been infected by DENV by searching for IC50, CC50, and Selectivity Index (SI) value. Extract is given in concentration 2,5μg/ml, 5μg/ml, 10μg/ml, 20μg/ml, 40μg/ml, and 80μg/ml. The value of IC50is determined using Focus Assay, while the CC50 value is determined trough MTT assay. The result showed the value of IC50, CC50, and Selectivity Index (SI) consecutively is 0.005133866 μg/mL, 47,4693 μg/ml, and 9246,311. Those value showed that extract of Cassia alata Linn using hexane fracton has inhibition potential against DENV replication and was not toxic to cells, thus conclude that it could be developed as antivirals."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kerusakan lipid karena reaksi oksidasi dapat dihambat dengan penambahan antioksidan. Penggunaan antioksidan sintetis BHA dan BHT melebihi 50 mg/ kg/ hari dapat menyebabkan pembengkakkan organ hati . Oleh karena itu pengembangan al-can suatu altematif pengganti antioksidan sintetis sangat dibutuhkan.
Salah satu pengganti antioksidan sintetis adalah golongan senyawa ilavonoid. Golongan senyawa flavonoid banyak terkandung di dalam buah-buahan dan sayuran. Famili tumbuhan Dilleniaceae merupakan tumbuhan yang rnengandung flavonoid. Tanaman sempur air yang berada di lingkungan Departemen TGP adalah jenis turnbuhan yang termasuk ke dalarn famili Dilleniaceae. Tumbuhan ini memiliki tinggi sekitar mjuh meter dan merniliki buah berukuran besar. Buah ini biasanya clibiarkan saja sehingga jatuh dari pohonnya dan membusuk di tanah atau dikumpulkan dan dibuang. Karena kandungan yang dimiliki tanaman yang termasuk dalam famili Dilleniaceae ini, penulis tertmik mempelajazi kemungkinan ekstrak daging buah sempur air sebagai antioksidan.
Untuk mempelajari aktivitas antioksidan ekstrak daging buah sempur air, penulis melakukan beberapa tahap penelitian. Tahap pertama adalah isolasi ekstrak daging buah sempur air clengan merendamnya ke dalam pelarut n-heksana selama tujuh hari. Hasil yang diperoleh berupa rninyak berwarna kuning sebanyak 0,9 gram. Ekstrak yang dihasilkan disebut ekstrak kasar.
Tahap kedua adalah uji kromatogafl lapis tipis (KLT) ekstrak kasar dengan pelarut pengembang n-heksana dan kloroform dengan perbandingan 1:15. Uji KLT rnenunjukkan jumlah minimum komponen yaitu lima komponen dengan faktor retensi (Rf) masing-masing 0,036; 0,1 82; 0,436; 0,654 dan 0,745.
Tahap berikutnya adalah memisahkan komponen-komponen dalam ekstrak kasar dengan kromatograii kolom. Pemisahan dengan kromatografi kolom menghasilkan enam fraksi komponen yang dinamakan A, B, C, D, E dan F.
Komponen A, B, C, E dan F mengandung minimal satu senyawa dengan Rf masing-
masing 0,745; 0,727; 0,709; 0,127 dan 0,109. Kornponen D mengandung minimal empat senyawa dengan Rf 0,745; 0,654;0,564 dan 0,436. Dari 0,8 gram ekstrak "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dorothy Sinur Christabella
"ABSTRAK
<
Kasus dengue masih tinggi di negara-negara endemik, salah satunya Indonesia. Tingkat insidensi penyakit demam berdarah dengue meningkat sejak tahun 1968 sampai 2015. Hingga saat ini belum ada obat antivirus spesifik untuk infeksi dengue. Salah satu penelitian mengenai pengobatan dengue dilakukan dengan menggunakan bahan natural. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa fraksi n-heksana ekstrak daun kenikir memiliki potensi sebagai antivirus DENV dengan nilai IC50, CC50, dan SI sebesar 1.497 μg/ml, 33.247 μg/ml dan 22.209 secara berurutan. Akan tetapi, bagaimana mekanisme penghambatan replikasi DENV paling tepat belum diketahui. Penelitian ini merupakan studi eksperimental menggunakan DENV Serotipe 2 Strain NGC dan sel HUH7it-1 yang membandingkan 2 mekanisme hambatan yaitu sesudah infeksi (post infeksi) dan saat-sesudah infeksi (pre-post infeksi). Penentuan persentase penghambatan DENV menggunakan uji focus assay. Sedangkan penentuan persentase viabilitas sel HUH7it-1 menggunakan uji MTT yang dibandingkan dengan nilai viabilitas kontrol DMSO untuk mengetahui efek toksisitas ekstrak. Dari uji tersebut, didapatkan persentase penghambatan DENV dan viabilitas pada mekanisme sesudah infeksi adalah 15,43% dan 138,53%. Sedangkan persentase penghambatan DENV dan viabilitas pada mekanisme saat-sesudah infeksi adalah 6,44% dan 118,12%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mekanisme penghambatan antivirus ekstrak daun kenikir fraksi n-heksana adalah pada sesudah infeksi virus

ABSTRACT
Dengue cases are still high in endemic countries, one of them is Indonesia. The incidence rate of dengue hemorrhagic fever had been increasing since 1968 to 2015. Until now, specific antiviral drug for dengue infection has not been found. One of the research about dengue treatment used natural products. A recent study showed that n-hexane fraction of Cosmos caudatus had the potency of being DENV antiviral drug with the value of IC50, CC50 and SI, 1.497 μg/ml, 33.247 μg/ml and 22.209, respectively. However, the inhibitory mechanism of DENV replication has not been known. This is an experimental study using DENV Serotype 2 Strain NGC and HUH7it-1 cell line that compare 2 inhibitory mechanism, which are post infection and pre-post infection. The inhibitory percentage use focus assay test. And the viability perventage of HUH7it-1 cell is measured by MTT assay to determine the toxicity effect of the extract. From this experiment, the inhibitory percentage of DENV and viability of cell from the post-infection mechanism are 15,43% and 138,53% respectively. Meanwhile the inhibitory percentage and viability from the pre-post infection mechanism are 6,44% and 118,12%. This shows that the inhibitory antiviral mechanism of Cosmos caudatus leaves n-hexane fraction with higher effects is post infection.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Fitri
"Penelitian ini bertujuan melakukan isolasi terhadap batang tanaman G. gaudichaudii, menentukan struktur dan uji aktivitas biologi meliputi uji awal toksisitas terhadap udang Artemia salina Leach dan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeroginosa dengan metode difusi. lsolasi ini didahului dengan ektraksi menggunakan pelarut n-heksana. Ekstrak yang diperoleh (8.17 g) dimurnikan melalui kromatografi kolom lambat dengan fase diam silika gel (Merck 7734) dan larutan pengelusi merupakan campuran n-heksana dengan etil asetat yang kepolarannya dinaikkan secara bertahap dimulai pada perbandingan 95:5. Senyawa yang diperoleh dielusidasi dengan teknik spektroskopi meliputi spektrofotometer infra merah, spektrofotometer ultra violet, spektrometer 1H dan 13C NMR, spektrometer massa serta teknik NMR dua dimensi meliputi 1H - 1H COSY, 1H - 1H NOESY, 1H - 13C HMQC dan 1H- 13C HMBC. Dari fraksi 1 dengan perbandingan eluen n-heksana : em asetat = 95:5, diperoleh tiga senyawa yaitu senyawa Gg-1 yang diidentifikasi sebagai stigmasterol, senyawa Gg-2 dan senyawa Gg-3. Dari fraksi 2, dengan perbandingan eluen = 93:7 diperolehsenyawa Gg-4. Senyawa Gg-2, Gg-3 dan Gg-4 merupakan senyawa baru turunan xanton. Senyawa Gg-2 berbentuk jarum berwarna kuning muda, mempunyai putaran optis spesifik [a.] o 31 · 2 = -261.20 (c 0.17, MeOH)· Senyawa ini mempunyai rumus molekul C4oHsoOs (BM = 674.344~). yang diidentifikasi sebagai asam gaudichaudiat F (gaudichaudiic acid F). Senyawa Gg-3 berbentuk minyak berwarna kuning , mempunyai putaran optis spesifik [a.] o 31 · 2 = -248.90° (c 0.37, MeOH)· Seny_awa ini mempunyai rumus molekul C3sH4oOs (BM = 624,2607), yang diidentifikasi sebagai asam gaudichaudiat G (gaudichaudiic acid G). Senyawa Gg-4 berbentuk minyak berwarna kuning , mempunyai putaran optis spesifik [a.] o 31 ·2 = -25.13 (c 0.41, MeOH)· Senyawa ini mempunyai rumus molekul C3sH440s (BM = 656.2890), yang diidentifikasi sebagai asam gaudichaudiat H (gaudichaudiic acid H). Uji aktivitas biologis terhadap senyawa-senyawa Gg-2, Gg-3 dan Gg-4 menunjukkan bahwa senyawa-senyawa tersebut bersifat tosik terhadap larva udang A. salina Leach dengan LCso (ppm) untuk Gg-2 = 2.5992, Gg-3 = 12.9778 dan Gg-4 = 6.5543. Senyawa-senyawa tersebut juga memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri-bakteri B. subti/is, S. aureus, E.coli dan P. aeroginosa.

This study was carried to isolate chemical constituen s of the bark of Garcinia gaudichaudii and the biology- activity test included Brine Shrimp Lethality Test (BSL T) and antibacteri againts Bacillus subtilis,, Staphylococcus aureus, Escherichia coli and Pseudomonas aeroginosa with diffusion method. The method of isolation first extraction using n-hexane as solvent extracted (8.17 g) were purified by column chromatography on silica gel (Merck 7734) and eluted with n-hexane-ethylacetate polarity increased starting n-hexane-etilacetate 95:5. The structure of purified compounds were established using spectoscopy data included infrared spectrofotometry, ultraviolet spectrofotometry, 1H and 13C NMR, mass spectrometry and 2-D NMR ( 1H -1H COSY, 1H -1H NOESY, 1H -13C HMQC dan 1H -13C HMBC). The isolated compounds from the first fraction (n-hexaneethylacetate = 95:5) afforded three compounds they are Gg-1 (stigmasterol), Gg-2 and Gg-3. From the second fraction (n-hexaneethylacetate = 93 :7) afforded one compound Gg-4. The Gg-2, Gg-3 and Gg-4 compounds were the new xanthone derivates. The Gg-2 has optically active [a] 0 31 ·2 = -261.20 (c 0.17, MeOH) that the molecular formula C4oHsoOs (MW = 67 4.3449) is named gaudichaudiic acid F. The Gg-3 has optically active [a] o 31 ·2 = -248.90 (c 0.37, MeOH) that the molecular formula C3sH4oOs (MW = 624.2607), is named gaudichaudiic acid G. The Gg-4 has optically active [a] o 31 · 2 = -25.13 (c 0.41, MeOH)· that the molecular formula C39H4409 (MW = 656.2890}, is named gaudichaudiic acid H. The biology activity test for Gg-2, Gg-3 and Gg-4 compounds, showed have toxic activity for Brine Shrimp Lethality Test, that LC5o (ppm) for Gg-2 = 2.5992, Gg-3 = 12.9778 dqn Gg-4 = 6.5543 and have antibacterial activity on B. subtilis, S. aureus, E. coli dan P. aeroginosa.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T40318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zayadi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rista Anggarani Saputri
"Reaksi enzimatik esterifikasi asam lemak minyak sawit dengan fruktosa dapat dilakukan menggunakan katalis lipase Candida rugosa E.C.3.1.1.3 yang diimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4-kitosan. Imobilisasi enzim dilakukan dengan konsentrasi enzim yang berbeda yaitu 200 ppm dan 350 ppm. Selanjutnya ditentukan % loading, aktivitas hidrolisis, aktivitas spesifik, efisiensi imobilisasi, dan penurunan aktivitas. Pada penggunaan 200 ppm lipase diperoleh nilai % loading 31,46%, aktivitas hidrolisis 7,083 U/mL, aktivitas spesifik 1,27 U/mg, efisiensi imobilisasi 4,49%, dan penurunan aktivitas 95,32%. Sementara untuk penggunaan 350 ppm diperoleh diperoleh nilai % loading 64,45%, aktivitas hidrolisis 4,58 U/mL, aktivitas spesifik 1,31 U/mg, efisiensi imobilisasi 2,90%, dan penurunan aktivitas 97,10%. Persen konversi ester tertinggi sebesar 6,48% diperoleh dengan menggunakan pelarut t-butanol pada variasi molar 1:60 dan konsentrasi enzim yang digunakan untuk imobilisasi 200 ppm. Hasil karakterisasi ester asam lemak menggunakan FTIR menunjukkan adanya puncak yang khas dari ester. Uji emulsi sederhana menunjukkan bahwa ester yang terbentuk dapat berfungsi sebagai pengemulsi.

Enzymatic esterification reaction of palm oil fatty acids with fructose can be done using immobilized Candida rugosa lipase E.C.3.1.1.3 on Fe3O4-chitosan nanoparticles. Lipase immobilization was conducted using lipase concentrations of 200 ppm and 350 ppm. The immobillized lipase were analyzed to determined the % loading, hydrolysis activity, specific activity, the efficiency of immobilization, and decreased activity. When using 200 ppm lipase for immobilization obtained value of % loading 31,46%, hydrolysis activity of 7,083 U/mL, specific activity of 1,27 U/mg, immobilization efficiency of 4,49%, and 95,32% decrease in activity. While using of 350 ppm obtained values of % loading 64,45%, hydrolysis activity 4,58 U/mL, specific activity of 1,31 U/mg, immobilization efficiency 2,90%, and decrease activity 97,10%. The higher percent conversion of ester was 6,48% obtained by using t-butanol solvent at 1:60 of variation molar and the concentration of enzyme used for immobilization was 200 ppm. The results of the characterization of fatty acid esters using FTIR showed the typical peak of the ester. Simple emulsion test showed that the ester formed can serve as an emulsifier."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pijar Religia
"ABSTRAK
Reaksi transesterifikasi langsung membutuhkan optimasi kondisi reaksi disebabkan proses ekstraksi lipid dan reaksi transesterifikasi terjadi di tempat dan waktu yang sama. Pemanfaatan co-solvent dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan yield dalam reaksi transesterifikasi langsung. Pada penelitian ini dilakukan transesterifikasi langsung pada mikroalga chlorophyta yaitu Nannochloropsis sp dan Chlorella vulgaris. Desain variasi yang dilakukan mencakup rasio volum metanol : n-heksana, rasio molar lipid : metanol, dan waktu reaksi. Yield biodiesel diukur secara gravimetri. Dari variasi ini, kondisi rasio volum metanol : n-heksana 1:1, rasio molar lipid : metanol 1:400, dan waktu reaksi 4 jam mampu meningkatkan yield biodiesel mencapai 94,93% untuk C.vulgaris dan 90,9% untuk Nannochloropsis sp. Biodiesel yang diperoleh dianalisis kandungan FAMEnya dengan Kromatografi Gas dan Spektroskopi Massa (GCMS). Kandungan asam lemak jenuh lebih dominan pada biodiesel dari Nannochloropsis sp. mencapai 52,72%.

ABSTRACT
Direct transesterification reaction requires optimization of reaction conditions due to lipid extraction and transesterification reactions that occur at the same place and time. Utilization of co-solvent is considered as one way to increase biodiesel yield in the direct transesterification reaction. In this research, the direct transesterification was done on Chlorophyta microalgae, those are Chlorella vulgaris and Nannochloropsis sp. Design variations are including the volume ratio of methanol: n-hexane, the molar ratio of lipid: methanol, and reaction time. Biodiesel yield was measured gravimetrically. From these variations, the volume ratio of methanol n-hexane 1:1, molar ratio of lipid:methanol 1:400, and reaction time 4 hours can increase biodiesel yield until 94.93% for C.vulgaris and 90.9% for Nannochloropsis sp. FAME contents in biodiesel were analyzed by Gas Chromatography and Mass Spectroscopy (GCMS). Saturated fatty acid content is more dominant on biodiesel from Nannochloropsis sp. reached 52.72%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42312
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizki Fajri
"Angka insidensi demam dengue di dunia masih tinggi, terutama di Asia, khusunya Indonesia. Angka insidensi demam dengue di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya dengan angka insidensi pada tahun 2014 yaitu 83,34/100.000 penduduk. Sampai saat ini belum terdapat obat antiviral terhadap DENV sehingga penanganan demam dengue hanya sebatas terapi suportif. Dengan adanya agen antiviral, akan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas dari demam dengue. Penelitian ini merupakan studi eksperimental yang menggunakan DENV serotipe 2 strain New Guinea C dan sel Huh7it-1 untuk mengetahui aktivitas antiviral fraksi n-heksana ekstrak daun kenikir Cosmo caudatus terhadap DENV-2. Dilakukan uji viabilitas sel Huh7it-1 dengan metode MTT assay untuk mengetahui tingkat toksisitas ekstrak. Dari uji ini didapatkan nilai half-cytotoxic concentration CC50 . Half-inhibitory concentration IC50 merupakan kemampuan ekstrak untuk menghambat replikasi DENV yang didapat melalui focus assay. Aktivitas antiviral digambarkan melalu nilai indeks selektivitas SI yang merupakan hasil perbandingan CC50 dengan IC50. Nilai CC50, IC50, dan SI dari fraksi n-heksana daun Cosmos caudatus sebesar 33,247 g/ml, 1,497 g/ml, dan 22,209 secara berurutan. Sehingga, fraksi n-heksana ekstrak daun C. caudatus memiliki aktivitas antiviral yang cukup baik terhadap DENV-2 secara in vitro.

Dengue fever incidence rate in the world is still high, with the highest number in Asia, especially Indonesia. Dengue fever incidence rate in Indonesia tends to increase year by year. Even in 2014, the incidence rate reached 83,34 100.000 population. Until now, there is still no availabe antiviral agents againts DENV. Therefore, DENV treatment is only limited to supportive therapy. It has been concluded that the presence of antiviral agents will decrease morbidity and mortality rate of dengue fever. This is an experimental study which used DENV 2 New Guinea Strain C and Huh7it 1 cell to find out antiviral activity of n hexane fraction of Cosmos caudatus against DENV 2. Toxicity level of the extract was obtained from viability test of Huh7it 1 with MTT assay method. From this test, we obtained the half cytotoxic concentration CC50. The ability of the extract to inhibit DENV replication is depicted from half inhibitory concentration IC50 which was performed with focus assay method. Antiviral activity is depicted from the value of selectivity index SI which is a ratio between CC50 and IC50. The value of CC50, IC50, and SI are 33,247 g ml, 1,497 g ml, and 22,209, respectively. N hexane fraction of C. caudatus leaf extract showed satisfactory antiviral activity against DENV 2 in vitro.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Calista
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang diakibatkan oleh virus dengue. Tiap tahunnya, kematian akibat DBD di Indonesia terus meningkat. Daun kenikir (Cosmos caudatus) merupakan salah satu bahan natural yang digunakan sebagai antiviral terhadap dengue. Hal ini dikarenakan daun kenikir mengandung zat flavonoid aktif yang memiliki efek antiviral Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan mekanisme penghambatan ekstrak daun kenikir fraksi n-heksana pada reseptor sel Huh7it-1 dengan penempelan virus dengue secara in vitro. Efek antivirus dilihat menggunakan 2 kali nilai IC50 yaitu 2.994 μg/ml pada sel Huh7it-1. Mekanisme yang dibandingkan ialah pada pemberian reseptor dan saat penempelan. Penentuan presentase penghambatan dihitung melalui perbandingan jumlah focus perlakuan dan kontrol DMSO dikalikan 100%.
Viabilitas sel pada penelitian dihitung dengan menggunakan MTT assay dan dibandingkan dengan nilai viabilitas kontrol DMSO. Presentase penghambatan infektivitas virus dengue pada reseptor dan penempelan menggunakan ekstrak daun kenikir fraksi n-heksana bernilai negatif sebesar -23,21% dan -5,37% secara berurutan sehingga menunjukkan peningkatan infektivitas. Pada uji viabilitas sel reseptor ditunjukkan angka 103,9294%. Sedangkan, pada penempelan virus viabilitas sel 96,8284%. Ekstrak daun kenikir berpotensi menjadi antivirus melalui metode penghambatan reseptor meskipun bukan pada penghambatan proses penempelan virus pada sel. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mencari mekanisme terbaik dalam inhibisi DENV serta mencari tahu molekul spesifik sebagai target protein dari ekstrak daun kenikir fraksi n-heksana."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiki Prasetyo
"Perpindahan panas dan massa yang terjadi pada bahan bakar cair, merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui. Sehingga menjadi suatu hal yang penting untuk memahami elemen dasar dari semprotan yaitu droplet. Berbagai model dari persamaan analogi perpindahan panas dan massa telah dirumuskan guna menunjukkan karakteristik yang terjadi di dalam sistem tersebut. Model analogi yang pada umumnya digunakan untuk memperoleh nilai koefisien perpindahan panas dan massa adalah model analogi Ranz W. E. dan Marshall W. R. Analogi tersebut memiliki persyaratan, diantaranya adalah bilangan Lewis Le bernilai sekitar satu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hasil yang diperoleh dari model analogi persamaan Ranz-Marshall yang diterapkan pada tetesan zat murni yaitu 2-Butanol, n-Heksana, n-Heptana, yang memiliki bilangan Lewis yang lebih besar dari satu, dengan data eksperimen yang didapatkan.
Pada penelitian ini, terjadi perubahan pada temperatur yang meningkat seiring perubahan pada diameter yang cenderung menurun. Dan untuk hasil bilangan Nusselts Nu dan bilangan Sherwoods Sh yang diperoleh dari setiap cairan menghasilkan penyimpangan yang cukup besar terhadap analogi Ranz-Marshall. Sehingga Re1/2 dinilai tidak dapat mewakili kecepatan. Dan oleh karena itu, diperlukan suatu persamaan baru yang lebih umum yang mampu untuk menghitung perpindahan panas dan massa dari semua zat dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Heat and mass transfer that occurs in liquid fuels, is a very important thing to know. It becomes an important thing to understand the basic elements of the spray droplet. Various models analogy of heat and mass transfer have been formulated to show the characteristics occurring within the system. The analogy model commonly used to obtain the value of heat transfer coefficient and mass is the analogy model Ranz W. E. and Marshall W. R. The analogy has requirements, such as the Lewis Le number is approximately one. The purpose of this study was to look at the results obtained from the analogy model of the Ranz Marshall equation applied to pure droplets of 2 Butanol, n Hexane, n Heptane, which have Lewis numbers greater than one, with experimental data obtained.
In this study, there is a change in temperature that increases with the change in diameter that tends to decrease. And for the Nusselts Nu and Sherwoods Sh numbers obtained from each liquid yield considerable deviations from the Ranz Marshall analogy. So that Re1 2 is considered can not represent speed. Therefore, a new, more general equation that is capable in calculating heat and mass transfer of all substances at different speeds is required.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>