Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Nabila Junita Purwarini
"Secara umum, jumlah pasien COVID-19 yang mendapatkan perawatan di rawat inap lebih banyak daripada di ICU, sehingga menjadikannya urgensi untuk memberikan pelayanan terbaik dengan memberikan terapi pengobatan yang efektif agar jumlah pasien sembuh terus bertambah. Dalam peresepan obat dapat terjadi kesalahan yang akan menyebabkan pengobatan bagi pasien COVID-19 tidak efektif, salah satunya Masalah Terkait Obat (MTO). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi MTO pada pasien COVID-19 rawat inap di RSUI tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diambil secara retrospektif dari resep dan rekam medis pasien. Klasifikasi MTO dalam penelitian ini mengacu pada klasifikasi Hepler dan Strand. Identifikasi dilakukan pada 406 pasien COVID-19 yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya MTO sebanyak 26 kejadian pada 22 pasien dari 406 pasien COVID-19 rawat inap di RSUI tahun 2020 dengan persentase indikasi yang tidak diobati sebesar 3,85%, kesalahan pemilihan obat 11,54%, kegagalan dalam penerimaan obat 23,08%, reaksi obat tidak diinginkan 19,23%, potensi interaksi obat 42,31%, dan tidak ditemukan kejadian dosis subterapi, dosis berlebih, serta penggunaan obat tanpa indikasi. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa terapi pengobatan pasien COVID-19 rawat inap di RSUI berpotensi mengalami MTO.
In general, the number of COVID-19 patients who are hospitalized is more than in the ICU, thereby this becomes an urgency to provide the best service by providing effective treatment to increase the number of recovered patients. In prescribing drugs, errors can occur which will cause treatment for COVID-19 patients to be ineffective, one of which is Drug-related Problems (MTO). This study aims to identify DRP in hospitalized COVID-19 patients at RSUI in 2020. This study is a descriptive study with a cross-sectional study design. The data used in this study are secondary data taken retrospectively from prescriptions and patient medical records. The DRP classification used in this study refers to the Hepler and Strand classifications. Identification was carried out on 406 COVID-19 patients who met the inclusion and exclusion criteria. The results of the study indicated that there were 26 DRP events in 22 out of 406 hospitalized COVID-19 patients at RSUI with the proportion of events for untreated indications 3,85%, improper drug selection 11,54%, failure to receive drugs 23,08%, adverse drug reactions 19,23%, potential drug interactions 42,31%, and there were no incidence of subtherapeutic dosage, overdosage, and drug use without indication. Based on the results, it can be seen that the treatment for hospitalized COVID-19 patients at RSUI has the potential to experience drug related problems."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S70497
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Natasya Davita
"Pemantauan terapi obat (PTO) merupakan kegiatan yang dilakukan di rumah sakit untuk memastikan terapi yang diberikan aman, efektif dan rasional dengan cara pengkajian terapi dari segi obat, dosis, cara pemberian, respon terapi, dan reaksi obat yang tidak dikehendaki serta rekomendasi perubahan atau alternatif terapi yang dapat diberikan untuk mengoptimalkan efek terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki tersebut. PTO dilakukan pada pasien dengan diagnosis utama yaitu sepsis, ulkus pedis sinistra, dan fraktur fibula sinistra. Tujuan dari laporan ini yaitu untuk mengetahui masalah terkait obat berdasarkan klasifikasi Hepler dan Strand dan memberikan rekomendasi penyelesaian masalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Metode yang digunakan dalam laporan yaitu mengumpulkan data dari Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi dan melakukan analisis PTO berdasarkan metode Hepler dan Stand. Berdasarkan analisis pemantauan terapi obat dengan metode Hepler dan Strand, dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah terkait duplikasi penggunaan obat analgesik, interaksi obat, Reaksi obat yang tidak dikehendaki, dan penggunaan obat ketorolak melebihi batas yang telah ditentukan. Rekomendasi yang dapat dilakukan yaitu melakukan pemantauan lama penggunaan ketorolak, pemantauan penggunaan obat yang dapat menyebabkan interaksi, dan pemantauan efek terapi obat analgesik.
Drug therapy monitoring is an activity carried out in a hospital to ensure that the therapy given is safe, effective and rational through assessing therapy in terms of drug, dosage, method of administration, therapeutic response, and unwanted drug reactions, as well as recommendations for changes or alternatives. Therapy can be given to optimize the therapeutic effect and minimize these unwanted effects. Drug therapy monitoring was performed in patients with the primary diagnoses of sepsis, left foot ulcer, and left fibula fracture. This report aims to identify drug-related problems based on Hepler and Strand's classification and provide recommendations for problem solving to improve the patient's quality of life. The method used in the report is to collect data from the Integrated Patient Progress Record and perform a drug therapy monitoring analysis based on the Hepler and Stand methods. Based on the analysis of drug therapy monitoring using the Hepler and Strand methods, it can be concluded that there are problems related to the duplication of analgesic drug use, drug interactions, unwanted drug reactions, and the use of ketorolac drugs that exceed predetermined limits. Recommendations that can be made are monitoring the duration of using ketorolac, the use of drugs that can cause interactions, and the effects of analgesic drug therapy."
Depok:
2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library